ANALISIS KOMPOSISI MUSIK RUNGGU PADA INSTRUMEN KULCAPI DAN SURDAM KARYA HENDRI PERANGIN-ANGIN.

(1)

ANALISIS KOMPOSISI MUSIK RUNGGU PADA

INSTRUMEN KULCAPI DAN SURDAM KARYA

HENDRI PERANGIN-ANGIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RICKY NORIS BUKIT

NIM. 2101142024

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

i ABSTRAK

RICKY NORIS BUKIT. NIM.2101142024. ANALISIS KOMPOSISI MUSIK

RUNGGU PADA KULCAPI DAN SURDAM KARYA HENDRI

PERANGIN-ANGIN. FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis komposisi musik runggu pada kulcapi dan surdam karya Hendri Perangin-Angin .

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian sepertian biografi Hendri Perangin-Angin, pengertian analisis, musik Runggu dan tekik permainan kulcapi dan surdam.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti salam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sample pada penelitian ini berupa partitur lagu dan Audio Musik Runggu karya Hendri Perangin-Angin. Teknik pengumpulan data bersifat kerja laboratorium yakni menganalisis komposisi baik secara musik dan teknik permainan kulcapi dan surdam. Dan studi kepustakaan yang dilaksanakan di laboratorium Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh analisis komposisi Runggu karya Hendri Perangin-Angin memiliki 216 birama didalamnya menggunakan repertoar asli tradisi Karo seperti surdam permakan dan kulcapi simelungen rakyat, 6surdam dan 6kulcapi lainnya sebaigin besar karya ini hanya pengiring yg membentuk akord.Adapun tehnik yg baru pada instrument kulcapi adalah sebagai perkusi,bunyi perkusi berasal dari bagian-bagian kulcapi .Kreatifitas Hendri Perangin-Angin ini lah yang menjadi gagasan utama penelitian ini.

Kata kunci: Analisis Komposisi, Kulcapi dan Surdam Musik Runggu, Hendri Perangin-Angin


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis persembahkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dari awal

hingga akhir dengan judul “Analisis Komposisi Musik Runggu pada Kulcapi dan

Surdam karya Hendri Perangin-Angin”.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyempaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di penulisan selanjutnya.

Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaiakn Skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Dr. Pulumun P Ginting, S.Sn, M.Sn. Ketua Program Studi Pendidikan Musik,Sekaligus sebagai Pembimbing Skripsi I

5. Mukhlis S.Pd., M.Sn. Dosen Pembimbing Skripsi II.


(9)

ii

7. Seluruh Dosen khususnya Program Pendidikan Musik yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan. 8. Orang tua penulis Simson Bukit dan Lesna br Perangin-Angin yang selalu

luar biasa memberi dukungan dan doa, serta kakak Penulis Elisabet br Bukit, dan adik Penulis Charolus Bukit yang selalu memberi semangat dan doa.

9. Hendri Perangin-angin, Debby indah Tarigan S.Pd, Agrifa Sinuhaji, yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

10.Teman-teman seperjuangan stambuk 2010 doa dan motivasinya, Wiranata Sembiring, Yeheskiel Tarigan, Anton Darco Hutasoit.

11.Teman-teman permata GBKP Tanjung sari doa dan motivasinya.

12.Semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu penyelesaian Skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan berkat yang melimpah kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, September 2016 Penulis

RICKY NORIS BUKIT NIM. 2101142024


(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... A. Landasan Teoritis ... 9

1. Pengertian Analisis ... 9

2. Teori Musik ... 10

a) Melodi ... 12

b) Ritme dan Irama ... 13

c) Dinamika ... 15

d) Kalimat Musik ... 16

3. Teori Komposisi ... 17

4. Pengertian Alat Musik... 20

5. Pengertian musik Runggu Karya Hendri Perangin- Angin ... 25


(11)

ii BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Peneletian ... 29

D. Populasi Penelitian... ... 29

1. Sampel Penelitian ... 29

2. Teknik Pengumpulan Data ... 30

3. Observasi ... ... 30

4. Wawancara... ... 31

5. Studi Keputusan... ... 32

6. Kerja Laboratorium... ... 34

7. Dokumentasi ... 34

8. Teknik Analisis Data…... ... 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Teknik yang Digunakan dalam Komposisi Runggu ... 36

1. Kulcapi ... 36

a. Posisi Memainkan Kulcapi ... 37

b. Teknik Memainkan Kulcapi ... 39

2. Surdam ... 40

a. Posisi memainkan Surdam ... 40

b. Teknik memainkan surdam. ... 41

3. Kulcapi dan Surdam karya Runggu ... 42

B. Peranan Kulcapi dan Surdam Pada Komposisi Runggu ... 62

1. Kulcapi ... 62

2. Surdam ... 64

C. Bentuk Penyajian Komposisi Runggu ... 65

1. Tangga nada ... 69


(12)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... ... 74 LAMPIRAN ... BIODATA ...


(13)

i

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Melodi ... 13

2. Gambar 2.2. Pola Ritme ... 14

3. Gambar 2.3. Sekuens Naik Dan Turun Dalam Bentuk Notasi Balok .... 17

4. Gambar 2.4. Kulcapi ... 23

5. Gambar 2.5. Surdam ... 24

6. Gambar 4.1. Posisi Jari Kiri Bagian Depan ... 39

7. Gambar 4.2. Posisi Ibu Jari ... 39

8. Gambar 4.3. Posisi Jari Kanan ... 40

9. Gambar 4.4. Posisi Memainkan Kulcapi... 40

10.Gambar 4.5. Posisi Bermain Surdam ... 41

11.Gambar 4.6. Surdam Permakan ... 42

12.Gambar 4.7. Surdam Membentuk Akord ... 44

13.Gambar 4.8. Kulcapi Simalungun Rayat ... 46

14.Gambar 4.9. Kulcapi Membentuk Akord ... 52

15.Gambar 4.11. Dokumentasi Pementasan Komposisi Runggu ... 66

16.Gambar 4.12. Dokumentasi Pementasan Komposisi Runggu ... 67


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku yang kaya akan seni budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan, dengan ciri khas daerahnya sendiri. Salah satu bentuk nyata atau wujud kebudayaan yang merupakan komplek ide-ide, gagasan serta hasil karya manusia adalah kesenian.

Kesenian merupakan sarana komunikasi baik dengan warga masyarakat maupun alam semesta.Seni merupakan penjelmaan dari keinginan manusia untuk memberi bentuk melalui ungkapan dan perasaan yang dikemas kedalam bentuk artistik. Sebuah seni diciptakan disebabkan manusia memerlukanya, dan sebagai salah satu kebutuhan rohaninya.

Dalam masyarakat tradisioanal, seni merupakan salah satu tiang yang menopang keberadaaan masyarakat. Salah satunya adalah budaya pada suku Batak yang merupakan suku yang berkembang di provinsi Sumatra Utara, Suku Batak terdiri dari Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Angkola, Batak Dairi dan Batak Karo. Keenam etnis Batak tersebut memiliki persamaan dan perbedaan kebudayaan masing-masing. Seperti halnya kita lihat, hampir diseluruh wilayah Indonesia memiliki kesenian yang berbeda dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajianya maupun bentuk/organolagi instrumen musiknya.


(15)

2

Khususnya pada suku Batak Karo, yang mendiami beberapa daerah yang meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Dairi, semuanya berada di Provinsi Sumatra Utara. Nama suku ini dijadikan sebagai nama kabupaten disalah satu wilayah yang mereka diami yaitu Kabupaten Karo yang terletak didataran tinggi Tanah Karo. Ibu kota Kabupaten Karo adalah Kabanjahe. Berdasarkan wilayah geografisnya, sebagian besar masyarakat Karo mendiami daerah Kabupaten Karo (meliputi daerah kabupaten Karo dan sekitarnya) dan Kabupaten Langkat.

Masyarakat Karo yang mendiami Kabupaten Karo sering disebut sebagai

karo gugung adalah masyarakat Karo yang mendiami dataran tinggi

(pegunungan), dan Masyarakat Karo yang mendiami Kabupaten Langkat disebut sebagai karo jahe yang artinya masyarakat karo yang mendiami dataran rendah wilayah Langkat, Deli Serdang, Kota Binjai dan Kota Medan.

Masyarakat Karo banyak memiliki keaneka ragaman kesenian dalam kehidupan masyarakatnya. Kesenian itu sendiri terdiri dari beberapa bagian seperti seni musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, ukir (pahat).

Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan keseniaan masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama diwilayah yang masih homogen secara etnik budaya. Seni ini menjadi tradisi turun-temurun bagi mereka, namun beberapa wilayah yang heterogen etnik, ada beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaanya, bahkan ada yang hilang sama sekali. Hal ini disebabkan karena sudah mengalami


(16)

perubahan-3

perubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya banyak dipengaruhi oleh budaya lain.

Salah satu seni yang paling menarik pada budaya Karo adalah seni musiknya. Karo memiliki banyak alat musik yang menjadikannya sebagai salah satu budaya yang kaya akan seni, misalnya yang paling umum digunakan adalah alat musik kulcapi dan surdam.

Kulcapi adalah instrumen musik berjenis Kardopon, dengan dua senar.

dilihat dari cara memainkannya kulcapi memiliki beberapa kemiripan dengan instrumen Batak Toba yang diberi nama hasapi, yang untuk menghasilkan bunyi-bunyi sama dipetik, tapi dilihat dari karakter bunyi-bunyi yang dihasilkan dan teknik permainan memiliki perbedaan.

Surdam juga alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Alat musik surdam ditiup dari belakang dengan ruas bambu yang terbuka (endblown flute). Secara konstruksi dan tehnik memainkan, surdam memiliki kemiripan dengan saluang pada musik tradisional Minangkabau atau shakuhachi pada musik tradisional Jepang. Tidak seperti balobat yang secara sederhana dapat langsung berbunyi ketika ditiup, surdam memiliki teknik khusus untuk meniupnya agar dapat berbunyi. Tanpa menguasai teknik tersebut, surdam tidak akan berbunyi ketika ditiup. Alat musik surdam biasanya dimainkan pada malam hari ketika suasana sepi.

Kulcapi dan surdam adalah instrumen yang digunakan Hendri prangin angin dalam kompusisi musik yang diberi judul runggu.sebelum membicarkan runggu akan diuraikan secara singkat tentang kulcapi dan surdam.


(17)

4

Selain pada seni musiknya, masyarakat Karo juga memiliki tradisi yang baik, contohnya adalah Runggu. Runggu jika di artikan ke dalam bahasa indonesia artinya adalah musyawarah. Masyarakat Karo sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan antar sesama khususnya dengan masyarakat karo itu sendiri, sehingga jika mereka mempunyai acara tertentu atau memutuskan sesuatu biasanya masyarakat karo menjalankan tadisi/budaya Runggu terlebih dahulu. Runggu inilah kemudian dijadikan sebagai inspirasi komposisi musik yang akan dianalisis dalam penelitin ini.

Bagi masyarakat Sumatera Utara, terutama yang berkecimpung dalam kesenian mungkin nama Hendri Perangin-angin sudah tidak asing lagi. Pendiri band musik tradisional Sumut Insidental Musik ini sudah malang melintang menghibur masyarakat Sumut, serta tampil di berbagai acara kebudayaan di luar negeri. Walaupun sudah tidak muda lagi, namun Hendri Perangin-Angin masih tetap eksis dan setia di jalur musik tradisional. Seniman Sumatera Utara (Sumut) ini juga ambil andil dalam perkembangan musik Karo. Hendri Perangin-angin menunjukkan eksistensinya pada seni musik Karo dengan menciptakan karya

komposisi musik yang berjudul “Runggu” pada instrumen kulcapi dan surdam.

Melihat karya komposisi musik Hendri Perangin-angin tersebut, penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami dan selanjutnya menganalisis kreativitas yang di tanamkan oleh Hendri Perangin-angin pada karya komposisi musik dengan menggunakan instrumen kulcapi dan surdam yang telah diciptakannya. Judul penelitian ini adalah : Analisis Komposisi Musik ”Runggu” Pada Instrumen Kulcapi Dan Surdam Karya Hendri Perangin-angin.


(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ialah suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah bertujuan agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cukupan masalah tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadali (2006: 23), yang mengatakan bahwa:

“Idetifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiaaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan berbagai pertanyaan”.

Berdasarkan pendapat diatas dan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini di identifikasi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Bagaimana keberadaan Kulcapi dan Surdam pada seni musik Karo ? 2. Teknik apakah yang digunakan dalam komposisi Runggu karya Hendri

Perangin-angin?

3. Bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam dalam komposisi musik

Runggu karya Hendri Perangin-angin?

4. Bagaimana bentuk penyajian musikal karya Runggu ?

5. Bagaimana minat Masyarakat umum terhadap bentuk penyajian komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin?


(19)

6

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dang lingkup masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian. Menurut pendapat Sukardi (2003: 30) mengatakan bahwa :

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu

penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan terangkum kedalam pertanyaan yang jelas”.

Maka untuk membatasi pembahasan topik menjadi terfokus dan tidak melebar, peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Teknik apakah yang digunakan dalam komposisi Runggu karya Hendri Perangin-angin?

2. Bagaimana peranan instrumen kulcapi dan Surdam dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin?

3. Bagaimana bentuk penyajian musikal dalam Komposisi Musik Runggu Pada Instrumen Kulcapi dan Surdam Karya Hendri Perangin-angin?


(20)

7

D. Rumusan Masalah

Menurut pendapat Sumadi (2005: 17) setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini sangat penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan: Analisis Komposisi Musik ”Runggu” Pada Instrumen Kulcapi Dan Surdam Karya Hendri Perangin-angin.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu berorentasi kepada tujuan, karena dengan mengetahui tujuan, arah dari penelitian itu akan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Asril (2001: 18) yang mengatakan bahwa: “tujuan tersebut merupakan pernyataan yang mengungkapkan hal yang akan diperoleh pada akhir penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah jawaban yang diharapkan oleh

peneliti”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam komposisi musik Runggu karya Hendri perangin-angin.

2. Untuk mengetahui bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin

3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian musikal dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin.


(21)

8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti yang lain, jika ingin meneliti objek yang sama, namun tentu saja dari sudut pandang yang berbeda.

2. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca dalam melestarikan musik tradisi karo, agar dapat dikenal oleh masyarat lain selain Karo.

3. Sebagai sumber informasi kesenian yang ada dan berkembang pada masyarakat Karo.

4. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan kemudian hari.

5. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan Jurusan Sendratasik Program Studi Seni Musik Universitas Negeri Medan.

6. Sebagai pengalaman penulis, guna pembangunan ilmu selanjutnya kearah yang lebih baik.


(22)

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dalam menganalisis komposisi musik unggu pada kulcapi dan surdam karya Hendrik Perangin-angin, maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut :

1. Hendrik merupakan seniman yang masih eksis dan setia dijalusr musik tradisinya, terkenal dan sudah menciptakan banyak komposisi musik sepanjang hidupnya. Salah satu yang terkenal dari karyanya adalah

Runggu.

2. Karya runggu dibuat pada tahun 2014 dan dipublikasikan untuk pertama

kalinya pada tahun 2014 di jaya pura pada acara temu karya tamn budaya seindonesia pada tangal 10-13 september 2014…...

3. Karya runggu dimainkan dengan 7kulcapi dan 7 surdam. Musik Runggu terdiri dari tujuh orang pemain diantaranya, Hendri perangin angin, Dr Pulumun P. Ginting S.Sn.,M.Sn, Brefin tarigan S.Pd M.Sn, Triputra sitepu S.Sn, Ricky Noris Bukit, Iwanda sitepu, Ardi Brena Gurusing. 4. Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk

Mentranskripsikan komposisi Runggu pada kulcapi dan surdam karya Hendri Perangin-angin . Adapun alasan penulis menggunakan sistem notasi Barat adalah karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum dalam bidang musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis


(23)

72

paranada yang dapat digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya suatu nada atau suara (grafik). karena secara ritmis sistem notasi barat dapat digunakan untuk pembagian setiap nilai ketukan, dan (4) karena komposisi runggu pada instrument kulcapi dan surdam merupakan alat musik yang berasal dari kebudayaan yg disajikan dengan gaya Barat maka menggunakan notasi Barat merupakan hal yang mungkin dilakukan

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Komposisi RUNGGU memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi sehingga tidak semua orang dapat memainkan karya ini. Karya ini membutuhkan interpretasi dan jiwa musik yang kuat. Untuk memainkan karya ini sebaiknya sering berlatih dan terlebih dahulu mendengarkan musik-musik tradisi karo asli agar dapat menyatu dengan ayunan melodi dan temponya.

2. Bagi mahasiswa yang ada dijurusan seni musik, jika ingin menganalisis sebuah komposisi musik haruslah benar-benar menguasai ilmu analisis musik dari pegenalan motif, frase, bentuk dan interpretasi dalam sebuah komposisi musik.

3. Bagi mahasiswa yang memilih judul analisis komposisi musik sebagai judul skripsi sebaiknya terlebih dahulu menguasai program dalam membuat notasi balok, seperti finale atau sibelius maupun encore untuk memudahkan dalam penulisan dan menganalisis sebuah karya musik.


(24)

73

4. Bagi mahasiswa jurusan seni musik yang ingin menganalisis komposisi musik baik instrument maupun vocal, sebaiknya memiliki banyak bukku teori tentang analisis untuk dijadikan bahan refrensi.

5. Bagi mahasiswa yang akan menganalisis kerya musik sebaiknya memiliki audio dan karya tersebut agar memperudah pengerjaan analisis motif, frase dan interpretasi dan juga harus mengetahui biografi pencipta karya agar dapat mengetahui bagaimana karakter lagu yang di analisis.


(25)

74

DAFTAR PUSTAKA

Azari. Asril (2001), Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah, cetakan ke 4, Jakarta: Universitas Trisakti

Bugin, Burgan. 2011. “Metode Penelitian”. Jakarta : Bumi Pustaka

Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument Of The Philippines. Nevada : FMAdigest

Djelantik, A.A.M. 2000. Estetika sebuah pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Ginting Imanuel, 1995. Peralatan Tradisional Karo

Hadali, 2006. Metode Penelitian Kependidikan, Padang: Quantum Teaching Leach, Maria. 2001. The New book of Knowledge. New york : Glolier, Inc Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Ginting Pulumun, 2015. Spiritualitas Upacara Gendang Kematian Masyarakat

Karo Pada Era Globalisasi. Disertasi. Udayana

Sueharto, M.2001. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Sembiring Irmayanti, 2012. Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Fauzi Didesa Hulu

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Kajian Organologi.

Skripsi. Unimed

Bungin, Burhan. 2001. Moetodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Edmurd Prier SJ, Karl. 1993. Sejarah Musik I. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.

Edmurd Prier SJ, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.

Linggono Budi. 1993, Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta : Mahendra Sempana.

Ginting Pulumun, 1998. Keyboard Elektronik Dalam Tradisi Musik Karo : Kajian


(1)

D. Rumusan Masalah

Menurut pendapat Sumadi (2005: 17) setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini sangat penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan: Analisis Komposisi Musik ”Runggu” Pada Instrumen Kulcapi Dan Surdam Karya Hendri Perangin-angin.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu berorentasi kepada tujuan, karena dengan mengetahui tujuan, arah dari penelitian itu akan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Asril (2001: 18) yang mengatakan bahwa: “tujuan tersebut merupakan pernyataan yang mengungkapkan hal yang akan diperoleh pada akhir penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah jawaban yang diharapkan oleh peneliti”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam komposisi musik Runggu karya Hendri perangin-angin.

2. Untuk mengetahui bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin

3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian musikal dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin.


(2)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti yang lain, jika ingin meneliti objek yang sama, namun tentu saja dari sudut pandang yang berbeda.

2. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca dalam melestarikan musik tradisi karo, agar dapat dikenal oleh masyarat lain selain Karo.

3. Sebagai sumber informasi kesenian yang ada dan berkembang pada masyarakat Karo.

4. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan kemudian hari.

5. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan Jurusan Sendratasik Program Studi Seni Musik Universitas Negeri Medan.

6. Sebagai pengalaman penulis, guna pembangunan ilmu selanjutnya kearah yang lebih baik.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dalam menganalisis komposisi musik unggu pada kulcapi dan surdam karya Hendrik Perangin-angin, maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut :

1. Hendrik merupakan seniman yang masih eksis dan setia dijalusr musik tradisinya, terkenal dan sudah menciptakan banyak komposisi musik sepanjang hidupnya. Salah satu yang terkenal dari karyanya adalah Runggu.

2. Karya runggu dibuat pada tahun 2014 dan dipublikasikan untuk pertama

kalinya pada tahun 2014 di jaya pura pada acara temu karya tamn budaya seindonesia pada tangal 10-13 september 2014…...

3. Karya runggu dimainkan dengan 7kulcapi dan 7 surdam. Musik Runggu terdiri dari tujuh orang pemain diantaranya, Hendri perangin angin, Dr Pulumun P. Ginting S.Sn.,M.Sn, Brefin tarigan S.Pd M.Sn, Triputra sitepu S.Sn, Ricky Noris Bukit, Iwanda sitepu, Ardi Brena Gurusing. 4. Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk

Mentranskripsikan komposisi Runggu pada kulcapi dan surdam karya Hendri Perangin-angin . Adapun alasan penulis menggunakan sistem notasi Barat adalah karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum dalam bidang musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis


(4)

suatu nada atau suara (grafik). karena secara ritmis sistem notasi barat dapat digunakan untuk pembagian setiap nilai ketukan, dan (4) karena komposisi runggu pada instrument kulcapi dan surdam merupakan alat musik yang berasal dari kebudayaan yg disajikan dengan gaya Barat maka menggunakan notasi Barat merupakan hal yang mungkin dilakukan

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Komposisi RUNGGU memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi sehingga tidak semua orang dapat memainkan karya ini. Karya ini membutuhkan interpretasi dan jiwa musik yang kuat. Untuk memainkan karya ini sebaiknya sering berlatih dan terlebih dahulu mendengarkan musik-musik tradisi karo asli agar dapat menyatu dengan ayunan melodi dan temponya.

2. Bagi mahasiswa yang ada dijurusan seni musik, jika ingin menganalisis sebuah komposisi musik haruslah benar-benar menguasai ilmu analisis musik dari pegenalan motif, frase, bentuk dan interpretasi dalam sebuah komposisi musik.

3. Bagi mahasiswa yang memilih judul analisis komposisi musik sebagai judul skripsi sebaiknya terlebih dahulu menguasai program dalam membuat notasi balok, seperti finale atau sibelius maupun encore untuk memudahkan dalam penulisan dan menganalisis sebuah karya musik.


(5)

4. Bagi mahasiswa jurusan seni musik yang ingin menganalisis komposisi musik baik instrument maupun vocal, sebaiknya memiliki banyak bukku teori tentang analisis untuk dijadikan bahan refrensi.

5. Bagi mahasiswa yang akan menganalisis kerya musik sebaiknya memiliki audio dan karya tersebut agar memperudah pengerjaan analisis motif, frase dan interpretasi dan juga harus mengetahui biografi pencipta karya agar dapat mengetahui bagaimana karakter lagu yang di analisis.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Azari. Asril (2001), Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah, cetakan ke 4, Jakarta: Universitas Trisakti

Bugin, Burgan. 2011. “Metode Penelitian”. Jakarta : Bumi Pustaka

Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument Of The Philippines. Nevada : FMAdigest

Djelantik, A.A.M. 2000. Estetika sebuah pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Ginting Imanuel, 1995. Peralatan Tradisional Karo

Hadali, 2006. Metode Penelitian Kependidikan, Padang: Quantum Teaching Leach, Maria. 2001. The New book of Knowledge. New york : Glolier, Inc Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Ginting Pulumun, 2015. Spiritualitas Upacara Gendang Kematian Masyarakat Karo Pada Era Globalisasi. Disertasi. Udayana

Sueharto, M.2001. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Sembiring Irmayanti, 2012. Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Fauzi Didesa Hulu

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Kajian Organologi. Skripsi. Unimed

Bungin, Burhan. 2001. Moetodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Edmurd Prier SJ, Karl. 1993. Sejarah Musik I. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.

Edmurd Prier SJ, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.

Linggono Budi. 1993, Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta : Mahendra Sempana.

Ginting Pulumun, 1998. Keyboard Elektronik Dalam Tradisi Musik Karo : Kajian Dari Sisi Akulturasi Dan Teknik Permainan. Medan. Nomensen