Firman Unggul P. Pencitraan Presiden Dalam Karya Fotografi (Analisis Semiotik Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Dan Megawati Soekarno Putri pada buku “Split Second, Split Moment” karya Julian Sihombing)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : M. FIRMAN UNGGUL PRABOWO Tempat, tanggal lahir : Malang, 30 September 1988 Nomor induk mahasiswa : 07220024 Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah skripsi dengan judul : PENCITRAAN PRESIDEN DALAM KARYA FOTOGRAFI Analisis Semiotik Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Megawati pada buku “Split Second, Split Moment” karya Julian Sihombing Adalah bukan karya tulis ilmiah skripsi orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Malang, 5 April 2012 Yang menyatakan,

M. Firman Unggul P.

v vi ABSTRAKSI M. Firman Unggul Prabowo, 07220024 Pencitraan Presiden Dalam Karya Fotografi Analisis Semiotik Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Dan Megawati Soekarno Putri pada buku “Split Second Split Moment” karya Julian Sihombing Pembimbing: Nurudin, S.Sos., M.Si dan Dra. Frida Kusumastuti, M.Si. xv+85 Halaman+2 Tabel+9 Foto+1 Gambar Bibliografi : 15 Buku + 1 Handout + 1 E-Book + 6 Internet Kata Kunci : Pencitraan, Presiden, Fotografi Pencitraan adalah sebuah kesan, perasaan, gambaran diri publik terdahap seseorang atau kelompok. Memang sebuah pencitraan merupakan hal yang penting bagi seorang figur publik. Dengan pemilihan penelitian dengan metode semiotika akan dicari tanda dan makna representasi pencitraan dua presiden indonesia. Analisa lebih dalam akan menemukan nilai pencitraan presiden yang dihasilkan. Penilitian ini mencoba merepresentasikan pencitraan seorang presiden dalam karya fotografi. Rumusan masalah yang coba digali oleh peneliti adalah representasi pencitraan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri dalam buku “Split Second Split Moment”. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif-intrepretatif dengan analisis semiotik. Mengacu pada teori dari Roland Barthes dengan struktur dikotomi denotasi dan konotasi, peneliti akan mencari beberapa tanda yang merujuk pada sebuah pencitraan presiden sesuai dengan rumusan masalah yang akan dijawab. Ruang lingkup penelitian sendiri ada pada buku “Split Second Split Moment ” yang terdapat 14 foto presiden indonesia dari 205 foto yang termuat yang terdiri dari peristiwa sosial di indonesia, olah raga, perayaan, kerusuhan mei, kondisi politik indonesia dan yang pasti tentang kegiatan presiden indoensia. Lalu, dari 14 foto presiden indonesia, peneliti akan memilih 6 foto diantaranya 3 foto presiden SBY dan 3 fot presiden Megawati yang mewakili batasan penelitian yang akan dianalisis. Peneliti beralasan karena 6 foto tersebut mempunyai efek pencitraan yang kuat bagi seorang presiden. Setelah dilakukan analisis dengan metode semiotik, akhirnya ditemukan beberapa jawaban atas pencitraan presiden. Presiden SBY mempunyai pencitraan yang baik sebagai pemimpin negara ini. Presiden SBY memiliki pencitraan sebagai presiden yang penuh dengan kebijaksanaan, keseriusan, yang selalu menjadi pusat perhatian, rendah hati, menghargai sejarah, menghormati orang lain, berwibawa dan berprestasi baik bagi negeri ini. Sebagai seorang pemimpin, SBY merupakan orang yang tepat dan sempurna. Presiden Megawati mempunyai pencitraan yang cukup bagus sebagai pemimpin negara ini. Presiden Megawati memiliki pencitraan sebagai presiden yang kuat, tangguh, seorang pemimpin yang vii baik, dihormati dan di hargai, rendah hati, mudah beradaptasi, menghormati yang lain, selalu menjadi pusat perhatian. Namun Presiden Megawati memiliki pencitraan yang buruk seperti pencitraan presiden yang kurang tegas dan sedikit kurang bisa mngatur wibawanya. Dari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pencitraan Presiden SBY lebih baik daripada Presdien Megawati. Seperti kata mitos yang cocok tentang kepemimpinan yaitu pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin laki-laki bukan perempuan karena perempuan di takdirkan melayani laki-laki. Pembimbing I Nurudin, S.Sos., M.Si Pembimbing II Dra. Frida Kusumastuti, M.Si. Malang, 5 April 2012 Peneliti

M. Firman Unggul Prabowo

Dokumen yang terkait

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono & Wakil Presiden Jusuf Kalla Di Surat Kabar (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla Pasca Kecelakaan Transportasi Yang Terjadi Bulan J

0 52 164

Format Baru Relasi Presiden-Dpr (Studi Kasus Hubungan Presiden dan DPR Pada Masa Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla)

5 86 87

Pencitraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan KPK Dan POLRI (Analisis Framing Terhadap Pembentukan Citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perseteruan Polri dan KPK Pada Surat Kabar Kompas)

1 52 118

Persepsi Masyarakat Terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (Suatu Penelitian Deskriptif Kuantitatif di Desa Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh)

0 25 94

PERUBAHAN KEBIJAKAN INDONESIA TERHADAP IMF PADA MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI HINGGA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

1 4 1

Pencitraan Presiden Dalam Karya Fotografi (Analisis Semiotik Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Dan Megawati Soekarno Putri pada buku “Split Second, Split Moment” karya Julian Sihombing)

3 16 78

KEIKUTSERTAAN INDONESIA DI BAWAH PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM MENGATASI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

0 6 15

STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM KERJASAMA PARIWISATA DENGAN TURKI ERA PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

8 47 141

PENINGKATAN KAPABILITAS MILITER INDONESIA DI ERA KEPEMIMPINAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO.

0 4 35

Pidato Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perselisihan Kpk Dan Polri (Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk Tentang Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Terkait Perselisihan Kpk Dan Polri).

0 0 2