PERBEDAAN HASIL BELAJAR TURUNAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI DI MAN 2 MODEL MEDAN T.A 2014/2015.

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR TURUNAN ANTARA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) DENGAN NUMBER

HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS

XI DI MAN 2 MODEL MEDAN T.A 2014/2015

Oleh : Shirley Aprilia NIM 4113111073

Program Studi Pendidikan Matematika

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Turunan Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Achievement (STAD) dengan Number Head Together (NHT) pada siswa kelas XI di MAN 2 Model Medan T.A. 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, dan Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah MAN 2 Model Medan Bapak Dr. Burhanuddin, M.Pd dan seluruh Bapak/ Ibu


(4)

v

guru beserta Staf Pegawai MAN 2 Model Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang tersayang Drs. Nusyirwan, M.Si, Ibunda tercinta Yetti, Amd. yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Serta Adik tersayang Aristia Paramitha dan Ghina Aulia Atika yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed serta seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Terima kasih juga buat sahabat penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan yaitu Fifin, Asty, Fina, Dian, Raisyah, Presli, Aidil, Ridho, Cholida dan semua teman– teman sekelas Matematika Reguler Dik B’11 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2014 di SMA Negeri 1 Pantai Cermin yang selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis

Shirley Aprilia NIM. 4113111073


(5)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR TURUNAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI

DI MAN 2 MODEL MEDAN T.A 2014/2015 Shirley Aprilia (4113111073)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar Turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT dan mengetahui bagaimana proses jawaban siswa di kelas XI MAN 2 Model Medan T.A. 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN 2 Model Medan semester genap yang terdiri dari 4 kelas paralel dan yang menjadi sampel adalah dua kelas yang dipilih secara acak diamana kelas XI IPA 4 sebagai kelas STAD dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas NHT dengan masing-masing jumlah sampel 41 orang dalam tiap kelas. Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu pre-test dan post-test yang telah divalidasi dalam bentuk uraian. Nilai rata-rata post-test pada kelas STAD adalah 88,756 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata post-test pada kelas NHT adalah 80,488 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Dari hasil analisis data pre-test pada kedua sampel mempunyai kemampuan awal yang sama. Dari uji hipotesis data post-test pada kedua sampel diperoleh thitung> ttabel( 3,819 > 1,664) artinya bahwa hasil belajar turunan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas XI IPA MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015. Pada proses jawaban siswa hampir sebagian besar proses jawaban siswa telah sesuai dengan indikator namun adanya perbedaan dalam gaya diskusi menyebabkan perbedaan hasil belajar dimana hasil belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT.


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Kooperatif dengan Belajar Konvensional 19 Tabel 2.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 23

Tabel 3.1. Desain Penelitian 46

Tabel 4.1. Data Skor Pre-Test Kelas STAD dan NHT 54 Tabel 4.2. Data Skor Pre-Test Kelas STAD dan NHT 56 Tabel 4.3. Ringkasan Uji Normalitas dengan Liliefors 58 Tabel 4.4. Ringkasan Uji Homogenitas Data 58 Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 59


(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pre-test Kelas STAD 55 Gambar 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pre-test Kelas NHT 55 Gambar 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelas STAD 57 Gambar 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelas NHT 57


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. RPP I (Eksperimen STAD) 68 Lampiran 2. RPP II (Eksperimen STAD) 77

Lampiran 3. RPP I (Eksperimen NHT) 87

Lampiran 4. RPP II (Eksperimen NHT) 95

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 106

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 110

Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 113 Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 115

Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre Test 118

Lampiran 10. Pre Test 119

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Pre Test 120 Lampiran 12. Lembar Validasi Soal Pre Test 122

Lampiran 13. Kisi-Kisi Post Test 125

Lampiran 14. Post Test 126

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian dan Penskoran Post Test 127 Lampiran 16. Lembar Validasi Post-Test 131 Lampiran 17. Nilai Pre-Test STAD dan NHT 137 Lampiran 18. Nilai Post-Test STAD dan NHT 139 Lampiran 19. Uji Normalitas Pre-Test kelompok STAD 141 Lampiran 20. Uji Normalitas Pre-Test kelompok NHT 142 Lampiran 21. Uji Normalitas Post-Test Kelompok STAD 143 Lampiran 22. Uji Normalitas Post-Test Kelompok NHT 144


(9)

xi

Lampiran 23. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Pre-Test 145 Lampiran 24. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Post-Test 147 Lampiran 25. Uji Homogenitas Pre-Test 149 Lampiran 26. Uji Homogenitas Post-Test 150

Lampiran 27. Uji Hipotesis Pre-Test 151

Lampiran 28. Uji Hipotesis Post-Test 153 Lampiran 29. Tabel Distribusi Normal 155 Lampiran 30. Tabel Nilai Kritis L untuk uji Liliefors 157

Lampiran 31. Tabel Distribusi F 158

Lampiran 32. Tabel Distribus T 161


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang sebenernya terjadi sejalan dengan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. (Trianto, 2010 : 1)

Ditjen mendikdasmen menyatakan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan diharapkan dapat menghantarkan masyarakat indonesia menjadi masyarakat modern dan memiliki daya saing dengan dukungan iptek, etika, estetika dan kepribadian yang unggul untuk mencapai tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kualitas pendidikan yang rendah adalah salah satu hal yang menyebabkan rendahnya kualitas SDM Indonesia. Untuk menghadapi tantangan globalisasi kedepan yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, apabila tidak mau tertinggal jauh dari negara lain, maka kualitas SDM harus segera diperbaiki dan semuanya itu harus dimulai dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan ditandai dengan tingginya prensentase ketidaklulusan dalam ujian nasional dan yang menjadi penyebab tingginya presentase ketidaklulusan tersebut adalah mata pelajaran matematika.


(11)

2

Saat ini perbaikan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain perubahan kurikulum, perbaikan mutu dan kualitas guru dan siswa, peningkatan alokasi dana untuk pendidikan, serta peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang. Oleh karena itu guru tidak hanya sebagai penerima pembaharuan pendidikan, tetapi berperan serta dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengolahan pembelajaran dikelas.

Tercapainya hasil dari proses belajar mengajar yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu di antaranya yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru. Guru yang berkompeten dan profesional diharapkan untuk mampu secara tepat menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran, karena penggunaan metode yang sesuai untuk setiap pokok bahasan tertentu tentu saja berbeda satu sama lain. Guru sebisa mungkin dapat menggunakan beberapa metode sekaligus dalam satu kali proses pembelajaran. Dengan menggunakan variasi metode dalam mengajar akan membuat suasana kelas lebih hidup dan tidak membosankan.

Pendidikan matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Dapat dikatakan bahwa kualitas SDM Indonesia bergantung pada kualitas pendidikan matematika. Namun, prestasi Indonesia masih rendah sehingga belum dapat memperbaiki pola pikir dan karakter serta SD Indonesia. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

TIMSS yang dipublikasikan 26 Desember 2006, “Prestasi matematika siswa

Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara Malaysia mencapai 508 dan Singapore 605 (400 = Rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi dan 625 =

tingkat lanjut).”

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2010:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:


(12)

3

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; (6) memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Kemudian, Cornelius (dalam abdurrahman, 2010: 253) mengemukakan: Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1). Sarana berpikir yang jelas dan logis, (2). Sarana untuk pemecahan masalah kehidupan sehari – hari, (3). Sarana mengenal pola – pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4). Sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5). Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Konsep matematika yang bersifat abstrak inilah yang menyebabkan siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika sulit sehingga tidak mudah untuk mendapat prestasi belajar yang tinggi. Keabstrakan objek-objek matematika perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Pembelajaran matematika yang masih berpusat pada guru menyebabkan siswa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar. Pembelajaran matematika harus didasarkan atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pelajaran (Trianto, 2010: 52).

Banyak metode pembelajaran dapat dipilih sebagai pengganti dari metode konvensional dan tentunya pemilihan metode tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Metode pembelajaran yang baik merupakan metode pembelajaran yang tidak hanya di dominasi oleh guru melainkan juga melibatkan keaktifan siswa.

Observasi yang dilakukan dengan wawancara kepada salah satu guru mata pelajaran matematika di MAN 2 Model Medan didapat hasil bahwa sebagian besar siswa mempunyai hasil belajar matematika yang rendah. Hasil belajar


(13)

4

matematika yang rendah ini disebabkan karena siswa lebih sering menghafal konsep ketimbang memahami apa yang guru ajarkan didepan kelas. Hal ini ini menyebabkan siswa kesulitan dalam mengerjakan soal yang berbeda dari contoh yang guru berikan didepan kelas.

Dari pengalaman saat mengikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan) pada Agustus-November 2014 di SMAN 1 Pantai Cermin Serdang Bedagai di seluruh kelas XI, menunjukkan bahwa sebagian besar dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit daripada mata pelajaran lainnya. Sehingga siswa tidak tertarik untuk mempelajari matematika dan menyebabkan hasil belajar matematika siswa rendah

Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal utama. Model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang untuk mencapai suatu pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Rusman, 2010: 203). Model pembelajaran kooperatif menekankan kepada aspek sosial antar siswa dalam satu kelompok yang heterogen. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator, sedangkan siswa dapat mengemukakan ide-ide yang siswa miliki tanpa perlu ada rasa takut terhadap guru. Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Hal ini terbukti penggunaan model


(14)

5

pembelajaran kooperatif mendorong peningkatan prestasi belajar mahasiswa sebesar 20% dan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran tipe kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Sedangkan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Hasil penelitian Magor (2010), meyimpulkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) lebih efektif dibandingkan dengan kelas yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) pada siswa di kelas VII pada Pokok Bahasan Kegiatan Pokok Ekonomi Manusia di SMP Negeri I Singosari. Demikian juga dengan hasil penelitian Pramanik (2013) yang menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kognitif pada pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dibanding NHT dan STAD pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 2 Cilawu Garut. Perbedaan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) lebih baik dari tipe Jigsaw dan tipe NHT (Numbered Heads Together). Penelitian Ramadani (2013) juga mendukung kedua hasil penelitian diatas. Ramadani meneliti tentang Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif IPA Antara Kelas yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil


(15)

6

belajar kognitif IPA dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Berdasarkan keseluruhan uraian diatas, penulis tertarik mencoba melakukan penelitian dan melihat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan matematika. Karena luasnya cakupan materi matematika penulis mengambil materi turunan yang ada pada kelas XI. Dalam hal ini penulis akan mengadakan penelitian dengan judul

Perbedaan Hasil Belajar Turunan Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divison (STAD) dengan Number Head Together (NHT) pada Siswa Kelas XI di MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka timbul beberapa pertanyaan sebagai indentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.

2. Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga kurang tertarik mempelajari matematika

3. Siswa hanya mampu menghafal konsep daripada memahami konsep sehingga saat soal dimodifikasi siswa tidak mampu menjawab

4. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk mengekspresikan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

5. Penggunaan model dan media pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat.


(16)

7

1.3. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus dan mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa pada pokok bahasan turunan di kelas XI MAN 2 Model Medan tahun ajaran 2014/2015 dan model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dan tipe Number Head Together (NHT) .

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan yang diuraikan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar turunan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT?

2. Bagaimana proses jawaban siswa dikelas STAD dan NHT?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menunjukkan apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT

2. Untuk mengetahui bagaimana proses jawaban siswa dikelas STAD dan NHT

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa khususnya pada pokok bahasan turunan

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa.


(17)

8

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan dating dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.


(18)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT siswa memiliki kemampuan awal yang sama

2. Hasil belajar turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memliki rata-rata 88,756 dari skor total 100.

3. Hasil belajar turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki rata-rata 80,488 dari skor total 100.

4. Hasil belajar turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada NHT pada pokok bahasan turunan di kelas XI IPA MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015

5. Pada proses jawaban siswa, hampir sebagian besar proses jawaban siswa telah sesuai dengan indikator namun adanya perbedaan dalam gaya diskusi dan cara penyajian hasil diskusi menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar dimana hasil belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada pengajar matematika SMA dapat menggunakan model koperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dan mampu dengan sendirinya memahami dan mempelajari materi yang diajarkan.

2. Bagi guru-guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model kooperatif tipe STAD maupun tipe NHT sebaiknya lebih memperhatikan


(19)

65

alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat dikerjakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

3. Bagi guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model kooperatif tipe NHT, NHT dapat memicu siswa dalam meningkatkan hasil belajar, namun sebaiknya lebih ditingkatkan atau dikembangkan lagi penggunaan nomor kepala agar siswa tidak merasa terbebani saat diharuskan untuk menyajikan hasil diskusi.

4. Kepada pengelola pendidikan disarankan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada guru untuk melakukan perubahan-perubahan kegiatan pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.


(20)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Anchoto. 2009. Definisi Karakteristik Matematika. http:// Aanchoto.sman1ampekangkek.com//

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit

Bumi Aksara

Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi pendidikan Matematika. Medan: FMIPA Unimed

Hudojo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Penerbit Alfabeta

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Purwanto, Ngalim. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

P4MRI Unimed. 2009. Matematika Menjadi Pelajaran Menyenangkan. http://p4mriunimed.wordpress.com/

Rusman. 2010. Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito

Sudjana, Nana 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya


(21)

67

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Penerbit Kencana

Usman, Uzer 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya

Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga

Zaelani, Ahmad. 2013. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Matematika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya


(1)

1.3. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus dan mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa pada pokok bahasan turunan di kelas XI MAN 2 Model Medan tahun ajaran 2014/2015 dan model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dan tipe Number Head Together (NHT) .

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan yang diuraikan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar turunan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT?

2. Bagaimana proses jawaban siswa dikelas STAD dan NHT?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menunjukkan apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT

2. Untuk mengetahui bagaimana proses jawaban siswa dikelas STAD dan NHT

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa khususnya pada pokok bahasan turunan

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa.


(2)

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan dating dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.


(3)

64

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT siswa memiliki kemampuan awal yang sama

2. Hasil belajar turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memliki rata-rata 88,756 dari skor total 100.

3. Hasil belajar turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki rata-rata 80,488 dari skor total 100.

4. Hasil belajar turunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada NHT pada pokok bahasan turunan di kelas XI IPA MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015

5. Pada proses jawaban siswa, hampir sebagian besar proses jawaban siswa telah sesuai dengan indikator namun adanya perbedaan dalam gaya diskusi dan cara penyajian hasil diskusi menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar dimana hasil belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada tipe NHT

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada pengajar matematika SMA dapat menggunakan model koperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dan mampu dengan sendirinya memahami dan mempelajari materi yang diajarkan.

2. Bagi guru-guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model kooperatif tipe STAD maupun tipe NHT sebaiknya lebih memperhatikan


(4)

alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan pembelajaran dapat dikerjakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

3. Bagi guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model kooperatif tipe NHT, NHT dapat memicu siswa dalam meningkatkan hasil belajar, namun sebaiknya lebih ditingkatkan atau dikembangkan lagi penggunaan nomor kepala agar siswa tidak merasa terbebani saat diharuskan untuk menyajikan hasil diskusi.

4. Kepada pengelola pendidikan disarankan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada guru untuk melakukan perubahan-perubahan kegiatan pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Anchoto. 2009. Definisi Karakteristik Matematika. http:// Aanchoto.sman1ampekangkek.com//

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit

Bumi Aksara

Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi pendidikan Matematika. Medan: FMIPA Unimed

Hudojo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Penerbit Alfabeta

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Purwanto, Ngalim. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

P4MRI Unimed. 2009. Matematika Menjadi Pelajaran Menyenangkan. http://p4mriunimed.wordpress.com/

Rusman. 2010. Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito

Sudjana, Nana 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya


(6)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Penerbit Kencana

Usman, Uzer 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya

Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit Erlangga

Zaelani, Ahmad. 2013. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Matematika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 7 83

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 79

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 17 110

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 2 KAMPUNG BARU BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 29 147

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10