Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah

aturan umum dalam perhitungan ini adalah kesamaan. Namun, tindakan penyebutan bagi hasil diawal kontrak adalah lebih baik untuk menghindari munculnya kesalah fahaman.

3. Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah

Pengakuan dan pengukuran pembiayaan mudharabah diperlukan untuk memenuhi kriteria dalam neraca atau laporan laba rugi. Suatu pos memenuhi kriteria dikarenakan syarat untuk diakui dalam laporan laba rugi perlu dipertimbangkan aspek materialitas. Untuk itu pengakuan dan pengukuran akuntansi pembiayaan mudharabah telah dijelaskan dalam PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah, paragraf 14 sampai 17 sebagai berikut: 1. pengakuan pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut paragraf 14 i. pengakuan pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana mudharib; ii. pembiayaan mudharabah yangdiberikan secara bertahap diakui pada setiap tahap pembayaran atau penyerahan. 2. pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut: i. pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan bank pada saat pembayaran, ii. pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank 3. setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah oleh pengelola dana mudharib mengurangi saldo pembiayaan mudharabah, 4. apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulai usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak mudharib, maka rugi tersebut Universitas Sumatera Utara mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank paragraf 17. Dengan adanya peraturan tersebut bank syariah dapat dengan mudah mengetahui bagaimana mengakui pendapatan yang bersumber dari pembiayaan mudharabah dan kapan saat diukurnya pembiayaan tersebut. Untuk memperjelas penerapan pengakuan dan pengukuran pendapatan mudharabah tersebut, Peneliti mencontohkan pendapatan tersebut dalam bentuk kasus, adapun contoh kasus tersebut antara lain: Contoh untuk kasus untuk prinsip mudharabah misalnya Ny. Annisa hendak melakukan usaha dengan modal Rp50.000.000,-. Diperkirakan dari usaha tersebut akan memperoleh pendapatan Rp10.000.000,-perbulan dan modal disediakan seluruhnya oleh Bank Syariah Manggar. Dari keuntungan ini selisih disisihkanya dulu untuk mengembalikan modal, misalnya Rp4.000.000,-. Selebihnya dibagikan antara Bank Syariah Manggar dengan nasabah sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, yaitu 60:40, sehingga 40×Rp6.000.000,- =Rp2.400.000 untuk Ny. Annisa. Dan 60×Rp6.000.000,- =Rp3.600.000 untuk Bank Syariah Manggar. Universitas Sumatera Utara

E. Musyarakah 1. Pengertian dan Jenis-jenis Musyarakah

Pendapatan yang berasal dari bagi hasil juga dikenal dengan istilah musyarakah, menurut Veithzal dan Andrian 2008:121 “Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana setiap pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.” Adapun alur dari pembiayaan musyarakah adalah: Sumber: www.bni.co.id Gambar 3.2 Skema Pembiayaan Musyarakah Skema diatas menjelaskan bahwa Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana Universitas Sumatera Utara