EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTU PETA KONSEP DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SMA.

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTU PETA
KONSEP DAN KREATIVITAS TERHADAP KEMAMPUAN
KEMAM
PEMECAHAN MASALAH FISIKA SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam
alam
Memper
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada
ada
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
RIZKI NOVERI PANDIANGAN
NIM : 8146176016

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2016

ABSTRAK
Rizki Noveri Pandiangan. “Efek Model Problem Based Learning Berbantu
Peta Konsep Dan Kreativitas Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika SMA”. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk : menganalisis apakah hasil kemampuan pemecahan
masalah siswa yang diajarkan dengan model problem based learning berbantu
peta konsep lebih baik daripada pembelajaran konvensional, menganalisis apakah
hasil kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki kreativitas tinggi
lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah, menganalisis apakah
ada interaksi antara model problem based learning berbantu peta konsep dengan
kreativitas siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain two group
pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA
Negeri 3 Medan semester II tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara cluster random sampling, yaitu sebanyak 2 kelas berjumlah 80
orang. Kelas X MIA-4 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model
pembelajaran problem based learning berbantu peta konsep terdiri atas 40 orang
siswa, kelas X MIA-14 sebagai kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran

konvensional terdiri atas 40 orang siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan
tes essay kemampuan pemecahan masalah terdiri dari 5 soal dan tes kreativitas
dalam bentuk essay terdiri dari 8 soal serta telah dinyatakan valid dan reliabel.
Data yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan ANAVA dua jalur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning berbantu peta
konsep lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, kemampuan
pemecahan masalah siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik
dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas rendah , dan terdapat interaksi
antara model pembelajaran problem based learning berbantu peta konsep dan
pembelajaran konvensional dengan kreativitas dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah fisika siswa.
Kata Kunci :Model Problem Based Learning, Peta Konsep, Konvensional,
Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah.

i

ABSTRACT
Rizki Noveri Pandiangan. “The Effect of Problem-Based Learning Model
with Concept Mapping and Creativity on Problem Solving Ability in SMA”.

Postgraduate School of the State University of Medan, 2016.
The aim of this study were : to analyze if the result of students’ problem solving
ability with using problem-based learning model with concept mapping better
than conventional learning, to analyze if the results of problem solving ability of
students who have high creativity was better than students who have low
creativity,to analyze if there was no interaction between problem-based learning
modelwith concept mapping and creativity of physics students' problem solving
ability. This research is a quasi-experimental design with two group pretestposttest design. Theresearchpopulation is all students of class X SMA Negeri 3
Medan in second semester of the 2015/2016 academic year. The sampling define
by random cluster sampling with two classes consist of 80 students.The lass of
X MIA-4 as the experimental classusingproblem-based learning model
withconcept mapping consists of 40 students, the class of X MIA-14 as the control
class using conventional learning consiste of 40 students. This research instrument
use essay tests of problem solving ability consists of 5 questions and tests of
creativity in the form of an essay consists of 8 questions and has been valid and
reliable. Result of the data analyzed by using two ways ANAVA. The results
showed that: the problem solving ability of students using problem-based learning
model with concept mapping better than conventional learning, The problem
solving ability of students who have high creativity better than students who have
the low creativity, and there was interaction between the problem-based learning

model with concept mapping and conventional learning with creativity to
improvephysicsstudents' problem-solving ability.

Keywords:

Problem- ased Learning Model, oncept Mapping, onventional,
reativity, Problem Solving Ability.

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul

“Efek Model Problem Based Learning

Berbantu Peta Konsep Dan Kreativitas Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika SMA” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Alhamdulillah dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam menentukan judul,penyusunan proposal hingga menjadi sebuah
tesis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, yaitu
kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Pascasarjana dan Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2.

Bapak Dr. Ridwan Abdullah Sani,M.Si selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan tesis.


3.

Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku narasumber I, Ibu Prof. Dr. Retno
Dwi Suyanti, M.Si selaku narasumber II, Bapak Prof.Motlan,M.Sc, Ph.D
selaku narasumber III yang telah memberikan masukan guna kesempurnaan
tesis ini.

4.

Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Fisika Pps Unimed yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.

5.

Bapak Drs.Sahlan Daulay,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3
Medan, guru dan staff yang telah memberikan izin dan waktu kepada penulis
untuk melakukan penelitian.

iii


.

Bapak Kepala Sekolah dan Staff guru SMA Laksamana Martadinata Medan
yang memberikan motivasi dan dukungan tempat penulis bekerja.

.

Teristimewa untuk keluargaku yang sangat saya sayangi dengan penuh
hormat penulis menyampaikan terimakasih tidak terhingga pada kedua
orangtuaku tersayang Ibunda Rismawati Tanjung, Ayahanda

erman

Pandiangan dan Adikku sayang Ferdiansyah Pandiangan yang telah
memberikan motivasi, doa, serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada
penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed hingga selesainya tesis ini.
.

Teman-teman seperjuangan semasa perkuliahan Pps Pendidikan Fisika Dik B
Sartika Sari Rambe,M.Pd,Tetty Oppusunggu,M.Pd, Lilys Bahrani, M.Pd, Kk

Sari Wahyuni, M.Pd, Kk Unita Sukma,M.Pd,Rika Yulia,M.Pd, Mutiah,M.Pd,
Bg Risdo

ultom, M.Pd, Bg Yosua, M.Pd, Wita, M.Pd Pak Narso, M.Pd, Bu

Yanti, M.Pd Pak Kasden, M.Pd dan lainnya tidak tersebutkan satu persatu.
Teman-teman kelas A1 dan A2

aflah,M.Pd, Irdes

idayana Siregar,M.Pd,

Tionar Melisa, M.Pd Kak Pesta, M.Pd terimakasih atas kerjasama dan
semangat yang kalian berikan. Serta adik kohati Irma Yanti,S.Pd yang
membantu dalam penelitian, dan kk kos ku selama dua tahun perjuangan s2
kak Cut Izzah Farahiya M.Pd.
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembacanya.


Medan,

Juni 201

Penulis

Rizki Noveri Pandiangan
NIM. 14 1 01

iv

DAFTAR ISI
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran


i
ii
iii
v
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1

9
10
10
11
11
12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1. Model Pembelajaran
2.1.2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran PBL
2.1.2.2 Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran PBL
2.1.2.2.1Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
2.1.2.2.2Teori Belajar Vygotsky
2.1.2.2.3Teori Belajar Kontruktivis
2.1.2.3 Sintaks Model Pembelajaran PBL
2.1.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBL
2.1.3. Pembelajaran Konvensional
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Konvensional
2.1.3.2 Kelebihan dan KekuranganPembelajaran Konvensional
2.1.4
Peta Konsep
2.1.4.1 Pengertian Peta Konsep
2.1.4.2 Gagasan-gagasan yang Mendasari Pembentukan Peta
Konsep
2.1.4.3 Menyusun Peta Konsep
2.1.4.4 Kegunan dan Manfaat Peta Konsep
2.1.5
Kreativitas
2.1.5.1 Pengertian Kreativitas
2.1.5.2 Tujuan-tujuan wujud Kreatif
2.1.5.3. Ciri-Ciri Kreativitas
2.1.5.4. Indikator Kreativitas
2.1.6. Kemampuan Pemecahan Masalah
2.1.7. Penelitian Yang Relevan............................................................
2.2
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.2.1
Kerangka Konseptual..................................................................

14
14
16
16
16
18
20
20
21
22
28
29
29
29
31
31

v

31
32
33
35
35
37
38
38
41
43
47
47

2.2.1.1. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah dengan
menggunakan Problem Based Learning Berbantu
Peta Konsep Lebih Baik daripada Model
Pembelajaran Konvensional........................................................
2.2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah isika untuk
Kreativitas Tinggi Lebih Baik daripada
Kreativitas Rendah......................................................................
2.2.1.3. Ada Interaksi Model Problem Based Learning
Berbantu Peta Konsep Dan Model Pembelajaran
Konvensional Dengan Kreativitas Dalam Kemampuan
Pemecahan Masalah isika siswa.............................................
2.2.2. Hipotesis Penelitian

51
52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitia.........................................................................
3.1.2. Waktu Penelitian........................................................................
3.2
Populasi dan Sampel Penelitia
3.2.1
Populasi Penelitian
3.2.2
Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.4
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1
Jenis Penelitian
3.4.2
Desain Penelitian
3.5.
Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian
3.6.
Teknik Pengumpulan Data.........................................................
3.7.
Instrumen Penelitian
3.7.1. Tes Kreativitas Siswa
3.7.2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah isika
3.8.
Validitas Tes...............................................................................
3.8.1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional.................................
3.8.2. Pengujian Validitas Tes Secara mpirik....................................
3.8.3. Reliabilitas
3.8.4. Tingkat Kesukaran Tes
3.8.5. Daya Pembeda
3.9.
Teknik Analisis Data
3.9.1. Analisis Deskriptif
3.9.2. Uji Normalitas Data
3.9.3. Uji Homogenitas Data
3.9.4. Uji Hipotesis

54
54
54
54
54
54
54
55
55
55
56
58
60
61
61
62
64
64
65
67
68
69
71
71
71
73
73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskriptif Hasil Penelitian
4.1.2. Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Pretes
4.1.2.1 Deskriptif Data Pretes

75
75
75
75

vi

47
49

4.1.2.2 Uji Normalitas
4.1.2.3 Uji Homogenitas
4.1.2.4 Uji Kemampuan Awal Kemampuan Pemecahan Masalah
Uji t-pretes
4.1.3
Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Postes
4.1.3.1 Perlakuan dalam Pelaksanaan Penelitian
4.1.3.2 Deskripsi Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
4.1.3.3 Uji Normalitas
4.1.3.4 Uji Homogenitas
4.1.3.5 Analisis Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Kelas Kontrol Dan ksperimen
4.1.4
Hasil Instrumen Kreativitas
4.1.4.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan Tingkat Kreativitas Kelas Kontrol dan Kelas
ksperimen
4.1.5
Analisis Hasil Penelitian
4.1.5.1 Analisis Data Pretes Dan Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah
4.2
Pengujian Hipotesis
4.3.
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Kemampuan Pemecahan Masalah isika Siswa Antara
Kelas yang Menggunakan Model Pembelajaran
Problem based learning lebih baik dibandingkan
dengan Kelas yang Menggunakan pembelajaran
Konvensional
4.3.2. Kemampuan Pemecahan Masalah isika Siswa pada
Kelompok Siswa yang Memiliki Kreativitas tinggi
lebih baik Dibandingkan Kelompok Siswa yang Memiliki
Kreativitas Rendah
4.3.3. Terdapat Interaksi Model Pembelajaran Problem based
learning berbantu peta konsep dan Pembelajaran
Konvensional dengan Kreativitas Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa

78
78
79
80
80
83
86
86
87
89
91
93
93
94
106

107

109

111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2.
Saran

112
113

DAFTAR PUSTAKA

114

vii

DAFTAR TABEL
19
Sembilan Peristiwa Belajar Gagne
27
Sintaksis Model Pembelajaran PBL
39
Indikator Kreativitas
Tahapan dan Indikator Kemampuan Pemecahan
43
Masalah
Tabel 2.5 Hasil Penelitian Yang Relevan Sesuai Model
44
Pembelajaran PBL
56
Tabel 3.1. Two Grup Pretest-Posttest Design
57
Tabel 3.2 Desain Penelitian Anava
61
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Siswa
62
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel 3.5 Pedoman penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah....................................................................................... 62
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)........................................ 66
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemcahan Masalah...
66
Tabel 3.8 Interpretasi derajat Reliabilitas...................................................... 67
68
Tabel 3.9 Realibilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
69
Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Tes
76
Tabel 4.1 Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
78
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes
79
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....................................... 80
Tabel 4.5 Nilai Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen.............................. 83
86
Tabel 4.6 Normalitas Data Postes
86
Tabel 4.7 Homogenitas Data Postes
Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Jawaban Siswa Tiap Butir Soal KPM
87
Pada Kelas Kontrol Dan Eksperimen Tiap Butir Soal
89
Tabel 4.9 Data Kreativitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.10 Analisis Data Kreativitas Rendah dan Kreativitas
90
Tinggi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.11 Data Kreativitas Siswa Gabungan Kelas Eksperimen Dan
91
Kelas Kontrol
Tabel 4.12 Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah (KPM) Siswa
Dengan Kreativitas Tinggi Dan Rendah Pada Kelas
91
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.13 Jumlah Siswa Kreativitas Tinggi Dan Kreativitas Rendah
Model Konvensional (Kelas Kontrol) Dan Model
Problem Based Learning Berbantu Peta Konsep
95
(Kelas Eksperimen)
96
Tabel 4.14 Hasil Uji Anava Dua Jalur
96
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Antar Kelompok
97
Tabel 4.16 Statistik Deksriptif Anava
98
Tabel 4.17 Hasil Uji Anava
103
Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Scheffe

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

3.1 Hubungan Antar Variabel
3.2 Skeka Pelaksanaan Penelitian
4.1 Histogram Data Pretes Kelas Kontrol
4.2 Histogram Data Pretes Kelas Eksperimen
4.3 Nilai Rata-rata Uji Lembar Kerja Siswa
4.4 Histogram Data Postes Kelas Kontrol
4.5 Histogram Data Postes Kelas Eksperimen
4.6 Analisis Indikator Butir Soal KPM
4.7 Analisis Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan Tingkat Kreativitas
4.8 Grafik Nilai Postes dan Pretes kelas eksperimen
dan kontrol
4.9 Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran
Dan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah
4.10 Nilai rata-rata hasil belajar kemampuan pemecahan
masalah pada tingkat kreativitas rendah dan tingkat
kreativitas tinggi

ix

55
60
77
77
82
85
85
88
93
94
102
110

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Silabus Pembelajaran
Peta Konsep.........................................................................
RPP Pertemuan I
Bahan Ajar I
LKS I
RPP Pertemuan II
Bahan Ajar II
LKS II
RPP Pertemuan III
Bahan Ajar III
LKS III
Tabel Sfesifikasi Tes Kreativitas
Rubrik penilaian Dan Validasi Instrumen Kreativitas
Soal Tes Kreativitas
Tabel Spesifikasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Validitas Tes
Reliabilitas Tes
Tingkat Kesukaran Tes
Perhitungan Daya Beda Soal
Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen
Data Hasil Pretes Kelas Kontrol
Data Hasil Postes Kelas Kontrol
Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Data Hasil Postes Kelas Eksperimen
Data Hasil Kreativitas Kelas Kontrol
Data Hasil Kreativitas Kelas Eksperimen
Deskripsi Statistik Perhitungan Data Pretes Dan Postes
Dokumentasi Penelitian

x

117
120
121
128
130
133
139
141
145
151
154
158
161
165
168
175
177
181
184
185
187
188
190
192
194
196
198
200
202
219

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

laku bahkan pola pikir seseorang untuk lebih maju dari sebelum mendapatkan
pendidikan yang ia peroleh. Pendidikan tidak hanya dapat diperoleh dalam
sekolah, namun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, seseorang dapat
memperoleh pendidikan. Untuk mengemban fungsi pendidikan pemerintah
menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalma Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Menteri pendidikan nasional, 23 Mei 2006). Maka pencapaian standar
isi yang telah ditetapkan oleh menteri pendidikan harus dilaksanakan dengan
tujuan tercapainya pendidikan secara kritis, dan mandiri dari proses belajar
mengajar (Permendiknas, 2006). Tolak ukur terhadap keberhasilan belajar (dalam
lingkup akademik) siswa ialah pencapaian hasil belajar.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan berfikir analitis
dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan
matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri. Fisika memiliki struktur keilmuan yang pasti (Supeno et.all, 2008).
Guru memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam hal merancang berbagai peristiwa pembelajaran. Guru

2

diharapkan dapat mengembangkan berbagai alternatif pendekatan dalam
pengelolaan proses belajar mengajar untuk menghasilkan suatu proses belajar
mengajar yang inovatif. Pada proses pembelajaran sangat diharapkan terjadinya
komunikasi dua arah antara guru dan siswa secara timbal balik, demi terjadinya
interaksi belajar yang bagus sehingga membawa kepada pencapaian tujuan hasil
belajar yang maksimal.
Proses pembelajaran akan lebih interaktif, menyenangkan dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam mencari tahu dan menyelesaikan
masalah secara bekerjasama dan berkolaborasi. Sehingga dapat menghasilkan
insan ndonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi (Permendikbud nomor

tahun

201 Tentang Kurikulun 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 8 7).
al ini merupakan salah satu upaya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah
dengan menyesuaikan tujuan pendidikan nasional agar insan ndonesia dapat
bersaing dan cakap dalam memecahkan masalah dalam rangka memasuki abad ke
21 yang sarat akan persaingan global dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta informasi yang kian pesat.
Pada kenyataannya di lapangan proses pembelajaran fisika di kelas
cenderung bersifat analitis, siswa cenderung menghafal rumus namun kurang
memaknai untuk apa dan bagaimana rumus itu digunakan, metode ceramah dan
tanya jawab merupakan metode yang biasa digunakan oleh guru dengan urutan
menjelaskan, memberi contoh, bertanya, latihan dan memberikan tugas (Mariati,
2012).

3

ndikator rendahnya prestasi belajar fisika siswa dapat diperoleh dari hasil
T MMS (Trend Of International On Mathematics And Science Study) sejak tahun
1

. Prestasi sains siswa ndonesia pada T MSS menempati peringkat 32 dari 38

negara tahun 1

, peringkat 37 dari 6 negara tahun 2003, dan peringkat 3 dari

negara tahun 2007 (Kemdikbud, 201 ). Tes berstandar T MSS tidak hanya
soal yang mengukur kemampuan menyelesaikan soal saja, tetapi juga melihat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, menganalisanya, dan
mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain. Maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa ndonesia masih rendah dalam aspek pemecahan
masalah.
ari hasil wawancara peneliti dengan guru fisika ( bu

ra.Sukmawati,

M.Si dan bu Farida Nuriana,S.Pd,M.Si) yang mengajar di SMA N 3 Medan
menyatakan bahwa secara umum hasil belajar fisika siswa dapat dikategorikan
masih cukup rendah. Tiga tahun terakhir nilai ujian semester rata-rata fisika 60
masih dibawah nilai KKM 7 , sehingga untuk menuntaskannya, harus diadakan
remedial.
(Kompetensi

an untuk praktikum siswa dilaksanakan setiap selesai 1 K
asar) dan terkadang tidak terlaksana karena waktu dan kondisi

laboratorim yang bertabrakan dengan jam pelajaran biologi dan kimia karena
terletak dalam satu ruangan. Model yang digunakan selama proses pembelajaran
yaitu

TL,

dengan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.

alaupun

di sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 siswa duduk kadang
berkelompok tetapi belum sepenuhnya melaksanakan diskusi seperti yang
diharapkan pemerintah pada kurikulum 2013. Selama pembelajaran berlangsung
dan waktu praktikum siswa cukup kreatif.

ari fakta di atas, diperlukan perubahan serta inovasi dalam kegiatan
pembelajaran guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa
serta kreativitas siswa dalam belajar. Peningkatan kemampuan pemecahan
masalah fisika dan kreativitas siswa ini dalam proses pembelajaran merupakan
suatu upaya yang penting dilakukan.

al ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan

nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

sa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (UU R Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional).
Pembelajaran yang berdasarkan masalah sangat sesuai dengan tuntutan
kurikulum saat ini. i samping mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
(problem solving), pendekatan ini juga menekankan pada pencapaian kompetensi
yaitu berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

al yang sama juga dikemukakan

Arends (2013) “ it is strange we expect students to learn yet saldom teach then
about learning , expect students seldom teach about problem solving“, yang
berarti, dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar, guru juga
menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang mengarahkan
bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning)
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Menurut Arends, (2013) inti dari

pembelajaran berbasis masalah adalah penyajian situasi permasalahan yang
autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat menjadi landasan penyelidikan
dan inkuiri. Sagala (200 ) menyatakan bahwa menerapkan pemecahan masalah
dalam proses pembelajaran penting, karena selain mencoba menjawab pertanyaan
atau memecahkan masalah, siswa juga termotivasi untuk bekerja keras.

i

samping mengembangkan kemampuan pemecahan masalah (problem solving),
pendekatan ini juga menekankan pada pencapaian kompetensi tingkat tinggi yaitu
berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
erdasarkan pemaparan diatas, penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa dengan Model pembelajaran problem based learning yang telah diteliti
oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain

(1) Panjaitan, Patuan (2010),

dalam penelitiannya di kelas dengan judul “Penerapan Pembelajaran
Masalah

erbasis

engan Peta Konsep Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep

an Pemecahan Masalah Matematika Siswa”, memperoleh kesimpulan bahwa
secara keseluruhan siswa yang pembelajarannya berbasis masalah secara
signifikan lebih baik untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan
pemecahan

masalah

dibandingkan

dengan

pembelajaran

langsung;

(2)

Manalu,Andriono (201 ) dalam penelitiannya dengan judul “ fek Model Problem
Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

an Keterampilan

Proses Sains Siswa SMA Negeri 2 Pemetangsiantar T.A 201 /201 ” disimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model
problem based learning lebih baik dari pembelajaran konvensional, keterampilan
proses sains siswa yang diajarkan dengan model problem based learning lebih
baik dari pembelajaran konvensional; (3) Saniman (201 ) dalam penelitiannya

6

yang berjudul “

fek Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pemahaman Konsep Fisika Terhadap

asil

an

elajar Fisika” diperoleh kesimpulan

terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
problem based learning dan pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan hasil
belajar fisika siswa yang memilki pemahaman konsep tinggi dan pemahaman
konsep rendah. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan pemahaman
konsep terhadap hasil belajar siswa; ( ) Adeyemo, Sunday (2008),

dalam

penelitiannya menemukan bahwa “the results of the findings showed that
students’ ability have significant influence on problem-solving task are
discussed”, yang berarti terjadi peningkatan kemampuan siswa pada pembelajaran
model pemecahan masalah siswa yang juga menggunakan diskusi kelompok.
“This implies that, all the students in the different ability levels were able to solve
problems based on electrolysis and its prerequisite concepts after the treatment”
hal ini menyatakan bahwa meskipun kemampuan siswa yang berbeda-beda,
namun ketika diberi perlakuan problem based learning maka siswa akan
mengalami peningkatan dalam kemampuan pemecahan masalahnya.

an dalam

penelitiannya juga menemukan bahwa “there exists a significant relationship
between teaching-learning and problem solving task in physics. The relationship
is significant at 17% and has a significant impact on teaching learning in
physics.”; ( ) Santyasa,

(200 ) terdapat pengaruh interaktif antara model dan

seting pembelajaran terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan
masalah. Pengembangan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah fisika
bagi siswa SMA dapat dibangun secara bersinergi antara model perubahan
konseptual dan seting investigasi kelompok. Model pembelajaran perubahan

7

konseptual yang mendasarkan diri pada paham konstruktivistik tepat diacu
sebagai alternatif pembelajaran fisika khususnya dalam pencapaian pemahaman
konsep dan kemampuan pemecahan masalah; (6) Sindelar, Teresa (2002), dalam
penelitian menemukan bahwa “The conclusion of this study found that problem
based learning is an effective strategy to use in the classroom, especially
regarding student engagement”, yang berarti model problem based learning
merupakan model pembelajaran yang efektif digunakan, khususnya bagi
peningkatan hasil belajar fisika siswa. (7) Sementara penelitian Ganina, dan
oolaid (2008) menunjukkan bahwa “the results showed that solving
dispersed data problems increases studying effectiveness in physics by 36% on the
average”, terjadi peningkatan efektifitas belajar sebesar 36% pada saat
menggunakan model pemecahan masalah; (8) Yusof, Aziz, dkk (200 ) dalam
penelitian menemukan bahwa “more than 95% admitted that they have gained
from problem based learning, especially on the generic skills, and were willing to
take other classes that implements PBL in the future’, yang berarti bahwa lebih
dari

% dari siswa mengakui bahwa mereka memperoleh dampak positif dari

pembelajaran dengan menggunakan problem based learning, dan masih ingin
menggunakannya dalam pelajaran lainnya.
i dalam pembelajaran di kelas tidak hanya dipengaruhi model
pembelajaran saja, namun tingkat kreativitas juga diduga mempengaruhi hasil
belajar siswa ( ahlia dkk, 2013).

al ini disebabkan karena kreativitas itu

diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari
dalam kehidupan. Menurut Abu

amid ( ahlia dkk, 2012) berpendapat, “ alam

kegiatan belajar anak golongan kreatif lebih mampu menemukan masalah dan

8

mampu memecahkan masalah”. Secara universal anak mempunyai tingkat
kreativitas yang berbeda-beda, ada yang sudah mempunyai tingkat kreativitas
yang tinggi namun ada juga yang masih rendah. Kreativitas siswa mempunyai
pengaruh yang cukup besar dalam mengoptimalkan proses berpikir siswa.
Adapun perbedaan dalam penelitian ini dengan sebelumnya yang akan
dilaksanakan terletak pada model problem based learning yang dibantu dengan
peta konsep serta variabel moderator berupa kreativitas.
imana peta konsep sebagai alternatif untuk mengorganisasi materi dalam
bentuk peta (gambar) secara holistik, interelasi, dan komprehensif. Peta konsep
dalam model problem based learning sebangai alat bantu yang mana desain
content berdasarkan concept map yang memiliki karakteristik khas yaitu

1)

anya memilki konsep atau ide-ide pokok; 2) Memiliki hubungan yang
mengaitkan antara satu konsep dengan yang lain; 3) Memiliki label yang
membunyikan arti hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep; )

esain

itu terwujud sebuah diagram atau peta yang merupakn satu bentuk representasi
konsep-konsep atau materi-materi yang penting (Zaini, isyam dkk.2002).
Kreativitas atau berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai
suatu proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam
berpikir (Munandar,2012). Kreativitas merupakan suatu proses mental individu
yang melahirkan gagasan, proses,metode ataupun produk baru yang efektif yang
bersifat imajinatif, estetika, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontiunitas dan
diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu
masalah (Rachmawati et all, 2012).

engan memperhatikan pentingnya kemampuan pemecahan masalah
fisika siswa serta kelebihan dari model problem based learning dibantu peta
konsep dan kreativitas siswa. Maka pada penelitian ini, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
Efek M
Kreat

1. .

el Problem Based Learning Ber ant

tas erha a Kemam

Peta K nse

Dan

an Peme ahan Masalah F s ka MA

I ent f kas Masalah
erdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut
1.

asil P SA tahun 2012 ndonesia menduduki peringkat kedua dari bawah
dari 6

negara peserta menunjukkan penurunan dari hasil sebelumnya

tahun 200

ndonesia menduduki peringkat 7 dari 6 negara peserta.

2. Rata-rata skor internasional pada mata pelajaran fisika mengalami
penurunan, dari hasil T MSS tahun 2007 dan 2011.
3.

asil belajar fisika siswa masih rendah berdasarkan nilai ujian semester
kurang dari nilai KKM yang diperoleh dari 2 guru fisika.

. Proses pembelajaran fisika di kelas cenderung bersifat analitis, siswa
cenderung menghafal rumus namun kurang memaknai untuk apa dan
bagaimana rumus itu digunakan.
. Model pembelajaran belum optimal digunakan oleh guru dalam mengajar.
6. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa masih rendah serta prestasi
belajar dalam fisika siswa masih rendah.

10

7. Proses pembelajaran fisika di sekolah belum menggunakan model problem
based learning untuk meningkatkan kemampuan tingkat kreativitas siswa
dalam belajar.
8. Laboratorium yang kurang memadai karena keterbatasan alat dan bahan.
. Kreativitas siswa dalam pembelajaran fisika masih kurang.

1. .

Batasan Masalah
ari identifikasi masalah yang diuraikan di atas dan disebabkan adanya

keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan perlu dilakukan penelitian secara lebih
mendalam, maka penelitian ini dibatasi pada
1. Model problem based learning berbantu peta konsep.
2. Kreativitas siswa pada tingkat tinggi dan tingkat rendah.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah fisika siswa.

1.

m san Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1) Apakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang diajarkan
dengan model problem based learning berbantu peta konsep lebih baik
daripada pembelajaran konvensional?.
2) Apakah kemampuan pemecahan masalah fisika pada siswa yang memiliki
tingkat kreativitas tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki
kreativitas rendah ?.

11

3) Apakah ada interaksi antara model problem based learning berbantu peta
konsep dengan kreativitas terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika
siswa ?

1. .

an Penel t an
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yakni untuk

1. Menganalisis apakah hasil kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan model problem based learning berbantu peta konsep
lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
2. Menganalisis apakah hasil kemampuan pemecahan masalah siswa yang
memiliki kreativitas tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki
kreativitas rendah.
3. Menganalisis apakah ada interaksi antara model problem based learning
berbantu peta konsep dengan kreativitas siswa terhadap kemampuan
pemecahan masalah fisika siswa.

1.

Manfaat Penel t an
engan tercapainya tujuan penelitian di atas dapat diperoleh manfaat

penelitian sebagai berikut
1) Manfaat secara teoretis.
a. Memberikan inspirasi dalam mengembangkan model-model pembelajaran
kreatif dan inovatif fisika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa.

12

b.

apat berkontribusi khususnya dalam pendidikan, terutama yang berkaitan
dengan implementasi problem based learning.

2) Manfaat penelitan secara praktik
a. Untuk sekolah, sebagai informasi untuk menerapkan model pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif
b.

Untuk guru sebagai informasi dan dapat dijadikan acuan dalam proses
belajar mengajar dalam menggunakan peta konsep pada model problem
based learning untuk melihat interaksi kreativitas fisika siswa.

c. Untuk siswa, untuk membantu siswa agar termotivasi untuk terus
meningkatkan kemampuan pemecahan fisika siswa.

1. .

Defen s O eras nal
Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan

penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan
definisi operasional
1. Model problem based learning (P L) adalah model pembelajaran yang
didasarkan

pada

banyaknya

permasalahan

yang

membutuhkan

penyelidikan otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian
nyata dari permasalahan nyata (Arend,2013).
2. Peta konsep adalah alternatif untuk mengorganisasi materi dalam bentuk
peta (gambar)secara holistik, interelasi, dan komprehensif (Zaini et.all,
2002) .
3. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kreativitas yang
dikemukakan oleh Taylor (1 68) dalam Munandar (2012 168) bahwa

13

kreativitas adalah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal
yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya
tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasangagasan baru yang menunjukkan kelancaran (fluency), kelenturan
(flexibility) dan orisinalitas (originality) dalam berpikir.
. Kemampuan

pemecahan

masalah

sebagai

aspek

kognitif

adalah

kemampuan seseorang untuk menemukan solusi melalui suatu proses yang
melibatkan pemerolehan dan pengorganisasian informasi. Pemecahan
masalah melibatkan pencarian cara yang layak untuk mencapai tujuan
( eller,dkk.1

1). Menurut

masalah fisika terdiri dari

eller,dkk langkah-langkah pemecahan
1) Memahami masalah; 2) Menginterpretasi

masalah; 3) Merencanakan strategi;
mengevaluasi solusi.

) Melaksanakan strategi;

)

112

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.

Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa menggunakan model
pembelajaran problem based learning berbantu peta konsep lebih baik
dibandingkan dengan kemampuan

siswa menggunakan

pembelajaran

konvensional.. Berdasarkan data nilai rata-rata siswa pembelajaran problem
based learning berbantu peta konsep sebesar 71,13 dan untuk pembelajaran
konvensional 50,92. Terdapat efek dari model pembelajaran problem based
learning berbantu peta konsep terhadap kemampuan pemecahan masalah.
2.

Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok kreativitas
tinggi lebih baik dibandingkan kemampuan Kemampuan pemecahan masalah
fisika siswa pada kelompok kreativitas rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dari
data penelitian yang menunjukkan bahwa Kemampuan pemecahan masalah
pada kelompok kreativitas tinggi sebesar 65,50 dan pada kelompok
kreativitas rendah sebesar 55,55. Terdapat efek kreativitas siswa terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa.

3.

Terdapat interaksi antara model pembelajaran problem based learning
berbantu peta konsep dan pembelajaran konvensional dengan kreativitas
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa. Dalam
penelitin ini kreativitas berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

113

pemecahan masalah fisika siswa pada model pembelajaran problem based
learning berbantu peta konsep sedangkan pada pembelajaran konvensional
kreativitas siswa tidak berpengaruh.

5.2.
1.

Saran
Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk
meningkatkan kemampuan Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.

2.

Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu yang lebih lama karena
waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantu
peta konsep dan dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional masih
sangat kurang, sebab disesuaikan dengan jadwal sekolah yang bersangkutan.

3.

Pendidik dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning berbantu peta konsep lebih baik diterapkan pada siswa yang
memiliki kreativitas tinggi karena dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa.

4.

Dilihat dengan karakter siswa, siswa belum terbiasa dengan menggunakan
model pembelajaranproblem based learning berbantu peta konsep, maka
sebaiknya siswa mulai dilatih untuk memecahkan masalah sederhana ketika
pembelajaran fisika agar memiliki respon yang cepat akan melakukan model
pembelajaran problem based learning berbantu peta konsep.

5. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengalokasi waktu yang lebih banyak
sehingga pelaksanaanya lebih optimal.