III.2. Perikanan Budidaya
A. Pengelolaan Budidaya
Pengelolaan budidaya ikan harus ditujukan untuk mendapatkan produksi ikan optimal dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian sumberdaya
perairan. Prinsip dari budidaya ikan adalah pemeliharaan ikan pada kondisi perairan yang dapat dikendalikan lingkungannya. Waduk merupakan salah satu perairan
umum yang mempunyai wilayah yang memenuhi syarat untuk budidaya ikan. Saat ini budidaya yang masih cocok untuk perairan waduk adalah pemeliharaan ikan
dalam keramba jaring apung. Keramba jaring apung merupakan salah satu jenis usaha keramba yang dominan yang diusahakan oleh petani.
Jika ditinjau dari segi ketersediaan sumberdaya pertanian, profitabilitas usaha dan pasar, terutama pasar ekspor, usaha keramba jaring apung mempunyai prospek
untuk dikembangkan dan merupakan lapangan pekerjaan yang penting bagi masyarakat di sekitarnya. Ada indikasi bahwa usaha keramba jaring apung bersifat
terintegrasi mulai dari penyediaan benih, usaha pembesaran ikan hingga pemasaran mempunyai profitabilitas yang lebih tinggi Manurung, 1997.
Lebih lanjut Manurung 1997, mengemukakan bahwa usaha budidaya keramba jaring apung relatif baru dikenal oleh petani Indonesia yakni sejak 1974.
Usaha ini pada awalnya dicoba di waduk Jatiluhur oleh Lembaga Penelitian Perikanan Darat. Pemanfaatan waduk untuk usaha perikanan dengan keramba lebih
berkembang di Jawa dibanding dengan daerah lain di Indonesia.
Tujuan utama budidaya ikan adalah optimasi produksi ikan pada tingkat biaya yang minimum, oleh kerenanya setiap budidayawan harus tahu dan menguasai
seluruh konsep sistem budidaya dan secara efektif dapat mengendalikan setiap tahapan operasional budidaya yang dimulai dari tahap pembuatan unit budidaya dan
pemilihan lokasi untuk budidaya ikan meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi perairan, kemudahan jangkauan dan ketersediaan sarana dan prasarana, serta
faktor keamanan.
Menurut Krismono 1995 bila pada perairan waduk dan danau sudah ditentukan kawasan bididayanya, maka pemanfaatan zona budidaya perairan hasil
penentuan tata ruang harus memperhatikan syarat-syarat atau catatan-catatan khusus tentang lingkungan sumberdaya perairan tersebut, yang meliputi:
1. luas zona budidaya, kedalaman, arus air, kecerahan dan tingkat tropik daya
dukung sumberdaya perairan 2. Ketinggian, musim dan sifat khusus, misalnya umbalan.
B. Operasional Budidaya