24
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Disebut pendekatan kualitatif karena dari keseluruhan data yang dikumpulkan
terdapat data yang bersifat non numerik dan hasil analisis berupa kata-kata. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Faisal
2005:20 adalah eksplorasi dan kualifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan mendeskripsikan variabel yang akan diteliti, tidak sampai menjelaskan
hubungan antarvariabel dan tidak dimaksudkan untuk menjelaskan variabel-variabel yang menyebabkan suatu gejala sosial. Penelitian deskriptif digunakan sekedar untuk
melukiskan atau menggambarkan deskripsi sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel.
Penelitian ini akan mendeskripsikan atau menggambarkan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika dari hasil tes dan wawancara yang dilakukan siswa.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian adalah tempat penelitian yang menjadi pusat pelaksanaan kegiatan. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive sampling area
yaitu daerah yang sengaja dipilih berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu Arikunto, 2002:117. Peneliti menetapkan SMP Negeri 4 Jember sebagai tempat
penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut. a. adanya pertimbangan jarak, waktu dan biaya.
b. adanya kesediaan dari SMP Negeri 4 Jember sebagai tempat penelitian, c. di SMP Negeri 4 Jember, belum pernah diadakan penelitian sejenis.
d. guru mata pelajaran matematika yang terkait belum mengetahui berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika dengan pokok bahasan Garis dan
Sudut waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 20142015.
3.3 Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah lima orang siswa kelas VII E SMP Negeri 4 Jember semester genap tahun akademik 20142015. Kelas yang dipilih yaitu
kelas VII E dengan arahan dan pertimbangan guru matematika kelas VII, dimana kelas yang dipilih merupakan kelas heterogen yang didalamnya terdapat siswa
dengan kemampuan matematika yang beragam, yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Pada awalnya semua siswa kelas VII E diminta untuk menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Kemudian dilakukan pengoreksian
untuk menentukan kedudukan siswa dalam suatu kriteria berpikir kritis siswa yang ditentukan menjadi 5 tingkatan yaitu sangat kritis, kritis, cukup kritis, kurang kritis,
dan tidak kritis. Setelah siswa dikelompokkan ke dalam lima kriteria tersebut, kemudian memilih secara acak satu siswa dari masing-masing kelompok yang
memiliki kemampuan komunikasi terbaik dan jujur, sehingga diharapkan siswa mampu mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya ketika mengerjakan soal tes
tertulis tersebut.
3.4 Definisi Operasional