PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN.

(1)

PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

TRIA SRI WAHYUNI NIM : 8116174016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Tria Sri Wahyuni. (2015). Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Materi Pencemaran Lingkungan pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode inquiry dan discovery terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Pencemaran Lingkungan; dan (2) Pengaruh metode inquiry dan discovery terhadap keterampilan proses sains di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan sampel sebanyak tiga kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas X4 menggunakan metode inquiry; (2) Kelas X5 menggunakan metode discovery; (3) Kelas X6 menggunakan metode ekspositori (kontrol). Instrumen penelitian berupa soal uraian untuk menguji hasil belajar siswa, dan lembar observasi untuk melihat keterampilan proses sains. Teknik analisis data menggunakan uji ANACOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey’s pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan menggunakan SPSS 19,0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh yang signifikan metode inquiry (83,77±4,646), discovery (76,43±5,348) dan ekspositori (70,77±6,618) terhadap hasil belajar siswa dengan nilai F=37,723, p=0,000; (2) terdapat pengaruh yang signifikan metode inquiry (76,56±7,326), discovery (72,26±6,623) dan ekspositori (66,49±7,241) terhadap keterampilan proses sains siswa dengan nilai F=18,107, p=0,000. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan guru biologi dapat menggunakan metode inquiry dan discovery pada materi Pencemaran Lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains Siswa, Metode Inquiry, Metode Discovery, Metode Ekspositori


(6)

ii

ABSTRACT

Tria Sri Wahyuni. Effect of Inquiry and Discovery Method to Learning Outcomes and Student’s Science Process Skill at the Topic of Environmental Pollution in SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Thesis. Post Graduate Program UNIMED. Medan. 2015

This study aims to know: (1) The effect of inquiry and discovery method to student’s biology learning outcomes at the topic enviromental pollution; and (2) the effect of inquiry and discovery method to student’s science process skill in class X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan in lessons 2014/2015. This research was a quasi-experiments with three classes by using cluster random sampling technique. Class X4 was treatment inquiry method, class X5 as treatment discovery method and X6 with ekspositori method. The research consisted of the student’s achievement test, and observation sheet format for science process skill. The technique of data analysis was ANACOVA followed by Tukey’s test at the level of significance α = 0,05 by using SPSS 19.0. The research result showed: (1) There was significant effect of inquiry (83,77±4,646), discovery (76,43±5,348) and ekspositori method (70,77±6,618) to student’s biology learning outcomes with F=37,723, p=0,000, (2) There was significant effect of inquiry (76,56±7,326), discovery (72,26±6,623) and ekspositori method (66,49±7,241) to student’s science process skill with F=18,107, p=0,000. In following up of this research, the teachers are expected to use inquiry and discovery method at the topic environmental pollution for improve learning outcomes and student’s science process skill.

Keywords: Learning Outcomes, Science Process Skill, Inquiry, Discovery, Ekspositori


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, atas kesehatan dan keselamatan maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siwa Materi

Pencemaran Lingkungan pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan” yang disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd. dan Bapak Dr. H. Syahmi Edi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih pula kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., dan Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Terima kasih pula kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si. dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si. selaku validator ahli instumen hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Siti Rahmah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, juga kepada seluruh guru terutama kepada Bapak Nikson Simatupang, S.Pd. dan Bapak Andri Anto, S.Pd. yang telah membantu secara langsung dalam proses penelitian, seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Kualuh Selatan terutama kelas X4, X5

dan X6 Tahun Pelajaran 2014/2015 atas bantuan dan kerja samanya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda H. Susanto dan Ibu Hj. Siti Juraidah yang senantiasa mencintai dan menyayangi penulis, mendukung baik secara spiritual dan materiil, yang selalu mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi ini, serta kepada saudaraku tercinta yaitu Kakanda Ika Sri Hartini, SE., Abangda Bambang Dwi Pranoto, Amd., Adindaku Bambang Edy Permono, S.Psi., Muhammad Ridho Sucipto dan ibuk Siti Marhamah dan Palek Su serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik sampai akhir penyusunan tesis. Terima kasih pula kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas B angkatan XX (Ibel, Ikhsan, Hasyim, Pak Jihni, Bang Sakti, Widia, Kak Yani, Kak Inda, Kak Eka, Buk Sri, Putri, Yuyun, Weni, Andes, Kak Loli, Kak Yo, Kak Dani, Buk Ainun, Kak Tiwi, Kak Friska) atas semangat, dukungan dan kebersamaannya selama ini. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat baik Ishar, Prima Aldila, Erik, Ridwan, Aztika, Wina, Tey, Dekjor Ivawani, Abangda Ical, Kak Miftah, Kak Titin dan Bu Eli Siswati, serta anak-anak istimewa yang selalu memberi semangat tersendiri Hawin, Ridho, Pika, Isnaini, Una, Winia, Mekarti, Dika, Rizka, Niken, Asnizar, Buk Ika, Rangga, Ikur, Dila, Agung, Audia, Dani, Zailani serta semua pihak yang telah memberikan masukan kepada penulis, yang tidak dapat dituliskan satu-persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari


(8)

iv

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya tesis ini.

Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Aamiin.

Medan, September 2015 Penulis

Tria Sri Wahyuni NIM. 8116174016


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 10

2.1. Kajian Teoritis ... 10

2.1.1. Hakikat Metode Inquiry ... 10

2.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry ... 14

2.1.3. Hakikat Metode Discovery... 16

2.1.4. Teori Belajar Jerome S. Bruner ... 18

2.1.5. Langkah-Langkah dalam Metode Discovery ... 18

2.1.6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery ... 21

2.1.7. Hakikat Metode Ekspositori... 22

2.1.8. Kelebihan dan Kekuranga n Metode Ekspositori ... 26

2.1.9. Hakikat Keterampilan Proses Sains ... 27

2.1.10. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 29

2.2. Penelitian yang Relevan ... 31

2.3. Kerangka Berpikir ... 34

2.3.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 34

2.3.2. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 35

2.4. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.2. Populasi dan Sampel ... 37

3.3. Variabel Penelitian ... 37

3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 38

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38

3.6. Definisi Operasional Variabel ... 42

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.7.1. Tes Hasil Belajar ... 43

3.7.2. Keterampilan Proses Sains ... 44

3.8. Analisis Instrumen ... 45

3.8.1. Validasi Pakar ... 45 Halaman


(10)

vi

3.9. Teknik Analisis Data ... 45

3.10. Hipotesis Statistik ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1. Hasil Penelitian ... 47

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar ... 47

4.1.2. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains ... 48

4.2. Pengujian Persyaratan ... 48

4.2.1. Uji Normalitas ... 48

4.2.2. Uji Homogenitas ... 49

4.3. Pengujian Hipotesis ... 50

4.3.1. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa ... 50

4.3.2. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 51

4.4. Pembahasan... 52

4.4.1. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa ... 52

4.4.2. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 57

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 59

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 60

5.1. Simpulan ... 60

5.2. Implikasi ... 60

5.3. Saran ... 62


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inquiry ... 13

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Discovery ... 20

Tabel 2.3. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 28

Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 38

Tabel 3.2. Kategori Keterampilan Proses Sains ... 44

Tabel 4.1. Data nilai Pretes Hasil Belajar Siswa ... 47

Table 4.2. Data Nilai Posttes Hasil Belajar Siswa ... 47

Tabel 4.3. Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 48

Table 4.4. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Inquiry ... 48

Tabel 4.5. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Discovery ... 49

Table 4.6. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Ekspositori ... 49

Tabel 4.7. Data Uji Homogenitas Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa ... 50 Halaman


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian ... 41 Gambar 4.1. Pengaruh metode pembelajaran Inquiry, Discovery dan

ekspositori terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan (F=37,723; P=0,000). Huruf yang

berbeda di atas diagram berarti berbeda signifikan (Uji Tukey). ... 51 Gambar 4.2. Pengaruh metode pembelajaran Inquiry, Discovery dan

ekspositori terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X

SMA Negeri 1 Kualuh Selatan (F=18,107; P=0,000). Huruf yang

berbeda di atas diagram berarti berbeda signifikan (Uji Tukey). ... 52 Halaman


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 67

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 71

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... 101

Lampiran 4 Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Biologi Siswa Sma N 1 Kualuh Selatan ... 107

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 110

Lampiran 6 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Pembelajaran Biologi Sma Kelas X.... ... 117

Lampiran 7 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Inquiry. ... 125

Lampiran 8 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Discovery ... 126

Lampiran 9 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Ekspositori ... 127

Lampiran 10 Deskripsi Data Penelitian ... 128

Lampiran 11 Uji Normalitas Data ... 133

Lampiran 12 Uji Homogenitas Data ... 136

Lampiran 13 Uji Hipotesis ... 137 Halaman


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Melalui pendidikan dapat dibentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan pengembangan diri. Sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2006, bahwa pada Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan delapan standar pendidikan nasional, salah satunya adalah standar kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan yang diharapkan oleh Kurikulum untuk SMA adalah dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan, baik dalam sistemnya ataupun hal yang berkaitan langsung dengan praktek pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Proses pembelajaran harus benar-benar memperhatikan keterlibatan siswa. Pembelajaran menurut Rusman (2011) merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan model pembelajaran yang


(15)

2

tepat dapat memberikan dampak positif pada penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan dan hasil belajar siswa.

Pada kenyataan di lapangan, proses pembelajaran yang ada selama ini belum optimal karena siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah pembelajaran ekspositori (exspositorylearning) yang merupakan proses pembelajaran berpusat pada guru (teachercentered). Pada model pembelajaran ini guru sangat aktif dalam proses pembelajaran tetapi siswa sangat pasif, menerima dan mengikuti penjelasan dari guru. Sehingga dapat dikatakan model pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama (Sanjaya, 2006). Pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan keterampilan berpikir kritis siswa kurang optimal dan hal ini tidak sesuai dengan standar kompetensi lulusan menurut Peraturan Menteri no 23 tahun 2006.

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008), menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa SMPN dan SMAN di Provinsi Bali masih rendah. Sejalan dengan Arnyana (2006) menemukan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran biologi lebih menekankan pada

pemberian informasi. Kondisi pembelajaran seperti itu menyebabkan

kecenderungan guru hanya mengutamakan kemampuan kognitif saja. Hal ini dapat mempersulit tercapainya kompetensi lulusan yang diharapkan oleh Kurikulum untuk SMA yaitu dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.


(16)

3

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti di SMAN 1 Kualuh Selatan pada bulan Februari 2015 selama dua minggu, terlihat bahwa pembelajaran biologi sudah berusaha menerapkan beberapa metode belajar seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, dan kegiatan praktikum di laboratorium. Penggunaan metode ini sangat dominan dalam pembelajaran. Namun di sisi lain masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan materi, masih sering berbicara dengan temannya, ataupun asyik sendiri di bangkunya melakukan hal seperti menggambar atau menulis hal lain yang tidak ada hubungannya dengan materi belajar. Kebanyakan siswa diam saat diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang menjawab pertanyaan hanya terfokus pada beberapa orang saja, sehingga keterlibatan siswa tidak menyeluruh. Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru, dan guru kurang melakukan variasi model dalam belajar sehingga semakin mendukung kepasifan siswa dalam pembelajaran (monoton).

Pengajaran sains seperti biologi merupakan proses aktif yang berlandaskan konsep konstruktivisme yang berarti bahwa sifat pengajaran sains adalah pengajaran yang berpusat pada siswa. Jika kepasifan siswa ini berlangsung terus dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan rendahnya nilai siswa dalam pelajaran biologi. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya nilai siswa ini menunjukkan bahwa siswa tidak memahami materi dengan baik, serta menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, untuk dapat mengembangkan atau meningkatkan kemampuan siswa baik dalam pemahaman dan berpikir kritis,


(17)

4

serta mengurangi kepasifan siswa dalam pembelajaran biologi, maka guru harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

Pembelajaran yang menyenangkan menjadi langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas (Nurhadi, 2004). Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam metode di dalamnya. Beberapa diantaranya adalah dengan menggunakan metode inquiry dan discovery. Pemilihan kedua metode pembelajaran tersebut didasarkan atas karakteristik dari metode pembelajaran yang menitikberatkan pada peran sentral siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Selain itu melalui proses pemecahan masalah dalam pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan berbagai pengalaman belajar melalui proses mentalnya sendiri, sehingga membuat siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi lebih aktif, kritis, dan kreatif).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Naibaho (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis IPA dan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry, terutama metode inquiry terbimbing. Selain itu, Afnidar (2012) juga menyatakan hal yang sama bahwa dalam hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry, terutama inquiry terbimbing.

Penelitian yang dilakukan Alex (2013) menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa SMA yang menggunakan metode penemuan terbimbing dengan yang tidak menggunakan metode penemuan terbimbing pada mata pelajaran Matematika di Ejigbo, Nigeria. Senada dengan Septiasih (2012), penerapan metode penemuan terbimbing dapat


(18)

5

meningkatkan pembelajaran IPA siswa yang ditandai dengan ketercapaian indikator dan adanya peningkatan persentase penggunaan langkah-langkah penemuan terbimbing dari setiap siklusnya. Pencapaian ketuntasan belajar siswa siklus I mencapai 90,5% dan siklus II mencapai 95,2%. Hasil penelitian Karim (2011) menunjukkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau berdasarkan level sekolah, sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing. Berdasarkan temuan penelitian, maka pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Menurut Susila (2014) agar terjadi pengkonstruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah melatih siswa untuk berpikir lebih kritis dalam menganalisis maupun dalam memecahkan masalah yang ada. Dalam hal ini, kemampuan berpikir kritis yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan untuk menguasai keterampilan tertentu dalam mengidentifikasi dan menggunakan standar dan kriteria dari bidang logika. Siswa yang mampu berpikir kritis adalah siswa yang mampu memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi permasalahan serta meneliti permasalahan yang diberikan, sehingga mereka mampu mendorong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi (Rosalin, 2008). Keterampilan proses perlu dimunculkan sebagai kemampuan yang perlu diukur keberhasilannya berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. Di dalam pembelajaran biologi, perlu adanya


(19)

6

pendekatan keterampilan proses sains agar memiliki sikap ilmiah seperti saintis karena keterampilan proses sains merupakan perilaku saintis yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siswa melalui pembelajaran di kelas. Bahar (1992) menyatakan bahwa keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat memberi kesempatan lebih banyak pada siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapkan pada mereka. Keterampilan proses sains merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dapat melatih siswa dalam proses berpikir.

Noor (1996) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan keterampilan proses sains adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses siswa sendiri. Pembelajaran dengan keterampilan proses pada hakekatnya sama dengan upaya peningkatan keterampilan berpikir kritis karena adanya indikator-indikator yang bersifat hampir sama, antara lain: membuat induksi atau deduksi dengan membuat kesimpulan atau menafsirkan, mengidentifikasi kerelevanan dan ketidakrelevanan dengan mengamati persamaan dan perbedaan, mempertimbangkan keputusan dengan menerapkan konsep/prinsip.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa metode inquiry dan discovery dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa melalui metode inquiry dan discovery pada mata pelajaran biologi.


(20)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran biologi di sekolah, antara lain:

1. Siswa tidak memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan materi belajar.

2. Kebanyakan siswa diam saat diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang menjawab pertanyaan hanya terfokus pada beberapa orang saja.

3. Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru dimana guru sebagai sumber

belajar di kelas (teachercentered).

4. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran tidak menyeluruh.

5. Metode mengajar yang digunakan guru masih kurang bervariasi, masih dominan dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab.

6. Hasil belajar biologi siswa rendah yang dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan biologi masih di bawah nilai KKM.

7. Rendahnya nilai biologi siswa ini menunjukkan bahwa siswa tidak memahami

materi dengan baik, serta menunjukkan rendahnya keterampilan proses sains siswa.

1.3. Batasan Masalah

Identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa banyak permasalahan yang perlu dicari pemecahannya sehubungan dengan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran biologi.


(21)

8

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini membatasi permasalahan pada ruang lingkup:

1. Penggunaan metode inquiry dan discovery, serta pembelajaran dengan metode ekspositori terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

2. Hasil belajar biologi diukur dari ranah kognitif dengan jenjang kemampuan C1-C6.

3. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi keterampilan proses sains.

4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X dengan pokok bahasan Pencemaran Lingkungan.

1.4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan?

2. Apakah terdapat pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan.


(22)

9

2. Untuk mengetahui pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis: (1) Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap hasil belajar biologi dan keterampilan proses sains siswa; (2) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa mendatang untuk

mengembangkan lebih mendalam tentang penggunaan metode inquiry dan

discovery; dan (3) Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan metode biologi dan keterampilan proses sains siswa.

Manfaat Praktis antara lain: (1) Sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan; (2) Sebagai umpan balik bagi guru biologi dalam upaya peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa melalui metode inquiry dan discovery; dan (3) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran biologi di tingkat SMA.


(23)

60

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan:

1. Ada pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry (83,77±4,646) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan metode discovery (76,43±5,348) dan ekspositori

(70,77±6,618).

2. Ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Keterampilan proses sains siswa dibelajarkan dengan metode inquiry (76,56±7,326) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery (72,26±6,623) dan ekspositori (66,49±7,241).

5.2. Implikasi

Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMA memiliki peran penting untuk menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, berinisiatif dan terampil dalam menanggapi isu dan permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu untuk mempelajari mata pelajaran IPA seperti biologi diperlukan adanya kemampuan dan keterampilan


(24)

61

pada diri siswa agar dapat mempelajari materi biologi dengan mudah dan mampu menyelesaikan masalah berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.

Maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami materi. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar, maka kegiatan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang mengarahkan siswa aktif diantaranya inquiry dan discovery.

Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh metode

pembelajaran inquiry dan discovery terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Metode pembelajaran inquiry, hasil belajar dan keterampilan proses sains siswanya lebih baik dari metode discovery dan ekspositori, dan metode discovery, hasil belajar dan keterampilan proses sainsnya lebih tinggi dibandingkan dengan metode ekspositori. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran inquiry dan discovery mampu mengefektifkan dan mengoptimalkan siswa dengan komponen pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penerapannya, metode inquiry dan discovery di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, sehingga guru harus merancang perencanaan pembelajaran dan menyediakan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan benar, serta mampu dipahami dan diingat siswa serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Guru sebagai


(25)

62

fasilitator harus menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai kepada siswa, mengatur lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan nyaman dalam belajar. Melalui penerapan metode inquiry dan discovery, diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dan mampu meningkatkan hasil belajar serta mengasah keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi guru khususnya guru biologi disarankan untuk dapat menggunakan metode pembelajaran seperti metode pembelajaran inquiry dan discovery pada materi Pencemaran Lingkungan sebagai usaha menarik minat dan motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru biologi hendaknya dapat menerapkan metode pembelajaran

yang ada sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

3. Bagi guru biologi maupun mahasiswa yang berkeinginan dalam meneliti keterampilan proses sains hendaknya menggunakan waktu yang cukup lama agar memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi.


(26)

63

DAFTAR PUSTAKA

Afifah. (2008). Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing

ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa. Tesis. Pascasarjana. Bandung: Universitas Negeri Bandung.

Afnidar. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Kepercayaan Diri

Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. Medan. Tesis. Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Alex, A. M., & Olubuyusi, F. M. (2013). Guided-discovery Learning Strategy and

Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal

of Education and Practice. 4 (12): 82-89.

Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA.

Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 ISSN 0215-8250. Arsana, I. M. R., Dantes, N., Widiana, I. W. (2014). Pengaruh Metode Ekspositori yang

Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA. E-Journal

Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, 2 (1).

Astari, W. (2013). Pengaruh Metode Penemuan terhadap Hasil Belajar Biologi dan

Keterampilan Sains Dasar di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Univeristas Negeri Medan.

Bahar, A. (1992). Profil Keterampilan Proses IPA yang Dimiliki Siswa dalam

Hubungannya dengan Pertanyaan Guru dalam PBM. Tesis. FBS IKIP Bandung.

Blosser, P. E. (1990). The Role of the Laboratory in Science Teaching. Columbus, OH:

Research Matter-to the Science Teacher, No. 9001.

Brickman, P., Gormally, C., Armstrong, N., Hallar, B. (2009). Effects of Inquiry based

Learning on Students Science Literacy Skills and Confidence. International

Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3 (2).

Dahar, R., W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


(27)

64

Driscoll, M. P. (1994). Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and

Bacon

Hamalik. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hane, N. E. (2007). Use of inquiry-based approach to teaching experimental design

concept in a general ecology course. TIEE, 5: 1-19.

Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses

Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7 (1). 1-13.

Haury, D. L. (1993). Teaching Science through Inquiry. Columbus, OH: ERIC

Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. ED 359048.

Indrastoeti, Y. (1999). Strategi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Karim, A. (2011). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Matematika Unruk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Sekolah dasar. Jurnal UPI Edisi Khusus No.1. ISSN

1412-565X.

Lubis, S. (2012). Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISI Medan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Markaban. (2006). Metode. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Naibaho, T., S. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar

Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, M., A., ME. (2014). Pengaruh Metode Terhadap Hasil Belajar Biologi dan

Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 8 Padangsidimpuan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Noor, M. (1996). Teori dan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran


(28)

65

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Penerbit PT.

Grasindo.

Nurochmah.(2007). Pendekatan Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Parr, B., dan Edwards, M. C. (2004). Inquiry-Based Instruction In Secondary

Agricultural Education: Problem-Solving-An Old Friend Revisited. Journal of

Agricultural Education, 45 (4): 106-117.

Popham dan Baker. (1992). Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Risnanosanti. (2009). Penggunaan Pembelajaran Inquiry Dalam Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu. Prosiding Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 441-452.

Rosalin, E. (2008). Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung: PT.

Karsa Mandiri Persada.

Rusche, S. N., and Jason, K. (2011). “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology, 39 (40): 338-35

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta : Rajawali Pers

Rustaman. (2009). Ketrampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia

Sagala, S. (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alphabeta.

Sadia, I. W. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif unutk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Ganesha. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2. ISSN

0215-8250.

Sanjaya, W. (2006). Metode Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana


(29)

66

Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Septiasih, N., Suhartono, Susiani, T. S. (2012). Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Soemarsono. (2011). Pembelajaran fisika dengan metode inkuiri terbimbing dan

inkuiri bebas termodifikssi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan aktifitas siswa. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Suhari. (2010). Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bebas Termodifikasi dan

Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IT. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susila, B. P., Tastra, D. K., Japa, I. G. N. (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu. Journal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD, 2 (1).

Sutikno, M. S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Wandoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.


(1)

pada diri siswa agar dapat mempelajari materi biologi dengan mudah dan mampu menyelesaikan masalah berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.

Maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih mudah memahami materi. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar, maka kegiatan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang mengarahkan siswa aktif diantaranya inquiry dan discovery.

Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh metode pembelajaran inquiry dan discovery terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Metode pembelajaran inquiry, hasil belajar dan keterampilan proses sains siswanya lebih baik dari metode discovery dan ekspositori, dan metode discovery, hasil belajar dan keterampilan proses sainsnya lebih tinggi dibandingkan dengan metode ekspositori. Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran inquiry dan discovery mampu mengefektifkan dan mengoptimalkan siswa dengan komponen pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penerapannya, metode inquiry dan discovery di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, sehingga guru harus merancang perencanaan pembelajaran dan menyediakan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan benar, serta mampu dipahami dan diingat siswa serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Guru sebagai


(2)

fasilitator harus menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai kepada siswa, mengatur lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan nyaman dalam belajar. Melalui penerapan metode inquiry dan discovery, diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dan mampu meningkatkan hasil belajar serta mengasah keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi guru khususnya guru biologi disarankan untuk dapat menggunakan metode pembelajaran seperti metode pembelajaran inquiry dan discovery pada materi Pencemaran Lingkungan sebagai usaha menarik minat dan motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

2. Bagi guru biologi hendaknya dapat menerapkan metode pembelajaran yang ada sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

3. Bagi guru biologi maupun mahasiswa yang berkeinginan dalam meneliti keterampilan proses sains hendaknya menggunakan waktu yang cukup lama agar memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah. (2008). Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa. Tesis. Pascasarjana. Bandung: Universitas Negeri Bandung.

Afnidar. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. Medan. Tesis. Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Alex, A. M., & Olubuyusi, F. M. (2013). Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal of Education and Practice. 4 (12): 82-89.

Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 ISSN 0215-8250. Arsana, I. M. R., Dantes, N., Widiana, I. W. (2014). Pengaruh Metode Ekspositori yang

Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, 2 (1).

Astari, W. (2013). Pengaruh Metode Penemuan terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sains Dasar di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Univeristas Negeri Medan.

Bahar, A. (1992). Profil Keterampilan Proses IPA yang Dimiliki Siswa dalam Hubungannya dengan Pertanyaan Guru dalam PBM. Tesis. FBS IKIP Bandung. Blosser, P. E. (1990). The Role of the Laboratory in Science Teaching. Columbus, OH:

Research Matter-to the Science Teacher, No. 9001.

Brickman, P., Gormally, C., Armstrong, N., Hallar, B. (2009). Effects of Inquiry based Learning on Students Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3 (2).

Dahar, R., W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


(4)

Driscoll, M. P. (1994). Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and Bacon

Hamalik. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hane, N. E. (2007). Use of inquiry-based approach to teaching experimental design concept in a general ecology course. TIEE, 5: 1-19.

Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7 (1). 1-13.

Haury, D. L. (1993). Teaching Science through Inquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. ED 359048.

Indrastoeti, Y. (1999). Strategi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Karim, A. (2011). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Matematika Unruk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah dasar. Jurnal UPI Edisi Khusus No.1. ISSN 1412-565X.

Lubis, S. (2012). Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISI Medan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Markaban. (2006). Metode. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Naibaho, T., S. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, M., A., ME. (2014). Pengaruh Metode Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 8 Padangsidimpuan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Noor, M. (1996). Teori dan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Depdikbud.


(5)

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.

Nurochmah.(2007). Pendekatan Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Parr, B., dan Edwards, M. C. (2004). Inquiry-Based Instruction In Secondary Agricultural Education: Problem-Solving-An Old Friend Revisited. Journal of Agricultural Education, 45 (4): 106-117.

Popham dan Baker. (1992). Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Risnanosanti. (2009). Penggunaan Pembelajaran Inquiry Dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 441-452.

Rosalin, E. (2008). Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada.

Rusche, S. N., and Jason, K. (2011). “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology, 39 (40): 338-35

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Rustaman. (2009). Ketrampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia

Sagala, S. (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alphabeta.

Sadia, I. W. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif unutk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2. ISSN 0215-8250.

Sanjaya, W. (2006). Metode Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group


(6)

Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Septiasih, N., Suhartono, Susiani, T. S. (2012). Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Soemarsono. (2011). Pembelajaran fisika dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikssi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan aktifitas siswa. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Suhari. (2010). Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bebas Termodifikasi dan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IT. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Susila, B. P., Tastra, D. K., Japa, I. G. N. (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis

Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu. Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD, 2 (1).

Sutikno, M. S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica. Wandoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANGUIDED INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

0 12 64

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR, KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA NEGERI 1 BENDAHARA ACEH TAMIANG.

1 6 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMA SWASTA PAB 8 SAENTIS.

0 2 30

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DISCOVERY PADA TOPIK BIOTEKNOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN SIKAP ILMIAH SISWA DI SMA NEGERI 1 PANAIHULU.

0 2 30

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS Penerapan Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gatak Sukoha

1 4 14

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY.

0 1 29

Metode praktikum berbasis guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi sistem indra kelas XI IPA SMA Negeri 11 Yogyakarta.

0 5 256

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI.

1 1 20

PENGARUH INQUIRY LESSON TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN - repository UPI S BIO 1106488 Title

0 0 4

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS VII MTs NEGERI PAREPARE

0 1 11