Ba Pengaruh "Gas Kick Incident" terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr di Dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Padi

mgkg mejadi kgha. Konversi logam berat di dalam tanah dihitung dengan asumsi bobot isi tanah 1.2 gcm 3 dan kedalaman akar 30 cm sehingga didapat bobot tanah 36 x 10 5 kgha. Konversi pada akar tanaman dihitung dengan asumsi bobot akar 4.93 gbatang dan populasi tanaman padi 25000 batangha sehingga didapat bobot akar 123.25 kgha. Selain itu, konversi pada jerami dihitung dengan asumsi bobot jerami 55.16 gbatang dan populasi tanaman padi 25000 batangha sehingga didapat bobot jerami 1379 kgha.

a. Ba

Pada lokasi LC terlihat bahwa kandungan logam Ba pada pengamatan tanah awal sebesar 670 mgkg lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan kedua sebesar 828 mgkg Gambar 2. Hal ini berbeda dengan pada lokasi LL yang lebih rendah pada pengamatan kedua dibandingkan dengan pada pengamatan pertama. Jika melihat data yang disajikan, terlihat bahwa kandungan logam Ba pada lahan pasca gass kick incident cenderung meningkat. Hal ini menggambarkan bahwa gas kick tidak sepenuhnya berkontribusi dalam peningkatan jumlah logam Ba yang ada di dalam tanah. Data analisis tanah awal dan kedua dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2 dan 6. Gambar 2. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL. 18 Logam Ba yang diabsorbsi oleh tanaman jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungannya di dalam tanah. Jumlah Ba tertinggi di identifikasi pada pengamatan tanah kedua yaitu 828 mgkg sedangkan yang terendah terdapat pada jerami yaitu 0.02 mgkg. Kandungan logam Ba pada lokasi LL yang di absorbsi oleh tanaman juga lebih rendah dibandingkan kandungan yang ada di dalam tanah. Berbeda dengan LC, kandungan logam Ba pada LL lebih tinggi pada pengamatan, tanah pertama yaitu 342 mgkg dan terendah pada jerami tanaman yaitu 0.02 mgkg. Hasil konversi kandungan logam Ba dalam kgha menunjukkan bahwa penyerapan logam Ba oleh tanaman jauh lebih rendah daripada kandungan logam Ba yang terdapat di dalam tanah baik pada lokasi LC maupun lokasi LL. Perbandingan kandungan logam Ba dalam kgha dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam kgha. b. Cd Logam Cd yang pada pengamatan tanah awal di lahan terkontaminasi gas kick pada lokasi LC dan LL terlihat lebih rendah dibandingkan dengan pada pengamatan kedua. Rataan Cd pada pengamatan tanah awal yaitu 1.01 mgkg sedangkan pada pengamatan kedua yaitu 1.55 mgkg. Kandungan logam berat Cd di dalam tanaman lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam tersebut di 19 0.93 1.55 1.76 0.31 1.01 0.3 0.08 0.07 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 LC LL Lokasi C d m g k g Tanah Awal Tanah Kedua Akar Jerami dalam tanah. Perbandingan kandungan logam Cd dalam tanah dan jaringan tanaman dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. Gambar 4 . Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL. Gambar 5. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam kgha. Kandungan logam Cd pada lokasi LC yang di absorbsi oleh akar dengan nilai 0.31 mgkg terlihat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang terserap oleh jerami dengan nilai 0.08 mgkg. Lokasi LL juga memiliki pola yang identik dengan lokasi LC. Hal ini menggambarkan bahwa kandungan logam Cd di dalam tanah tidak berpengaruh terhadap absorbsi logam Cd oleh tanaman. Hasil konversi logam Cd dalam kgha pada lokasi LC juga menunjukkan bahwa penyerapan 20 10.21 8.53 5.34 4.75 5.39 5.39 0.47 0.62 2 4 6 8 10 12 LC LL Lokasi C r m g k g Tanah Awal Tanah Kedua Akar Jeram i logam berat oleh jaringan tanaman sebesar 0.00011 kgha jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah awal sebesar 3.64 kgha. Begitu juga dengan lokasi LL, yang mana penyerapan logam Cd oleh jaringan tanaman sebesar 0.000097 kgha jauh lebih rendah dibandingkan deng terdapat di dalam tanah awal sebesar 3.36 kgha. Menurut laporan Peralta et al., 2000 aplikasi Cd pada alfalfa dengan takaran 5 ppm meningkatkan pertumbuhan akar 22.0 sedangkan pemberian Cd pada takaran 10 ppm menurunkan ukuran akar 6.0 dibandingkan dengan kontrol. Selanjutnya pemberian Cd dengan takaran 20 dan 40 ppm terus menurunkan ukuran akar.

c. Cr