BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam merancang sistem proteksi kawat tanah transmisi udara, salah satu faktor yang berperan adalah jumlah hari guruh tahunan atau “Isokreaunic Level”
I
kl
. Di Sumatera Utara PT PLN Persero memiliki beberapa segmen transmisi yang dibangun 30 tahun yang lalu, seperti SUTT 150 kV Sei Rotan–Tebing Tinggi
dan SUTT 150 kV Paya Pasir – Belawan. Peta Transmisi Sei Rotan – Tebing Tinggi dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 1. Kedua transmisi ini selesai
dibangun sekitar tahun 1985. Sistem proteksi kawat tanah kedua transmisi tersebut dirancang berdasarkan data jumlah hari guruh sebelum transmisi tersebut selesai
dibangun yaitu ± 30 tahun yang lalu. Pemanasan global membuat terjadinya perubahan iklim, sehingga data
jumlah hari guruh tahunan saat ini tidak sama lagi dengan jumlah hari guruh tahunan saat kedua transmisi tersebut sedang dibangun. Saat pembangunan kedua transmisi,
sistem proteksi kawat tanah transmisi tersebut dianggap dirancang sesuai dengan jumlah hari guruh ± 30 tahun yang lalu. Oleh karena itu, sistem proteksi kawat tanah
transmisi yang dirancang sekitar 30 tahun yang lalu boleh jadi tidak memenuhi syarat lagi dengan keadaan iklim saat ini, karena jumlah hari guruh tahunan saat ini
tidak sama lagi dengan jumlah hari guruh 30 tahun yang lalu.
Universitas Sumatera Utara
I.2 Tujuan dan Mamfaat Penulisan
Adapun tujuan dan mamfaat Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengevaluasi kinerja sistem proteksi kawat tanah transmisi yang dimiliki
PT PLN Persero Sumatera Utara yaitu Transmisi Sei Rotan – Tebing Tinggi, apakah sistem proteksi kawat tanahnya masih memenuhi syarat
dengan keadaan iklim saat ini. 2. Hasil studi ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi PT PLN
Persero Sumatera Utara. Jika ternyata sistem proteksi kawat tanah transmisi tersebut tidak memenuhi syarat lagi dengan kondisi cuaca saat
ini, maka PT PLN Persero Sumatera Utara dapat mengambil kebijakan untuk memperbaikinya.
I.3 Batasan Masalah
1. Penelitian jumlah hari guruh tidak dilakukan dalam Tugas Akhir ini,
melainkan data jumlah hari guruh diperoleh dari BMKG Sumatera Utara. 2.
Menara yang dipergunakan pada Transmisi Sei Rotan – Tebing Tinggi terdiri dari beberapa jenis yaitu menara suspension tipe Aa + 3, tipe Aa + 6, tipe Aa
+ 9 dan menara suspension Dd + 3. Yang menjadi objek penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah menara suspension tipe Aa + 3.
3. Jenis isolator yang digunakan pada Transmisi Sei Rotan – Tebing Tinggi
terdiri dari isolator keramik dan isolator keramik yang dibubuhi isolator kaca. Yang menjadi objek penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah rentengan
isolator yang seluruh piringan isolatornya terbuat dari keramik.
Universitas Sumatera Utara
4. Besar tahanan kaki menara R
tf
pada Transmisi Sei Rotan – Tebing Tinggi berbeda – beda ya
itu dari 2,1 Ω hingga 11 Ω. Yang menjadi objek penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah menara yang mempunyai tahanan kaki 8 Ω.
I.4 Metodologi Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah: 1.
Mempelajari tentang jumlah hari guruh tahunan “Isokreaunic Level” I
kl
dan kawat tanah transmisi hantaran udara.
2. Mempelajari hubungan I
kl
dengan kawat tanah transmisi hantaran udara pada perhitungan perkiraan jumlah gangguan akibat kegagalan sistem proteksi
kawat tanah. 3.
Survey ke PT PLN Persero PIKITRING SUAR, PT PLN Persero UPT Medan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG
Sumatera Utara untuk mengumpulkan data yang diperlukan. 4.
Menghitung perkiraan probabilitas jumlah gangguan akibat terjadinya sambaran petir langsung pada menara.
5. Membandingkan hasil perhitungan pada butir ke-4 di atas dengan standar
jumlah gangguan.
I.5 Sistematika Penulisan