2.4.3  Pengaruh temperatur
Penurunan temperatur suatu koloid akan menyebabkan kenaikan viskositas, sehingga kecepatan mengendap partikel akan berkurang Gintings, 1992.
2.4.4  pH
Untuk setiap jenis air, ada suatu daerah pH yang memungkinkan terjadinya proses koagulasi dan flokulasi yang baik dengan waktu yang singkat. Daerah pH
tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi kimia air, jenis dan konsentrasi koagulasi yang digunakan Gintings, 1992.
2.5.  Bahan Koagulan yang digunakan
Koagulan adalah zat  kimia  yang digunakan untuk  pembentukan flok pada proses pencampuran  koagulasi-flokulasi.  Koagulan  menyebabkan  destabilisasi
muatan negatif  partikel di  dalam  suspensi.  Secara  umum  koagulan berfungsi untuk mengurangi kekeruhan  akibat  adanya  partikel koloid anorganik maupun
organik, mengurangi warna  yang diakibatkan oleh partikel  koloid di dalam  air, mengurangi  rasa  dan  bau  yang  diakibatkan oleh  partikel koloid di dalam  air,
menurun atau menaikkan pH Rifa’i, 2007.
2.5.1  Poly Aluminium Chloride PAC Poly Aluminium Chloride PAC  adalah  suatu persenyawaan anorganik
komplek, mempunyai rumus umum AlnOHmCl3n-m. Poly Aluminium Chloride adalah  garam yang  dibentuk oleh aluminium-aluminium klorida khususnya
digunakan untuk memberi daya koagulasi dan flokulasi yang besar dibandingkan garam-garam aluminium lainnya Anugrah, 2013.
Poly Aluminium Chloride mempunyai derajat polimerisasi yang tinggi, suatu bentuk polimer anorganik dengan bobot molekul yang besar. Poly Aluminium
Chloride  sangat baik digunakan untuk air yang mempunyai alkalinitas rendah yang membutuhkan penghilang warna dan waktu reaksi yang cepat. Bentuk PAC
dapat berupa cairan jernih kekuningan atau serbuk berwarna kekuningan. Poly Aluminium Chloride mengandung Al
2
O
3
sebanyak 10-12 dan kandungan basa minimal 50 Anugrah, 2013.
Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibanding koagulan lainnya adalah :
1.  Poly Aluminium Chloride  dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali
bagi air tertentu. 2.  Poly Aluminium Chloride  tidak menjadi keruh bila pemakaiannya
berlebihan, sedangkan koagulan yang lain seperti aluminium sulfat, besi klorida dan fero sulfat bila dosis berlebihan bagi air yang mempunyai
kekeruhan yang rendah akan bertambah keruh. Jika digambarkan dengan suatu grafikuntuk PAC adalah membentuk garis linear artinya jika dosis
berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan.
3.  Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa karboksilat rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai
hidrokarbon yang lebih pendek dan sederhana sehingga mudah untuk membentuk flok.
3.  Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam
penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan. 4.
Poly Aluminium Chloride lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam
mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan floknya menjadi lebih padat,
penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun ukuran kolam
pengendapan lebih kecil atau terjadi over-load   bagi instalasi yang ada, kapasitas produksi relatif tidak terpengaruh Anugrah, 2013.
2.5.2  Tawas Aluminium Sulfat