33
Kebiasaan menentukan bahwa tiket penumpang hanya berlaku untuk satu kali perjalanan yang telah ditentikan hari, tanggal dan jam keberangkatan.
4. Undang-undang menganut asas bahwa penundaan keberangkatan harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Kebiasaan menentukan bahwa
waktu keberangkatan sewaktu-waktu dapat beruba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
5. Undang-undang menentukan bahwa biaya pengangkutan muatan dibayar oleh penerima setelah menerima penyerahan muatan ke tempat tujuan.
Kebiasaan yang berlaku ialah biaya pengangkutan dibayar lebih dahulu oleh pengirim.
6. Undang-undang tidak menentukn syarat jumlah ganti kerugian karena pembatalan perjanjian pengangkutan, kebiasaan menentukan bahwa
pembatalan perjanjian pengangkutan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, penumpang dikenakan ganti kerugian 25-50 dari harga tiket
penumpang.
25
B. Pihak Pihak dalam Perjanjian Kerja Beserta Pengaturan Hukumnya
Menurut Abdulkadir Muhammad, pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan terdiri dari”pengangkut dan pengirim untuk pengangkutan barang”.
Pengangkut dan penumpang untuk pengangkutan penumpang”
26
25
Elhavidz.blogspot.com201505asas-dan-perjanjian-dalam-pengangkutan.html diakses tanggal 21 Juni 2015
26
Muhammad Abdulkadir, Op.cit.,hal 21
.
34
Pada dasarnya dalam pembuatan perjanjian pengangkutan terdapat pihak- pihak yang mengikatkan untuk melaksanakan prestasi yang berbeda, yaitu antara
pihak pengangkutan dan pihak pemakai jasa pemakai jasa angkutan. Pihak-pihak yang berkepentingan ini ada yang secara langsung terikat dalam perjanjian
pengangkutan karena berkedudukan sebagai pihak dalam perjanjian, seperti pengangkut, pengirim, penumpang. Ada juga yang secara tidak langsung terikat
dalam perjanjian karena bukan pihak, melainkan bertindak sebagai atas nama atau kepentingan pihak lain, seperti ekspeditur, biro perjalanan, pengatur muatan atau
karena ia memperoleh hak dalam perjanjian itu, seperti penerima. Sedangkan menurut Purwosujtipto pihak-pihak dalam perjanjian
pengangkutan adalah : 1
Pengangkutan Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD tidak ada pengaturan
definisi pengangkutan secara umum, kecuali dalam pengangkutan laut. Tetapi dilihat dari pihak dalam perjanjian, pengangkutan adalah pihak yang mengikatkan
diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau penumpang dari sutu tempat ke tempat tertentu dengan selamat
27
2 Pengirim
Dalam KUHD tidak diatur definisi pengirim secara umum. Tetapi dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan, pengirim adalah pihak yang
mengikatkan diri untuk membayar biaya pengangkutan.
28
27
H.M.N. Purwisutjipto,Op.cit., 3-4
28
Muhammad Abdulkadir., Op.cit., 35.
Sehingga dapat
35
dikatakan bahwa,sebagai kewajiban pengirim adalah membayar uang sebagai kontra prestasi dari penyelenggara pengangkutan yang dilakukan sebagai
pengangkut.
29
C. Pelaksanaan Perjanjian Kerja dalam Penyelenggaraan Pengangkutan