EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACRO FLASH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA.

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
MACRO FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN
MASALAH FISIKA SISWA SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

LADESTAM SITINJAK
NIM. 8146176009

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK


Ladestam Sitinjak (NIM. 8146176009), Efek Model Problem Based Learning
Menggunakan Macro Flash dan Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika siswa SMA. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui efek model Problem Based Learning
menggunakan macro flash, terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa,
untuk mengetahui efek keterampilan berpikir kritis terhadap keterampilan
pemecahan masalah siswa dan untuk mengetahui interaksi antara model Problem
Based Learning dan keterampilan berpikir kritis terhadap keterampilan
pemecahan masalah siswa. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster
random sampling sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas
eksperimen diterapkan model Problem Based Learning menggunakan macro flash
dan kelas kedua sebagai kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen keterampilan
pemecahan masalah dalam bentuk essai sebanyak 5 soal dan insrumen
keterampilan berpikir kritis bentuk essai sebanyak 8 soal yang telah dinyatakan
valid dan reliabel. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa keterampilan pemecahan
masalah fisika siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning
menggunakan macro flash lebih baik daripada keterampilan pemecahan masalah

pembelajaran konvensional. Keterampilan pemecahan masalah siswa yang
memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi lebih baik daripada keterampilan
pemecahan masalah yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah. Model
Problem Based Learning menggunakan macro flash dan keterampilan berpikir
kritis berinteraksi dalam mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah siswa.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Macro Flash, Keterampilan Pemecahan
Masalah, Keterampilan Berpikir Kritis.

i

ABSTRACT

Ladestam Sitinjak (NIM. 8146176009), The Effects of Problem Based Learning
Used Macro Flash and Critical Thinking Skills to Problem Solving Skills in
Physics SMA. Post Graduate Program, State University of Medan 2016.
The purpose of the research are: to know the effects of Problem Based Learning
used macro flash to problem Solving Skills of student, to know the effects of
Critical Thinking Skills to Problem Solving Skills, and to know the interaction of
Problem Based Learning and Critical Thinking Skills to Problem Soving Skills.
Samples in this research conducted in cluster random sampling as many as two

class, the first class as experiment class applied Problem based Learning used
macro flash and the second class as control class applied conventional learning.
Instrument used in this research are instrument of Problem Solving in the form of
essay by 5 questions and instrument Critical Thinking Skills in the form essay by
8 questions hs been declared reliable and valid. From the result can be concluded
that Problem Solving Skills student of Physics thet lerning with Problem Based
Learning used macro flash better than Problem Solving Skills conventional
learning. Problem Solving Skills students that having high Critical Thinking Skills
better than Problem Solving Skills that having low Critical Thinking Skills.
Problem Based Learning and critical Thinking Skills as interaction to approach
Problem Solving Skills of student.
Keywords: Problem Based Learning, Problem Solving Skills, Macro Flash,
Critical Thinking Skills.

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Efek Model Problem Based
Learning Menggunakan Macro Flash dan Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap

Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA” ini telah selesai disusun
untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi
Pendidikan Fisika Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini berkat adanya bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih secara
khusus penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd dan Bapak Dr.
Karya Sinulingga ,M.Si sebagai Pembimbing I dan II yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya
tesis ini. Selanjutnya ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Prof.
Dr. Sahyar, M.S., M.M., Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, dan Bapak Prof. Dr.
Mara Bangun Harahap, M.S selaku nara sumber dan tim penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan penulisan
tesis ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Makmur Sirait,
M.Si dan Ibu Dr. Derlina, M.Pd, selaku validator instrumen penelitian. Selain itu,
ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada kepala sekolah dan staf guru di
SMA N 1 Sunggal yang telah memberikan ijin dalam memberikan waktu,
kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, Bu Hayati, M.Pd
selaku guru bidang studi Fisika di SMA N 1 Sunggal Medan yang telah

membantu memberikan pembelajaran dengan media yang penulis buat. Buat
keluarga yang selama ini ada dan selalu memberi dukungan kepada penulis,
terkhusus buat kedua orang tua saya Ayahanda M. Sitinjak dan Ibunda Dj. Purba
serta, abang dr. Slamet Erikson Sitinjak,

kakak Asrimayanti Am.keb, Nelly

Oktavia Sitinjak, S.Pd yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil

iii

kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini. Buat kekasih
tersayang Juni Susanti Banurea buat waktunya dan memberi banyak dukungan
serta semangat buat terselesainya tulisan ini, teman-teman seperjuangan selama
perkuliahan, semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu
terjaga.
Akhirnya penulis menyadari bahwa selaku manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan, sehingga di dalam penulisan tesis ini sudah tentu
terdapat kekurangan disana-sini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran membangun dari para pembaca, semoga tesis ini bermanfaat bagi

kita semua.

Medan,

Maret 2016

Penulis,

Ladestam Sitinjak
NIM. 8146176009

iv

DAFTAR ISI
Hal
i
ii
iii
v
vii

viii
ix

ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4

Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Definisi Operasional

1
1
9
9
10
10
11
11

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Model Pembelajaran

2.2. Model Problem Based Learning
2.2.1. Karakteristik Problem Based Learning
2.2.2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
2.2.3. Teori Pembelajaran yang Mendukung
2.2.4. Sintaks Problem Based Learning
2.2.5. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning
2.2.6. Keterampilan Berpikir Kritis
2.2.7. Keterampilan Pemecahan Masalah
2.2.8. Media Pembelajaran
2.2.9. Penelitian Yang Relevan
2.3. Pembelajaran Konvesional
2.4
Kerangka Konseptual
2.4.1. Efek Model Problem Based Learning Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah
2.4.2. Efek Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah
2.4.3. Interaksi Antara Model Problem Based Learning dan
Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan
Pemecahan Masalah

2.5
Hipotesis Penelitian

13
14
13
15
17
17
21
28
29
33
40
44
47
49
49

BAB III METODE PENELITIAN

3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
v
3.4
Jenis dan Desain Penelitian

56
56
56
56
56
56
57
v

51
53

55

3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian
3.5
Prosedur Penelitian
3.6
Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes Keterampilan Berpikir Kritis
3.6.2. Tes Keterampilan Pemecahan Masalah
3.7 Validitas
3.7.1. Validitas Isi
3.7.2. Validitas Prediktif
3.7.3. Validitas Butir Soal
3.7.3.1. Analisis Validasi Tes
3.7.3.2. Reliabilitas Tes
3.7.3.3. Tingkat Kesukaran Tes
3.7.3.4. Daya Pembeda Tes
3.8
Teknik Analisa Data
3.9
Hipotesis Statistik

57
57
59
61
61
61
61
62
63
64
64
64
66
67
68
73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1. Pretes
4.1.1.1. Uji Normalitas
4.1.1.2. Uji Homogenitas
4.1.1.3. Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes
4.1.2. Keterampilan Berpikir Kritis
4.1.2.1Tahap Perlakuan Penelitian
4.1.3. Postes
4.1.4. Deskripsi Keterampilan Pemecahan Masalah
Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kritis
4.1.5. Pengujian Hipotesis
4.2
Pembahasan
4.2.1. Efek Model Problem Based Learning Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah
4.2.2. Efek Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap
Keterampilan Pemecahan Masalah
4.2.3. Interaksi Antara Model Problem Based Learning dan
Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan
Pemecahan Masalah

80
80
80
81
83
84
84
84
90
92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

115
115
116

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

117
120

vi

96
103
103
106
109

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6

Bagan Alur pelaksanaan penelitian
Grafik Pretes KPM Kelas Kontrol dan Eksperimen
Diagram Distribusi Normal Kelas Kontrol
Hasil Observasi KPM
Hasil LKS Setiap Pertemuan
Grafik Postes Kelas Konvensional dan PBL
Grafik Uji Interaksi Uji Hipotesis

vii

60
81
82
92
93
95
103

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9

Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13

Tabel 4.14
Tabel 4.15

Sintaks model Problem Based Learning
Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Rubrik Kemampuan Pemecahan Masalah
Penelitian yang Relevan
Desain Penelitian
Desain Penelitian Anava 2x2
Output Uji Validitas Tes Keterampilan Pemecahan
Masalah
Output Uji Validitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Output Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Pemecahan
Masalah
Output Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tingkat Kesukaran Tes
Daya Pembeda Soal
Ringkasan Anava Dua Jalur
Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Uji Normalitas Nilai Pretes
Uji Homogenitas Nilai Pretes
Uji Kesamaan Pretes Keterampilan Pemecahan Masalah
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Keterampilan Berpikir Kritis
Data Kelompok Keterampilan Berpikir Kritis Tinggi dan
Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Keterampilan Pemecahan Masalah Mahasiswa
Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan Pemecahan Masalah Mahasiswa
Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Masing
Masing Kelas
Hasil ANAVA
Data Faktor antar Subjek
Statistik ANAVA
Uji Homogenitas Keterampilan Pemecahan Masalah
Mahasiswa dengan Keterampilan Berpikir Kritis Tinggi
Dan Rendah
Hasil Perhitungan ANAVA Dua Jalur
Perbedaan Keterampilan Pemecahan Masalah Antar
Kelompok

xiii

26
32
39
49
57
58
65
67
71
71
72
73
77
80
82
83
84
85
87
94
96
97

99
99
100
101

102
104

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (1)
LKS 1
Bahan Ajar Pertemuan 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (2)
LKM 2
Bahan Ajar Pertemuan 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (3)
LKS 3
Bahan Ajar Pertemuan 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4)
LKS 4
Bahan Ajar Pertemuan 4
Kisi-Kisi Soal Keterampilan Pemecahan Masalah
Kisi-Kisi Soal Keterampilam Berpikir Kritis
Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Pedoman Penskoran Keterampilan Berrfikir Kritis
Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Pemecahan
Masalah
Hasil Analisi Validasi Instrumen Tes
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Perhitungan Normalitas dan Homogenitas Data Pretes
Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Output Keterampilan Berpikir Kritis Tinggi dan Rendah
Output Anava 2x2
Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
Data Pretes dan Postest Kelas Kontrol
Dokumentasi Penelitian

ix

120
127
130
133
140
143
149
155
158
161
167
171
173
184
191
193
194
198
206
208
210
212
214
217
219
223
224
225

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam

pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara
menunjukkan, sumber daya manusia yang bermutu lebih penting dari pada sumber
daya alam yang melimpah. Akan tetapi, beberapa dekade terakhir ini, daya saing
bangsa

Indonesia

di

tengah

bangsa-bangsa

menggembirakan. Salah satunya, tercermin

lain

cenderung

dalam perbandingan

kurang
Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Badan Program Pembangunan PBB (UNDP)
kembali merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaru untuk tahun 2013.
Dalam laporan mereka, Indonesia berada di peringkat 108 dari 187 negara yang
dinilai. Sumber daya manusia yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan
pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan
merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu
sumber daya manusia bangsa Indonesia.
Sumber daya manusia yang berkualitas

sudah pasti didukung oleh

pendidikan yang berkualitas juga. Dampak pada masalah sistem pendidikan dapat
dilihat dari prestasi siswa pada Trend of International on mathematics and science
study (TIMSS), tampak jelas bahwa kemampuan siswa secara rata-rata masih
dibawah standar internasional dengan nilai rata-rata 500. Pada ruang lingkup Asia
Tenggara, Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapura, Malaysia, dan Brunei
Darussalam. Untuk sains/IPA kelas VIII, Indonesia menempati posisi 5 besar dari
1

2

bawah (bersama Macedonia, Lebanon, Moroko, Ghana). Peringkat Indonesia
berada 39/42 dengan nilai 406 tahun 2011, tetapi yang sangat mengejutkan adalah
bukan dengan kemampuan siswa untuk menyelesaikan fisika secara matematis
namun karena rendahnya kemauan siswa dalam pemecahan masalah fisika dan
pemaham konsep. Tantangan inilah menjadi tugas bersama khususnya tugas guru
sebagai pendidik dan pengajar (efendi, 2010:72)
Misi pendidikan yang seutuhnya menjadi tanggung jawab profesional
setiap guru harus dapat berupaya meningkatkan kualitas sekaligus mencerdaskan
kehidupan bangsa. Guru dalam hal ini berperan dalam kegiatan proses
pembelajaran sebagai kegiatan dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini berarti
berhasil tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai tenaga pendidik
yang tidak hanya berupaya mengusai materi pembelajaran namun juga
mengetahui bagaimana cara materi itu disampaikan dan bagaimana pula
karakteristik siswa yang menerima materi pelajaran tersebut.
Pendidik

yang profesional

diharapkan mampu mengelola

model

pembelajaran yang sesuai dengan karakter seluruh siswa sebagai strategi
pembelajaran, sehingga pembelajaran akan tampak lebih menarik. Pada dasarnya
fisika merupakan pelajaran yang cukup menarik sebab dapat diamati dari gejalagejala alam dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari–hari
secara langsung. Namun, hal ini tidak mendukung hasil belajar peserta didik,
ternyata fisika termasuk dalam nilai rendah dibanding nilai pelajaran yang
lainnya.

3

Hasil wawancara oleh penulis selama melaksanakan observasi adalah nilai
fisika di SMN N 1 Sunggal yang diperoleh oleh siswa yakni 4,5. Nilai ini
tergolong rendah bila dibandingkan dengan nilai KKM (kriteria ketuntasan
minimal) yakni 6,5, hal ini dipengaruhi oleh kurang efektifnya pembelajaran yang
digunakan oleh guru, pembelajarannya tampak monoton dari waktu kewaktu.
Kekurang efektifan pembelajaran ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan
dalam diri siswa yang berdampak pada gagalnya guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Selain itu juga disebabkan berbagai hal, salah satunya faktor
yang terdapat didalam diri siswa seperti sikap mereka terhadap fisika yaitu mereka
beranggapan bahwa pelajaran fisika lebih sulit, sehingga siswa terlebih dahulu
merasa jenuh sebelum mempelajarinya atau berkurangnya motivasi siswa.
Sehingga ini merupakan sifat negatif yang menyebabkan dorongan untuk belajar
akan menjadi rendah, sehingga siswa menjadi pasif.
Rendahnya minat dan motivasi siswa untuk mempelajari fisika terbukti
dari prestasi belajar fisika siswa pada umumnya lebih rendah dibanding pelajaran
sains lainnya seperti biologi dan kimia, hal ini disebabkan oleh: a) siswa masih
belum dapat menyadari manfaat fisika didalam kehidupan sehari–hari, b) masih
ada beberapa guru fisika yang dalam mengajarkan fisika selalu menekankan segi
matematisnya saja sehingga pelajaran fisika menjadi sulit dan membosankan, c)
kelemahan guru dalam faktor instrument, kurikulum, struktur program, sarana dan
prasarana yang tidak maksimal dilaksanakan dalam pembelajaran.d) sebagian
siswa tidak dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara
pemanfaatan pengetahuan mereka dikemudian hari.

4

Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil, guru sebagai pengajar harus
mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan
strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.
Melalui landasan filosofis psikologi kognitif, model pembelajaran berbasis
masalah dipromosikan menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang
baru. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Dalam model PBL,
fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja
mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga
metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak
saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat
perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan
keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola berpikir kritis.
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) tidak dirancang untuk membantu
guru menyampaikan informasi dalam jumlah yang besar seperti pada
pembelajaran langsung dan ceramah. PBM dirancang terutama untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan
masalah dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa
dengan mengalaminya

melalui

berbagai

situasi

riil

atau situasi

yang

disimulasikan; dan menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom (Arends,
2008:43).

5

Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk siswa belajar menjadi
pembelajar yang mandiri, saling bekerja sama untuk memecahkan masalah, dan
belajar untuk mencari tahu, bukan diberi tahu. Peran guru dalam pembelajaran
berbasis masalah ialah sebagai desainer pembelajaran, fasilitator dan mediator
pembelajaran.
Pemecahan masalah diartikan sebagai suatu proses pendekatan yang
sistematis terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan
dan penganalisaan data dan informasi, pemilihan alternatif serta perancangan
tindakan yang bertujuan untuk menemukan solusi. Memecahkan masalah
merupakan

pemanfaatan

dari

proses

berpikir.

Kemampuan

seseorang

memecahkan suatu masalah ditentukan oleh pemahamannya terhadap masalah itu.
Pentingnya pemahaman konsep dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi
sikap, keputusan dan cara-cara memecahkan masalah (Trianto, 2007:65).
Pemecahan masalah merupakan salah satu jenis proses berpikir konseptual
tingkat tinggi karena siswa harus mempunyai keterampilan menggabungkan
aturan-aturan untuk mencapai suatu pemecahan. Hal senada diungkapkan Eric
(2003:20) bahwa pemecahan masalah adalah proses berpikir tingkat tinggi yang
meliputi proses analisis, sintetis dan evaluasi. Metode yang terkenal dan sering
digunakan dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah melibatkan
tahapan dan langkah-langkah pemecahan masalah.
Keterampilan memecahkan masalah pada dasarnya merupakan tujuan
utama proses pendidikan (Dahar, 1996:138). Oleh karena itu keterampilan
memecahkan masalah penting dimiliki oleh siswa untuk menentukan sikap dan

6

tindakan yang benar pada saat dihadapkan dengan masalah-masalah yang terjadi
di sekolah. Masalah tersebut digunakan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
mempelajari cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi
&Senduk, 2003:79).
Siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan yang telah dimiliki
dengan masalah yang disajikan sehingga proses pembelajaran yang terjadi kurang
mengajak siswa untuk berpikir kritis. Pada umumnya mereka tidak menyadari
bahwa mereka telah memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk menganalisis
suatu masalah fisika, akan tetapi pengetahuan itu tersimpan sebagai pengetahuan
yang terpisah sehingga siswa tidak melihat hubungan dengan konteks masalah
yang ditanyakan.
Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan
berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa adalah
model Problem Based Learning. PBL (Problem Based Learning) adalah suatu
model pembelajaran dengan membuat konfrontasi pada pembelajar dengan
masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau open ended

melalui

stimulus dalam belajar, Boud, F., dan Fogarty (dalam Ngalimun, 2012:46). Lebih
lanjut Arends (2008:43) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang
diperoleh pebelajar yang diajarkan dengan PBL yaitu inkuiri dan keterampilan
melakukan pemecahan masalah fisika, belajar model peraturan orang dewasa
(adult role behaviours) dan keterampilan belajar mandiri (skills for independent
learning).

7

Konsep fisika yang dipelajari merupakan konsep yang abstrak, sehingga
untuk membuatnya nyata (konkrit) diperlukan alat bantu pembelajaran. Alat bantu
tersebut adalah media pembelajaran flash. Bagi siswa itu sendiri menurut Hartanto
(2011:15), menyatakan bahwa animasi flash dapat menjadikan mata pelajaran
fisika menjadi lebih mudah dipahami oleh para siswa. Siswa yang pada awalnya
berfikir bahwa fisika hanyalah identik dengan banyak rumus, tetapi dengan
menggunakan animasi flash fisika diharapkan menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan.
Hadi (2012:2) menyatakan dengan animasi macro flash, siswa akan
belajar lebih bermakna. Media animasi juga berguna untuk melawan kebosanan
siswa dalam belajar sehingga siswa tetap aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu flash juga memiliki kemampuan untuk mengimpor file
suara, video maupun file gambar dari aplikasi lain. Dengan melihat langsung
gerak benda akan mempermudah siswa memahami materi pembelajaran yang
diajarkan akan menjadi daya tarik untuk mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian Muhammad Zunanda (2015:96) menunjukkan
bahwa model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan
kemampuan berpikir kritis lebih baik dalam meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah fisika siswa dengan hasil interaksi pada kelas problem based
learning sebesar 0,043 dibanding konvensional. Penelitian ini belum mencapai
hasil yang maksimal karena dalam penelitian ini penggunaan model oleh peneliti
khususnya masyarakat belajar dalam pembagian kelompok, peneliti terlalu banyak
membagi jumlah kelompok sehingga waktu yang tersedia menjadi tidak efisien,

8

selain itu peneliti masih kurang menggunakan media sehingga setiap kelompok
tidak dapat bekerja secara maksimal. Sementara itu, hasil penelitian Makmur
Hartono (2013:137) mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan
dengan kemampuan pemecahan masalah fisika menggunakan pembelajaran
langsung. Penelitian ini juga belum mencapai mencapai hasil yang maksimal
karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurang aktifnya siswa
dalam proses belajar mengajar terutama dalam kelompok belajar dan
pengalokasian waktu yang kurang efisien.
Untuk itu pada penelitian ini penulis berusaha mengatasi kendala-kendala
yang ada dengan cara menggunakan media pembelajaran yang sederhana,
menciptakan suasana yang lebih efektif yaitu dengan cara melakukan pemantauan
pada setiap siswa ketika proses eksperimen sedang berlangsung dan lebih
memotivasi siswa serta lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap tahap
pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efisien.
Melalui pemaparan di atas dan didasari pada kenyataan bahwa model
pembelajaran problem based learning dan kemampuan berpikir kritis dapat
membawa siswa untuk memiliki keterampilan pemecahan masalah pembelajaran
fisika serta membentuk hubungan komunikasi dua arah secara interaktif antara
guru dan siswa, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

9

“Efek Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Menggunakan Macro flash dan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMA”.
1.2.

Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah di atas,

maka yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1.

Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

2.

Guru kurang memahami penerapan model pembelajaran sehingga
pembelajarannya tampak monoton dari waktu kewaktu.

3.

Kurangnya keterampilan siswa dalam memahami persoalan yang
diberikan dan menghubungkannya dengan konsep fisika serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4.

Hasil belajar siswa masih rendah.

5.

Siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika sulit dan membosankan.

6.

Siswa tidak dapat menghubungkan antara pengetahuan yang telah
dimiliki dengan masalah yang disajikan sehingga proses pembelajaran
yang terjadi kurang mengajak siswa untuk berpikir kritis.

1.3.

Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar
mengajar adalah model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
macro flash dan konvesional

10

2.

Subjek penelitian adalah siswa siswi SMA Negeri 1 Sunggal semester
genap kelas XI T.P 2015/2016.

3.
1.4.

Materi yang diajarkan sebagai bahan penelitian yaitu Fluida dinamis.

Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada efek model Problem Based Learning menggunakan macro
flash terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa?
2. Apakah ada efek keterampilan berpikir kritis terhadap keterampilan
pemecahan masalah siswa?
3. Apakah terdapat interaksi antara model Problem Based Learning
menggunakan macro flash dan keterampilan berpikir kritis terhadap
keterampilan pemecahan masalah siswa?
1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efek model Problem Based Learning menggunakan
macro flash terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa.
2. Untuk mengetahui efek keterampilan berpikir kritis terhadap
keterampilan pemecahan masalah siswa.
3. Untuk mengetahui interaksi antara model Problem Based Learning
menggunakan macro flash dan keterampilan berpikir kritis terhadap
keterampilan pemecahan masalah siswa.

11

1.6.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai berikut:
a. Peneliti
1. Peneliti

dapat

mengetahui

hasil

belajar

dengan

hasil

belajar

dengan

menggunakan model PBL.
2. Peneliti

dapat

mengetahui

menggunakan pembelajaran konvesional.
3. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya
b. Institusi
1. Bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan
model PBL menggunakan macro flash dan berpikir kritis
terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika SMA.
2. Bahan alternatif bagi pengajar fisika dalam memilih model
pembelajaran.
c. Siswa
1. Siswa dapat lebih menguasai pelajaran
2. Siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa dapat mengubah anggapan bahwa pelajaran fisika itu
sulit dan membosankan.
1.7. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat definisi operasional sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme.

12

Dalam model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih
sehingga

siswa

tidak

saja

mempelajari

konsep-konsep

yang

berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk
memecahkan masalah tersebut. (Arends, 2008:43).
2. Pembelajaran konvensional merupakan

pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh pendidik di sekolah. Dalam pembelajaran konvensional
ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, tanya jawab
serta pembagian tugas yang dilakukan secara berkelompok.
3. Berpikir kritis adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan
lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan
memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi,
kecukupan, koherensi, dan lain-lain (Fisher, 2009:13).
4. Pemecahan masalah adalah proses berpikir tingkat tinggi yang meliputi
proses analisis, sintetis dan evaluasi (Eric, 2003:20). Dalam penelitian
ini, langkah-langkah pemecahan masalah yang dipakai adalah teknik
pemecahan masalah Polya (1985:6) yaitu memahami masalah
(Understanding the problem), menyusun rencana (Devising plan),
melaksanakan rencana (Carrying out the plan) dan memeriksa kembali
(Looking back).
5. Media Macro Flash adalah salah satu media yang digunakan dalam
komunikasi langsung seperti presentasi, khususnya presentasi digital.
Macro flash digunakan agar presentasi tampak lebih komunikatif dan
menghidupkan suasana. Materi yang disajikan menjadi lebih menarik,
tidak membosankan, dan tidak monoton (Andi, 2013:2)

115

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis, pengolahan data dan pembahasan hasil

penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat Efek model Problem Based Learning terhadap keterampilan
pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model Problem Based
Learning lebih baik dibandingkan dengan keterampilan pemecahan masalah
siswa yang diajarkan dengan model konvensional.
2. Terdapat Efek keterampilan berpikir kritis terhadap keterampilan pemecahan
masalah siswa. Keterampilan pemecahan masalah siswa dengan keterampilan
berpikir kritis tinggi lebih baik dibandingkan dengan keterampilan
pemecahan masalah siswa dengan keterampilan berpikir kritis rendah.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Problem Based Learning dan
keterampilan berpikir kritis dalam mempengaruhi keterampilan pemecahan
masalah siswa. Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi akan
memiliki Keterampilan pemecahan masalah yang tinggi begitu pula
sebaliknya.

115

116
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas maka berikut ini
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam menerapkan model Problem Based Learning sebaiknya pendidik
menyesuaikan permasalahan yang dipilih dalam pembelajaran terutama dalam
lembar kerja siswa (LKS) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien.
2. Dalam model Problem Based Learning sebaiknya pendidik membimbing
siswa

mengembangkan

pengetahuan

dan

membantu

mengeksplorasi

keterampilan yang dimiliki agar pengkonstruksian pengetahuan dapat lebih
bermakna.
3. Untuk mkengefektifkan waktu yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran diharapkan pada akhir pembelajaran agar memberitahukan
siswa tujuan pembelajaran yang akan dipelajari untuk pertemuan selanjutnya
agar siswa mempersiapkan diri sebelumnya.
4. Kepada para

peneliti diharapkan dapat melanjutkan penelitian model

Problem Based Learning sebaiknya pendidik dengan variasi pembelajaran
yang beragam.

Disamping itu diharapkan dapat melakukan refleksi dan

memberikan masukan penyempurnaan pelaksanaan hasil penelitian ini.

75

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., (2010), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen Revisi taksonomi Pendidikan Bloom, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Arends, R. I., (2008), Learning to Teach Belajar untuk Mengajar (Edisi Ketujuh),
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Arikunto,S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosda Karya.
Astika, K, U., Suma, I, K., Suastra, I, W., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol 3 No. 2:77-81
Aziz, M. S., Zain, A. M., Samsudin, M. A., (2014), The Effects of Problem-Based Learning
on Self-Directed Learning Skills among Physics Undergraduates, International
Journal of Academic Research in Progressive Education and Development, ISSN:
2226-6348, www.hrmars.com/journals.
Costa, A.L. (1985). Goal for Critical Thingking Curriculum. In Costa A.L. (ed). Developing
Minds : A. Resource Book for Teaching Thingking. Alexandria : ASCD. 54-57.
Dahar, R. W., (1996), Teori-Teori Belajar, Jakarta, Erlangga.
Duckworth, E., (1991), Twenty-four, forty-two, and I love you: Keeping it complex, Dalam
K Jervis & C. Montag (eds.), Progressive Education for the 1990s: Transforming
Practice, New York, Teachers College Perss.
EL-Shaer, A., Gaber, H., (2014), Impact of Problem Based Learning on Students’ Critical
Thinking Dispositions, Knowledge Acquisition and Retention, Journal of Education
and Practice, Vol.5 No. 14, ISSN (Online): 2222 – 288X, ISSN (Paper): 2222 – 1735,
www.iiste.org.
Ennis, R.H., (1985), Goals for A Critical Thiking Curriculum. Costa, A.L. (Ed). Developing
Minds A Resource Book for Teaching Thinking, Alexandra, Virginia, Assosiation for
Supervisions and Curriculum Development (ASCD): 54-57.
Ennis, R.H., (1993), Critical Thinking Assessment, Theory Into Practice, 32(3)
Summer: 179-186.
Eric, (2003), Teaching Problem Solving Secondary School Science, http://www.ericfacility
net/ericdigest/ed 309049 html.

76

Fisher, A. 2001. Critical Thingking An Introduction, Australia : Cambridge University Press
Folashade, A., Akinbobola, A, O., (2009), Constructivist Problem Based Learning Technique
and the Academic Achievement of Physics Students with Low Ability Level in
Nigerian Secondary Schools, Eurasian J. Phys. Chem. Educ, 1(1) : 45-51, ISSN:
1306-3049, www.eurasianjournals.com/index.php/ejpce.
Hartono, M., (2012), Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Fisika Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Langsung
Menggunakan Bantuan Peta Konsep, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika
AGFI SU, ISSN 2085-5281 4 (2) : 44-49.
Hassoubah, Z.I., (2004), Developing Creative & Critical Thinking Skills, Bandung, Yayasan
Nuansa Cendikia.
Johnson, E. B., (2002), Contextual Teaching and Learning, Thousand Oaks, Corwin Press,
Inc.
Jonassen, (2004), Learning to Solve Problems, An Instructional Desaign Guide. San
Fransisco, John Wiley & Sons, Inc.
Joyce, B. 2011. Models of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Kanginan, M. (2010). Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Erlangga
Krulik, S. and Rudnik, J. A., (1996), The New Source Book Teaching Reasioning and
Pbroblem Solving in Junior and Senior Hig School, Massachusets, Allyn & Bacon.
Liliasari, (1996), Beberapa pola berpikir dalam Pembentukan Pengetahuan Kimia oleh Siswa
SMA, Disertasi PPS IKIP Bandung, Tidak diterbitkan.
Marzano, R.J. et al., (1988), Dimension of Thinking A Framework for Curriculum and
Instruction, Alexandra, Virginia, Assosiation for Supervisions and Curriculum
Development (ASCD).
Masek, A., Yamin, S., (2011), The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking
Ability: A Theoritical and Empirical Review, International Review of Social Sciences
and Humanities, Vol.2 No. 1, ISSN (Online): 2248 – 9010, ISSN (Print): 2250 –
0715, www.irssh.com.
Matlin, M. E., (2009), Cognitive Psychology, Seventh Edition. International Student Version.
John Wiley & Sons, Inc.
McGregor, D., (2007), Developing Thinking; Developing learning. A Guide to Thinking Skills
in Education, New York, McGraw Hill Open University Press.

77

Petrina, S., (2007), Advanced Teaching Methods for The Technology Classroom, Canada,
Information Science Publishing.
Polya, G., (1985), How To Solve It. 2nd ed., Princeton University Press, ISBN 0-691-08097-6,
(online), http://www.math.utah.edu/~pa /math/polya.html.
Pramono A. (2004). Presentasi Multimedia dengan macromedia Flash, Jakarta, Penerbit
Andi
Redhana, W., (2003), Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah, Tesis Pada IKIP
Negeri Singaraja, Tidak diterbitkan.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta, Prenada Media.
Selcuk, S. G., Caliskan, S., Erol, M., (2008), The Effects of Problem Solving Instruction on
Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use. Lat. Am. J.
Phys. Educ, 2 (3) : 151-166. http://www.journal.lapen.org.mx
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Bandung, Penerbit Tarsito.
Sugiono, (2009), Statistika untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta.
Sugiono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta.
Sulaiman, F., Eldy, E.F., (2014), Integrated PBL Approach: Finding towards Physics
Students’ Critical Thinking, International Journal for Innovation Educational and
Research, Vol.2, www.ijier.net.
Tasoğlu, A. K., Bakaç, M., (2014), The Effect of Problem Based Learning Approach on
Conceptual Understanding in Teaching of Magnetism Topics. Eurasian J. Phys. &
Chem. Educ, 6(2): 110-122, 2014, www.eurasianjournals.com/index.php/ejpce.
Tim TIMSS Indonesia, (2011), Survey Internasional PISA.
dan Pengembangan

Kemdikbud: Badan Penelitian

Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta,
Prestasi Pustaka.
Zunanda, M., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Pemecahan
Masalah Fisika Siswa SMK”. Medan Unimed,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN I Sajira Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Ekosistem,

0 7 171

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMA.

0 3 28

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA DI SMA.

1 8 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KREATIVITAS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SMA.

0 2 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA.

0 2 24

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PETA KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA.

0 5 28

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH AUTENTIK.

2 2 18

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN T.P 2014/2015.

0 2 28

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMK.

0 8 32