PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA SWASTA PAB 8 SAENTIS.

ABSTRAK

BABY ARLITA LUBIS. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil
Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Materi Pencemaran Lingkungan di SMA Swasta PAB 8 Saentis. Tesis. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
terhadap: (1) hasil belajar; (2) kemampuan berpikir kritis; dan (3) keterampilan
proses sains siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA Swasta PAB 8
Saentis. Metode penelitian menggunakan quasi experiment dengan sampel
penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara acak dengan menggunakan
teknik cluster random sampling. Pada kelas X2 dibelajarkan dengan model
pembelajaran guided inquiry, kelas X5 dibelajarkan dengan model pembelajaran
modified free inquiry, dan kelas X3 dengan model pembelajaran tradisional.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar dalam
bentuk pilihan ganda, tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk pilihan ganda,
dan tes keterampilan proses sains dalam bentuk tes tertulis. Teknik analisis data
menggunakan Analysis Covariat (Anacova) dengan bantuan program SPSS 21.0
for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model
pembelajaran terhadap: (1) hasil belajar (F=6,58 ; P=0,002); (2) kemampuan
berpikir kritis (F=26,88 ; P=0,000); dan (3) keterampilan proses sains (F= 6,54 ;

P= 0,002). Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model guided inquiry
(73,36±11,443) tidak berbeda secara signifikan dengan model modified free
inquiry (67,27±12,050) (P=0,057) dan berbeda secara sangat signifikan yang
dibelajarkan dengan model tradisional (64,00±13,561) (P=0,001). Kemampuan
berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model guided inquiry
(61,36±16,234) berbeda secara sangat signifikan dengan model modified free
inquiry (72,22±11,237) (P=0,003), dan berbeda secara sangat signifikan dengan
yang dibelajarkan menggunakan model tradisional (49,00±17,184) (P=0,000).
Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model guided inquiry
(59,14±12,820) tidak berbeda secara signifikan dengan model modified free
inquiry (54,27±13,781) (P=0,194) tetapi berbeda secara sangat signifikan yang
dibelajarkan dengan model tradisional (49,09±12,939) (P=0,001). Tindak lanjut
dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model
pembelajaran guided inquiry ataupun modified free inquiry pada materi
pencemaran lingkungan dalam upaya meningkatkan hasil belajar, kemampuan
berpikir kritis, dan keterampilan proses sains siswa.
Kata Kunci:

Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, Tradisional, Hasil Belajar,
Kemampuan Berpikir Kritis, Keterampilan Proses Sains,

Pencemaran Lingkungan.

i

ABSTRACT

BABY ARLITA LUBIS. The Effect of Inquiry based Learning Model on
Students’ Learning Outcome, Critical Thinking Skill, and Science Process Skill of
The Environmental Pollution Topic at SMA Swasta PAB 8 Saentis. Thesis.
Graduate Program of State University of Medan. 2016.
This study aims to determine the effect of inquiry based learning model on
students’: (1) learning outcome; (2) critical thinking skill; and (3) science process
skill of the environmental pollution topic at SMA Swasta PAB 8 Saentis. The
research method used is quasi experiment with sample as much as 3 classes, those
are taken by using the technic of cluster random sampling. Guided inquiry based
learning model is taught in class X2, modified free inquiry based learning model is
taught in class X5, and traditional based learning model is taught in class X3. The
instruments are used in this study are learning outcome test which form multiple
choice, critical thinking skill test which form multiple choice, and science process
skill wich form essay test. The technique of data analysis used in this study is

analysis covariat by using the program of SPSS 21.0 for Windows. The study
results showed that there were effect of inquiry based learning model on students’:
(1) learning outcome (F=6.58 ; P=0.002); (2) critical thinking skill (F=26.88 ;
P=0.000); and (3) science process skill (F= 6.54 ; P= 0.002). Students’ learning
outcome that were taught by guided inquiry based learning model (73.36±11.443)
not different significant with modified free inquiry based learning model
(67.27±12.050) (P=0,057), and different very significant with traditional based
learning model (64.00±13.561) (P=0,001). Students’ critical thinking skill that
were taught by guided inquiry based learning model (61.36±16.234) different very
significant with modified free inquiry based learning model (72.22±11.237)
(P=0,003), and different very significant with traditional based learning model
(49.00±17.184) (P=0,000). Students’ science process skill that were taught by
guided inquiry based learning model (59.14±12.820) not different significant with
modified free inquiry based learning model (54.27±13.781) (P=0,194), but
different very significant with traditional based learning model (49.09±12.939)
(P=0,001). The result of this study is expected from the teachers to apply guided
inquiry or modified free inquiry based learning model when they are teaching
environmental pollution topic in order to increase students’ learning outcome,
critical thinking skill, and science process skill.
Key Words:


Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, Traditional, Learning
Outcome, Critical Thinking Skill, Science Process Skill,
Environmental Pollution.

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia, rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar,
Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi
Pencemaran Lingkungan di SMA Swasta PAB 8 Saentis” dengan baik. Shalawat
dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai
pembawa rahmat bagi alam semesta.
Penyusunan tesis ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si.,

selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku
dosen pembimbing II, yang penuh semangat memotivasi dalam memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulisan tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., Bapak Dr. Syahmi
Edi, M.Si., sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan saran serta
masukan untuk kesempurnaan tesis ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
dengan kerendahan hati kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini. Rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika Unimed.

2.

Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur.


3.

Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua Prodi Biologi Pascasarjana dan
Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Biologi.

4.

Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si., dan Bapak Amrizal, S.Si, M.Pd. sebagai
dosen validator instrumen.

iii

5.

Bapak/Ibu dosen dan pegawai di Program Pascasarjana yang telah banyak
memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis.

6.

Do’a dari kedua orang tua, Ayahanda Drs. Arbain Lubis dan Ibunda Dra.

Nurhayati Siregar dan juga dukungan dari famili.

7.

Kak Ana sebagai pegawai Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat.

8.

Bapak Drs. Adiwiharto, SE., MM., sebagai Kepala Sekolah SMA PAB 8
Saentis Medan yang telah memberi izin pada penulis untuk mengadakan
penelitian.

9.

Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
terkhusus Prodi Biologi.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu

pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat bagi pembaca. Oleh

sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih
sempurna lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
semua saudara-saudari, semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua serta
selalu diberi hidayah demi menggapai cita-cita yang diimpikan. Aamiin.

Medan,

Mei 2016

Baby Arlita Lubis
NIM. 8116173005

iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
1.3. Batasan Masalah ................................................................................. 8
1.4. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. KerangkaTeoritis................................................................................. 11
2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar .......................................................... 11
2.1.2. Model Pembelajaran Inquiry .................................................... 13
2.1.3. Pembelajaran Tradisional ........................................................ 21
2.1.4. Kemampuan Berpikir Kritis...................................................... 22
2.1.5. Keterampilan Proses Sains ....................................................... 27
2.2. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 30
2.3. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32

2.4. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 38
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 40
3.2. Populasi dan Sampel ........................................................................... 40
3.3. Variabel Penelitian .............................................................................. 40
3.4. Desain Penelitian ................................................................................ 41
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian......................................................... 41
3.6. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 44
3.7. Pengontrolan Variabel......................................................................... 46
3.8. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 48
3.9. Teknik Analisis Data ........................................................................... 54

v

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 56
4.1.1. Deskripsi Pretes dan Postes Hasil Belajar ................................ 56
4.1.2. Deskripsi Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis ........ 56
4.1.3. Deskripsi Pretes dan Postes Keterampilan Proses Sains .......... 57
4.2. Uji Persyaratan Statistik ...................................................................... 57

4.2.1. Data Uji Normalitas Pretes dan Postes Hasil Belajar ............... 57
4.2.2. Data Uji Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan
Berpikir Kritis ........................................................................... 58
4.2.3. Data Uji Normalitas Pretes dan Postes Keterampilan
Proses Sains .............................................................................. 58
4.2.2. Uji Homogenitas ....................................................................... 59
4.3. Analisis Data ....................................................................................... 59
4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar ........... 59
4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis...................................................... 60
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap
Keterampilan Proses Sains........................................................ 62
4.4. Pembahasan ......................................................................................... 64
4.4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry,
Modified Free Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa ............. 64
4.4.2. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry,
Modified Free Inquiry Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa................................................................ 67
4.4.3. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry,
Modified Free Inquiry Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa ................................................................... 71
4.5. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 73
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan ............................................................................................. 75
5.2. Implikasi ............................................................................................. 76
5.3. Saran ................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 78
LAMPIRAN.......... …………………………….....…………………….. 84

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry …………………............. 16
Tabel 2.2. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ……...................... 29
Tabel 3.1. Desain Penelitian …….………………………………................ 41
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pencemaran Lingkungan…............... 48
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ……...……................ 50
Tabel 3.4. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ………………............. 51
Tabel 4.1. Data Uji Normalitas Pretes dan
Postes Hasil Belajar……………….............………………......... 57
Tabel 4.2. Data Uji Normalitas Pretes dan Postes
Kemampuan Berpikir Kritis……………….............………......... 58
Tabel 4.3. Data Uji Normalitas Pretes dan Postes
Keterampilan Proses Sains……………….................................... 58

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Penelitian .....................................
Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis
(F=6,58 ; P=0,002) ...................................................................
Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis
(F=26,88 ; P=0,000 .....................................................................
Gambar 4.3. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis
(F=6,54 ; P=0,002) ...................................................................

viii

43

60

61

63

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Lampiran 29.

Silabus Pembelajaran ...............................................................
RPP Kelas Guided Inquiry .......................................................
RPP Kelas Modified Free Inquiry ............................................
RPP Kelas Tradisional..............................................................
LKS Kelas Guided Inquiry .......................................................
LKS Kelas Modified Free Inquiry............................................
Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan ................................
Tes Hasil Belajar .....................................................................
Tes Kemampuan Berpikir Kritis ..............................................
Kunci Jawaban .........................................................................
Tes Keterampilan Proses Sains ................................................
Tabel Uji Coba Validasi Instrumen Penelitian .........................
Tabel Reliabilitas Tes ...............................................................
Tabel Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ................................
Perhitungan Validitas Tes ........................................................
Perhitungan Reliabilitas Tes .....................................................
Perhitungan Daya Beda Tes dan Tingkat Kesukaran ...............
Data Hasil Kelas Guided Inquiry (GI) .....................................
Hasil Analisis Data Frekuensi dan Uji Normalitas
pada Model Guided Inquiry .....................................................
Data Hasil Kelas Modified Free Inquiry (MFI) .......................
Hasil Analisis Data Frekuensi dan Uji Normalitas pada
Model Modified Free Inquiry ...................................................
Data Hasil Kelas Tradisional ....................................................
Hasil Analisis Data Frekuensi dan Uji Normalita pada
Model Tradisional ....................................................................
Hasil Uji Homogenitas pada Hasil Belajar Siswa ....................
Hasil Uji Homogenitas pada Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa ..............................................................................
Hasil Uji Homogenitas pada Keterampilan Proses Sains
Siswa ........................................................................................
Hasil Uji Anacova Data Hasil Belajar Siswa ...........................
Hasil Uji Anacova Data Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa ........................................................................................
Hasil Uji Anacova Data Keterampilan Proses Sains
Siswa ........................................................................................

ix

84
86
93
100
105
111
116
123
135
141
142
146
147
148
149
150
151
153
155
157
159
161
163
165
166
167
168
171
174

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan menurut Sanjaya
(2011) adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam pembelajaran, anak
kurang

didorong

untuk

mengembangkan

kemampuan

berpikir.

Proses

pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal
informasi, otak anak terus-menerus dibiasakan untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Pendidikan di sekolah terlalu membiasakan otak anak dengan berbagai bahan
ajar yang dihapal, pendidikan kita tidak diarahkan untuk membangun dan
mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain, proses
pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas,
memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk
membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Hasil belajar adalah tolok ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran. Salah
satu hasil belajar yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa pada
pembelajaran adalah hasil belajar kognitif siswa. Sekolah-sekolah di Indonesia
umumnya menentukan keberhasilan ini dengan mampunya siswa memenuhi nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang nilainya bervariasi pada setiap sekolah
yang ada. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa mampu melampaui nilai
tersebut.

1

2

Hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA)
2012 yang berfokus pada literasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengukuhkan
peserta didik Indonesia menempati posisi ke-64 dari 65 negara peserta dengan
skor rata-rata 382 pada aspek kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
masalah

dalam

memahami

fakta-fakta

alam

dan

lingkungan

serta

menggunakannya untuk memahami fenomena dan perubahan pada lingkungan
hidup (Kemdikbud, 2014).
Berpikir kritis merupakan berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan (Ennis, 1993). Siswa yang berpikir kritis akan mampu mempertahankan
pendapatnya, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi
argumen dan memecahkan masalah. Saat ini kecakapan berpikir kritis siswa
belum ditangani secara sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga
siswa masih banyak yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir
kritis yang berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Hal ini mendukung
pernyataan Ariyati (2010) bahwa rendahnya kualitas pendidikan disebabkan
karena rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Pada umumnya pembelajaran
diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar
secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis
menjadi susah untuk dikembangkan.
Keterampilan proses sains bagi siswa menengah diarahkan pada
keterampilan proses sains terpadu sebagai pengembangan keterampilan proses
sains dasar. Pemberdayaan siswa dalam pengembangan keterampilan proses sains
akan membentuk karakter siswa dengan sikap ilmiah, kemampuan berpikir dan

3

bertindak kritis baik selama pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Ausubel (1998) dan Depdiknas (2002)
bahwa sebaiknya pembelajaran dilaksanakan dengan mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar siswa. Keterampilan
proses sains adalah keterampilan mengembangkan perolehan dalam proses
pembelajaran oleh siswa. Siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dimiliki. Keterampilan
proses sains ini menjadi roda penggerak penemuan, pengembangan fakta, dan
konsep (Semiawan, 1989; Rezha, 2002).
Permasalahan yang sama juga ditemukan di SMA Swasta PAB 8 Saentis.
Berdasarkan hasil observasi awal dan komunikasi langsung dengan guru bidang
studi biologi diketahui bahwa siswa masih memiliki kemampuan berpikir kritis
rendah yang ditunjukkan dengan minimnya aktivitas bertanya, menjawab,
menanggapi

dan

mengemukakan

pendapat,

menalar,

belum

terbiasa

menyelesaikan suatu masalah dengan baik, dan mencoba mengambil suatu
kesimpulan masih sangat kurang dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru juga
masih menggunakan strategi pembelajaran tradisional yang didominasi ceramah
sehingga proses pembelajaran berlangsung satu arah, siswa mendengarkan dan
mencatat, sekali-kali bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Hal ini berdampak
pada pencapaian hasil belajar biologi banyak yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan sekolah yaitu 75.
Berdasarkan data Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Biologi siswa kelas X
SMA Swasta PAB 8 Saentis TA 2011/2012 hingga TA 2013/2014 bahwa hasil

4

belajar biologi siswa masih rendah dan belum mencapai KKM. Nilai rata-rata
siswa 59. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal adalah 75.
Pembelajaran biologi merupakan suatu proses penemuan dan menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Materi biologi SMA
khususnya di kelas X tentang pencemaran lingkungan merupakan salah satu
materi yang berhubungan secara langsung dengan kehidupan sehari-sehari.
Namun, pada praktiknya selama ini proses pembelajaran tentang pencemaran
lingkungan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas masih menggunakan variasi
pembelajaran yang rendah yang umumnya masih berorientasi pada guru (teacher
centered). Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini adalah
strategi pembelajaran konvensional yang umumnya masih menggunakan metode
ceramah dan belum memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga
masih belum mampu mengaktifkan siswa secara optimal dalam kegiatan belajar
dan belum mampu membiasakan siswa untuk berpikir kritis.
Menurut Mutiara (2011) objek kajian biologi berkaitan dengan makhluk
hidup dan alam sekitar, sehingga bukan hanya berupa fakta, prinsip, ataupun
konsep, tetapi suatu proses penemuan. Proses pembelajaran biologi menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
peserta didik mampu memahi alam sekitar. Sehingga pembelajaran biologi dapat
meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan pemecahan masalah
siswa. Selanjutnya proses penemuan tersebut melatih peserta didik dalam tiga hal
komponen sains yaitu sikap, proses dan produk. Pada dasarnya pelajaran biologi
berupaya untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan tentang
cara mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat membantu peserta didik untuk

5

memahami alam sekitar. Sehingga melalui tiga komponen tersebut peserta didik
dilatih untuk mencapai dalam kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan
proses yang menunjang.
Model pembelajaran merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
dirancang dengan materi dan prosedur pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah model pembelajaran inquiry yang
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang mampu
mengaktifkan siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan sendiri inti
materi pelajaran, membangkitkan diskusi, juga dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajarnya.
Model ini melatih siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan
pemahaman terhadap sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, dan
literasi sains serta dapat melatih kecakapan berpikir siswa (Zion, 2007). Selain itu,
model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains, yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centered learning).
Model pembelajaran inkuiri memiliki sintaks yang meliputi: orientasi siswa pada
masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan memberikan perhatian besar pada
aktivitas aktif siswa, baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran inquiry yang dibelajarkan dalam penelitian ini terdiri
dari model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan inkuiri bebas

6

termodifikasi (modified free inquiry). Pada modified free inquiry kegiatan
pembelajaran sama dengan kegiatan pembelajaran pada guided inquiry, yaitu
mengidentifikasi

masalah,

merumuskan

masalah,

merumuskan

hipotesis,

mengumpulkan informasi dan data, melakukan eksperimen untuk mencari solusi
permasalahan, sampai pada akhirnya siswa menyimpulkan dan mampu
menginformasikan hasil eksperimen tersebut di dalam kelas. Perbedaannya adalah
pada modified free inquiry kegiatan merumuskan masalah dan prosedur
pemecahan masalah tersebut dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan penelitian Hapsari, Suciati, dan Marjono (2012) yang
dilaksanakan di SMA Negeri Gondangrejo pada semester II tahun pelajaran
2011/2012, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model
inkuiri terbimbing dengan diagram V (Vee) dalam pembelajaran biologi terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Begitu juga dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wilson, Taylor, Kowalski, dan Carlson di BCSS
Center for Research and Evaluation di Colorado (2010) menyatakan bahwa
inquiry based learning dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan juga dapat
meningkatkan kemampuannya dalam berargumentasi dan memberikan alasan
yang logis. Zion (2007) dalam jurnalnya menunjukkan bahwa implementasi dari
modified free inquiry curriculum dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengembangkan kemampuan penyelidikannya. Menurut hasil penelitian oleh
Nurochmah (2008) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan proses sains siswa dan
penguasaan konsep pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia.
Keberhasilan penerapan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap

7

keterampilan proses sains siswa (scientific process skills) telah dibuktikan oleh
Hatminingsih

(2011)

melalui

penelitiannya

yang menyimpulkan

bahwa

penggunaan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses
sains siswa SMA pada materi sistem gerak manusia. Selain itu, Brickman,
Gormally, Armstrong, dan Hallar (2009) dalam studi mereka di Universitas
Georgia menunjukkan perbaikan dan peningkatan yang lebih besar dalam literasi
sains dan keterampilan penelitian siswa menggunakan model pembelajaran
inquiry di laboratorium.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dilakukan pemecahan
permasalahan dalam rangka meningkatkan hasil belajar, kemampuan berpikir
kritis dan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan inkuiri bebas termodifikasi
(modified free inquiry).

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu:
1. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Keterbatasan sumber-sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, misalnya
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
3. Siswa belum terbiasa belajar yang diawali dengan permasalahan, sehingga
kemampuan berpikir kritis siswa belum dimanfaatkan secara maksimal.
4. Keterampilan proses sains masih jarang dilakukan oleh guru biologi.

8

5. Belum adanya penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) khususnya pada
materi pencemaran lingkungan.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas, maka yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas
termodifikasi (modified free inquiry) dan model tradisional.
2. Hasil belajar biologi siswa dibatasi pada ranah kognitif (C1-C6) pada materi
pencemaran lingkungan.
3. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada kemampuan siswa berpikir secara
deduktif dan induktif, penyusunan soal diadaptasi dari tes kemampuan berpikir
kritis Cornell (1964).
4. Keterampilan

proses

mengelompokkan,

sains

dibatasi

menafsirkan,

pada

kemampuan

mengamati,

meramalkan,

mengajukan

pertanyaan,

menyusun hipotesa, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan
berkomunikasi (Rustaman, 2007).
5. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis
pada materi pencemaran lingkungan.

9

1.4. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah

terdapat

pengaruh

penggunaan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free
inquiry) dan pembelajaran tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa pada
materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis?
2) Apakah

terdapat

pengaruh

penggunaan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free
inquiry) dan pembelajaran tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Swasta PAB 8
Saentis?
3) Apakah

terdapat

pengaruh

penggunaan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing (guided inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free
inquiry) dan pembelajaran tradisional terhadap keterampilan proses sains
siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Swasta PAB 8
Saentis?

1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1) Pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) dan pembelajaran

10

tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi pencemaran
lingkungan di kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis.
2) Pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) dan pembelajaran
tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran
lingkungan di kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis.
3) Pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry), inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) dan pembelajaran
tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pencemaran
lingkungan di kelas X SMA Swasta PAB 8 Saentis.

1.6. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk: (1) Menambah
khasanah pengetahuan mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) dan inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) terhadap hasil
belajar biologi, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa;
dan (2) Bahan referensi kepada para peneliti lain yang ingin mengembangkan
penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan
inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) terhadap hasil belajar biologi,
kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa.
Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat: (1) Sebagai bahan bagi para
guru biologi dalam menerapkan model pembelajaran pada pembelajaran biologi di
dalam kelas; dan (2) Untuk memberikan solusi kepada para siswa dalam
meningkatkan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses
sains pada pembelajaran biologi.

75

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh pembelajaran yang sangat signifikan dari penggunaan model
pembelajaran guided inquiry, modified free inquiry, dan tradisional terhadap
hasil belajar biologi siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA Swasta
PAB 8 Saentis. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan model
guided inquiry tidak berbeda secara signifikan dengan model modified free
inquiry dan berbeda secara sangat signifikan dengan pembelajaran tradisional.
2. Ada pengaruh pembelajaran yang sangat signifikan dari penggunaan model
pembelajaran guided inquiry, modified free inquiry, dan tradisional terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA
Swasta PAB 8 Saentis. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
dengan model guided inquiry berbeda secara sangat signifikan dengan model
modified free inquiry dan berbeda secara sangat signifikan dengan
pembelajaran tradisional.
3. Ada pengaruh pembelajaran yang sangat signifikan dari penggunaan model
pembelajaran guided inquiry, modified free inquiry, dan tradisional terhadap
keterampilan proses sains siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA
Swasta PAB 8 Saentis. Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan
dengan model guided inquiry tidak berbeda secara signifikan dengan model

75

76

modified free inquiry tetapi berbeda secara sangat signifikan dengan
pembelajaran tradisional.

5.2. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan menunjukkan adanya pengaruh
model guided inquiry dan modified free inquiry terhadap hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat
memberi penegasan bahwa model pembelajaran tersebut merupakan faktor yang
menjadi perhatian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Apabila guru
menerapkan model pembelajaran yang tepat maka hal ini dapat meningkatkan
partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan akan tercapai. Namun, apabila guru menerapkan
model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan
mengakibatkan berkurangnya partisipasi dari siswa sehingga tujuan pembelajaran
sulit tercapai. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan
dengan model guided inquiry dan modified free inquiry lebih baik daripada
pembelajaran tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis model
pembelajaran tersebut lebih efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan proses sains siswa, karena model
tersebut lebih menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan, hal ini berarti bahwa model inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dengan adanya proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan
sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal atau ceramah

77

akan tetapi para siswa juga turut serta berperan dalam menemukan inti materi
pelajaran yang dijelaskan dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun di
luar kelas.

5.3. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada guru Biologi agar memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan
berbagai model pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu menggunakan
model guided inquiry dan modified free inquiry.
2. Sebelum dilakukan penerapan model pembelajaran guided inquiry dan
modified free inquiry perlu disosialisasikan terlebih dahulu kepada siswa
bagaimana mekanisme model pembelajaran tersebut sehingga tujuan maupun
kompetensi serta proses pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan
maksimal.
3. Peneliti lanjut hendaknya dapat mengembangkan model pembelajaran yang
berbeda untuk digunakan kepada siswa agar tidak terfokus pada model inkuiri
ini saja karena masih banyak model pembelajaran lain yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

78

DAFTAR PUSTAKA
Amin, H., M. 2010. Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Pembelajaran Inkuiri dan
Kemandirian Belajar pada Kelas VII SMP N 16 Surakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
Anam, K. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Andriani, N., Husaini, I., dan Nurliyah, L. 2011. Efektifitas Penerapan
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran
Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang.
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011
(SNIPS 2011). 133-137.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA.
1(2): 1-11.
Ausubel, D.P. 1998. Ausubel’s Learning Theory: An Approach To Teaching
Higher Order Thingking Skill. Stanley D. Ivie. High School Journal
82(1): 1-55
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquirybased Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence.
International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning. 3(2):
1-22.
Byron, J.M. 2006. Whence Philosophy of Biology? Forthcoming in the British
Journal for the Philosophy of Science. (online article).
http://philsciarchive.pit.edu-/archive/00002675/01/byron-philbio-2006.pdf,
diakses tanggal 1 Februari 2016.
Devi, M. 2010. Menumbuh Kembangkan Kesadaran dan Keterampilan
Metakognisi Mahasiswa Jurusan Biologi Melalu Penerapan Strategi PBL
dan Kooperatif GI. Jurnal Chemica.11(2): 1-10.
Depdiknas. 2002. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI.
Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

79

Ennis, R. H. 1993. Critical Thinking Assessment. Theory Into Practice. 32(3):
179-186.
Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R.. Morrow, P. Dieter, L. Ringel. 1964. The
Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Urbana-Champaign: Illinois
Critical Thinking Project, Department of Educational Policy Studies,
University of Illinois.
Fahrudin F. 2012. Thinking Skills Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta:
Suka Press.
Faiz, F. 2012. Thinking Skills: Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta:
Suka Press.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Garvey, J. 2006. The Twenty Greatest Philosophy Book. London: Continum
Internasional Publishing Group.
Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hakim, T. 2008, Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta.
Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bumi Aksara: Jakarta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hanafiah, Nanang, dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Hapsari, D. P., Suciati, S., dan Marjono. 2012. Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing dengan Diagram V (Vee) dalam Pembelajaran Biologi
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Pendidikan
Biologi. 4(3): 16-28.
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1): 1-13.
Johnson. E.B. 2009. Contextual Teaching And Learning. Edisi Terjemahan Ibnu
Setiawan. Bandung: MLC.
Kemdikbud. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII (Edisi
Revisi). Jakarta: Kemdikbud.
Kronberg, J. R. dan Griffin, M. S. 2000. Analysis Problem a Means to Develoving
Students’ Critical-Thinking Skills. Journal of College Science Teaching.
March/April 2000. (1): 348-352.

80

Kuhlthau, C.C. 2010. Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century.
School Libraries Worldwide. 16 (1): 17-28.
Lilisari, 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju
Profesionaliatas Guru, (online), (http://file.upi.edu/direktori, diakses 1
Pebruari 2016)
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi: Teori, Praktik, dan Penelitian.
Padang: UNP Press.
Mahanal, S. & Wibowo, A.L. 2009. Penerapan Pembelajaran Lingkungan Hidup
Berbasis Proyek untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis,
Penguasaan Konsep, dan Sikap Siswa (Studi di SMAN 9 Malang).
“Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Lingkungan
Hidup dan Interkonferensi BKPSL”. Universitas Negeri Malang. 20 - 21
Juni 2009.
Muhidin, S. A. dan M. Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur
Dalam Penelitian (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS). Bandung: Pustaka
Setia.
Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung.
Mutiara, C. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Metode
TPS Disertai Eksperimen pada Siswa SMAN 1 Batanghari Lampung.
Bioedukasi, 2 (1): 89-92.
Nurochmah, T. 2008. Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap Peningkatan
Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA
Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.
Yogyakarta: Fakultas Sains dan Tekonologi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
Ozgelen, S. 2012. Students Science Process Skills within a Cognitive Domain
Framework. Journal of Mathematics Science and Technology Education
8(4): 283-292.
Paidi. 2007. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode
Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman.
Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary
Agricultural Education: Problem Solving An Old Friend Revisited.
Journal of Agricultural Education. 45(4): 106-117.
Pratiwi, D. A., Maryati, S., Srikini, Suharno, S. Bambang. 2012. Biologi untuk
SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

81

Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Communitybased Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology.
CBE-Life Sciences Education. 7(3): 327-337.
Rahmatsyah dan Simamora, H. 2011. Pengaruh Keterampilan Proses Sains
melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pokok Gerak di Kelas VII SMP. Jurnal Penelitian
Inovasi Pendidikan Fisika, 3(2): 15-16.
Rezha, RJ. 2002. Learning and Assessing Science Process Skills. Kendal: Hunt
Publishing Company.
Roestiyah, N., K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusche, S. N dan Kendra, J. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using
Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge.
Teaching Sociology. 39(4): 338– 353.
Rustaman, N. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Rustaman, N. 2007. Keterampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sabri, A. 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, Penerbit PT
Quantum Teaching, Ciputat.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Semiawan, C. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.
Seniwati. 2015. Peningkatan Aktivitas, Sikap dan Hasil Belajar Biologi Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas X-1 SMA
Negeri 1 Bontonompo. Jurnal Nalar Pendidikan, 3(1): 317-321.
Siagian, R.E.F. dan Maya, N. 2012. Metode Pembelajaran Inquiry dan
Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas
Belajar. Jurnal Formatif. 2(1): 35-44.
Siswanto. 2011. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto. 2003. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sohibi, M. dan Siswanto, J. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Siswa. Semarang: Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI.

82

Subarni, N. dan Shidiq Pramono. 2009. Biologi 1 untuk SMA dan MA untuk kelas
X. Jakarta: Usaha Makmur.
Subiyanto. 1998. Pengaruh Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
Suciati, R. 2009. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, S. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N.,S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sumantri, M. dan Permana, J. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV.
Maulana.
Sunaryo, K. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: Rosdakarya.
Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sutikno, S., M. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses
Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan.
Lombok: Holistica.
Suryabrata, S. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grafindo.
Syafitri, W. 2010. Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Pendekatan
Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid. Skripsi. Jakarta: Universitas Syarif
Hidayatullah.
Tabrani, R. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tuan, H. Chin, C., Tsai, C., Cheng, S. 2005. Investigating the Effectiveness of
Inquiry Instruction on the Motivation of Different Learning Styles
Students. International Journal of Science and Mathematics Education.
3(1): 541–566.
Turiman, P., Omar, J,. & Osman, R. 2012. Fostering the 21st Century Skills
through Scientific Literacy and Science Process Skills. Procedia - Social
and Behavioral Sciences Faculty of Education, Malaysia. 59(1): 110-116.

83

Wilson, D. C., Taylor, J. A., Kowalski, S. M., Carlson, J. 2010. The Relative
Effects and Equity Inquiry-Based and Commonplace Science Teaching on
Students’ Knowledge, Reasoning, and Argumentation. Journal of
Research in Science Teaching. 47(3): 276-301.
Yamin. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Pers.
Zion, M. 2007. Implementation Model of a Free Inquiry Curiculum. Science
Education International. 18(2): 93-112.
Zion, M. and Irit, S. 2012. Which Type of Inquiry Project Do High School
Biology Students Prefer: Free or Guided? Journal of Research Science
Education. 42(2): 831–848.

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

1 12 216

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR, KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 1 BENDAHARA ACEH TAMIANG.

1 6 29

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMK.

0 3 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMK.

1 6 32

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

0 2 20

PENGARUH STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMA SWASTA PAB-8 SAENTIS.

0 3 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA N 1 LAGUBOTI TP. 2014/2015.

0 4 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 27

PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN.

1 13 29

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMPN 3 PERBAUNGAN.

2 5 28