xiv
d. Vokal Pendek
Harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i , dan ḍammah ditulis u.
Contoh: ك dituliskasara, ْ ي ditulis yaḍribu, ل ج ditulis ja‘ala, ل س ditulis su’ila.
e. Vokal Panjang
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruftransliterasinya berupa huruf dan tanda. Vocal panjang ditulis, masing-
masing dengan tanda hubung - diatasnya atau biasa ditulis dengan tanda caron seperti â, î, û.
Contoh: ق ditulis qâla, لْيق ditulisqîla, ْو ي ditulis yaqûlu
f. Vokal Rangkap
a. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai يأ.
Contoh: فْيك ditulis kaifa
b.Fathah + wāwu mati ditulis au . Contoh:
ْوه ditulis haula
g. Vokal-vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata
Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrop ’ apabila ia terletak di tengah atau akhir kata. Apabila terletak di awal kata,
transliterasinya seperti huruf alif, tidak dilambangkan. Contoh:
ْ خأت ditulis
ta’khużûna, مْؤت ditulis tu’maruna, ءْيش ditulis syai’un, ْ مأ ditulisumirtu, لكأ ditulisakala
xv
h. Kata Sandang Alif + Lam
لا
Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata
sandang itu atau huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya. Contoh :
مْيحَ ل ditulisar-Rahîmu, ـج ـل ditulis ar-rijâl, لجَ ل ditulis ar-
rajulu, ِيَ ل ditulis as-sayyidu, سْ َ ل ditulis as-syamsu
2. Kata sandang diikuti huruf qamariah Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditulisal-.
Contoh : ك ْل ditulis al-Maliku,
ـف ـل ditulis al-kâfirûn, م ل ditulisal-qalamu.
i. Huruf Besar
Huruf besar yang disebut juga huruf kapital merupakan unsur kebahasaan yang mempunyai permasalahan yang cukup rumit. Penggunaan huruf kapital
disesuaikan dengan EYD walaupun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal. Kata yang didahului oleh kata sandang alif lam, huruf yang ditulis kapital adalah huruf
awal katanya bukan huruf awal kata sandangnya kecuali di awal kalimat, huruf awal kata sandangnya pun ditulis kapital.
Contoh: ي بل ditulisal-Bukhârî, ل س ل ditulisal-Risâlah,
ق ْيبل ditulis al-Baihaqî, ي ْغ ل ditulis al-Mugnî.
xvi
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ………………………………………………...
i LEMBAR PERSETUJUAN
………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………...
iii MOTTO
…………………………………………………….…... iv
PERSEMBAHAN …………………………………………….…...
v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
……………………….… vi
ABSTRAK …………………………………………………………
vii KATA PENGANTAR
…………………………………………. viii
PEDOMAN TRANSLITERASI …………....…………………….
xi DAFTAR ISI
…………………………………………………………. xvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………….
xix
BAB I :PENDAHULUAN
…………………………………. 1
A. Latar Belakang ………………………………………….
1 B. Rumusan Masalah
…………………………………. 8
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….
8 D. Manfaat Penelitian
…………………………………. 8
E. Definisi Operasional ………………………………….
9 F. Penelitian Terdahulu
………………………………….. 18 G. Sistematika Pembahasan
………………………………….. 22 BAB II
:TINJAUAN PUSTAKA ………………………….. 23
A. Konsep Tentang Tanggung Jawab ………………...... 23
1. Definisi Tanggung Jawab
………………………….. 23
xvii 2.
Elemen-elemen yang Bertanggung Jawab Terhadap Pendidikan Anak………………………………………………….. .... 32
B. Konsep Tentang Pendidik…………………………….…... 43
1.
Pengertian Pendidik ………………………………….. 44
2. Tugas dan Fungsi Pendidik dalam Pendidikan Islam ….. 50
3. Prinsip keguruan dalam Pendidikan Islam ………….. 52
4. Kode Etik Pendidik dalam Pendidikan Islam………….
54 5.
Syarat Pendidik Dalam Pendidikan Islam ……….…. 55 6.
Sifat-Sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam…………. 57
BAB III :METODE PENELITIAN ………………………….. 59
A. Pendekatan penelitian ………………………………….. 59
B.
Jenis Penelitian ………………………………………….. 59
C. Teknik Pengumpulan Data
………………………….. 61 D.
Teknik Analisis Data ………………………………….. 62
BAB IV :PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN …………... 64
A. Sekilas Tentang Abdullah Nashih ‘Ulwan….…………... 64
1. Biogarafi…….……………………....…………………... 64
2. Karya-Karya ……………………………...…………… 66
3. Corak Wacana Pemikiran ‘Ulwan Tentang Pendidikan.. 69
4. Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan Tentang Pendidikan
Islam …………………………………………………… 75
5. Konsep Tanggung Jawab Para Pendidik Menurut ‘Ulwan.. 81
6. Sifat-sifat Dasar Pendidik Menurut ‘Ulwan ……………. 83
xviii 7.
Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Pendidikan Menurut Nashih
‘Ulwan …………………………………...………. 86 B.
Diskusi Hasil Penelitian …………………………… 120
1. Konsep Tanggung Jawab Pendidikan Oleh Guru
…… 120 2.
Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Pendidikan …………… 122
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN …………………………… 136
A. Kesimpulan …………………………………………... 136
B. Saran-saran …………………………………………… 137
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 139
xix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
Nama : Lukman Hakim Jenis kelamin : Laki-laki
Tempattanggal lahir : Malang 24 Juli 1981 Status perkawinan : Sudah menikah
Kesehatan : Baik Agama : Islam
Alamat : Jl. Ir. Soekarno No. 41, RT:04 RW:08 Kelurahan Dadaprejo-Kecamatan Junrejo-Kota Batu.
Pendidikan Formal
1. 1988-1994 : SDN I Pendem-Junrejo-Batu.
2. 1994-1997 : MTsN II Malang.
3. 1997-1999 : SMKN I Singosari-Malang.
4. 2007-2009 : PKBM Harapan Bangsa Donomulyo-Malang
5. 2010- 2014 : Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah Universitas
Muhammadiyah Malang.
xx
DAFTAR PUSTAKA
Al- Jaza’iry, Abu Bakar Jabir.1419H. Panduan Hidup Seorang Muslim
Minhajul Muslim .Terj.Musthofa ‘Aini, Amir Hamzah Fachrudin,
Kholif Mutaqin. Madinah: Maktabul Ulum wal Hikam. Amri, Sofan, Akhmad Jauhari dan Tatik Elisah. 2011. Implementasi Pendidikan
Karakter Dalam Pembelajaran; “Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa Dalam Proses Pembelajaran”. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
A Partanto, Pius dan M. Dahlan.1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Barnawi dan M. Arifin.2012. Strategi Kebijakan Pembelajaran Pendidikan
Karakter.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Chalik, Abd dan Ali Hasan Siswanto.2011 Pengantar Studi Islam. Surabaya:
Kopertais IV Press. Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno. 2000Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset Hasyim,Umar 1994, Cara Mendidik Anak dalam Islam. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. Ilahi, Muhammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Jalaluddin dan Usman Said.1994.Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Khozin.2001. Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malang: UMM Press.
xxi Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter; Konsepsi Implementasinya
Secara Terpadu dilingkunganKeluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an-Departemen Agama Republik Indonesia.
2007M.1427H.. Al- Qur’an dan Terjemah. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri. Maqani, Abdullah. 2010. Wasiat Sang Ayah. Jakarta: PT. Trisula Adisakti.
Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : PT.
Al- Ma’rifat, 1989, Cet. Ke-8.
Muhajir, As’aril. 2011. Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media. Muhammad, Jalaludin Ibn Ahmad Al-Mahli, Jalaludin Abdurrahman Ibn Abi
Bakr Assuyuthii. 1996. Tafsir Al- Qur’anul Adziim, Juz Awwal-Juz
Tsani. Semarang: Toha Putra. Musthafa bin al-Adawi. 2010 M.1431 H.. Menempatkan Ayah Bunda di
Singgasana. Jakarta: Gema Insani. Muzzaki, Akh dan Kholilah.2011 Ilmu Pendidikan Islam. Surabaya: Kopertais
IV Press. M. Arifin. 1993Kapita Selekta Pendidikan; Islam dan Umum. Jakarta: Bumi
Aksara. M. Nazir.1985.Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Naim, Ngainun. 2012. Character Building; Optimalisasi Peran Pendidikan dala Pengembangan Ilmu Pembentukan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Nirmala, Andini T. 2003.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya:Prima Media.
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT. Indeks.
xxii Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prastyo. 2012. Desain Pembelajaran
Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Salim, Moh. Haitami.2013. Pendidikan Agama dalam Keluarga; Revitalisasi
Peran Keluarga dalam Membangun Generasi Bangsa yang Berkarakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan.2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Semiawan, Conny R. 2009.Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT. Indeks.
Shaleh, Qomarudin, H.A.A. dan Dahlan, H.M.D. Dahlan. 1991. Asbabun Nuzul; Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-
Qur’an. Bandung: CV. Diponegoro.
Soleh,A. Khudhori.2003.Pemikiran Islam Kontemporer .Yogyakarta: Jendela. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R D. Bandung: CV ALVABETA. Syafri, Ulil Amri 2012 Pendidikan Karakter berbasis al-
Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syakir, Muhammad. 2001. Pelajaran Dasar Tentang Akhlak Washaya Al- Abaa’ lil Abnaa’.Terj.A. Ma’ruf Asrori. Surabaya: Al-Miftah.
‘Ulwan ,Abdullah Nashih. 2012 M.1433 H.. Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I. Solo: Insan Kamil.
Usman, Ali, H.A.A. dan Dahlan, H.M.D. Dahlan. 1991. Hadits Qudsi; Firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al-
Qur’an; Pola Pembinaan Akhlak Muslim.Bandung: CV. Diponegoro.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Konsep Praktik, Strategi; Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruz
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt., yang harus dipertanggung jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek
kehidupannya. Beberapa aspek tersebut diantaranya bertanggung jawab dalam menyayangi dan berlaku lembut terhadapnya, memberi nafkah, memperhatikan
kesehatannya, memberikanperlindungan yang baik, mendidiknya dengan baik, memperhatikan pendidikan dan pengajarannya serta menanamkan ajaran-ajaran
Islam dan melatihnya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dan sunnah- sunnah dalam agama Islam.
1
Keberadaan anak sebagai rahmat Allah haruslah disyukuri oleh orang tuanya, dengan cara dididik dan dibina agar menjadi orang yang baik,
berkepribadian kuat dan berakhlak terpuji, hal ini merupakan keinginan setiap orang tua dan semua guru. Islam juga telah mengajarkan kepada orang tua bahwa
anak membawa berbagai potensi, yang selanjutnya apabila potensi tersebut dikembangkan,anakakan menjadi manusia yang secara fisik danmental memadai.
2
Salah satu tanggung jawab pendidikan paling besar yang mendapat perhatian Islam adalah tanggung jawab para pendidik terhadap siapa saja yang
menjadi tanggung jawabnya untuk mengajari, mengarahkan dan mendidik.
1
Abu Bakar JabirAl- Jaza’iry..Panduan Hidup Seorang Muslim ;Minhajul Muslim. Terj. Musthofa
‘Aini, Amir Hamzah Fachrudin, Kholif Mutaqin. Madinah: Maktabul Ulum wal Hikam,1419H., hal. 149.
2
As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.2011, hal. 116-117.
2
Sebenarnya ini adalah tanggung jawab yang besar, berat, dan urgent, sebab tanggung jawab ini dimulai sejak kelahiran hingga anak tumbuh sampai pada
tahap usia pra pubertas hingga menjadi seorang yang mukallaf terbebani kewajiban. Tidak diragukan lagi bahwa seorang pendidik, baik berstatus sebagai
guru, bapak, ibu, maupun pembimbing masyarakat, tatkala mampu melaksanakan tanggung jawab secara sempurna dan menunaikan hak-hak dengan penuh amanah,
maka berarti ia telah mengerahkan daya dan upayanya untuk membentuk individu yang memiliki karakteristik dan keistimewaan. Jadi, entah diketahui atau tidak,
pendidik telah memberikan sumbangsih terbangunnya masyarakat teladan secara nyata yang memiliki karakteristik dan keistimewaan pula.
3
Proses pendidikan anak ini dimulai dari lingkup yang kecil, yakni keluarga. Lingkungan keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat,
bangsa, dan bahkan sebuah peradaban.Kesinambungan dalam suatu masyarakat atau bangsa dapat dipengaruhi keseimbangan keluarga-keluarga yang menjadi
anggotanya. Jika keseimbangan di dalam sebuah masyarakat itu baik, maka akan baiklah masyarakat itu. Sebaliknya jika keseimbangan masyarakat itu buruk, akan
menjadi buruk pula masyarakat tersebut.
4
Sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Menurut Kamrani Buseri yang dikutip oleh
3
Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I. Solo:
Insan Kamil. 20121433, hal. 105.
4
Moh. Haitami Salim. Pendidikan Agama dalam Keluarga; Revitalisasi Peran Keluarga dalam Membangun Generasi Bangsa yang Berkarakter.Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2013, hal .135.
3
Syamsul Kurniawan, dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menopang perkembangan sikap sosial selanjutnya. Kemampuan
bergaul yang diperoleh di lingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul lebih luas. Masuk dalam hubungan sosial tersebut, anak akan memahami tentang
bagaimana cara menghargai orang lain, cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami bahwa kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain.
5
Pendidikan semestinya berorientasi pada proses penyiapan peserta didikdalam memahami konsep-konsep dasar tentang berprilaku, berfikir
secarakomprehensif dan integral sebagai pijakan dalam menghadapi berbagai problemyang akan dihadapinya. Pendidikan juga bertujuan agar peserta didik
memilikikompetensi-kompetensi menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan motorik, dannilai-nilai moral yang luhur serta mencapai posisi manusia yang
memilikikepribadian yang dipenuhi dengan sifat-sifat atau karakter Ilahiah. Selama ini pendidikan lebih menekankan pada ranah kognitif dan
psikomotorik cognitive and psychomotoric domain sehingga pemenuhan aspek afektif affective domainbelum dilaksanakan secara proporsional
6
.Padahal ranah afektif menempati posisipenting dan signifikan bagi normalisasi kehidupan.Fakta
kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat terlihat jelas seolah-olah terjadi dua hal yang sangat kontradiktif, pada satu sisi terlihat syiar dan gebyarkehidupan
beragama, tetapi di sisi lain dengan mudah disaksikan akhlak masyarakatberubah
5
Kamrani Buseri. Signifikasi Peran Keluarga Bagi Pendidikan Karakter; Keharusan Kultural dan Struktural. makalah disampaikan pada kuliah umum Pascasarjana STAIN Pontianak,
28 Januari 2012, hal. 11, dikutip olehKurniawan, Syamsul.Pendidikan Karakter; Konsepsi Implementasinya Secara Terpadu dilingkunganKeluarga, Sekolah,
Perguruan Tinggi dan Masyarakat.Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013, hal. 65.
6
As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.2011, hal. 46.
4
makin jauh dari nilai-nilai Qu ’rani.Tumbuh suburnya perilaku menyimpang
remaja,kenakalan remaja, dekadensi moral, penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang,tawuran antar mahasiswa atau siswa, ketidakjujuran dalamujian
termasuk ujian nasional, dan masih banyak lagi kasus yang lain, menjadi buktilemahnya iman dan rendahnya nilai-nilai moral yang dimiliki oleh seorang
anak manusia
7
. Hal ini ironis, karena krisis akhlak atau moral atau karakter sama artinyadengan krisis akal.
Penetrasi pendidikan
yang lebih
pada aspek
kognitif dan
psikomotorikdengan kurang
memperhatikan aspek
afektif, hanya
akanmenghasilkan manusia yang pintar secara intelektual dan ketrampilan, tetapi rendahdan lemah dalam hal moral atau akhlaknya. Konsekuensinya, out
putlembagapendidikan menjadi orang yang cerdik pandai ilmuwan, tetapi kurang memiliki kompetensi dalam aspek akhlak dan kesusilaan.
8
Semua realitas ini menunjukkan akan urgensinya penanaman nilai-nilai karakter pada diri anak
didik, melalui pendidikan yang lebih komprehensif yang menjadi tanggung jawab para pendidik.
Tidak jauh berbeda dengan kegagalan pendidik an Islam menurut Ma’arif
karena; pertama, sistem pendidikan Islam masih ideologis-otoriter.Kedua, pendidikan Islam masih diajarkan secara literer formalistik sehingga wawasan
pluralisme yang menjadi realitas masyarakat kita tidak tampak sekali. Ketiga, materi ajarnya diajarkan secara terpisah-pisah parsial, tidak memenuhi sifat-
sifat integrality, holistic, wholistic, continuity, dan costintency sehingga materi
7
Ibid, hal. 31.
8
As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.2011, hal. 56.
5
ajar lepas dari nilai-nilai agama dan hanya mampu mengembangkan kecerdasan akal dan tidak menyentuh pengembangan kecerdasan emosi dan spiritual.
9
Menurut pendapat lain, bahwa persoalan utama pendidikan Islam adalah: pertama, adanya dichotomic antara ilmu umum dan agama, kedua, togeneral
knowledge pembelajaran yang bersifat umum, ketiga, lack of spirit of inquiry rendahnya semangat melakukan penelitian, keempat, memorisasi
fasilitas perpustakaan, buku, dan sebagainya, kelima, certicate oriented, bukan knowledge oriented.
10
Hal ini juga pernah dikritisi oleh seorang mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Ferril Ilham Muzaki, dalam tulisannya yang dimuat
pada harian surya terbitan hari sabtu, 18 Januari 2014, yang berkomentar bahwa; “rapor kurikulum 2013 yang hanya mengedepankan prestasi dalam angka
rapor, sistem ini memang bagus untuk pengukuran jangka pendek, yakni kemajuan peserta didik dapat dipandu secara optimal. Namun tanpa disadari,
sistem tersebut dikhawatirkan ke depannya memberi makna lain pada anak-anak.
System pendidikan yang mengedepankan kompetisi pernah dipraktikkan IKIP Negeri Malang tahun 1980-an di sekolah PPSP, sekarang jadi SMPN 4
Malang dan SMAN 8 Malang. Mereka, anak-anak berbakat dijaring dari seluruh Jawa Timur, dikumpulkan untuk diberi materi terbaik, guru terbaik, dan model
pembelajaran terbaik serta dibiasakan berkompetisi dengan angka dan analisis angka.
Tahun 1986 ketika mereka kuliah di beberapa universItas negeri, pencapaian mereka tidak bisa dibilang istimewa. Pada 1990-an dalam beberapa
kasus lulusan PPSP lulus hampir bersamaan dengan mahasiswa yang asalnya non- PPSP. Lalu apa artinya angka dalam rapor?.Fachrurrozi , dosen Pascasarjana
Negeri Malang, mantan kepala sekolah PPSP tahun 1980-an meyakinkan pembelajaran PPSP hanya dapat diterapkan pada sekolah. Sekolah PPSP hanya
9
Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005, dikutip dari, http:www.referensimakalah.com, diakses pada tanggal 29 maret 2014.
10
http:www.referensimakalah.com, diakses pada tanggal 29 maret 2014.
6
membantu anak-anak untuk belajar, namun orang tua adalah guru dan pendidik utama
di rumah”
11
. Jika menilik lebih dalam kepada kurikulum nasional, persoalan nilai dan
akhlak tidak menjadi tumpuan utama pendidikan kita.Padahal pendidikan itu sesungguhnya bukan semata-mata transfer pengetahuan transfer of knowladge,
tetapi pendidikan harusnya mentransfer nilai-nilai luhur transfer of values yang mana ghoyah-nya adalah terbentuknya Insan Kamil yaitu manusia yang memiliki
jiwa utama.
12
Persoalan di atas menggugah penulis untuk menganggap dan meyakinipentingnya mengulas tentang tanggung jawab pendidik dalam
memberikan pendidikan yang lebih komprehensif dalam berbagai aspek pendidikan, melalui kajian pemikiran Abdullah Nashih
‘Ulwantentang persoalan seputar pendidikan anak. Abdullah Nashih
‘Ulwan, dalam bukunyaTarbiyatul Aulad fil Islamm, salah satunyamengupas tentang tanggung jawab para pendidik
dalam memberikan pendidikan terhadap anak yang diantaranya adalah tanggung jawab pendidikan iman, tanggung jawab pendidikan moral, tanggung jawab
pendidikan fisik, tanggung jawab pendidikan akal, tanggung jawab pendidikan kejiwaan,tanggung jawab pendidikan sosial,serta tanggung jawab pendidikan
seksual.
13
Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam merupakan judul buku tentang pendidikan anakberdasarkan konsep Islam yang cukup komprehensif dan hampir
tidak menggunakan pemikiran Barat kecuali untuk mendukung kebenaran Islam.
11
Ferril Irham Marzuki. Rapor Kurikulum 2013.Malang: Surya,18 Januari 2014, hal. 22.
12
Harun Nasution .Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.Jakarta: UI Press, 1986, 23, dikutip oleh As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media. 2011, hal. 57.
13
Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I.
Solo: Insan Kamil. 20121433, hal. 103.
7
Selainitu, dalam setiap pembahasannya selalu didasarkan pada bukti atau dalil al-Quran, al-Hadits maupun pendapat para Ulama. Abdullah Nashih
‘Ulwan menawarkan upaya pendidikan nilai, moral serta karakter ini dengan cara
menanamkan dasar-dasarpsikis yang mulia berdasarkan keimanan untuk memelihara hak orang lain gunamerealisasikan etika sosial dengan pengawasan
dan kritik sosial sehingga tumbuhsikap dan perilaku sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan kasihsayang agar terwujud masyarakat yang
peduli untuk melaksanakan seruan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Skripsi ini berjudul, “Tanggung Jawab Para Pendidik Menurut Abdullah
Nashih ‘Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam”.Dengan belajar konsepsi pendidikan yang didasarkan pada pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan tersebut,
kita akan memperoleh banyak wawasan, pengetahuan, dan juga khazanah pendidikan yang semakin luas dan mendalam.Penulis memilih judul seputar
pendidikan menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan,dikarenakan beliau merupakan
salah satu dari banyak cendekiawan muslim diabad modern yang karyanya dalam pendidikan anak dijadikan pedoman olehpara pendidik di era modern sekarang
ini. Penulisan skripsi ini diharapkan memberikan pemahaman yang holistik dan komprehensif bagi para orang tua maupun para pendidik tentang bagaimana
sebenarnya tanggung jawab pendidik dalam memberikan pendidikan kepada anak, yang mana anak adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan tongkat
estafet kepemimpinan perjalanan bangsa menuju cita-cita di masa depan.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konseptanggung jawab para pendidik menurut
Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam?
2. Apa bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menurut
Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bagaimana konsep tanggung jawab para
pendidikmenurutAbdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik
menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad
fil Islam.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a Memberikan kontribusi secara ilmiah mengenai konsep dan bentuk-
bentuk tanggung jawab para pendidik menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.
9
a Memberikan informasi tentang wacana pendidikan agama Islam
mengenai konsep dan bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menur
ut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.
2. Secara Praktis
a Memberi pengalaman moril dan tambahan khazanah pemikiran baru
mengenai konsep dan bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menur
u Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.
b Menambah kecintaan terhadap kitab-kitab karya pemikir Islam,
sehingga akansemakin memperkaya wawasan mengenai khazanah pendidikan berdasarkan para tokoh pemikir Islam tersebut.
E. Definisi operasional
1. Pengertian Tanggung Jawab
Kata “tanggung jawab” menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum
bahasa indonesia
adalah berkewajiban
menanggung, memikul,menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya
14
. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
14
Andini T. Nirmala..Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya:Prima Media, 2003, hal.455.
10
Jadi, menurut penulis bahwa tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup manusia,bahwa setiap manusia dibebani dengan
tangung jawab.Apabila dikaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatan seseorang yang berbuat, ataupun
konsekwensi dari peran, tugas, fungsi, maupun kedudukan yang diemban oleh seseorang. Sikap tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab, manusia
merasa bertanggung jawab karena dirinya menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula akan peran, tugas, fungsi, maupun
kedudukan yang diembannya, maka timbul pemahaman bahwa pihak lain memerlukan komitmen dan konsekwensi berupa tanggung jawab dari yang
bersangkutan.
Tanggung jawab pendidik dalam pendidikan Islam meliputi tiga elemen, yakni;
a. Tanggung Jawab Pendidikan oleh Orang tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak- anaknya, karena dari orang tualah anak-anak pada awalnya menerima
pendidikan.Maka dari itu bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
15
b. Tanggung Jawab Pendidikan oleh Guru