Posyandu Lansia TINJAUAN PUSTAKA

32 posterior kiri. Pasien juga disuruh untuk menulis kalimat perintah dan melakukan perintah tersebut, pasien disuruh menulis kalimat spontan dan menyalin gambar pentagon, semua itu untuk menilai fungsi eksekutif Setyopranoto et al., 1999 dalam Saunderajen 2010:23. Pemeriksaan MMSE mudah dilakukan yaitu dengan memberi nilai untuk beberapa fungsi kognitif. Tes ini menilai orientasi waktu, tempat, ingatan hal segera, memori jangka pendek dan kemampuan pengurangan serial atau membaca terbalik, selain itu juga mengukur kemampuan konstruksional dan pemakaian bahasa. Tes ini dapat dilakukan oleh dokter, perawat atau orang awam dengan sedikit pelatihan dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit Folstein et al., 1993 dalam Saunderajen 2010:24.

2.8 Posyandu Lansia

2.8.1 Definisi Posyandu Lansia Posyandu lansia merupakan suatu wadah pelayanan bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usila yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kegiatannya meliputi pemeriksaan secara berkala, peningkatan olahraga, pengembangan keterampilan, bimbingan pendalaman agama, dan pengelolaan dana sehat Notoatmodjo, 2007:290. Pelayanan kesehatan yang dilakukan pada kelompok lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat KMS lanjut usia digunakan sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia, serta mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan BPPK lanjut usia atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas Depkes RI, 2003:100. 2.8.2 Dasar Hukum Pembinaan Lansia Pembinaan lanjut usia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa undang-undang dan peraturan sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan 33 pembinaan. Dasar hukum ketentuan perundangan dan peraturan yang dimaksud adalah: a. UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan b. UU No. 36 tahun 2009 pasal 138 tentang kesehatan usia lanjut c. UU No. 13 tahun 1998 pasal 14 tentang kesejahteraan lanjut usia d. UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah e. UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah f. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi Depkes RI, 2003: 110. 2.8.3 Tujuan Posyandu Lansia Tujuan umum pembentukan posyandu lansia secara garis besar adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya Depkes RI, 2003:111. Sedangkan untuk tujuan khusus dari pembentukan posyandu lansia yaitu: a. Meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina sendiri kesehatannya b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan lanjut usia c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lanjut usia 2.8.4 Sasaran Posyandu Lansia Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut POKSILA terbagi dua yaitu: a. Sasaran langsung, yang meliputi pra usia lanjut 45-59 tahun, usia lanjut 60-69 tahun, usia lanjut risiko tinggi 70 tahun atau 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas kesehatan yang melayani 34 kesehatan usia lanjut, serta petugas lain yang menangani kelompok usia lanjut dan masyarakat luar Depkes RI, 2003: 113. 2.8.5 Sarana Posyandu Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di kelompok lanjut usia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, antara lain Depkes RI, 2003:123 sebagai berikut: a. Tempat kegiatan gedung, ruangan atau tempat terbuka b. Meja dan kursi c. Alat tulis d. Buku pencatatan kegiatan buku register bantu e. Kit usia lanjut, yang berisi: timbangan dewasa, meteran, pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana, dan termometer f. Kartu Menuju Sehat KMS g. Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan BPPK lanjut usia 2.8.6 Jenis Pelayanan Posyandu Lansia a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari activity of daily living meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan dasar seperti makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya. b. Pemeriksaan status mental. c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh IMT. d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit. e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat. f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes mellitus. g. Pemeriksaan adanya zat putih telur protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. 35 h. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir a sampai g. i. Penyuluhan bila dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok lansia. j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok lansia yang tidak datang dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat Public Health Nursing. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat yaitu: a. Pemberian Makanan Tambahan PMT penyuluhan sebagai contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut. b. Kegiatan olahraga lain seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran Depkes RI, 2003: 124. 2.8.7 Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia di kelompok lansia, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 meja sebagai berikut Depkes RI, 2003:125: a. Meja 1: pendaftaran anggota kelompok lansia sebelum pelaksanaan pelayanan yang dilakukan oleh kader. b. Meja 2: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia, serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pada tahap ini dilaksanakan oleh kader dan dibantu oleh petugas kesehatan. c. Meja 3: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental yang dilakukan oleh petugas kesehatan. d. Meja 4: pemeriksaan air seni dan kadar darah laboratorium sederhana. e. Meja 5: pemberian penyuluhan dan konseling yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan. 36

2.9 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Konsumsi Makanan dan Status Gizi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia (Studi di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Wuluhan Kabupaten Jember) The Correlation Between Food Consumption and Nutritional Status with the Incident of Hypert

0 17 8

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA

4 54 18

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember)

2 24 146

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN STRES DENGAN KEMAMPUAN ACTIVITY DAILY OF LIVING PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA POSYANDU LANSIA PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 3 21

HUBUNGAN STATUS HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG

13 44 64

Hubungan Status Gizi dan Hipertensi Terhadap Kemandirian Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Kedaton

0 4 60

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI POSYANDU LANSIA DI KECAMATAN SANDEN Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Posyandu Lansia Di Kecamatan Sanden Bantul.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI POSYANDU LANSIA DI KECAMATAN SANDEN Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Posyandu Lansia Di Kecamatan Sanden Bantul.

0 2 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KAKAKTUA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PELAMBUAN

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG BANTUL NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDO

0 0 16