PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN TEKNIK ELEKTRONIKA ANALOG DAN DIGITAL DASAR PADA SISWA KELAS X SMK TKJ YAPIM TARUNA BELAWAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN TEKNIK

ELEKTRONIKA ANALOG DAN DIGITAL DASAR

PADA SISWA KELAS X SMK TKJ YAPIM

TARUNA BELAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan pendidikan Teknik Elektro

OLEH

DAHRANI PASARIBU

5123331011

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Dahrani Pasaribu, Nim 5123331011. Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Khususnya Pada Materi Mengenal Komponen Elektronika Antara Siswa Yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction Dengan siswa yang diajarkan Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental, dimana dalam pelaksanaannya sengaja diberikan perlakuan (treatment) kepada kelompok ekperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Yapim Taruna Belawan Yang Mengikuti Mata Pelajaran Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar yang terdiri dari 2 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil seluruh sampel atau secara total sampling, yaitu kelas eksperimen kelas yang menerapkan Model Pembelajaran Explicit Instruction adalah kelas X TKJ-1 yang berjumlah 28 siswa serta kelas X TKJ-2 menjadi kelas kontrol kelas yang menerapkan Model Pembelajaran Konvensional yang berjumlah 32 siswa. Jadi total subjek yang akan diteliti adalah sebanyak 60 siswa.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh terdapat pengaruh hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar antara Model Pembelajaran Explicit Instruction dengan Model Pembelajaran Konvensional, dimana hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar untuk kelas yang menerapkan Model Pembelajaran Explicit Instruction lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar untuk kelas yang menerapkan Model Pembelajaran Konvensional. Nilai rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 22,6 dan rata-rata pada kelas kelompok kontrol sebesar 20,03. Untuk menguji normalitas data digunakan Uji Lilliefors pada taraf kepercayaan (α) sebesar 0,05. Uji normalitas instrumen Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar dengan Model Pembelajaran Explicit Instruction diperoleh Lhitung sebesar 0.0985 dan Ltabel sebesar 0.168 karena Lhitung < Ltabel atau 0.0985 < 0.168, maka data instrumen pada kelas Eksperimen pada kategori Normal, uji normalitas instrument Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar dengan Model Pembelajaran Konvensional diperoleh Lhitung sebesar 0.121 dan Ltabel = 0.156 karena Lhitung < Ltabel atau 0.121 < 0.156, maka data instrumen pada kelas Kontrol pada kategori Normal. Uji homogenitas instrument hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar diperoleh Fhitung sebesar 1,17 dan Ftabel 1,9 karena Fhitung < Ftabel atau 1,17 < 1,9 maka

seluruh varians adalah homogen, sehingga dapat disimpulkan seluruh data varians hasil penelitian homogen.

Dengan hasil analisis uji beda yang memakai Uji-t dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan. Hal ini terlihat dari nilai thitung = 3,172 yang lebih besar dari ttabel yaitu 1,672.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Yang tercinta orang tua penulis, Ayahanda Efendy Panahatan Pasaribu Ibunda penulis Herta Siagian yang selalu mendukung penulis dengan doa juga baik dari materi maupun moral.

2. Kepada saudara penulis : K’Dewi Sinta Pasaribu, K’Diana Santi Pasaribu, adikku Denike Eksaudi Pasaribu yang telah banyak mendukung saya dalam proses penyusunan laporan ini dan doa-doa mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Dr. Baharrudin, S.T, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan.

6. Dr. Salman Bintang, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Elektro 7. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku pembimbing Skripsi penulis yang

memberikan waktu dan dengan kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan proposal ini.

8. Prof.Dr.Abdul Muin Sibuea,M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik pembimbing serta sebagai narasumber.


(7)

10.Drs. Ir. Abdul Hakim Butar-Butar, M.T selaku pengarah/narasumber

11.Pihak Sekolah SMK Yapim Belawan. Bapak Mangisi Tua Panjaitan S.Sn, MM selaku Kepala Sekolah yang memberikan kesediaan kepada penulis untuk melakukan penelitian

12. Pihak Sekolah SMK Yapim Belawan. Bapak S.Hasibuan S.Pd selaku Guru Bidang Study yang memberikan kesediaan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta yang mengarahkan dan membimbing penulis.

13.Pihak Sekolah SMK Yapim Belawan. Ibu Dina Tampubolon selaku TU yang memberikan kesediaan waktu kepada penulis dan membantu dalam melakukan penelitian.

14.Sahabat penulis : Putri Ernawaty Munthe, Vivi Wulan Ratna Nainggolan, Sesaria Idaria Halawa yang selalu mendukung dan membantu menyelesaikan laporan penelitian ini.

15.Semua teman-teman Jurusan Pendidikan Teknik Elektro stambuk 2012 khususnya kelas Ekstensi 2012 karena telah banyak mendukung saya dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini dimasa mendatang.

Medan, Juli 2016

Dahrani Pasaribu NIM : 5123331011


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Hasil Belajar ... 10

1.1 Belajar dan Hasil Belajar ... 10

1.2 Pembelajaran ... 14

2. Standard Kompetensi Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar ... 15

3. Hakekat Model Pembelajaran 3.1 Belajar dan Hasil Belajar ... 17

3.2 Jenis Model Pembelajaran ... 17

3.3 Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 18

3.4 Model Pembelajaran Konvensional ... 24

3.5 Perbedaan Model Pembelajaran Explicit Instruction dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berfikir... 29


(9)

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

A. Desain Penelitian... 32

B. Definisi Operasional Variable Penelitian 1. Definisi Operasional 1.1Model Explicit Instruction ... 33

1.2Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar ... 33

2. Variabel Penelitian ... 33

2.1Variabel Bebas ... 34

2.2Variabel Terikat ... 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Tempat dan waktu penelitian ... 34

2. Populasi ... 34

3. Sampel ... 35

D. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1.1Metode Dokumentasi ... 36

1.2Metode Observasi ... 36

1.3Metode Tes... 37

2. Instrumen Penelitian ... 37

2.1Tes Hasil Belajar ... 38

2.2Pedoman Observasi ... 43

2.3Pedoman Dokumentasi ... 44

E. Teknik Analisi Data ... 44

1. Deskripsi Data ... 45

2. Uji Persyaratan Analisis ... 46

BAB IV HASIL PENELIIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 50

B. Uji Kecenderungan Data Hasil Penelitian ... 52

C. Uji Persyaratan Analisis ... 54

D. Pengujian Hipotesis... 55


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Langkah-Langkah Operasional Model Pembelajaran Explicit Instruction….20

Gambar 2.2 : Kerangka berfikir ...30 Gambar 4.1 : Diagram Histogram Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ...50 Gambar 4.2 : Diagram Histogram Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol...52


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kutipan Kurikulum Menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar

SMK Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan ...15

Tabel 2.2 : Kompetensi Dasar Mengenal Komponen Elektronika ...16

Tabel 2.3 : Sintaks Model Pembelajaran Explicit Instruction ...20

Tabel 2.4 : Perbedaan Model Explicit Instruction dengan Metode Pembelajaran Konvesional...27

Tabel 3.1 : Desain Eksperimen ...32

Tabel 3.2 : Jumlah Populasi ...35

Tabel 3.3 : Distribusi Subjek Penelitian ...35

Tabel 3.4 : Klasifikasi Daya Pembeda Soal ...40

Tabel 3.5 : Klasifikasi Taraf Kesukaran ...41

Tabel 3.6 : Klasifikasi reliabilitas ...43

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar pada Kelas Eksperimen ...50

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar pada Kelas Kontrol ...51

Tabel 4.3 : Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Eksperimen ...52

Tabel 4.4 : Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Kontrol ...53

Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Data ...54

Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas Data ...54


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat berkembang dan terarah kepada tujuan tertentu. Pendidikan juga merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai- nilai sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Jadi, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,


(14)

2

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar dan pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan yang juga berfungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional mendidik anak didik untuk semakin dewasa melalui pengajaran yang dilakukan oleh guru. Keberhasilan pendidikan di sekolah tentu tidak bisa dilepaskan dari peran para guru. Model mengajar guru kebanyakan ceramah, mencatat, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa berpendapat lain. Keberhasilan siswa dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya adalah setelah dalam jangka waktu lama belajar, mencakup seluruh bidang studi yang diikutinya di sekolah. Hasil belajar itu menentukan tingkat prestasi siswa rendah, sedang, atau tinggi.

Tujuan kurikulum dapat tercapai, maka dibutuhkan pendekatan belajar yang tepat, yang mana siswanya tidak pasif, dan hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi siswa harus aktif, dan guru berperan memperhatikan dan mengarahkan siswa, karena pada hakekatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupannya dengan sebaik-baiknya. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bastian. 2002) bahwa : “mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai


(15)

3

manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.

Berbagai model pembelajaran inovatif-pun yang banyak muncul saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa belum dimanfaatkan oleh guru. Faktanya dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, guru belum memanfaatkan dan menggunakan model-model pembelajaran tersebut karena guru masih berpegang pada pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional ini dianggap paling mudah diterapkan. Tidak mudah bagi guru untuk berusaha menerapkan berbagai macam model pembelajaran yang umumnya memerlukan persiapan yang matang, dan berbagai media dan fasilitas yang mendukung. Selain itu, guru yang sudah terbiasa berceramah dan menjadi pusat dalam pembelajaran akan merasa tidak mengajar jika tidak berceramah.

Sementara itu, dari pihak siswa yang sudah terbiasa hanya menerima ceramah dan materi dari guru akan merasa malas jika tibatiba harus belajar secara mandiri. Diperlukan latihan dan pembiasaan diri bagi siswa untuk berubah dari konsumen ide menjadi produsen ide. Jadi, diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak sepenuhnya menghilangkan ceramah dari guru, namun juga mampu mengembangkan kemandirian dan kemampuan berfikir serta ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan di atas adalah model explicit instruction. Model explicit instruction sering diungkapkan dengan berbagai macam istilah. Istilah model explicit instruction memiliki arti yang identik dengan istilah model pembelajaran


(16)

4

langsung, direct instruction, training model, model pembelajaran aktif (active teaching model), mastery teaching model. Istilah explicit instruction sendiri dikemukakan oleh Rosenshine dan Stephen pada tahun 1986 (dalam Nur, 2005:16).

Model explicit instruction adalah suatu model pembelajaran yang bersifat teacher centered. Model ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Explicit Instruction menurut Kardi (dalam Trianto, 2009:43) dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”.

Explicit Instruction digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang

ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Model ini ditujukan pada pencapaian dua tujuan utama siswa, yaitu penuntasan konten akademik yang terstruktur dengan baik dan perolehan seluruh jenis keterampilan. Model explicit instruction memiliki lima fase yang sangat penting. Fase tersebut antara lain: (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Selain itu, dalam model explicit instruction harus memenuhi suatu persyaratan, antara lain: (1) ada alat yang akan didemonstrasikan, dan (2) harus mengikuti tingkah laku mengajar (sintaks). Model explicit instruction khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan


(17)

5

pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Dimana dimulai dari menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. Pembelajaran ini menjadikan guru menjadi fokus ketertarikan siswa selama proses belajar. Siswa akan bereaksi aktif dalam pembelajaran jika guru mampu menjadi daya tarik bagi siwa untuk aktif mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru.

Menurut Usman (2011: 21), salah satu peranan guru adalah sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan – tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, pada tanggal 02 Juni 2016 di SMK TKJ Yapim Belawan didapat bahwa nilai KKM di SMK TKJ Yapim Belawan adalah 70. Dari hasil belajar siswa, masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 65% dan 35% yang sudah memenuhi nilai KKM untuk mata pelajaran Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital. Akan tetapi siswa yang belum mendapat nilai KKM guru memberikan ujian remedial kepada siswa yang bersangkutan. Ujian Remedial ini diberikan untuk memperbaiki nilai siswa yang tidak mencapai nilai 70.

Ujian remedial dengan ujian tes kompetensi tidak begitu jauh waktu pelaksanaannya. Dari wawancara dengan guru bidang studi didapatkan


(18)

6

bahwasanya pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran secara konvensional yaitu dengan memanfaatkan white board, spidol dan buku teks sehingga siswa mengalami kejenuhan saat belajar dikelas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai siswa tersebut adalah : pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, untuk mengatasi kesulitan – kesulitan dalam pembelajaran elektronika maka upaya yang perlu dilakukan adalah memperbaiki proses pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction. Alasan ini didasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yakni proses pembelajaran yang menekankan ingatan dan pemahaman materi pelajaran sehingga kegiatan berfikir tidak dioptimalkan, akibatnya pengetahuan yang terbentuk tidak bertahan lama yang berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Kurangnya minat belajar siswa, siswa tidak konsentrasi dalam belajar karena siswa hanya sebagai pendengar saja, siswa sering terlambat ke sekolah, siswa sering ribut pada waktu jam pelajaran berlangsung, siswa malas belajar. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian di SMK TKJ Yapim Belawan. Beberapa alasan yang mendasari perlunya menerapkan Model pembelajaran Explicit Instruction karena dalam pelaksanaannya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari, serta memberikan umpan balik, karena keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan penyerapan bagi siswa itu sendiri, membuat belajar berlangsung lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep pada suatu situasi yang baru sehingga membuat siswa dapat meningkatkan keterampilannya.


(19)

7

Berangkat dari permasalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN TEKNIK ELEKTRONIKA ANALOG DAN DIGITAL DASAR PADA SISWA KELAS X SMK TKJ YAPIM TARUNA BELAWAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : Bagaimana Hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar pada siswa kelas X program keahlian teknik Komputer dan Jaringan di SMK Yapim Taruna Belawan ? Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar pada siswa kelas X program keahlian teknik Komputer dan Jaringan di SMK Yapim Taruna Belawan ? Bagaimana model pembelajaran yang digunakan guru pada siswa kelas X program keahlian teknik Komputer dan Jaringan di SMK Yapim Taruna Belawan ? Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, mengingat luasnya pokok permasalahan serta adanya keterbatasan waktu, biaya, dan pengalaman, maka penulis perlu untuk membetasi permasalahan. Adapun batasan masalah


(20)

8

dalam penelitian ini adalah : Standar kompetensi yang menjadi objek peneltian adalah Menerapkan Teknik Elektronika Analog. Penelitian ini dilakukan hanya pada siswa SMK Yapim Belawan Kelas X program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Penelitian ini dilakukan hanya pada masalah ada tidaknya Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog khususnya pada materi Mengenal Komponen Elektronika Resistor Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah terdapat pengaruh Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Meningkatkan Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan.


(21)

9

F. Manfaat Penelitian

Melalui pelaksanaan penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat, antara lain:

1) Bagi Siswa

Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi diri dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif, potensi siswa serta menjalin hubungan timbal balik yang menguntungkan dengan gurunya..

2) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam mengelola pembelajaran di kelas serta merangsang keaktifan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3) Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan minat belajar siswa yang mana hal tersebut tidak dapat terlepas dari pengaruh model pembelajaran seperti explicit instrucion.

4) Bagi Peneliti

Sebagai bentuk pengembangan ilmu teoritis yang telah didapat dari bangku kuliah kemudian diterapkan di lokasi penelitian sehingga peneliti dapat mengumpulkan data dan menganalisisnya dan mengetahui existensi dan relevansi, serta pengaruh yang signifikan model pembelajaran explicit instruction terhadap hasil belajar siswa ditengah model-model pembelajaran yang lain.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction memiliki skor rata-rata 22.6 dengan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 27 dan skor terendah adalah 16. Setelah melihat kecenderungan datanya, kategori hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Explicit Instruction adalah 17 siswa pada kategori tinggi dan 11 siswa lainnya pada kategori cukup.

2. Hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika yang menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki skor rata-rata 20.03 dengan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 24 dan skor terendah adalah 14. Kecenderungan data pada kelas yang diajarkan dengan model konvensional adalah ada 11 siswa pada kategori tinggi, 21 siswa pada kategori cukup.

3. Hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction lebih tinggi dari model pembelajaran Konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tingkat kecenderungan hasil belajar siswa


(23)

dimana pada kelas eksperimen ada 17 siswa pada kategori tinggi dan 11 siswa lainnya pada kategori cukup, sedangkan pada kelas Kontrol diketahui bahwa ada 11 siswa pada kategori tinggi, 21 siswa pada kategori cukup. Selain itu, dapat dibuktikan dengan hasil Uji t yaitu bahwa thitung >

ttabel ( 3.172 > 1,672 ), artinya Ha diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi sekolah

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlunya menciptakan suasana yang berbeda di dalam kelas untuk memampukan siswa lebih mudah menerima pelajaran dengan suasana yang menyenangkan bagi mereka.

2. Bagi guru

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasinya di dalam kelas. Hal yang perlu disadari adalah bahwa siswa memiliki kemampuan awal masing-masing yang akan dikembangkan lewat tanggung jawab yang diberikan guru kepada mereka. Dengan begitu, siswa perlu diberikan tangggung jawab dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar baik itu di dalam kelas secara keseluruhan maupun dalam kelompok-kelompok


(24)

yang lebih kecil. Jadi, guru tidak lagi sebagai sumber informasi satu-satunya karena siswa dapat belajar dari siswa lainnya.

3. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran, siswa perlu mengingat tanggung jawab yang diberikan kepadanya baik itu secara individu maupun tanggung jawab dalam kelompoknya masing-masing. Selain itu, siswa sebagai peserta didik perlu melatih diri untuk aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.


(1)

7

Berangkat dari permasalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN TEKNIK ELEKTRONIKA ANALOG DAN DIGITAL DASAR PADA SISWA KELAS X SMK TKJ YAPIM TARUNA BELAWAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : Bagaimana Hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar pada siswa kelas X program keahlian teknik Komputer dan Jaringan di SMK Yapim Taruna Belawan ? Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar pada siswa kelas X program keahlian teknik Komputer dan Jaringan di SMK Yapim Taruna Belawan ? Bagaimana model pembelajaran yang digunakan guru pada siswa kelas X program keahlian teknik Komputer dan Jaringan di SMK Yapim Taruna Belawan ? Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, mengingat luasnya pokok permasalahan serta adanya keterbatasan waktu, biaya, dan pengalaman, maka penulis perlu untuk membetasi permasalahan. Adapun batasan masalah


(2)

8

dalam penelitian ini adalah : Standar kompetensi yang menjadi objek peneltian adalah Menerapkan Teknik Elektronika Analog. Penelitian ini dilakukan hanya pada siswa SMK Yapim Belawan Kelas X program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Penelitian ini dilakukan hanya pada masalah ada tidaknya Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog khususnya pada materi Mengenal Komponen Elektronika Resistor Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah terdapat pengaruh Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Meningkatkan Hasil Belajar Menerapkan Teknik Elektronika Analog Dan Digital Dasar Pada Siswa Kelas X SMK TKJ Yapim Taruna Belawan.


(3)

9

F. Manfaat Penelitian

Melalui pelaksanaan penelitian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat, antara lain:

1) Bagi Siswa

Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi diri dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif, potensi siswa serta menjalin hubungan timbal balik yang menguntungkan dengan gurunya..

2) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam mengelola pembelajaran di kelas serta merangsang keaktifan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3) Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan minat belajar siswa yang mana hal tersebut tidak dapat terlepas dari pengaruh model pembelajaran seperti explicit instrucion.

4) Bagi Peneliti

Sebagai bentuk pengembangan ilmu teoritis yang telah didapat dari bangku kuliah kemudian diterapkan di lokasi penelitian sehingga peneliti dapat mengumpulkan data dan menganalisisnya dan mengetahui existensi dan relevansi, serta pengaruh yang signifikan model pembelajaran explicit instruction terhadap hasil belajar siswa ditengah model-model pembelajaran yang lain.


(4)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction memiliki skor rata-rata 22.6 dengan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 27 dan skor terendah adalah 16. Setelah melihat kecenderungan datanya, kategori hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Explicit Instruction adalah 17 siswa pada kategori tinggi dan 11 siswa lainnya pada kategori cukup.

2. Hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika yang menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki skor rata-rata 20.03 dengan skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 24 dan skor terendah adalah 14. Kecenderungan data pada kelas yang diajarkan dengan model konvensional adalah ada 11 siswa pada kategori tinggi, 21 siswa pada kategori cukup.

3. Hasil belajar siswa kelas X TKJ pada kompetensi dasar Mengenal Komponen Elektronika yang menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction lebih tinggi dari model pembelajaran Konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tingkat kecenderungan hasil belajar siswa


(5)

59

dimana pada kelas eksperimen ada 17 siswa pada kategori tinggi dan 11 siswa lainnya pada kategori cukup, sedangkan pada kelas Kontrol diketahui bahwa ada 11 siswa pada kategori tinggi, 21 siswa pada kategori cukup. Selain itu, dapat dibuktikan dengan hasil Uji t yaitu bahwa thitung > ttabel ( 3.172 > 1,672 ), artinya Ha diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Bagi sekolah

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlunya menciptakan suasana yang berbeda di dalam kelas untuk memampukan siswa lebih mudah menerima pelajaran dengan suasana yang menyenangkan bagi mereka.

2. Bagi guru

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasinya di dalam kelas. Hal yang perlu disadari adalah bahwa siswa memiliki kemampuan awal masing-masing yang akan dikembangkan lewat tanggung jawab yang diberikan guru kepada mereka. Dengan begitu, siswa perlu diberikan tangggung jawab dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar baik itu di dalam kelas secara keseluruhan maupun dalam kelompok-kelompok


(6)

60

yang lebih kecil. Jadi, guru tidak lagi sebagai sumber informasi satu-satunya karena siswa dapat belajar dari siswa lainnya.

3. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran, siswa perlu mengingat tanggung jawab yang diberikan kepadanya baik itu secara individu maupun tanggung jawab dalam kelompoknya masing-masing. Selain itu, siswa sebagai peserta didik perlu melatih diri untuk aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.