Kontrasepsi KESIMPULAN DAN SARAN

P H|E = dimana, P H|E : probabilitas hipotesa H jika terdapat evidence E P E|H : probabilitas munculnya evidence E jika diketahui hipotesa H P H : probabilitas hipotesa H tanpa memandang evidence apapun P E : probabilitas evidence E Penerapan teorema Bayes untuk mengatasi ketidakpastian, jika muncul lebih dari satu evidence dituliskan sebagai berikut : P H|E,e = P H|E dimana, e : evidence lama E : evidence baru P H|E,e : probabilitas adanya hipotesa H, jika muncul evidence baru E dari evidence lama e P e|E,H : probabilitas kaitan antara e dan E jika hipotesa H benar P e|E : probabilitas kaitan anatara e dan E tanpa memandang hipotesa apapun P H|E : probabilitas hipotesa H jika terdapat evidence E

2.5 Kontrasepsi

Menurut Johan Suban Tukan 1993, keluarga berencana tidak hanya berarti membatasi jumlah anak. Keluarga berencana berarti mengatur waktu kelahiran, perbedaan usia antara anak –anak, mendidik anak dan peningkatan kebahagiaan pasangan suami-istri. Terdapat beberapa metode keluarga berencana, antara lain : a. Cara Radikal Pengguguran sengaja abortus provocatus, Menstrual Regulation MR, pemandulan tetap sterilisasi, cara antinidatif seperti spiral dan morning after pill . Cara antinidatif berarti menghalangi telur yang sudah bersarang. Universitas Sumatera Utara b. Kontraseptive mencegah kehamilan Pil anti hamil, kondom, diafragma, pesarium spremiside dan sanggama terputus atau coitus interruptus. Kontrasepsi dianggap ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya, 2. Tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan, 3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, 4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, 5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus, 6. Mudah pelaksanaannya, 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dan 8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan bersangkutan. c. Cara Alamiah Dengan cara mengukur suhu basal, mengamati lendir kesuburan dan perabaan leher rahim. Cara alamiah berpedoman bahwa pria selalu subur namun wanita subur hanya sekali dalam setiap daur hidupnya. Oleh karena itu, kalau tidak mau mendapatkan anak, maka kebersamaan seksual jangan dilakukan saat wanita sedang mengalami ovulasi. Dalam pemilihan metode kontrasepsi tersebut, ada beberapa faktor dalam pencocokannya terhadap klien, yaitu Brahm U, 2007 : a. Faktor Pribadi, b. Faktor Kesehatan Umum, c. Faktor Ekonomi dan Aksesibilitas, dan d. Faktor Budaya. Selain kecocokan, kontasepsi yang dipilih juga harus sesuai dengan kondisi klien. Adapun ciri-ciri kontrasepsi yang sesuai, Pinem, 2009: a. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta mungkin mengharapkan punya anak lagi, b. Efektifitas cukup tinggi, Universitas Sumatera Utara c. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang direncanakan, dan d. Tidak menghambat air susu ibu ASI, karena ASI adalah makanan terbaik sampai anak usia 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak. 2.5.1 Coitus Intteruptus Coitus intteruptus juga dikenal dengan metode senggama terputus. Teknik ini dapat mencegah kehamilan dengan alat kelamin penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah Melani, 2010. 2.5.2 Metode Ovulasi Billings MOB Pasangan secara sukarela menghindari sanggama pada masa subur Ibu ketika Ibu tersebut dapat menjadi hamil, atau sanggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan. Metode Lendir Servics atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi Billing MOB adalah paling efektif. Cara yang kurang efektif misalnya Sistem Kalender atau Pantang Berkala dan Metode Suhu Basal yang sudah tidak dianjurkan lagi dikarenakan kegagalan yang cukup ringgi 20 dan waktu pantang yang lebih lama. Untuk menggunakan MOB, seorang perempuan harus belajar mengenai Pola Kesuburan dan Pola Dasar ke-Tidak-Suburan-nya. Untuk menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta secara penuh tidak bersenggama pada satu siklus haid, untuk mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan Saifuddin et al, 2003. 2.5.3 Kondom Kondom merupakan selubungsarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks karet, plastik vinil atau bahan alami produksi hewani yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung Universitas Sumatera Utara karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Kondom juga melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual dan dapat mencegah perubahan pra-kanker tertentu pada sel-sel leher rahim Saifuddin et al, 2003. 2.5.4 Kontrasepsi Oral Pil Kontrasepsi oralpil mencakup pil kombinasi dan sekuensial yang berisi estrogen dan progesteron dan pil yang berisi progesteron saja dikenal dengan istilah mini pil. Pil ini pada tahun 1930-an Dr. Kurzrok menunjukkan bahwa estrogen oral dapat meredakan dismenorhea dan menghambat ovulasi Melani, 2010. 2.5.5 Suntikan Kombinasi Cara kerja suntikan kombinasi ini pada prinsipnya sama dengan cara kerja pil kombinasi. Yang membedakan adalah lebih secara teknis karena isi dari kontrasepsi suntik ini tidak mengandung etinilestradiol maka risiko terhadap hipertensi dan vaskularisasi yang disebabkan oleh hormon ini praktis tidak terjadi. Maka kontrasepsi suntikan ini lebih aman untuk perempuan dengan hipertensi. Demikian juga pada perempuan yang mempunyai migrain Melani, 2010 2.5.6 Alat Kontrasepsi Bawah Kulit AKBK Implan Kontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung hormon progesteron, yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental. Enam kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan Wulansari Hartanto, 2007. Universitas Sumatera Utara 2.5.7 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman dan reversible bagi wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit Pra-Menstruation PMS dan sudah pernah melahirkan. AKDR adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui kanalis servikalis. Walaupun mekanisme kerja pasti tidak diketahui, dihipotesiskan bahwa AKDR mengganggu motilitas sperma dan perjalanan ovum. Efektivitas AKDR dipengaruhi oleh karakteristik alat, keterampilan penyedia layanan dalam memasang alat dan karakteristik pemakai misalnya usia dan paritas Wulansari Hartanto, 2007. 2.5.8 Metode Operasi Pria MOP Vasektomi Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi pria yang sudah memutuskan tidak ingin mempunyai anak lagi. Klien harus mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan. Vasektomi adalah operasi yang aman, mudah dan hanya memerlukan beberapa menit dirumah sakit atau klinik yang tersandar untuk melakukan pembedahan ringan. Secara umum vasektomi tidak ada efek samping jangka panjang Melani, 2010. 2.5.9 Metode Operasi Wanita MOW Tubektomi Tubektomi dilakukan dengan menyumbat tuba falopii melalui bedah sehingga telur dan sperma tidak dapat bertemu. Metode-metode yang dilakukan untuk tubektomi berbeda-beda sesuai dengan pendekatan teknik bedah yang digunakan untuk mencapai tuba. Penyedia pelayanan harus membuat keputusan mengenai pendekatan dan teknik oklusi yang akan ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang dimilki program mereka Wulansari Hartanto, 2007. Universitas Sumatera Utara BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas analisa teorema Bayes dan forward chaining dalam pemilihan alat kontrasepsi serta perancangan sistem dan desain interface.

3.1 Analisis Sistem