BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisis Perkiraan Jumlah Gangguan Transmisi 150 kV Sei Rotan–Tebing Tinggi, Existing
Berdasarkan perhitungan perkiraan jumlah gangguan akibat sambaran petir pada Transmisi Sei Rotan–Tebing Tinggi, diperoleh perkiraan jumlah gangguan
yang terjadi cukup besar, hal ini ditunjukkan pada Tabel 3.5. Dimana rata-rata jumlah gangguan pada udara basah wet diperkirakan dari 2,8876 gangguantahun
hingga 3,5811 gangguantahun dan pada udara kering dry jumlah gangguannya diperkirakan dari 0,1956 gangguantahun hingga 0,2434 gangguantahun.
Sesuai dengan Laporan Kondisi PMT 150 kV Transmisi Sei Rotan–Tebing Tinggi dari PT PLN Persero Sumatera Utara, bahwa ada gangguan diduga akibat
surja petir. Berdasarkan perhitungan perkiraan jumlah gangguan dapat dinyatakan bahwa dugaan itu benar, terbukti dari perkiraan jumlah gangguan yang terjadi rata-
rata tiga kali setiap tahun dalam lima tahun terakhir. Misalnya pada Laporan Kondisi PMT tahun 2005, dinyatakan ada dua kali gangguan yang diduga akibat surja petir,
ditunjukkan pada Lampiran 3. Pada Laporan Kondisi PMT tahun 2006, laporan tersebut menunjukkan dua gangguan yang diduga akibat surja petir dan satu
gangguan lagi tidak disebutkan penyebabnya, maka berdasarkan perkiraan jumlah gangguan dugaan itu benar diakibatkan oleh surja petir, seperti yang ditunjukkan
pada Lampiran 4. Laporan pada tahun 2007 menunjukkan satu kali gangguan yang diduga akibat surja petir, ditunjukkan pada Lampiran 5. Untuk tahun 2008 gangguan
terjadi dua kali dan diduga karena surja petir, hal ini dikarenakan pada saat kejadian,
Universitas Sumatera Utara
turun hujan yang disertai dengan petir, ditunjukkan pada Lampiran 6. Pada Laporan Kondisi PMT tahun 2009, tidak ada dilaporkan terjadinya gangguan yang diduga
akibat surja petir, namun gangguan diakibatkan karena pemeliharaan tahunan dan penambahan alat pelindung transmisi seperti Lightning Arrester LA atau alat
pelindung petir, ditunjukkan pada Lampiran 7.
IV.2 Tingkat Isolasi dari Isolator Transmisi Hantaran Udara
Tingkat isolasi dari isolator merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sistem proteksi kawat tanah pada transmisi hantaran udara. Tingkat isolasi
dari isolator transmisi udara mempunyai pertimbangan untuk mengatasi apabila terjadi tegangan lebih: misalnya tegangan lebih petir, tegangan lebih switching dan
tegangan lebih frekuensi jala-jala tegangan lebih temporer. Tingkat isolasi yang dibutuhkan harus cukup tinggi untuk mencegah terjadinya kegagalan isolasi yang
disebabkan oleh tegangan lebih tersebut. Pada umumnya untuk mengatasi tegangan lebih tersebut, faktor tegangan lebih didasarkan pada tegangan sistem V
line-netral
yaitu:
Lima hingga tujuh kali V
LN
untuk tegangan lebih switching.
Tiga hingga empat kali V
LN
untuk tegangan lebih temporer. Untuk ukuran isolator piring standar 254mmx146mm, Tabel 4.1
menunjukkan jumlah piringan isolator terhadap beberapa level tegangan. Dari Tabel 4.1 dapat ditunjukkan juga bahwa semakin besar tegangan sistem V
LL
, maka jumlah piringan isolator yang digunakan akan semakin banyak atau tegangan kritis
isolator akan semakin tinggi. Demikian juga untuk tegangan lebih switching dan tegangan lebih temporer jika tegangannya semakin besar, maka jumlah isolator yang
digunakan akan semakin banyak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Tingkat isolasi dari isolator transmisi hantaran udara
Tegangan sistem V
LL
kV Tegangan
ke tanah V
LN
kV Tegangan
lebih switching
kV Jumlah
piringan Tegangan
lebih temporer
kV Jumlah
piringan Jumlah piringan
yang diusulkan untuk dipasang
132 76
495 5
228 6
7,9,10
150 87
566 6
261 7
8,10,11,12
220 127
825 9
381 10
11,15,16 400
231 1115
13 762
20 22,24
500 289
1445 17
954 255
30,34
Dengan cara manual, sama seperti perhitungan perkiraan jumlah gangguan sebelumnya, maka dapat ditunjukkan perbedaan jumlah gangguan yang terjadi
dengan jumlah piringan isolator yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2. Dari tabel tersebut dapat ditunjukkan jika jumlah piringan isolator
semakin banyak yang dipergunakan, akan menghasilkan perkiraan jumlah gangguan yang semakin kecil. Dimana Isokreaunic Level I
kl
yang dipergunakan adalah 128, yaitu jumlah hari guruh I
kl
yang terjadi pada tahun 2008.
Tabel 4.2 Pengaruh jumlah piringan isolator terhadap perkiraan jumlah gangguan
n Jlh. Keping Isolator 10
11 12
13 14
N
t
gangguantahun 4,6748
3,6240 2,4446
1,4110 0,3737
Ket: Perhitungan berdasarkan Transmisi Sei Rotan – Tebing Tinggi
IV.3 Perencanaan Perbaikan Kawat Tanah Tambahan