EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KREATIVITAS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SMA.

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING) DAN KREATIVITAS TERHADAP KETERAMPILAN
PEMECAHAN MASLAH SISWA DI SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
YOSUA NADEAK
NIM. 8146176025

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK
Yosua Nadeak (NIM.8146176025). Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dan kreativitas Terhadap Keterampilan Pemecahan

Masalah. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
keterampilan pemecahan masalah siswa dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based lerning dan pembelajaran konvensional, dan mengetahui apakah
ada perbedaan Keterampilan pemecahan masalah siswa yang memiliki kterativitas
yang tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas yang rendah ,serta untuk
mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran Problem Based
Learning dan tingkat kreativitas dalam meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan
desain two group pretest posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X SMA Negeri 3 Binjai tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan sampel
diambil secara cluster random class.Sampel dibagi dalam dua kelas, kelas
eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based learning
dan kelas kontrol diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang
digunakan terdiri dari tes keterampilan pemecahan masalah dan tes berpikir
kreatif. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan anava dua jalur. Dari hasil
dapat disimpulkan bahwa keterampilan pemecahan masalah fisika siswa yang
diajarkan dengan model Problem Based Learning lebih tinggi daripada
keterampilan pemecahan masalah pembelajaran konvensional. Keterampilan
pemecahan masalah siswa yang memiliki kreatifitas tinggi lebih baik daripada

keterampilan pemecahan masalah yang memilik kreatifitas rendah. Model
Problem Based Learning dan keterampilan berpikir kreatif berinteraksi dalam
mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah siswa.
Kata kunci : Model pembelajaran, Problem Based Learning, konvensional,
berpikir kreatif, keterampilan pemecahan masalah

i

ABSTRACT
Yosua Nadeak. The Effect Of the Problem Based Leaarning and Creativity
on The Problem Solving Skills of The Senior High School. A Thesis. Medan :
Post Graduate Program State University of Medan, 2016.
This study aimed to out difference of student’s problem solving skill amoung
problem based learning and the convensional and find out the difference of
student science who has high creativity with student who has low creativity and to
find out the interaction among the problem based learning and creativity level in
creasing student’s problem solving skill. This study used a quasi experiment with
two group pre test and post test desain the population of this study was the
student’s of X grade senior high school in 2015/2016. The sample of this study
diuvided into 2 classes, experiment class by using the problem based learning and

control class by using convention. The instument of this study were the problem
solving skill test and creativity test. The data of this study was analysed among
two ways. From the result can be conclude that problem solving skills student of
physics that thought with Problem Based Learning Model higher than Problem
Solving Skilld conventional. Problem Solving Skills student that has creativity
higher than Problem Solving Skills student that has low creativity. Problem Based
Learning Model and creativity interacted to approach Problem Solving Skills
student.
Key Word : learning model, Problem Based Learning, convensional, Creativity,
Problem Solving Skill

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkankan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis
sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Tesis berjudul “Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem
Based Learning ) Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Di

SMA” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada : Ibu
dosen pembimbing I, Dr. Betty M Turnip, M.Pd. Ibu yang mengajarkan saya arti
kerjasama dan tolong-menolong layaknya

sebuah keluarga.

Ibu

dosen

pembimbing II, Dr. Sondang R Manurung. Ibu yang mengajarkan saya arti sebuah
kerja keras. Terima kasih telah banyak memberikan bimbingan berupa hikmat dan
didikan serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai
dengan selesainya penulisan tesis ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada narasumber bapak
Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M, Bapak yang mengajarkan saya bahwa setiap masalah
ada solusinya. Bapak Prof. Mara Bangun Harahap, M.S. Bapak yang mengajarkan
saya karya dari sebuah penelitian dan bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si. Bapak

yang mengajarkan saya bahwa setiap usaha yang tulus akan berbuah manis.
Terima kasih telah memberikan saran selama penulisan tesis ini. Serta bapak Dr.
Nurdin Siregar, M.Si, ibu Prof. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku validator
instrumen penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Pendidikan Fisika Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 3 Binjai Bapak Drs.
Zulkifli, M.Pd dan guru fisika SMA Negeri 3 Binjai Bapak Taufik, S.Pd yang
telah banyak membantu selama penelitian ini.

ii

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda A. Nadeak,
Ibunda tercinta L. Br. Manullang dan keluarga tercinta yaitu Hotnida Br. Nadeak,
Naomi Br.Nadeak, Eben Nadeak, Michael Nadeak yang tidak henti mengukir do’a
dan terus memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri
Medan. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Dik B 2014 Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terima kasih atas saran-saran dan
masukannya. Terkhusus untuk sahabat penulis yaitu Tetty, Lylis, Sartika, Rizky
Noveri, Unita, Ayu, Palma, Ladestam, abangda Narso, abangda Kyky, kak Naomi,

Risdo, Ismadi, Rika, Dara. kalian semua luar biasa, Terima kasih.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya tesis
ini. Kiranya isi tesis ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,
Penulis

Yosua Nadeak

iii

2016

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.

Gambar 4.3.
Gambar 4.4.

Skema Prosedur Penelitian ................................................
Nilai Rata-rata uji Lks .......................................................
Histogram Postes Kontrol..................................................
Histogram Postes Eksperimen ...........................................
Interaksi Antara model dan berpikir kreatif ......................

v

68
88
91
91
10

DAFTAR TABEL

Halaman

Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14.
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 20
Lampiran 20

Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I ............
Bahan Ajar I .....................................................................
Lembar Kerja Siswa I ........................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II ...........
Bahan Ajar II .....................................................................
Lembar Kerja Siswa II.......................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III ..........
Bahan Ajar III ....................................................................
Lembar Kerja Siswa III .....................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan IV .........
Bahan Ajar IV ...................................................................
Lembar Kerja Siswa IV .....................................................
Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah ....................
Tes Kreativitas ...................................................................
Pedoman Pensekoran KPM ...............................................
Validasi KPM ....................................................................
Validasi Kreativitas ...........................................................
Observasi Aktivitas KPM Tiap Pertemuan .......................
Nilai Postses ......................................................................
Nilai Postses ......................................................................
Nilai Kreativitas.................................................................
Validitas Dan Reliabelitas .................................................
Taraf Kesukaran Tes ..........................................................
Daya Beda..........................................................................
Data Homogenitas SPSS ...................................................
Data Normalitas SPSS .......................................................
Data Uji T SPSS ................................................................
Data Uji Anava SPSS ........................................................
Data Uji Scheffe SPSS ......................................................

Dokumentasi ......................................................................

viii

113
122
127
129
138
141
143
153
154
156
165
168
171
173
175
178
182
185
189
191
193
194
196
197
198
203
211
212
215
220

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14.
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 20
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I ............
Bahan Ajar I .....................................................................
Lembar Kerja Siswa I ........................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II ...........
Bahan Ajar II .....................................................................
Lembar Kerja Siswa II.......................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan III ..........
Bahan Ajar III ....................................................................
Lembar Kerja Siswa III .....................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan IV .........
Bahan Ajar IV ...................................................................
Lembar Kerja Siswa IV .....................................................
Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah ....................
Tes Kreativitas ...................................................................
Pedoman Pensekoran KPM ...............................................
Validasi KPM ....................................................................
Validasi Kreativitas ...........................................................
Observasi Aktivitas KPM Tiap Pertemuan .......................
Nilai Postses ......................................................................
Nilai Postses ......................................................................
Nilai Kreativitas.................................................................
Validitas Dan Reliabelitas .................................................
Taraf Kesukaran Tes ..........................................................
Daya Beda..........................................................................
Data Homogenitas SPSS ...................................................
Data Normalitas SPSS .......................................................
Data Uji T SPSS ................................................................
Data Uji Anava SPSS ........................................................
Data Uji Scheffe SPSS ......................................................
Dokumentasi ......................................................................

ix

113
122
127
129
138
141
143
153
154
156
165
169
171
173
176
179
181
185
189
191
193
194
196
197
198
203
211
212
215
220

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional
menghadapi tantangan yang sangat komplek dalam menyiapkan kualitas sumber
daya manusia yang mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Pembentukan
sumber daya manusia yang berinisiatif, berfikir kritis, kreatif dan kompetitif serta
cakap dalam memecahkan masalah sangat dibutuhkan dalam mewujudkan citacita bangsa.
Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam
pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara
menunjukkan, sumber daya manusia yang bermutu lebih penting dari pada sumber
daya alam yang melimpah. Akan tetapi, beberapa dekade terakhir ini, daya saing
bangsa

Indonesia

di

tengah

bangsa-bangsa

menggembirakan. Salah satunya, tercermin

lain

cenderung

dalam perbandingan

kurang
Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Badan Program Pembangunan PBB (UNDP)
kembali merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaru untuk tahun 2013.
Dalam laporan mereka, Indonesia berada di peringkat 108 dari 187 negara yang
dinilai. Sumber daya manusia yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan
pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan

2

merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu
sumber daya manusia bangsa Indonesia.
Sumber daya manusia yang berkualitas

sudah pasti didukung oleh

pendidikan yang berkualitas juga. Dampak pada masalah sistem pendidikan dapat
dilihat dari prestasi siswa pada Trend of International on mathematics and science
study (TIMSS), tampak jelas bahwa kemampuan siswa secara rata-rata masih
dibawah standar internasional dengan nilai rata-rata 500. Pada ruang lingkup Asia
Tenggara, Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapura, Malaysia, dan Brunei
Darussalam. Untuk sains/IPA kelas VIII, Indonesia menempati posisi 5 besar dari
bawah (bersama Macedonia, Lebanon, Moroko, Ghana). Peringkat Indonesia
berada 39/42 dengan nilai 406 tahun 2011, tetapi yang sangat mengejutkan adalah
bukan dengan kemampuan siswa untuk menyelesaikan fisika secara matematis
namun karena rendahnya kemauan siswa dalam pemecahan masalah fisika dan
pemaham konsep. Tantangan inilah menjadi tugas bersama khususnya tugas guru
sebagai pendidik dan pengajar (Efendi, 2010:72)
Misi pendidikan yang seutuhnya menjadi tanggung jawab profesional
setiap guru harus dapat berupaya meningkatkan kualitas sekaligus mencerdaskan
kehidupan bangsa. Guru dalam hal ini berperan dalam kegiatan proses
pembelajaran sebagai kegiatan dalam mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan
tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
siswa sebagai peseta didik dan guru sebagai tenaga pendidik yang tidak hanya
berupaya mengusai materi pembelajaran namun juga mengetahui bagaimana cara

3

materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima
materi pelajaran tersebut.
Guru memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam hal merancang berbagai peristiwa pembelajaran. Guru
diharapkan dapat mengembangkan berbagai alternatif pendekatan dalam
pengelolaan proses belajar mengajar untuk menghasilkan suatu proses belajar
mengajar yang inovatif. Adapun prinsip pengembangan tersebut, yaitu berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang (Permendikbud nomor 61
tahun 2014 tentang KTSP pada Pendidikan Dasar dan Menengah)
Dengan

demikian

proses

pembelajaran

akan

lebih

interaktif,

menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
mencari tahu dan menyelesaikan masalah secara bekerjasama dan berkolaborasi.
Sehingga dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
(Permendikbud nomor 59 tahun 2014 Tentang Kurikulun 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah: 897). Hal ini merupakan salah satu upaya
perubahan yang dilakukan oleh pemerintah dengan menyesuaikan tujuan
pendidikan nasional agar insan Indonesia dapat bersaing dan cakap dalam
memecahkan masalah dalam rangka memasuki abad ke 21 yang sarat akan
persaingan global dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
informasi yang kian pesat.

4

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 3 Binjai, dengan
menggunakan angket yang terdiri dari 12 pertanyaan, diberikan kepada 40 orang
siswa kelas X-3. Didapatkan data sebagai berikut : 3 orang menyatakan menyukai
mata pelajaran fisika di bandingkan pelajaran lainnya. 11 orang menyatakan
kurang menyukai pelajaran fisika di bandingkan pelajaran lainnya. Ketika ditanya
kegiatan belajar fisika di kalas, 38 orang siswa menyatakan kegiatan belajar
disekolah hanya mencatat dan mengerjakan soal, 1orang siswa mmenyatakan
Tanya jawab dan diskusi, 1orang siswa menyatakan eksperimen. Ketika di Tanya
kegiatan belajar fisika di kelas. 11 orang siswa mengatakan menarik dan
menyenangkan, 18 orang siswa menyatakan biasa-biasa saja, 11 orang siswa
menjawab sulit di pahami dan membosankan. Ketika ditanya cara belajar yang
diinginkan, 19 orang menyatakan banyak praktikum dan demonstrasi, 14 orang
belajar dan bermain, 7 orang mengerjakan soal.
Dari observasi diatas peneliti berpendapat kemungkinan pembelajaran
akan berhasil. jika guru sebagai pengajar mampu menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan strategi dan metode pembelajaran
yang bervariasi sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan
tidak membosankan.
Melalui landasan filosofis psikologi kognitif, model pembelajaran berbasis
masalah dipromosikan menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang
baru. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL,

5

fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja
mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga
metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak
saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat
perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan
keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
meningkatkan kognitif siswa.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) tidak dirancang untuk membantu
guru menyampaikan informasi dalam jumlah yang besar seperti pada
pembelajaran langsung dan ceramah. PBL dirancang terutama untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan
masalah dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa
dengan mengalaminya

melalui

berbagai

situasi

riil

atau situasi

yang

disimulasikan; dan menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom (Arends,
2008:43).
Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk siswa belajar menjadi
pembelajar yang mandiri, saling bekerja sama untuk memecahkan masalah, dan
belajar untuk mencari tahu, bukan diberi tahu. Peran guru dalam pembelajaran
berbasis masalah ialah sebagai desainer pembelajaran, fasilitator dan mediator
pembelajaran.
Pemecahan masalah diartikan sebagai suatu proses pendekatan yang
sistematis terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan

6

dan penganalisaan data dan informasi, pemilihan alternatif serta perancangan
tindakan yang bertujuan untuk menemukan solusi. Memecahkan masalah
merupakan

pemanfaatan

dari

proses

berpikir.

Kemampuan

seseorang

memecahkan suatu masalah ditentukan oleh pemahamannya terhadap masalah itu.
Pentingnya pemahaman konsep dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi
sikap, keputusan dan cara-cara memecahkan masalah (Trianto, 2007:65).
Pemecahan masalah merupakan salah satu jenis proses berpikir konseptual
tingkat tinggi karena siswa harus mempunyai keterampilan menggabungkan
aturan-aturan untuk mencapai suatu pemecahan. Hal senada diungkapkan Eric
(2003:20) bahwa pemecahan masalah adalah proses berpikir tingkat tinggi yang
meliputi proses analisis, sintetis dan evaluasi. Metode yang terkenal dan sering
digunakan dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah melibatkan
tahapan dan langkah-langkah pemecahan masalah.
Di dalam pembelajaran di kelas tidak hanya dipengaruhi model
pembelajaran saja, namun tingkat kreativitas juga diduga mempengaruhi hasil
belajar siswa (Vahlia dkk, 2013:2). Hal ini disebabkan karena kreativitas itu
diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari
dalam kehidupan.
Siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan yang telah dimiliki
dengan masalah yang disajikan sehingga proses pembelajaran yang terjadi kurang
mengajak siswa untuk berpikir. Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa
mereka telah memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk menganalisis suatu

7

masalah fisika, akan tetapi pengetahuan itu tersimpan sebagai pengetahuan yang
terpisah sehingga siswa tidak melihat hubungan dengan konteks masalah yang
ditanyakan.
Menurut Abu Hamid (Vahlia dkk, 2013:2) berpendapat, “Dalam kegiatan
belajar anak golongan kreatif lebih mampu menemukan masalah dan mampu
memecahkan masalah”. Secara universal anak mempunyai tingkat kreativitas yang
berbeda-beda, ada yang sudah mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi namun
ada juga yang masih rendah. Kreativitas siswa mempunyai pengaruh yang cukup
besar dalam mengoptimalkan proses berpikir siswa.
Melaui pemaparan di atas dan didasari pada kenyataan bahwa model
pembelajaran problem based learning dan kemampuan berpikir kreatif dapat
membawa siswa untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa
“Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan
kreativitas Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa di SMA”.

1.2.Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas.
Maka, yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1.

Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

2.

Guru kurang memahami penerapan model pembelajaran sehingga
pembelajarannya tampak monoton dari waktu kewaktu.

8

3.

Kurangnya keterampilan siswa dalam memahami persoalan yang
diberikan dan menghubungkannya dengan konsep fisika serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4.

Hasil belajar siswa masih rendah.

5.

Siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika sulit dan membosankan.

6.

Adanya perbedaan kreativitas siswa

1.3.Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar
mengajar

adalah

model

pembelajaran

berbasis

masalah

dan

konvesional
2.

Subjek penelitian adalah siswa siswi SMA Negeri 3 Binjai semester
genap kelas X T.P 2016/2017.

3.

Materi yang diajarkan sebagai bahan penelitian yaitu Suhu dan kalor.

1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah
maka masalah utama penelitian ini adalah “pengaruh model Problem based
learning dan kreativitas siswa terhadap kognitif siswa ?” rumusan masalah ini
dijabarkan sebagai berikut :

9

1. Apakah keterampilan pemecahan Masalah siswa yang dibelajarkan
dengan model Problem Based Learning lebih tinggi dari model
pembelajaran konvensional?
2. Apakah keterampilan pemecahan masalah pada kelompok siswa
kreativitas tinggi lebih tinggi dari kelompok siswa kreativitas rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antar model Problem Based Learning dan
pembelajaran konvensional dengan kreativitas terhadap keterampilan
pemecahan masalah siswa

1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tuju penelitian ini adalah untuk melihat efek model problem based
learning dan kreativitas terhadap kognitif siswa. yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui keterampilan pemecahan Masalah siswa yang
dibelajarkan dengan model Problem Based Learning lebih tinggi dari
model pembelajaran konvensional
2. Untuk mengetahui keterampilan pemecahan masalah pada kelompok
siswa kreativitas tinggi lebih tinggi dari kelompok siswa kreativitas
rendah?
3. Untuk menganalisis interaksi antara model Problem Based Learning
dan pembelajaran konvensional dengan keterampilan berpikir kreatif
terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa?

10

1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan agar peneliti
lebih terampil dalam menggunakan model pembelajaran Problem based
learning dan sebagai bekal mengajar di masa yang akan datang.
2. Bagi siswa, dapat membangun pengalamannya sendiri melalui kegiatan
penyelidikan atau proses ilmiah.
3. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif pembelajaran sehinga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika.
4. Bagi sekolah, sebagai kontribusi dalam meningkatkan kinerja guru
fisika yang ada disekolah tersebut.

1.7.Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat definisi operasional sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam
model Problem based learning, fokus pembelajaran ada pada masalah
yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep
yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk
memecahkan masalah tersebut. (Arends, 2008:43).

11

2. Pembelajaran konvensional merupakan

pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh pendidik di sekolah. Dalam pembelajaran konvensional
ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, tanya jawab
serta pembagian tugas yang dilakukan secara berkelompok.
3. Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kreativitas yang
dikemukakan oleh Taylor (1968) dalam Munandar (2012:168) bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal
yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang
tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru atau
gagasan-gagasan baru yang menunjukkan kelancaran (fluency),
kelenturan (flexibility) dan orisinalitas (originality) dalam berpikir.

109

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.

Keterampilan pemecahan masalah fisika siswa menggunakan pembelajaran
problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan
pemecahan masalah siswa menggunakan model pembelajaran konvensional.

2.

Keterampilan pemecahan masalah fisika siswa pada kelompok kreativitas
tinggi lebih tinggi dibandingkan kemampuan Kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa pada kelompok kreativitas rendah.

3.

Terdapat interaksi antara model pembelajaran problem based learning dan
kreativitas dalam mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah. Pada
model pembelajaran Problem based learning keterampilan pemecahan
masalah siswa kreativitas tinggi jauh lebih baik dibandingkan keterampilan
pemecahan masalah siswa kreatif tinggi yang diajarkan model pembelajaran
Konvensional, sedangkan pada model Pembelajaran

Problem Based

Learning Keterampilan pemecahan masalah siswa kreatifitas rendah sama
dengan Keterampilan pemecahan masalah siswa kretif rendah yang diajarkan
pembelajaran Konvensional

110

5.2.
1.

Saran
Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk
meningkatkan kemampuan keterampilan pemecahan masalah fisika siswa.

2.

Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu yang lebih lama karena
waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan
dibelajarkan masih sangat kurang, sebab disesuaikan dengan jadwal sekolah
yang bersangkutan.

3.

Pendidik hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai, dengan tujuan
pembelajaran.

4.

Pendidik dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning lebih baik diterapkan pada siswa yang memiliki kreativitas
tinggi karena dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa.

5. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengalokasi waktu yang lebih banyak
sehingga pelaksanaanya lebih optimal.

111

DAFTAR PUSTAKA
Alberta Teacher’s Association. 2011. The Power Of Creativity. Magazine 91
(2011) 210-211
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., (2010), Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi taksonomi Pendidikan
Bloom, Yogyakarta, PustakaPelajar.
Arends, R. I., (2008), Learning to Teach Belajar untuk Mengaja (Edisi Ketujuh),
Yogyakarta, PustakaPelajar
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Arikunto, S. 2015. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, M. S., Zain, A. M., Samsudin, M. A., (2014), The Effects of Problem-Based
Learning on Self-Directed Learning Skills among Physics
Undergraduates, International Journal of Academic Research in
Progressive Education and Development, vol.3 ISSN: 2226-6348.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta Bandung: Bandung.
Bangun, Mara. 2013. Strategi Belajar Mengajar. UNIMED: Medan.
Brookhart, S. M. 2010. How To Assess Higher-Order Thinking Skills In Your
Classroom. Virginia USA: ASCD Alexandria.
Craft, A. 2005.Creativity in Schools: Tensions and dilemmas. New York:
Routledge, Taylor &Fracis Group.
Duckworth, E. 1999 Twenty-four, forty-two, and I love you: Keeping it complex,
Dalam K Jervis & C. Montag (eds.), Progressive Education for the 1990s:
Transforming Practice, New York, Teachers College Perss.
Eric,

(2003), Teaching Problem Solving Secondary
http://www.ericfacility net/ericdigest/ed 309049 html.

School

Science,

Folashade, A., Akinbobola, A, O., (2009), Constructivist Problem Based Learning
Technique and the Academic Achievement of Physics Students with Low
Ability Level in Nigerian Secondary Schools, Eurasian J. Phys. Chem.
Educ, 1(1) vol.3 45-51, 2009, ISSN: 1306-3049.
Joyce, bruce., Weil, Marsha., & Caulhun, Emily. 2009. Model of Teaching.
Terjemahan oleh Ahmad Fawaid & Ateilla Mirza. 2011.Yogyakarta:
PustakaBelajar

112

Kanginan, M. 2006 Fisikauntuk SMA kelas X. Jakarta: Airlangga
Kemdikbud. 2014. Permendikbud RI No. 59 Tahun 2014: Kurikulum 2013
SMA/MA. Jakarta: Kemdikbud.
Kilpatrick, W. 1918. The Project Method: Child-Centeredness in Progressive
Education. Teachers College Record 19:319-3345.
Martin, M.O., Mullis I.V.S., dkk. 2012. TIMSS 2011 International Results in
Science. Chestnut Hill: TIMSS & PIRLS International Study Center.
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Qory, D. 2 Mei 2013.Kualitas Pendidikan Indonesia.Kompasiana
Eka,.Rusdi, Muhamad,. Rizal Symsurizal. 2011. Problem Based Learning,
Strategi Metakognisi, Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Polya, G., (1985), How To Solve It. 2nd ed., Princeton University Press, ISBN 0691-08097-6, (online), http://www.math.utah.edu/~pa /math/polya.html.
Sanjaya, W. 2008.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan,
Jakarta, Prenada Media.
Selcuk, S. G., Caliskan, 2010,A small-scale study comparing the impacts of
problem-basedlearning and traditional methods on student satisfaction in
theintroductory physics course.Procedia-Social and Behavioral
Sciences,vol.4 2 (2010) 809-813.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2014.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim PISA Indonesia.2011. Survei Internasional PISA. Kemdikbud: Badan
Penelitian dan Pengembangan,
Trianto,
(2007),
Model-model
Pembelajaran
Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka.

Inovatif

Berorientasi

Vahlia, I., Murdiyana & Sutrima. 2013. Eksperimen Model Pembelajaran
Discovery Dan Group Investigation Terrhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau dari Kreativitas Siswa.

113

Yee, M. H. The Needs Analysis of Learning Higher Order Thinking Skilss for
Generating Ideas. Procedia-Social and Behavioral Sciences, vol.4 59
(2012) 197-203.