orang untuk membantu atau melayani kepentingan wisatawan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau keinginan wisatawan.
Dalam melakukan pelayanan terhadap wisatawan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pelayanan terhadap wisatawan di obyek pariwisata
yaitu : 1.
Ramah tamah dalam menerima wisatawan. 2.
Jujur melayani wisatawan, terutama dalam memenuhi kebutuhan wisatawan di obyek pariwisata.
3. Kesediaan masyarakat membantu wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya di
obyek pariwisata. 4.
Rasa aman yang di peroleh wisatawan, baik terhadap dirinya maupun harta bendanya.
2.2. Ekonomi Lokal
Sebelum Penulis menjelaskan pengertian pengembangan ekonomi lokal, terlebih dahulu berangkat dari beberapa hal berikut ini :
2.2.1. Lokal
Pengertian lokal dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan setempat. Namum dalam pengertian lokal yang terdapat dalam definisi pengembangan ekonomi
lokal tidak merujuk pada batasan wilayah administratif tetapi lebih pada peningkatan kandungan komponen lokal maupun optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata ekonomi sendiri berasal
dari kata Yunani οἶκος oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan ό ος
nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
2.2.3. Pengembangan Ekonomi Lokal
Pengembangan ekonomi lokal merupakan suatu konsep pembangunan ekonomi yang mendasarkan pada pendayagunaan sumber daya lokal yang ada pada
suatu masyarakat, sumber daya manusia, sumber daya alam. Pendayagunaan sumber daya tersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri bersama pemerintah lokal
maupun kelompok-kelompok masyarakat yang ada. Untuk mencapai tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif
dalam pengembangan ekonomi lokal.
Universitas Sumatera Utara
Menurut World Bank 2001 pengembangan ekonomi lokal sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan organisasi non
pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.
Menurut Blakely and Bradshaw dalam Suandy 1998 pengembangan ekonomi lokal adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat
terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan
Menurut International Labour Organization ILO 2001 Pengembangan ekonomi lokal adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia
usaha dan pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum,
dengan menggunakan sumber daya lokal dan keuntungan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan
merangsang kegiatan ekonomi. Dari sisi masyarakat, pengembangan ekonomi lokal diartikan sebagai upaya
untuk membebaskan masyarakat dari semua keterbatasan yang menghambat usahanya guna membangun kesejahteraannya. Kesejahteraan tersebut dapat diartikan
secara khusus sebagai jaminan keselamatan bagi adat istiadat dan agamanya, bagi
Universitas Sumatera Utara
usahanya, dan bagi harga dirinya sebagai manusia. Semua jaminan tersebut tidak dapat diperoleh dari luar sistem masyarakat karena tidak berkelanjutan, dan oleh
karena itu harus diupayakan dari sistem masyarakat itu sendiri yang kerap kali disebut kemandirian.
Dengan demikian, pembangunan ekonomi lokal merupakan upaya pemberdayaan masyarakat ekonomi dalam suatu wilayah dengan bertumpukan
kepada kekuatan lokal, baik itu kekuatan nilai lokasi, sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, kemampuan manajemen kelembagaan capacity of institutions
maupun aset pengalaman Haeruman, 2001. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan
masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Aspirasi dan tuntutan masyarakat
itu di landasi oleh hasrat untuk lebih berperan serta dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan sejahtera. Dalam ekonomi yang makin terbuka,
ekonomi makin berorientasi pada pasar, peluang dari keterbukaan dan persaingan pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan
ekonominya lemah. Dalam keadaan ini harus di cegah terjadinya proses kesenjangan yang makin melebar, karena kesempatan yang muncul dari ekonomi yang terbuka
hanya dapat dimanfaatkan oleh wilayah, sektor, dan golongan ekonomi yang lebih maju. Secara khusus perhatian harus diberikan dengan pemihakan dan pemberdayaan
masyarakat melalui pembangunan ekonomi lokal.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa tujuan dan sasaran yang ingin di capai dalam pengembangan ekonomi lokal masyarakat ini, diantaranya adalah :
1. Terlaksananya upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal melalui pelibatan
pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani dalam suatu proses yang partisipatif.
2. Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam upaya
percepatan pengembangan ekonomi lokal diantara stakeholder secara sinergis. 3.
Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal.
4. Terwujudnya peningkatan PAD dan PDRB.
5. Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat, berkurangnya pengangguran,
menurunnya tingkat kemiskinan. 6.
Terwujudnya peningkatan pemerataan antar kelompok masyarakat, antar sektor dan antar wilayah.
7. Terciptanya ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.
Dalam penelitian ini ada beberapa indikator yang digunakan Penulis untuk mengukur kondisi perekonomian masyarakat dalam berkembangnya ekonomi lokal
masyarakat sekitar yaitu : pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan, dan perkembangan aktivitas ekonomi.
2.2.3.1. Pendapatan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Setiap manusia tidak luput dari tuntutannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tingkat kebutuhan hidup manusia berbeda-beda tergantung pada tersedianya
jumlah barang dan jasa yang di peroleh, sedangkan untuk memperoleh barang dan jasa itu ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Hal ini sejalan dengan yang
dikatakan oleh Djoyodikusuma dalam Ediwarsyah 1987 yakni : tingkat hidup ditentukan oleh jumlah dan mutu barang dan jasa yang di pakai, jika seseorang atau
sesuatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan memuaskan karena ada tersedia cukup banyak barang dan jasa maka tingkat hidupnya adalah tinggi, dan
sebaliknya jika barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya maka tingkat hidupnya rendah, jumlah barang dan jasa yang mempengaruhi hidup itu adalah pendapatan.
Menurut Winardi dalam Ediwarsyah 1987 yang di maksud dengan pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasil berupa materiil lainnya yang di capai
dari pada penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia. Bila di ambil dari pengertian pendapatan perseorangan, lebih lanjut Winardi mengatakan pendapatan perseorangan
bersih adalah pendapatan perseorangan yang tersedia untuk konsumsi atau investasi atau tabungan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian pendapatan itu mempunyai aneka ragam, hal ini tergantung orientasi dari
permasalahan yang di hadapi, antara lain seperti : a.
Bila di tinjau dari beban biaya yang dikeluarkan dari hasil pendapatan yang di terima, maka pengertian pendapatan itu dapat dibagi atas :
Universitas Sumatera Utara
1. Pendapatan dalam arti revenue, yaitu pendapatan yang belum di kurangi biaya
- biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut. 2.
Pendapatan dalam arti income adalah pendapatan yang sudah di kurangi dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan itu. Pengertian income itu
sendiri di bagi atas dua bagian, yaitu income sebelum di potong pajak dan income sesudah di potong pajak.
b. Bila di tinjau dari cara memperolehnya, maka pengertian pendapatan itu dapat di
bagi atas dua bagian, yaitu : 1.
Pendapatan yang di peroleh dengan mempergunakan modal. 2.
Pendapatan yang di peroleh dengan mempergunakan jasa-jasa.
2.2.3.2. Lapangan pekerjaan
Pengertian pasar kerja adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja dengan semua jalan yang memungkinkan penjual tenaga kerja pekerja dan pembeli
tenaga majikan bertemu dan melakukan transaksi penerimaan, penugasan, pemberhentian, promosi, pemindahan dan sebagainya Soeroto, 1983. Dengan
demikian pasar kerja mencakup waktu sebelum orang memasuki pekerjaan dan sesudah ada orang ada dalam pekerjaan. Kesempatan kerja mengandung pengertian
lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan mencakup
lapangan pekerjaan yang masih lowong.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian tentang pasar kerja tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan ekonomi negara atau wialayah yang bersangkutan. Dalam negara
maju, yang mempunyai sistem pasaran bebas, sebagian besar dari badan-badan perekonomian sudah terorganisasikan dan hasil sudah memiliki bentuk yang lebih
bersifat tetap, sebaliknya sektor informal sedikit. Hal ini menyebabkan sebagian terbesar dari kenagakerjanya terikat dalam pekerja upahan. Keadaan dalam negara
berkembang sebaliknya, di dalam negara berkembang lebih banyak usaha-usaha yang belum mempunyai bentuk tetap, keseluruhan usaha semacam ini biasa disebut sektor
informal. Berdasarkan Undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
secara umum memberikan sumbangan yang sangat positif terhadap berjalannya pasar kerja di Indonesia. Undang-undang yang baru ini memperlihatkan konsensus dari
berbagai pihak terkait mengenai isu-isu yang sebelumnya sangat menimbulkan pertentangan. Dalam Undang-undang tersebut adalah ditetapkannya aturan main
mengenai representasi pekerja dalam rangka proses perundingan kolektif. Namun demikian, ada beberapa bagian yang apabila dijalankan secara kaku
justru akan mengurangi fleksibilitas pasar kerja. Dilaksanakan secara kaku maksudnya adalah dilaksanakan tanpa melihat kondisi perusahaan, seperti perusahaan
kecil atau rumah tangga, atau jenis usahanya. Kuncinya, aturan main pasar kerja tidak seharusnya menimbulkan distorsi yang besar terhadap keputusan perusahaan
mengenai investasi dan penggunaan tenaga kerja. Pengaturan yang berlebihan
Universitas Sumatera Utara
mengenai upah minimum, pekerja kontrak dan outsourcing, serta PHK berpotensi untuk mengurangi fleksibilitas pasar kerja.
Sektor pekerjaan atau lapangan kerja adalah bidang kegiatan dari pekerjaantempat bekerjaperusahaankantor dimana seseorang bekerja. Dalam
analisis ketenagakerjaan pengelompokan sektor pekerjaan biasanya dilakukan sesuai dengan yang terdapat dalam buku Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
KBLI sebagai berikut : 1.
Pertanian termasuk perikanan, kehutanan, Perkebunan 2.
Pertambangan dan penggalian 3.
Industri termasuk jasa industri 4.
Listrik, gas dan air 5.
Bangunan termasuk instalatir dan tukang gali sumur 6.
Perdagangan termasuk usaha jual beli, katering, rumah makan, hotel, motel, losmen dan penginapan lainnya
7. Angkutan, pergudangan dan telekomunikasi termasuk jasa angkutan,
pengepakan, pengiriman dan biro perjalanan 8.
Keuangan bank, asuransi, usaha persewaan bangunantanah, jasa perusahaan dan lembaga keuangan lainnya seperti : Pasar modal, penggadaian, penukaran uang
asing dan sebagainya. 9.
Jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan, seperti lembaga legislatif, lembaga tinggi negara dan pemerintah, pertahanan keamanan, jasa pendidikan,
kebersihan, hiburan, kebudayaan, pembantu rumah tangga dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
10. Lainnya : Kegiatanlapangan usaha atau perorangan, badanlembaga yang tidak
tercakup dalam salah satu sektor di atas atau yang belum jelas batasannya seperti tukang beling, pemulung, renternir dan lain-lain
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usahakegiatan dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian status pekerjaan seseorang dapat dibagi
kedalam 7 tujuh Kelompok, yaitu : 1.
Berusaha Sendiri, adalah mereka yang bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang
telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya
memerlukan teknologi atau keahlian khusus. 2.
Berusaha dengan di bantu buruh tidak tetapburuh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruhpekerja tak dibayar dan
atau buruhpekerja tidak tetap. 3.
Berusaha di bantu buruh tetapburuh dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan memepekerjakan paling sedikit satu orang buruhpekerja tetap yang dibayar.
4. BuruhKaryawanPegawai, adalah seorang yang bekerja pada orang lain atau
instansikantorperusahaan secara tetap dengan menerima upahgaji baik berupa uang maupun barang.
5. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang
lainmajikaninstitusi yang tidak tetap lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha
Universitas Sumatera Utara
rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun borongan. Usaha pertanian meliputi : pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian.
6. Pekerja bebas di non pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang
lainmajikaninstitusi yang tidak tetap lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir, di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa
uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.
7. Pekerja keluarga, adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha untuk
memperoleh pengahasilankeuntungan yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga atau bukan anggota rumah tangga tanpa mendapat upahgaji.
Tenaga kerja terbagai atas tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria. Pengelompokan tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin ini pada dasarnya agar
kualitas produksi bisa terjamin karena adanya kesesuaian antara tenaga dengan jenis pekerjaannya. Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja terbagi atas:
a. Tenaga kerja terdidikahli yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian yang di
peroleh dari jenjang pendidikan formal seperti dokter, notaris, arsitektur dan sebagainya.
b. Tenaga kerja terampilterlatih yaitu tenaga kerja yang memiliki keterampilan
yang di peroleh dari pengalaman atau kursus-kursus seperti monitor, tukang las.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan lapangan pekerjaan tenaga kerja dapat di bagi menjadi beberapa bagian :
a. Tenaga kerja profesional adalah tenaga kerja yang umumnya mempunyai pendidikan tinggi yang menguasai suatu bidang ilmu pengetahuan khusus,
seperti arsitektur, dokter. b. Tenaga kerja terampil terlatih tenaga yang memiliki keterampilan khusus
dalam bidang tertentu yang diperoleh dari pendidikan seperti pendidikan menengah plus sampai setara Diploma 3, seperti tenaga pembukuan.
c. Tenaga kerja biasa adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan keterampilan khusus dalam melaksanakan pekerjaannya, seperti tukang gali sumur.
2.2.3.3.
Perkembangan aktivitas ekonomi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas adalah keaktifan; kegiatan; kesibukan; kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian
di dalam perusahaan. Aktivitas ekonomi adalah suatu kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan untuk hidupnya. Aktivitas ini dapat dapat terjadi dalam bentuk
sektor formal maupun sektor informal. Di daerah wisata banyak terjadi berbagai macam aktivitas ekonomi, seperti berjualan, berdagang, sektor jasa dan lain-lain.
Dengan adanya perkembangan pariwisata tentu mempunyai kaitan dengan berbagai aspek aktivitas kehidupan masyarakat khususnya dari segi ekonomi. Apabila di lihat
Universitas Sumatera Utara
dari segi ekonomi bahwa pariwisata sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD, antara lain berupa pajak, retribusi, dan sumber devisa bagi negara.
Industri pariwisata dapat meningkatkan perkembangan aktivitas perekonomian daerah tersebut berupa berdagang, berjualan, sektor jasa, industri padat
karya yang dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk. Perkembangan pariwisata tidak hanya industri padat karya yang dapat di bangun, banyak aktivitas ekonomi
yang dapat di buat di obyek pariwisata tersebut, terutama di sektor informal seperti warung makan, penjual souvenir dan aksessoris, makanan ringan khas daerah dan
lain-lainnya.
2.3. Penelitian Sebelumnya