TANGGUNG JAWAB PARA PENDIDIK MENURUTABDULLAH NASHIH ‘ULWAN DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM

(1)

i

TANGGUNG JAWAB PARA PENDIDIK

MENURUTABDULLAH NASHIH ‘ULWAN

DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM

SKRIPSI

Oleh:

LUKMAN HAKIM NIM. 201010010322069

Dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur Program beasiswa untuk Guru Madin tahun 2010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

2014


(2)

ii

TANGGUNG JAWAB PARA PENDIDIK

MENURUTABDULLAH NASHIH ‘ULWAN

DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM

SKRIPSI

Diajuakan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh:

LUKMAN HAKIM NIM. 201010010322069

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

2014


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

TANGGUNG JAWAB PARA PENDIDIK

MENURUT ABDULLAH NASHIH ‘ULWAN

DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM

SKRIPSI

Oleh:

LUKMAN HAKIM NIM. 201010010322069

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Pada Tanggal: 26 April 2014

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Prof. Dr. Ishomuddin, M.Si. 1.

2. Saiful Amin, S.Ag, M.Pd. 2.

3. Dr. Abdul Haris, MA. 3.

4. Nur Afifah Khurin Maknin, S.Pd.I, M.Kes. 4.

Mengesahkan, Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang Dekan,


(5)

v

MOTTO:

ْنَمَو ِمْلِعْلاِباَهْيَلَعَفاَ يْنُدلاَداَرَاْ نَم

َةَرِخَْْاَداَرَا

ِهْيَلَعَفاَمُهَداَرَاْ نَمَوِمْلِعْلاِباَهْيَلَعَف

َه

ِمْلِعْلاِبا

“ Siapa yang inginkan dunia hendaklah dengan ilmu, siapa yang

inginkan akhirat hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang inginkan


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Tiada kata-kata yang dapat penulis ucapkan kecuali hanya perasaan syukur yang tak terhingga. Selanjutnya hanya ini yang bisa kupersembahkan sebagai wujud terima kasih yang begitu besar kepada orang-orang yang mewarnai kehidupan penulis dan memberikan inspirasi bagi kehidupan penulis.

Karya yang sederhana inikupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah dipanggil olehAllah Swt.,

Dzat yang maha menguasai seluruh semesta ini. Yakni almarhum Bapak Ilyas, dan Almarhumah Ibu Tarwiyah.

2. Istri tercinta, Masrurotul Hikmah, S.S, serta buah hati

tersayang Azimah Azkannabila Al-Hakimi, sebagai sumber inspirasi dan motivasi serta pelecut semangatbagi penulis.


(7)

vii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lukman Hakim

NIM : 201010010322069

Tempat/Tgl. Lahir : Malang, 24 Juli 1981 Fak/Jurusan : Agama Islam/Tarbiyah

Menyatakan bahwa Tugas Akhir/Skripsi dengan judul:

“TANGGUNG JAWAB PARA PENDIDIK MENURUT ABDULLAH NASHIH ‘ULWAN

DALAM KITABTARBIYATUL AULAD FIL ISLAM”

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 26 April 2014 Mahasiswa Ybs,


(8)

viii

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji kami haturkan kehadirat Ilahi Robbi, yang telah melimpahkan Rahmat serta Anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian, berupa skripsi dengan judul “Tanggung Jawab Para Pendidik menurut

Abdullah Nashih ‘Ulwan Dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam”, pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, dengan baik dan lancar. Sholawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan sekalian umat Islam, yakni baginda Nabiyullah Muhammad Swt., sebagai pembawa risalah Allah pada akhir zaman dan penyempurna seluruh risalah-Nya serta sang pencerah peradaban dunia.

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1),pada Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwadalam proses penelitian serta penyusunan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu sebagai tanda rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini, maka penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

 Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor UniversitasMuhammadiyah Malang, serta para Pembantu Rektor I, II dan III.

 Pengelola program beasiswa pemprov jatim 2010, yang telah memberikan kesempatan emas kepada penulis menyelesaikan studi pada Universitas Muhammadiyah Malang.


(9)

ix

 Drs. Faridi, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam. Terima kasih atas motivasi, bimbingan, kasih sayang, dan arahan yang selalu beliau berikan kepada penulis selama ini.

 Para Pembantu Dekan Fakultas Agama Islam I, II dan III,yang telah memberikan dorongan, bantuan dan bimbingannya kepada penulis.

 Ibu Nur Afifah Khurin Maknin, S.Pd.I, M.Kes. selaku Kepala Jurusan Tarbiyah, sekaligus pembimbing II penulis, yang tidak henti-hentinya mencurahkan perhatian kepada penulis selama berada di Jurusan Tarbiyah

 Dr. Abdul Haris, M.A selaku pembimbing I yang telah merelakan waktunya untuk selalu membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik. Semoga Allah membalas semua kebaikan beliau dengan ganjaran setimpal.

 Kedua orang tua penulis yang telah dipanggil oleh yang maha menguasai seluruh semesta ini, Allah Swt. Almarhum Bapak Ilyas, dan Almarhumah Ibu Tarwiyah.Penulis tak pernah lelah berdoa semoga seluruh kesalahandan dosa beliau berdua diampuni oleh Allah Swt., dan seluruh amal perbuatan yang baik mendapat balasan yang setimpal disisi-Nya.

 Istri tercinta, Masrurotul Hikmah, S.S, serta buah hati tersayang Azimah Azkannabila Al-Hakimi, sebagai sumber inspirasi dan motivasi serta pelecut semangat. Terima kasih atas semua kasih sayang yang tulus.

 Keluarga besar penulis, kakak-kakak, adik-adik, serta seluruh keponakan yang selalu memberikan dukungan moril dan materil selama penulismenjalani studi ini.


(10)

x

 Rekan seperjuangan penulis dalam program KKN dan PPL, Anas Yusuf, Dina Mardiana, Asmaul Usnah, Dian Yuli Anggraini, serta Miftahuddin. Mereka adalah sahabat-sahabat yang hebat karena selalu menyemangati satu sama lain.

 Seluruh rekan seperjuangan penulis pada Jurusan Tarbiyah, Program Beasiswa Pemprov Jatim 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan pengalaman yang tak ternilai harganya.

 Kepada seluruh pihak yang terkait baik atas nama perorangan atau lembaga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selama ini turut serta membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis mengharapkan segala kritik dan sarannya. Pada akhirnya penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang mungkin pernahpenulis lakukan selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Malang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Malang, 26 April 2014 Penulis


(11)

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

a. Konsonan Tunggal

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam pedoman ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Huruf Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

alif - tidak dilambangkan

bā’ b -

tā’ t -

ṡā’ ṡ s dengan satu titik di atas

ج jīm j -

ح ḥā’ ḥ h dengan satu titik di bawah

khā’ kh -

dāl d -

żāl ż z dengan satu titik di atas

rā’ r -

zāi z -

س sīn s -

syīn sy -

ṣād ṣ s dengan satu titik di bawah

ض ḍād ḍ d dengan satu titik di bawah

ṭā’ ṭ t dengan satu titik di bawah


(12)

xii

ع ʿain ʿ koma terbalik

gain g -

ف fā’ f -

qāf q -

kāf k -

lām l -

mīm m -

nūn n -

hā’ h -

wāwu w -

ء hamzah tidak dilambangkan atau ’

apostrof, tetapi lambang ini tidak dipergunakan untuk hamzah di awal kata

ي yā’ y -

b. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. Contoh:

َب ditulis rabbanâ, َ ق ditulis qarraba, ل ditulis al-ḥaddu

c. Tā’ marbūṭahdi akhir kata

Transliterasinya menggunakan :

a) Tā’ marbūṭahyang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinya h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia sepert, salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh:


(13)

xiii

b) Pada kata yang terakhir dengan tā’ marbūṭahdiikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā’ marbūṭahitu ditransliterasikan dengan h.

Contoh : ْ اْ ضْ ditulis rauḍah al-aṭfāl

c) Bila dihidupkan ditulis t.

Contoh : ْ اْ ضْ ditulis rauḍatul aṭfāl

Huruf ta marbuthah di akhir kata dapat dialihaksarakan sebagai t atau dialihbunyikan sebagai h (pada pembacaan waqaf/berhenti). Bahasa Indonesia dapat menyerap salah satu atau kedua kata tersebut.

Transliterasi Transkripsi waqaf Kata serapan

haqiqat haqiqah hakikat

mu’amalat mu’amalah muamalat, muamalah1

mu’jizat mu’jizah mukjizat

musyawarat musyawarah musyawarat, musyawarah1

ru’yat ru’yah rukyat,1 rukyah

shalat shalah salat

surat surah surat,2 surah1, 3

syari’at syari’ah syariat,1 syariah

Catatan:

1 Penulisan kata yang disarankan oleh KBBI.

2Kata ‘surat’ bermakna umum.

3Kata ‘surah’ bermakna khusus. Kata ini yang disarankan oleh KBBI jika yang dimaksud adalah


(14)

xiv

d. Vokal Pendek

Harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan ḍammah ditulisu. Contoh:

ك dituliskasara, ْ ي ditulis yaḍribu, ل ج ditulis ja‘ala, ل س ditulis su’ila. e. Vokal Panjang

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf/transliterasinya berupa huruf dan tanda. Vocal panjang ditulis, masing-masing dengan tanda hubung (-) diatasnya atau biasa ditulis dengan tanda caron seperti (â, î, û).

Contoh:

ق ditulis qâla, لْيق ditulisqîla, ْو ي ditulis yaqûlu f. Vokal Rangkap

a. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulisai (يأ). Contoh: فْيك ditulis kaifa

b.Fathah + wāwu mati ditulisau ( ).

Contoh: ْوه ditulis haula

g. Vokal-vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata

Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrop (’) apabila ia terletak di tengah atau akhir kata. Apabila terletak di awal kata, transliterasinya seperti huruf alif, tidak dilambangkan.

Contoh:

ْ خأت ditulista’khużûna, مْؤت ditulis tu’maruna, ءْيش ditulis syai’un, ْ مأ ditulisumirtu, لكأ ditulisakala


(15)

xv

h. Kata Sandang Alif + Lam (لا)

Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya.

Contoh :

مْيحَ ل ditulisar-Rahîmu, ـج ـل ditulis ar-rijâl, لجَ ل ditulis ar-rajulu, ِيَ ل ditulis as-sayyidu, سْ َ لditulis as-syamsu

2. Kata sandang diikuti huruf qamariah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditulisal-. Contoh :

ك ْل ditulis al-Maliku, ـف ـل ditulis al-kâfirûn, م ل ditulisal-qalamu. i. Huruf Besar

Huruf besar yang disebut juga huruf kapital merupakan unsur kebahasaan yang mempunyai permasalahan yang cukup rumit. Penggunaan huruf kapital disesuaikan dengan EYD walaupun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal. Kata yang didahului oleh kata sandang alif lam, huruf yang ditulis kapital adalah huruf awal katanya bukan huruf awal kata sandangnya kecuali di awal kalimat, huruf awal kata sandangnya pun ditulis kapital.

Contoh:

ي بل ditulisal-Bukhârî, ل س ل ditulisal-Risâlah,


(16)

xvi

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

MOTTO ……….…... iv

PERSEMBAHAN ……….…... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……….… vi

ABSTRAK ……… vii

KATA PENGANTAR ………. viii

PEDOMAN TRANSLITERASI …………....………. xi

DAFTAR ISI ………. xvi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. xix

BAB I :PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ………. 8

C. Tujuan Penelitian ………. 8

D. Manfaat Penelitian ………. 8

E. Definisi Operasional ………. 9

F. Penelitian Terdahulu ……….. 18

G. Sistematika Pembahasan ……….. 22

BAB II :TINJAUAN PUSTAKA……….. 23

A. Konsep Tentang Tanggung Jawab ………... 23


(17)

xvii

2. Elemen-elemen yang Bertanggung Jawab Terhadap Pendidikan

Anak……….. .... 32

B. Konsep Tentang Pendidik……….…... 43

1. Pengertian Pendidik ……….. 44

2. Tugas dan Fungsi Pendidik dalam Pendidikan Islam ….. 50

3. Prinsip keguruan dalam Pendidikan Islam ………….. 52

4. Kode Etik Pendidik dalam Pendidikan Islam…………. 54

5. Syarat Pendidik Dalam Pendidikan Islam ……….…. 55

6. Sifat-Sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam…………. 57

BAB III :METODE PENELITIAN ……….. 59

A. Pendekatan penelitian ……….. 59

B. Jenis Penelitian ……….. 59

C. Teknik Pengumpulan Data ……….. 61

D. Teknik Analisis Data ……….. 62

BAB IV :PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN …………... 64

A. Sekilas Tentang Abdullah Nashih ‘Ulwan….…………... 64

1. Biogarafi…….………....………... 64

2. Karya-Karya ………...……… 66

3. Corak & Wacana Pemikiran ‘Ulwan Tentang Pendidikan.. 69

4. Pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan Tentang Pendidikan Islam ……… 75

5. Konsep Tanggung Jawab Para Pendidik Menurut ‘Ulwan.. 81


(18)

xviii

7. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Pendidikan Menurut

Nashih‘Ulwan………...………. 86

B. Diskusi Hasil Penelitian ……… 120

1. Konsep Tanggung Jawab Pendidikan Oleh Guru …… 120

2. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Pendidikan ……… 122

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……… 136

A. Kesimpulan ………... 136

B. Saran-saran ……… 137


(19)

xix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi

Nama : Lukman Hakim Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Malang / 24 Juli 1981 Status perkawinan : Sudah menikah Kesehatan : Baik

Agama : Islam

Alamat : Jl. Ir. Soekarno No. 41, RT:04 RW:08

Kelurahan Dadaprejo-Kecamatan Junrejo-Kota Batu.

Pendidikan

Formal

1. 1988-1994 : SDN I Pendem-Junrejo-Batu. 2. 1994-1997 : MTsN II Malang.

3. 1997-1999 : SMKN I Singosari-Malang.

4. 2007-2009 : PKBM Harapan Bangsa Donomulyo-Malang

5. 2010- 2014 : Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang.


(20)

xx

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jaza’iry, Abu Bakar Jabir.(1419H). Panduan Hidup Seorang Muslim (Minhajul Muslim).(Terj.Musthofa ‘Aini, Amir Hamzah Fachrudin,

Kholif Mutaqin). Madinah: Maktabul Ulum wal Hikam.

Amri, Sofan, Akhmad Jauhari dan Tatik Elisah. (2011). Implementasi Pendidikan

Karakter Dalam Pembelajaran; “Strategi Analisis dan Pengembangan Karakter Siswa Dalam Proses Pembelajaran”. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

A Partanto, Pius dan M. Dahlan.(1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Azzet, Akhmad Muhaimin. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Barnawi dan M. Arifin.(2012). Strategi Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Chalik, Abd dan Ali Hasan Siswanto.(2011) Pengantar Studi Islam. Surabaya: Kopertais IV Press.

Daradjat, Zakiah. (1984). Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisno. (2000)Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset) Hasyim,Umar (1994), Cara Mendidik Anak dalam Islam. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Ilahi, Muhammad Takdir. (2012). Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Jalaluddin dan Usman Said.(1994).Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


(21)

xxi

Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter; Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu dilingkunganKeluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an-Departemen Agama Republik Indonesia. (2007M./1427H.). Al-Qur’an dan Terjemah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Maqani, Abdullah. (2010). Wasiat Sang Ayah. Jakarta: PT. Trisula Adisakti.

Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Al-Ma’rifat, 1989), Cet. Ke-8.

Muhajir, As’aril. (2011). Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhammad, Jalaludin Ibn Ahmad Al-Mahli, Jalaludin Abdurrahman Ibn Abi Bakr Assuyuthii. (1996). Tafsir Al-Qur’anul Adziim, Juz Awwal-Juz Tsani. Semarang: Toha Putra.

Musthafa bin al-Adawi. (2010 M./1431 H.). Menempatkan Ayah Bunda di Singgasana. Jakarta: Gema Insani.

Muzzaki, Akh dan Kholilah.(2011) Ilmu Pendidikan Islam. Surabaya: Kopertais IV Press.

M. Arifin. (1993)Kapita Selekta Pendidikan; Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

M. Nazir.(1985).Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia)

Naim, Ngainun. (2012). Character Building; Optimalisasi Peran Pendidikan dala Pengembangan Ilmu & Pembentukan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nirmala, Andini T. (2003).Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.(Surabaya:Prima Media.


(22)

xxii

Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prastyo. (2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Salim, Moh. Haitami.(2013). Pendidikan Agama dalam Keluarga; Revitalisasi Peran Keluarga dalam Membangun Generasi Bangsa yang Berkarakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan.(2012). Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Semiawan, Conny R. (2009).Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT. Indeks.

Shaleh, Qomarudin, H.A.A. dan Dahlan, H.M.D. Dahlan. (1991). Asbabun Nuzul; Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al-Qur’an. Bandung: CV. Diponegoro.

Soleh,A. Khudhori.(2003).Pemikiran Islam Kontemporer .Yogyakarta: Jendela. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV ALVABETA.

Syafri, Ulil Amri (2012) Pendidikan Karakter berbasis al-Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syakir, Muhammad. (2001). Pelajaran Dasar Tentang Akhlak (Washaya

Al-Abaa’ lil Abnaa’).(Terj.A. Ma’ruf Asrori). Surabaya: Al-Miftah.

‘Ulwan ,Abdullah Nashih. (2012 M./1433 H.). Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I. Solo: Insan Kamil.

Usman, Ali, H.A.A. dan Dahlan, H.M.D. Dahlan. (1991). Hadits Qudsi; Firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al-Qur’an; Pola Pembinaan Akhlak Muslim.Bandung: CV. Diponegoro.

Wiyani, Novan Ardy. (2013). Konsep Praktik, & Strategi; Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruz


(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt., yang harus dipertanggung jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Beberapa aspek tersebut diantaranya bertanggung jawab dalam menyayangi dan berlaku lembut terhadapnya, memberi nafkah, memperhatikan kesehatannya, memberikanperlindungan yang baik, mendidiknya dengan baik, memperhatikan pendidikan dan pengajarannya serta menanamkan ajaran-ajaran Islam dan melatihnya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah dalam agama Islam.1

Keberadaan anak sebagai rahmat Allah haruslah disyukuri oleh orang tuanya, dengan cara dididik dan dibina agar menjadi orang yang baik, berkepribadian kuat dan berakhlak terpuji, hal ini merupakan keinginan setiap orang tua dan semua guru. Islam juga telah mengajarkan kepada orang tua bahwa anak membawa berbagai potensi, yang selanjutnya apabila potensi tersebut dikembangkan,anakakan menjadi manusia yang secara fisik danmental memadai.2

Salah satu tanggung jawab pendidikan paling besar yang mendapat perhatian Islam adalah tanggung jawab para pendidik terhadap siapa saja yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengajari, mengarahkan dan mendidik.

1Abu Bakar JabirAl-Jaza’iry.).Panduan Hidup Seorang Muslim ;Minhajul Muslim. Terj. Musthofa

‘Aini, Amir Hamzah Fachrudin, Kholif Mutaqin. (Madinah: Maktabul Ulum wal Hikam,1419H.), hal. 149.

2

As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.2011), hal. 116-117.


(24)

2

Sebenarnya ini adalah tanggung jawab yang besar, berat, dan urgent, sebab tanggung jawab ini dimulai sejak kelahiran hingga anak tumbuh sampai pada tahap usia pra pubertas hingga menjadi seorang yang mukallaf (terbebani kewajiban). Tidak diragukan lagi bahwa seorang pendidik, baik berstatus sebagai guru, bapak, ibu, maupun pembimbing masyarakat, tatkala mampu melaksanakan tanggung jawab secara sempurna dan menunaikan hak-hak dengan penuh amanah, maka berarti ia telah mengerahkan daya dan upayanya untuk membentuk individu yang memiliki karakteristik dan keistimewaan. Jadi, entah diketahui atau tidak, pendidik telah memberikan sumbangsih terbangunnya masyarakat teladan secara nyata yang memiliki karakteristik dan keistimewaan pula.3

Proses pendidikan anak ini dimulai dari lingkup yang kecil, yakni keluarga. Lingkungan keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat, bangsa, dan bahkan sebuah peradaban.Kesinambungan dalam suatu masyarakat atau bangsa dapat dipengaruhi keseimbangan keluarga-keluarga yang menjadi anggotanya. Jika keseimbangan di dalam sebuah masyarakat itu baik, maka akan baiklah masyarakat itu. Sebaliknya jika keseimbangan masyarakat itu buruk, akan menjadi buruk pula masyarakat tersebut.4

Sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang dianggap penting bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Menurut Kamrani Buseri yang dikutip oleh

3

Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I. (Solo: Insan Kamil. 2012/1433), hal. 105.

4

Moh. Haitami Salim. Pendidikan Agama dalam Keluarga; Revitalisasi Peran Keluarga dalam

Membangun Generasi Bangsa yang Berkarakter.(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,


(25)

3

Syamsul Kurniawan, dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menopang perkembangan sikap sosial selanjutnya. Kemampuan bergaul yang diperoleh di lingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul lebih luas. Masuk dalam hubungan sosial tersebut, anak akan memahami tentang bagaimana cara menghargai orang lain, cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami bahwa kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain.5

Pendidikan semestinya berorientasi pada proses penyiapan peserta didikdalam memahami konsep-konsep dasar tentang berprilaku, berfikir secarakomprehensif dan integral sebagai pijakan dalam menghadapi berbagai problemyang akan dihadapinya. Pendidikan juga bertujuan agar peserta didik memilikikompetensi-kompetensi menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan motorik, dannilai-nilai moral yang luhur serta mencapai posisi manusia yang memilikikepribadian yang dipenuhi dengan sifat-sifat atau karakter Ilahiah.

Selama ini pendidikan lebih menekankan pada ranah kognitif dan psikomotorik (cognitive and psychomotoric domain) sehingga pemenuhan aspek afektif (affective domain)belum dilaksanakan secara proporsional6

.Padahal ranah afektif menempati posisipenting dan signifikan bagi normalisasi kehidupan.Fakta kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat terlihat jelas seolah-olah terjadi dua hal yang sangat kontradiktif, pada satu sisi terlihat syiar dan gebyarkehidupan beragama, tetapi di sisi lain dengan mudah disaksikan akhlak masyarakatberubah

5

Kamrani Buseri. Signifikasi Peran Keluarga Bagi Pendidikan Karakter; Keharusan Kultural dan Struktural. (makalah disampaikan pada kuliah umum Pascasarjana STAIN Pontianak, 28 Januari 2012), hal. 11, dikutip olehKurniawan, Syamsul.Pendidikan Karakter; Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu dilingkunganKeluarga, Sekolah,

Perguruan Tinggi dan Masyarakat.(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013), hal. 65.

6

As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.2011), hal. 46.


(26)

4

makin jauh dari nilai-nilai Qu’rani.Tumbuh suburnya perilaku menyimpang remaja,kenakalan remaja, dekadensi moral, penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang,tawuran antar mahasiswa atau siswa, ketidakjujuran dalamujian (termasuk ujian nasional), dan masih banyak lagi kasus yang lain, menjadi buktilemahnya iman dan rendahnya nilai-nilai moral yang dimiliki oleh seorang anak manusia7

. Hal ini ironis, karena krisis akhlak atau moral atau karakter sama artinyadengan krisis akal.

Penetrasi pendidikan yang lebih pada aspek kognitif dan psikomotorikdengan kurang memperhatikan aspek afektif, hanya akanmenghasilkan manusia yang pintar secara intelektual dan ketrampilan, tetapi rendahdan lemah dalam hal moral atau akhlaknya. Konsekuensinya, out putlembagapendidikan menjadi orang yang cerdik pandai (ilmuwan), tetapi kurang memiliki kompetensi dalam aspek akhlak dan kesusilaan.8

Semua realitas ini menunjukkan akan urgensinya penanaman nilai-nilai karakter pada diri anak didik, melalui pendidikan yang lebih komprehensif yang menjadi tanggung jawab para pendidik.

Tidak jauh berbeda dengan kegagalan pendidikan Islam menurut Ma’arif karena; pertama, sistem pendidikan Islam masih ideologis-otoriter.Kedua, pendidikan Islam masih diajarkan secara literer formalistik sehingga wawasan

pluralisme yang menjadi realitas masyarakat kita tidak tampak sekali. Ketiga, materi ajarnya diajarkan secara terpisah-pisah (parsial), tidak memenuhi sifat-sifat integrality, holistic, wholistic, continuity, dan costintency sehingga materi

7Ibid, hal. 31.

8As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.2011),


(27)

5

ajar lepas dari nilai-nilai agama dan hanya mampu mengembangkan kecerdasan akal dan tidak menyentuh pengembangan kecerdasan emosi dan spiritual.9

Menurut pendapat lain, bahwa persoalan utama pendidikan Islam adalah: pertama, adanya dichotomic antara ilmu umum dan agama, kedua, togeneral knowledge (pembelajaran yang bersifat umum), ketiga, lack of spirit of inquiry (rendahnya semangat melakukan penelitian), keempat, memorisasi

(fasilitas perpustakaan, buku, dan sebagainya), kelima, certicate oriented, bukan

knowledge oriented.10

Hal ini juga pernah dikritisi oleh seorang mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Ferril Ilham Muzaki, dalam tulisannya yang dimuat pada harian surya terbitan hari sabtu, 18 Januari 2014, yang berkomentar bahwa;

“rapor kurikulum 2013 yang hanya mengedepankan prestasi dalam angka

(rapor), sistem ini memang bagus untuk pengukuran jangka pendek, yakni kemajuan peserta didik dapat dipandu secara optimal. Namun tanpa disadari, sistem tersebut dikhawatirkan ke depannya memberi makna lain pada anak-anak.

System pendidikan yang mengedepankan kompetisi pernah dipraktikkan IKIP Negeri Malang tahun 1980-an di sekolah PPSP, sekarang jadi SMPN 4 Malang dan SMAN 8 Malang. Mereka, anak-anak berbakat dijaring dari seluruh Jawa Timur, dikumpulkan untuk diberi materi terbaik, guru terbaik, dan model pembelajaran terbaik serta dibiasakan berkompetisi dengan angka dan analisis angka.

Tahun 1986 ketika mereka kuliah di beberapa universItas negeri, pencapaian mereka tidak bisa dibilang istimewa. Pada 1990-an dalam beberapa kasus lulusan PPSP lulus hampir bersamaan dengan mahasiswa yang asalnya non-PPSP. Lalu apa artinya angka dalam rapor?.Fachrurrozi , dosen Pascasarjana Negeri Malang, mantan kepala sekolah PPSP tahun 1980-an meyakinkan pembelajaran PPSP hanya dapat diterapkan pada sekolah. Sekolah PPSP hanya

9Syamsul Ma’arif,Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005),

dikutip dari, http://www.referensimakalah.com/, diakses pada tanggal 29 maret 2014.

10


(28)

6

membantu anak-anak untuk belajar, namun orang tua adalah guru dan pendidik utama di rumah”11.

Jika menilik lebih dalam kepada kurikulum nasional, persoalan nilai dan akhlak tidak menjadi tumpuan utama pendidikan kita.Padahal pendidikan itu sesungguhnya bukan semata-mata transfer pengetahuan (transfer of knowladge), tetapi pendidikan harusnya mentransfer nilai-nilai luhur (transfer of values) yang mana ghoyah-nya adalah terbentuknya Insan Kamil yaitu manusia yang memiliki jiwa utama.12

Persoalan di atas menggugah penulis untuk menganggap dan meyakinipentingnya mengulas tentang tanggung jawab pendidik dalam memberikan pendidikan yang lebih komprehensif dalam berbagai aspek pendidikan, melalui kajian pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwantentang persoalan seputar pendidikan anak. Abdullah Nashih ‘Ulwan, dalam bukunyaTarbiyatul Aulad fil Islamm, salah satunyamengupas tentang tanggung jawab para pendidik dalam memberikan pendidikan terhadap anak yang diantaranya adalah tanggung jawab pendidikan iman, tanggung jawab pendidikan moral, tanggung jawab pendidikan fisik, tanggung jawab pendidikan akal, tanggung jawab pendidikan kejiwaan,tanggung jawab pendidikan sosial,serta tanggung jawab pendidikan seksual.13

Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam merupakan judul buku tentang pendidikan anakberdasarkan konsep Islam yang cukup komprehensif dan hampir tidak menggunakan pemikiran Barat kecuali untuk mendukung kebenaran Islam.

11 Ferril Irham Marzuki. Rapor Kurikulum 2013.(Malang: Surya,18 Januari 2014), hal. 22.

12

Harun Nasution .Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.(Jakarta: UI Press, 1986), 23, dikutip

oleh As’aril Muhajir.Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual. (Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2011), hal. 57.

13

Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I. (Solo: Insan Kamil. 2012/1433), hal. 103.


(29)

7

Selainitu, dalam setiap pembahasannya selalu didasarkan pada bukti atau dalil al-Quran, al-Hadits maupun pendapat para Ulama. Abdullah Nashih ‘Ulwan menawarkan upaya pendidikan nilai, moral serta karakter ini dengan cara menanamkan dasar-dasarpsikis yang mulia berdasarkan keimanan untuk memelihara hak orang lain gunamerealisasikan etika sosial dengan pengawasan dan kritik sosial sehingga tumbuhsikap dan perilaku sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan kasihsayang agar terwujud masyarakat yang peduli untuk melaksanakan seruan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Skripsi ini berjudul, “Tanggung Jawab Para Pendidik Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam”.Dengan belajar konsepsi

pendidikan yang didasarkan pada pemikiran Abdullah Nashih ‘Ulwan tersebut, kita akan memperoleh banyak wawasan, pengetahuan, dan juga khazanah pendidikan yang semakin luas dan mendalam.Penulis memilih judul seputar pendidikan menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan,dikarenakan beliau merupakan salah satu dari banyak cendekiawan muslim diabad modern yang karyanya dalam pendidikan anak dijadikan pedoman olehpara pendidik di era modern sekarang ini. Penulisan skripsi ini diharapkan memberikan pemahaman yang holistik dan komprehensif bagi para orang tua maupun para pendidik tentang bagaimana sebenarnya tanggung jawab pendidik dalam memberikan pendidikan kepada anak, yang mana anak adalah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan perjalanan bangsa menuju cita-cita di masa depan.


(30)

8

B. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konseptanggung jawab para pendidik menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam? 2. Apa bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menurut

Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan bagaimana konsep tanggung jawab para

pendidikmenurutAbdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.

2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a) Memberikan kontribusi secara ilmiah mengenai konsep dan bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menurut Abdullah Nashih


(31)

9

a) Memberikan informasi tentang wacana pendidikan agama Islam mengenai konsep dan bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.

2. Secara Praktis

a) Memberi pengalaman moril dan tambahan khazanah pemikiran baru mengenai konsep dan bentuk-bentuk tanggung jawab para pendidik menuru Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam.

b) Menambah kecintaan terhadap kitab-kitab karya pemikir Islam, sehingga akansemakin memperkaya wawasan mengenai khazanah pendidikan berdasarkan para tokoh pemikir Islam tersebut.

E. Definisi operasional

1. Pengertian Tanggung Jawab

Kata “tanggung jawab” menurut kamus bahasa indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul,menanggung segala sesuatunya, dan menanggung akibatnya14. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

14


(32)

10

Jadi, menurut penulis bahwa tanggung jawab itu bersifat kodrati,artinya sudah menjadi bagian hidup manusia,bahwa setiap manusia dibebani dengan tangung jawab.Apabila dikaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus dipikul sebagai akibat dari perbuatan seseorang yang berbuat, ataupun konsekwensi dari peran, tugas, fungsi, maupun kedudukan yang diemban oleh seseorang. Sikap tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab, manusia merasa bertanggung jawab karena dirinya menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula akan peran, tugas, fungsi, maupun kedudukan yang diembannya, maka timbul pemahaman bahwa pihak lain memerlukan komitmen dan konsekwensi berupa tanggung jawab dari yang bersangkutan.

Tanggung jawab pendidik dalam pendidikan Islam meliputi tiga elemen, yakni;

a. Tanggung Jawab Pendidikan oleh Orang tua

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, karena dari orang tualah anak-anak pada awalnya menerima pendidikan.Maka dari itu bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.15

b. Tanggung Jawab Pendidikan oleh Guru

Guru adalah pendidik yang profesional, karena secara implisit seorang guru merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua.


(33)

11

Ketika orang tua menyerahkan anaknya untuk disekolahkan, berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru/sekolah, karena tidak sembarang orang dapat menjabat guru.16

c. Tanggung Jawab Pendidikan oleh Masyarakat

Tidak hanya orang tua dan guru yang harus memikul tanggung jawab pendidikan, akan tetapi masyarakat pun turut serta. Pengaruh masyarakat sangat besar terhadap pendidikan anak terutama para pemimpin dan penguasa di dalam masyarakat. Pemimpin muslim tentu saja menginginkan agar anak dididik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalani agamanya, baik dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan luar keluarga17.

Berdasarkan ketiga elemen yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak tersebut, penulis hanya membatasi pembahasan pada tanggung jawab guru sebagai pendidik yang ada pada lembaga formal maupun non formal, hal ini di karenakan orang tua saja tidak cukup untuk memikul tanggung jawab pendidikan anak sendiri secara sempurna. Jadi, meskipun seharusnya tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa diserahkan kepada orang lain, terutama pada sekolah, namun realitasnya guru mempunyai andil yang cukup besar dalam proses pembelajaran seorang anak dan keberhasilannya dimasa depan. Oleh karena itu, sekolah (guru) tidak saja menjadi bagian dari keikutsertaan saja dalam

16Ibid., hal. 39. 17Ibid., hal. 45.


(34)

12

pendidikan anak, namun juga mempunyai tanggung jawab lebih dalam proses keberhasilan anak. Hal yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh para pendidik (guru) selain orang tua adalah merupakan pelimpahan dari tanggung jawab orang tua yang karena satu dan lain hal tidak mungkin melaksanakan pendidikannya secara sempurna.18

Hal ini di butuhkan kerjasama yang baik dalam mendidik antara orang tua dan guru (di sekolah).

2. Pengertian Pendidik

Berdasarkan konteks pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid.Menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks Islam, kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas masing-masing.Istilah pendidik kadangkala disebut melalui gelarnya.19

Sebagaimana teori Barat, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).20

Profesi guru di negara-negara timur sejak dahulu kala sangat dihormati oleh masyarakat. Orang india dahulu, menganggap guru sebagai orang suci dan sakti, dijepang, guru disebut sensei, artinya “yang lebih dahulu lahir”, “yang lebih tua”, di Inggris, guru dikatakan theacer, dan di Jerman ”der lehrer”, keduanya

18Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hal. 38.

19Akh.Muzzaki dan Kholilah.Ilmu Pendidikan Islam.(Surabaya: Kopertais IV Press, 2011), hal. 66. 20 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),

hal: 74-75, dikutip oleh Akh. Muzzaki dan Kholilah.Ilmu Pendidikan Islam.(Surabaya: Kopertais IV Press, 2011), hal. 66.


(35)

13

berarti pengajar. Beragam istilah tersebut,kata guru sebenarnya bukan saja

mengandung artipengajar”, melainkan juga “pendidik”, baik di dalam maupun

diluar sekolah guru harus menjadi penyuluh masyarakat.21

Jadi, pengertian “pendidik” menurut penulis adalah seseorang yang

memberikan pengetahuan, ketrampilan, serta pengalaman kepada orang lain, mungkin hanya ada perbedaan istilah dalam penggunannya, misalnya di sekolah disebut guru, di perguruan tinggi disebut dosen, di pusat pelatihan disebut trainer, dan lan-lain.Hal ini berarti juga bahwa seorang guru adalah orang yang merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua.Ketika orang tua menyerahkan anaknya untuk disekolahkan, berarti melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.

Meskipun arti dari kata “pendidik” bermacam-macam, namun substansi dari maknanya bermuara pada pengertian yang sama. Pendidikan Islam menganggap bahwa pendidik dalam proses pendidikan anak ada tiga elemen, yakni orang tua, guru, serta masyarakat. Berdasarkan ketiga elemen pendidik tersebut penelitian ini hanya membatasi pembahasan pada pengertian guru sebagai pendidik yang ada pada lembaga formal maupun non formal.Hal ini dilakukan supaya pembahasan yang dilakukan tidak melebar dan tetap fokus pada topik penelitian yang dilakukan.

21


(36)

14

3. Abdullah Nashih ‘Ulwan

Abdullah Nashih ‘Ulwan adalah salah satu diantara banyak tokoh pemikir

Islam yang sangat populer, khususnya dalam dunia pendidikan Islam. Karya-karya beliau banyak dijadikan referensi bagi dunia pendidikan Islam.Berikut ini

deskripsi singkat mengenai biografi Abdullah Nashih ‘Ulwan serta salah satu

karyanya, kitab “Tarbiyatul Aulad fil Islam”.

a. Biografi Abdullah Nashih ‘Ulwan

Abdullah Nasih Ulwan dilahirkan pada tahun 1928 Masehi di Daerah Qadhi Askar yang terletak di Bandar Halab, Syria22.Beliau dibesarkan di dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan akhlak Islam dalam pergaulan dan muamalat sesama manusia.Ayahnya, Syeikh Said Ulwan adalah seorang yang dikenali dikalangan masyarakat sebagai seorang ulama dan tabib yang disegani.Selain dari menyampaikan risalah Islam di seluruh pelosok Madinah Halab, beliau juga menjadi tumpuan untuk mengobati berbagai penyakit dengan ramuan akar kayu yang dibuat sendiri. Ketika merawat pasien, lidahnya senantiasa membaca al-Qur’an dan menyebut nama Allah. Syeikh Said Ulwan senantiasa mendoakan semoga anak-anaknya lahir sebagai seorang ulama (murabbi) yang dapat memandu masyarakat. Allah memperkenankandoa beliau dengan lahirnya Abdullah Nasih ‘Ulwan sebagai ulama (murabbi) pendidik rohani dan jasmani yang disegani diabad ini.

Kalangan yang meminati buku tarbiyah dan perbincangan permasalahan moden sudah pasti tidak asing dengan tokoh ini.Setiap tulisan yang dihasilkan

22Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tarbiyatul Aulad fil Islam; Pendidikan Anak Dalam Islam, Cet I. Solo:


(37)

15

oleh beliau bukanlah sekadar tulisan biasa, karyanya adalah tulisan yang lahir dari hati yang ikhlas kepada Allah, tulisan yang mempunyai nilai tarbiyah yang sangat tinggi, mempunyai matlamat yang besar dalam bidang penulisan. Dr. Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa;

“Dr. Abdullah Nasih ‘Ulwan adalah seorang ulama yang sangat dikagumi dari sudut perjuangan dan tulisannya, apa yang ditulis menggambarkan peribadinya yang sangat luhur dan murni”23.

Syaikh Wahbi Sulaiman Al-Ghawajji Al-Albani juga menyatakan bahwa beliau belum pernah mendapati seseorang yang mampu menulis tentang pendidikan anak menurut pandangan Islam yang sangat luas dan benar seperti yang dilakukan oleh Al-Ustadz Asy-Syaikh Abdullah Nashih ‘Ulwan.24

b. Deskripsi singkat kitab “Tarbiyatul Aulad fil Islam”

Salah satu karya fenomenal Abdullah Nasih ‘Ulwan adalah buku

“Pendidikan anak dalam Islam” (Tarbiyatul Aulad fil Islam). Buku ini merupakan kajian lengkap tentang langkah dalam mendidik anak yang patut dijadikan pedoman oleh para orang tua, wali, dan pendidik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Uraiannya yang aktual dan operasional menjadikan buku ini mudah dipahami sekaligus dipraktikkan dalam kondisi masyarakat manapun, baik tradisional, peralihan maupun modern.Buku ini sekaligus menjelaskan bahwa Islam memiliki metode dan sistem pendidikan yang sempurna untuk memperbaiki kondisi masyarakat.Metode tersebut itu langsung dari pengajar pertama dan utama umat ini, Rasulullah Saw., juga dari para murid langsung beliau, yaitu para sahabat yang mulia, serta para ulama dan tokoh umat setelah mereka.

23Ibid., hal.905. 24Ibid., hal. sampul.


(38)

16

Latar belakang penulis sebagai aktifis gerakan Islam semakin memperkaya buku ini dengan berbagai informasi penting yang dibutuhkan seorang pendidik.Beliaujuga memberi perspektif penting yang sulit kita jumpai di buku-buku sejenis, yaitu pendidikan anak yang benar akan menciptakan generasi baru yang punya komitmen kuat terhadap Islam dalam seluruh aspeknya, seperti generasi dulu yang telah membawa Islam kepuncak peradaban dan kejayaan, dan hanya dengan pendidikan seperti yang diperoleh oleh generasi emas itu, anak-anak kita dapat mengantarkan umat Islam kembali memperoleh kejayaannya.

Secara kronologis Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyat Aulad fil Islamyang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia “Pendidikan Anak Dalam

Islam”, oleh Arif Rahman Hakim, Lc. membagi dalam tiga bagian, yang setiap bagian memuat beberapa pasal dan setiap pasalnya mengandung beberapa topik bahasan, sebagaimana tersusun sebagai berikut :

1. Bagian pertama, terdiri dari empat pasal yaitu :

a) Pasal pertama : Pernikahan yang ideal dan kaitannya dengan pendidikan

b) Pasal kedua : Perasaan psikologis terhadap anak-anak c) Pasal ketiga :Hukum-hukum yang secara umum berkaitan

dengan kelahiran

d) Pasal keempat : Sebab-sebab kenakalan pada anak anak dan penanggulangannya

2. Bagian kedua, terdiri dari tujuh pasal yaitu :


(39)

17

b) Pasal kedua : Tanggung jawab pendidikan moral c) Pasal ketiga : Tanggung jawab pendidikan fisik d) Pasal keempat : Tanggung jawab pendidikan rasio (akal) e) Pasal kelima : Tanggung jawab pendidikan kejiwaaan f) Pasal keenam : Tanggung jawab pendidikan sosial g) Pasal ketujuh : Tanggung jawab pendidikan seksual. 3. Bagian ketiga, terdiri dari tiga pasal dan penutup yaitu:

a) Pasal pertama : Metode dan saranapendidikan yang berpengaruh terhadap anak

b) Pasal kedua : Kaidah-kaidah asasi dalam pendidikan c) Pasal ketiga : Sarana pendidikan

d) Pasal keempat : Penutup

Terdapat banyak topik pembahasan yang ada dalam buku Tarbiyatul Aulad fil Islam tersebut, sehingga tidak memungkinkan untuk disampaikan secara rinci pada penelitian yang sifatnya terbatas ini.Oleh karena itu, penulis hanya membatasi pembahasan pada bagian kedua, tentang “tanggung jawab para

pendidik”.

Tanggung jawab pendidikan adalah salah satu tanggung jawab yang digariskan Islam, yang barang tentu bukan hanya bagaimana mempersiapkan anak didik menjadi teknokrat, birokrat, konglomerat, atau profesi-profesi yang lain, melainkan justru yang lebih urgen adalah bagaimana tanggung jawab pendidikan

itu diwujudkan menjadi sebuah gerakan pembentukan generasi Qur’ani dan masyarakar Rabbani, yaitu generasi atau masyarakat yang selalu merenungkan


(40)

18

hakikat penciptaan manusia, selalu berpedoman kepada al-Qur’an dan sunnah Rasul, serta menyandarkan segala sesuatu kepada kekuasaan Allah Swt.

F. Penelitian Terdahulu

Melalui penulisan skripsi ini peneliti menggali informasidari penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.

Penelitian Wahyudi Bahtiar, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah), Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

berjudul “Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan”, diteliti

pada tahun 2009. Menghasilkan satu konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan, yang menitikberatkan pembahasan tentang perkawinan teladan dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum yang berkenaan bagi anak yang baru lahir, tanggung jawab pendidikan, metode-metode pendidikan, kaidah-kaidah pendidikan, dan pedoman pendidikan anak.25

Penelitian ini menggunakan pendekatan content analisis secara deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan.

“Metode Pendidikan Karakter Islami Terhadap Anak Menurut Abdullah

Nashih ‘Ulwan dalam Buku Pendidikan Anak Dalam Islam dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Nasional” adalah judul yang dipilih oleh Yuni Irawati,


(41)

19

mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.Penelitian ini dilakukan pada Maret 2013, dengan tujuan mengetahui dan mendeskripsikan lebih dalam tentang metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah

Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam, serta mengetahui fungsi metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah

Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan, serta menghasilkan metode-metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah Nashih

‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam, dan menjelaskan fungsi

metode tersebut, serta relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional.26

Selanjutnya ada pula penelitian yang dilakukan oleh Wisna Supriatna, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Wisna mengambil judul

“Pendidikan Seks Anak Dalam Keluarga Menurut Abdullah Nashih Ulwan”.Penelitian ini dilakukan pada November 2010, yang bertujuan mendapatkan data atau referensi yang lebih banyak mengenai pendidikan seks anak, serta mengetahui sejauh mana peran keluarga dalam pendidikan seks anak

menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan.Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis wacana dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan.Penelitian ini menghasilkan


(42)

20

pemahaman yang lebih luas tentang tanggung jawab pendidikan orang tua, khususnya dalam aspek pendidikan seks kepada anak.Aspek pendidikan ini sangat penting diberikan kepada anak sebagai modal awal berinterksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.Tentunya pemberian pendidikan ini disesuaikan dengan fase perkembangan anak, agar mendapatkan hasil yang maksimal.27

Irpan Saefurrahman,mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta juga melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pendidikan

Anak dalam Perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan” yang dibuat pada Agustus 2001.Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai tatanan dan konsep dalam masalah pendidikan anak menurut perspektif Abdullah Nashih

‘Ulwan, serta mengetahui tujuan yang ingin dicapai pada pendidikan anak

menurut perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis content secara deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan.Irpan dalam penelitiannya menghasilkan point-point tentang aspek-aspek, serta tujuan dan materi pendidikan anak menurut perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tulisan ini juga mengupas berbagai macam metode dalam pendidikan anak menurut perspektif Abdullah

Nashih ‘Ulwan.28

Berdasarkan analisis terhadap penelitian di atas, ada yang memfokuskan pada konsep pendidikan dari fase perkawinan teladan dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum yang berkenaan bagi anak yang baru lahir, tanggung jawab

27

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3733/1/WISNA%20SUPRIATNA-FITK.pdf


(43)

21

pendidikan, metode-metode pendidikan, kaidah-kaidah pendidikan, dan pedoman pendidikan anak.

Salah satu penelitian juga menjelaskan tentang metode-metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam, dan menjelaskanfungsi metode tersebut, serta relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional.

Penelitian berikutnya menjelaskan tentang tanggung jawab pendidikan orang tua, khususnya dalam aspek pendidikan seks kepada anak.Aspek pendidikan ini sangat penting diberikan kepada anak sebagai modal awal berinterksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.Tentunya pemberian pendidikan ini disesuaikan dengan fase perkembangan anak, agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Meninjau dari beberapa penelitian di atas, sejauh pengetahuan penulis pembahasan tentang tanggung jawab para pendidik belum pernah diangkat dalam bentuk skripsi, maka penulis mencoba mengangkat tema mengenai tanggung jawab para pendidik menurut pandangan Abdullah Nashih ‘Ulwan ini. Penelitian yang dilakukan bersifat melengkapi dari penelitian-penelitian sebelumnya, yakni lebih menekankan kepada konsep serta bentuk-bentuk tanggung jawab pendidikan

yang digagas oleh Abdullah Nashih ‘Ulwan, yakni pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial, dan pendidikan seksual. Ketujuh macam bentuk pendidikan tersebut harus terintegrasikan secara sistemik dalam sebuah konsep yang Islami, agar pendidikan


(44)

22

yang diberikan kepada anak menjadi komprehensif, menyangkut berbagai dimensi yang sepatutnya dikembangkan.

G. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan skripsi ini mudah dipahami, maka penulis merasa perlu membatasi penulisan karya ilmiah ini dengan sistematika pembahasan sebagaimana tersebut dibawah ini :

BAB I : Merupakan bab pendahuluan, berisi tinjauan secara global tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini serta dikemukakan pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu serta sistematika pembahasan.

BAB II : Merupakan tinjauan pustaka yang memuat kajian teori membahas tentang konsep dan bentuk tanggung jawab menurut Abdullah

Nashih ‘Ulwan.

BAB III : Merupakan pembahasan tentang metodologi penelitian, yang berisi tentangpendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : Merupakan pokok dari penelitian ini yakni menyampaikan; Penyajian Data dan Pembahasan

BAB V : Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran


(1)

b) Pasal kedua : Tanggung jawab pendidikan moral c) Pasal ketiga : Tanggung jawab pendidikan fisik d) Pasal keempat : Tanggung jawab pendidikan rasio (akal) e) Pasal kelima : Tanggung jawab pendidikan kejiwaaan f) Pasal keenam : Tanggung jawab pendidikan sosial g) Pasal ketujuh : Tanggung jawab pendidikan seksual. 3. Bagian ketiga, terdiri dari tiga pasal dan penutup yaitu:

a) Pasal pertama : Metode dan saranapendidikan yang berpengaruh terhadap anak

b) Pasal kedua : Kaidah-kaidah asasi dalam pendidikan c) Pasal ketiga : Sarana pendidikan

d) Pasal keempat : Penutup

Terdapat banyak topik pembahasan yang ada dalam buku Tarbiyatul

Aulad fil Islam tersebut, sehingga tidak memungkinkan untuk disampaikan secara

rinci pada penelitian yang sifatnya terbatas ini.Oleh karena itu, penulis hanya membatasi pembahasan pada bagian kedua, tentang “tanggung jawab para pendidik”.

Tanggung jawab pendidikan adalah salah satu tanggung jawab yang digariskan Islam, yang barang tentu bukan hanya bagaimana mempersiapkan anak didik menjadi teknokrat, birokrat, konglomerat, atau profesi-profesi yang lain, melainkan justru yang lebih urgen adalah bagaimana tanggung jawab pendidikan itu diwujudkan menjadi sebuah gerakan pembentukan generasi Qur’ani dan masyarakar Rabbani, yaitu generasi atau masyarakat yang selalu merenungkan


(2)

hakikat penciptaan manusia, selalu berpedoman kepada al-Qur’an dan sunnah Rasul, serta menyandarkan segala sesuatu kepada kekuasaan Allah Swt.

F. Penelitian Terdahulu

Melalui penulisan skripsi ini peneliti menggali informasidari penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.

Penelitian Wahyudi Bahtiar, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam

(Tarbiyah), Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

berjudul “Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan”, diteliti pada tahun 2009. Menghasilkan satu konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan, yang menitikberatkan pembahasan tentang perkawinan teladan dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum yang berkenaan bagi anak yang baru lahir, tanggung jawab pendidikan, metode-metode pendidikan, kaidah-kaidah pendidikan, dan pedoman pendidikan anak.25

Penelitian ini menggunakan pendekatan content analisis secara deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan.

“Metode Pendidikan Karakter Islami Terhadap Anak Menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Buku Pendidikan Anak Dalam Islam dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Nasional” adalah judul yang dipilih oleh Yuni Irawati,


(3)

mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.Penelitian ini dilakukan pada Maret 2013, dengan tujuan mengetahui dan mendeskripsikan lebih dalam tentang metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam, serta mengetahui fungsi metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan, serta menghasilkan metode-metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam, dan menjelaskan fungsi metode tersebut, serta relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional.26

Selanjutnya ada pula penelitian yang dilakukan oleh Wisna Supriatna, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Wisna mengambil judul “Pendidikan Seks Anak Dalam Keluarga Menurut Abdullah Nashih Ulwan”.Penelitian ini dilakukan pada November 2010, yang bertujuan mendapatkan data atau referensi yang lebih banyak mengenai pendidikan seks anak, serta mengetahui sejauh mana peran keluarga dalam pendidikan seks anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan.Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis wacana dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan.Penelitian ini menghasilkan


(4)

pemahaman yang lebih luas tentang tanggung jawab pendidikan orang tua, khususnya dalam aspek pendidikan seks kepada anak.Aspek pendidikan ini sangat penting diberikan kepada anak sebagai modal awal berinterksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.Tentunya pemberian pendidikan ini disesuaikan dengan fase perkembangan anak, agar mendapatkan hasil yang maksimal.27

Irpan Saefurrahman,mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta juga melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pendidikan Anak dalam Perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan” yang dibuat pada Agustus 2001.Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai tatanan dan konsep dalam masalah pendidikan anak menurut perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan, serta mengetahui tujuan yang ingin dicapai pada pendidikan anak menurut perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis content secara deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian literature atau studi kepustakaan.Irpan dalam penelitiannya menghasilkan point-point tentang aspek-aspek, serta tujuan dan materi pendidikan anak menurut perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan. Tulisan ini juga mengupas berbagai macam metode dalam pendidikan anak menurut perspektif Abdullah Nashih ‘Ulwan.28

Berdasarkan analisis terhadap penelitian di atas, ada yang memfokuskan pada konsep pendidikan dari fase perkawinan teladan dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum yang berkenaan bagi anak yang baru lahir, tanggung jawab

27

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3733/1/WISNA%20SUPRIATNA-FITK.pdf


(5)

pendidikan, metode-metode pendidikan, kaidah-kaidah pendidikan, dan pedoman pendidikan anak.

Salah satu penelitian juga menjelaskan tentang metode-metode pendidikan karakter Islami terhadap anak menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam buku pendidikan anak dalam Islam, dan menjelaskanfungsi metode tersebut, serta relevansinya dengan tujuan pendidikan nasional.

Penelitian berikutnya menjelaskan tentang tanggung jawab pendidikan orang tua, khususnya dalam aspek pendidikan seks kepada anak.Aspek pendidikan ini sangat penting diberikan kepada anak sebagai modal awal berinterksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.Tentunya pemberian pendidikan ini disesuaikan dengan fase perkembangan anak, agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Meninjau dari beberapa penelitian di atas, sejauh pengetahuan penulis pembahasan tentang tanggung jawab para pendidik belum pernah diangkat dalam bentuk skripsi, maka penulis mencoba mengangkat tema mengenai tanggung jawab para pendidik menurut pandangan Abdullah Nashih ‘Ulwan ini. Penelitian yang dilakukan bersifat melengkapi dari penelitian-penelitian sebelumnya, yakni lebih menekankan kepada konsep serta bentuk-bentuk tanggung jawab pendidikan yang digagas oleh Abdullah Nashih ‘Ulwan, yakni pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial, dan pendidikan seksual. Ketujuh macam bentuk pendidikan tersebut harus terintegrasikan secara sistemik dalam sebuah konsep yang Islami, agar pendidikan


(6)

yang diberikan kepada anak menjadi komprehensif, menyangkut berbagai dimensi yang sepatutnya dikembangkan.

G. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan skripsi ini mudah dipahami, maka penulis merasa perlu membatasi penulisan karya ilmiah ini dengan sistematika pembahasan sebagaimana tersebut dibawah ini :

BAB I : Merupakan bab pendahuluan, berisi tinjauan secara global tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini serta dikemukakan pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu serta sistematika pembahasan.

BAB II : Merupakan tinjauan pustaka yang memuat kajian teori membahas tentang konsep dan bentuk tanggung jawab menurut Abdullah Nashih ‘Ulwan.

BAB III : Merupakan pembahasan tentang metodologi penelitian, yang berisi tentangpendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : Merupakan pokok dari penelitian ini yakni menyampaikan; Penyajian Data dan Pembahasan

BAB V : Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran