PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PPKN SISWA DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI KELAS IV SDN 163080 KOTA TEBINGTINGGI.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PPKn DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 163080 KOTA TEBINGTINGGI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
BUDI HERMAN
NIM : 8146182003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017
(2)
(3)
(4)
(5)
i ABSTRAK
BUDI HERMAN.8146182003. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa dan Kemampuan Pemecahan Masalah di Kelas IV SDN 163080 Kota Tebingtinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar PPKn dan kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment.Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan tes kemampuan pemecahan masalah. Analisis data menggunakan uji-t satu arah, karena data telah memenuhi prasyarat analisis data yaitu normal dan homogen dengan nilai signifikan lebih besar dari nilai α (=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction), hal ini berdasarkan thitung (=3,808) lebih besar dari ttabel (=2,00); dan (2) kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction), hal ini berdasarkan thitung (=6,092) lebih besar dari ttabel (=2,00).
Kata kunci: hasil belajar PPKn, kemampuan pemecahan masalah, model problem based learning.
(6)
ii ABSTRACT
BUDI HERMAN. 8146182003. The Effect of Problem Based Learning Models Towards Civic Learning Outcomes and Problem Solving Ability in The Fourth Grade Students of SDN 163080 Tebingtinggi City.
This study aims to determine: the effect of Problem Based Learning models towards civic learning outcomes and problem solving ability in the fourth grade students of SDN 163 080 Tebingtinggi City. This study is a Quasi Experiment. The instruments used are the learning outcomes test and problem solving ability test. The data analysis using t-test one way, because the data has to fulfill the prerequisites of data analysis that is normal and homogeneous with significantly greater than the value α (=0.05). The results showed that: (1) learning outcomes of students who are taught by the Problem Based Learning models is higher than the learning outcomes of students who are taught by the direct instruction, it is based of thitung (=3.808) greater than ttable (= 2.00); and (2) problem solving ability of students who are taught by the Problem Based Learning models is higher than the problem solving ability of students who are taught by the direct instruction, it is based of thitung (=6.092) greater than ttable (= 2.00).
Keywords: Civic Learning Outcomes,Problem Solving Ability,problem based learning models.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kahadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu yang direncanakan, penulis telah selesai menyusun tesis ini untuk memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Magister Pendidikan (S2) pada Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar PPKn Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan tesis ini, kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana, Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M. selaku Asisten Direktur I, dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M. Pd, selaku Asisten Direktur II Program Pancasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar yang telah membantu penulis dalam penulisan tesis ini.
(8)
iv
4. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu selama proses pengajuan judul sampai dengan selesainya pembuatan tesis ini.
5. Bapak Dr. Hidayat, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
6. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd dan Bapak Dr. Deny Setiawan, M. Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk perbaikan dalam penulisan tesis ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta Staf Administrasi yang telah banyak memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikti perkuliahan.
8. Ibu T. Asmaliah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163080, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Ibu Hj. Asmaliah Pane, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163081, Ibu Absah selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163092, yang telah banyak memberikan saya kemudahan selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan tesis ini.
10.Kakakdan abang yang sangat penulis sayangi yang senantiasa selalu memberikan dorongan baik material maupun moril dan segala pengorbanan, jerih payah, cinta kasih sayangnya dalam mendidik serta doa’nya sehingga penulis sudah dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.
(9)
v
11.Istri saya Ayu Sagita dan anak-anak yang saya sayangi Reytama Bayu Herman dan Yashinta Nagita Herman yang senantiasa memberikan dorongan, cinta dan kasih sayangnya serta doanya sehingga penulis dapat belajar untuk memperdalam ilmu pengetahuan di Universitas Negeri Medan.
12.Rekan-rekanseperjuanganangkatan 2014 sertaseluruhmahasiswa Program
StudiPendidikanDasar yang
telahbanyakmembantupenulisdalamrangkamenyelesaikantesisini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, namun hanya sedemikian kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan ini di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berserah diri dan ber do’a kepada Allah SWT, semoga tesis ini berguna bagi kita semua.Amin ya rabbal’alamin.
Medan, 2 Maret 2017 Penulis
(10)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Hasil Rata-rata NilaiPPKn ... 6
Tabel 2.1 : Sintaks Model Problem Based Learning ... 35
Tabel 2.2 : Sintaks Model PembelajaranLangsung ... 37
Tabel 3.1 : DesainEksperimen ... 52
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi TesHasilBelajarPPKn ... 57
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi TesKemampuanPemecahanMasalah ... 58
Tabel 3.4 : PenskoranSkorTesKemampuanPemecahanMasalah ... 58
Tabel 3.5 : HasilUjiValiditas ... 61
Tabel 3.6 : HasilUji Tingkat Kesukaran ... 61
Tabel 3.7 : HasilUjiDaya Beda ... 62
Tabel 3.8 : Kisi-Kisi TesHasilBelajarPPKn (setelahujicoba) ... 62
Tabel 4.1 : DeskripsiHasilBelajarPPKn ... 66
Tabel 4.2 : Rata-rata SkorHasilBelajarBerdasarkanTahapanKognitif... 67
Tabel 4.3 : DeskripsiKemampuanPemecahanMasalah ... 69
Tabel 4.4 : HasilUjiNormalitas Data HasilBelajarPPKn ... 73
Tabel 4.5 : HasilUjiNormalitas DataKemampuanPemecahanMasalah ... 74
Tabel 4.6 : HasilUjiHomogentiasHasilBelajarPPKn ... 75
Tabel 4.7 : HasilUjiHomogentiasKemampuanPemecahanMasalah ... 75
Tabel 4.8 : HasilUjiHipotesisPertama ... 75
(11)
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1 : Keterkaitan Permasalahan dengan Tujuan Pembelajaran ... 32
(12)
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 4.1 : Deskripsi Hasil Belajar PPKn ... 66 Grafik 4.2 : Rata-rata Skor Hasil Belajar Berdasarkan Tahapan Kognitif ... 67 Grafik 4.3 : Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah... 69
(13)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 RPP Pembelajaran Model Problem Based Learning ... 98
Lampiran 1.2 RPP PengajaranLangsung ... 119
Lampiran 1.3 Instrumenkemampuanpemecahanmasalah ... 129
Lampiran 1.4 Instrument hasilbelajar ... 134
Lampiran 2.1 HasilValiditaslapangan ... 139
Lampiran 3.1 Data PretesPenelitianHasilBelajardanPemecahanMasalah ... 151
Lampiran 3.2 Data penelitianhasilbelajar ... 159
Lampiran 3.3 Data PenelitianKemampuanPemecahanMasalah ... 163
Lampiran 4.1 Rumus Data Deskriptif ... 167
Lampiran 4.2 UjiPersyaratanAnalisis ... 172
(14)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab pendidikan memiliki peluang dan kekuatan untuk berbuat banyak dalam menjalankan dan menjadikan sumber daya manusia sebagai modal (asset) dasar dalam pembangunan nasional. Maka untuk membangun dan menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara pada era globalisasi ini diperlukan keahlian yang didapat dari dunia pendidikan.
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan yang unggul dan mandiri. Upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara terus menerus dilakukan agar menghasilkan masyarakat yang dapat diandalkan baik dari segi pengetahuan dan sikap sesuai dengan tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu pemerintah Negara Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, menuntut penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan yang dapat menjamin perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran
1
(15)
2
dan metode atau pendekatan pembelajaran, namun tidak mudah untuk melaksanakan kewajiban itu guru sering mengalami kesulitan atau kendala dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD).
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dengan adanya peran peningkatan kualitas pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana strategis bagi peningkatan baik intelektual, sikap maupun skill. Sehingga diharapkan melalui pendidikan sumber daya manusia (SDM) memiliki daya saing tinggi.
Pada dasarnya berhasil tidaknya pendidikan disekolah maupun keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya perolehan hasil belajar siswa menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru yang menggunakan strategi maupun model pembelajaran dengan tepat sesuai situasi dan kondisi siswa, maka siswa akan cepat merespon atau memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, model mempunyai peran penting yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan model pembelajaran. Ini berarti, guru memahami benar kedudukan model sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar keberadaan siswa juga sangat strategis diharapkan dapat mengoptimalisasikan potensi yang ada pada dirinya. Karena keberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh faktor interen dan eksteren. Seperti minat, bakat,
(16)
3
kecerdasan, termasuk dalam hal menerima dan memahami pelajaran, linkungan, metode belajar, fasilitas, dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwasannya dalam pendidikan dasar di sekolah dalam hal mengajar tidak perlu harus monoton dan menggunakan metode ceramah yang terus menerus sampai pembelajaran berakhir, karena bagi mereka hal tersebut sangat membosankan khususnya pelajaran PPKn yang sekarang sangat diperlukan keberadaannya itu. Hal ini dikarenakan sangat diperlukan dalam membina sikap dan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jadi perlu beberapa metode dalam melaksanakan pembelajaran di kelas agar para siswa mempunyai minat belajar yang tinggi khususnya dalam pembelajaran PPKn di kelas maupun di luar kelas. Banyak diketahui dalam pembelajaran model konvensional merupakan metode yang kurang tepat digunakan pada saat ini dalam proses belajar mengajar. Karena dewasa ini pemerintah telah memprogramkan dan mensosialisasikan kepada seluruh pengajar di Indonesia dalam pembelajaran harus menekankan pada pendekatan saintifik.
Dimana pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang dirancang untuk peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, mencoba dan mengkomunikasikan apa yang ditemukannya. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan Majid (2014:210) bahwa pembelajaran dengan pendekatan sainstifik (scientific approach) di dalamnya meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mengolah informasi, menyajikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
(17)
4
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik yaitu dapat mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitik, mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga akhirnya adalah peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan memecahkan masalah serta keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dengan memiliki aspek kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penerapan kurikulum di sekolah dasar pada dasarnya sangat mengutamakan pengembangan kompetensi sikap dibandingkan dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilannya. Seperti yang kita ketahui mata pelajaran yang mengajarkan pembentukan karakter atau sikap di sekolah dasar telah banyak diajarkan dari dahulu melalui pelajaran PPKn. Dengan penerapan pendekatan sainstifik dengan ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bentuk pembelajaran tematik integratif sangat diharapkan pelajaran PPKn dapat menjadi pelajaran yang mampu menumbuhkan dan membentuk nilai moral peserta didik untuk menjadi manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang baik untuk dirinya sendiri keluarga dan negaranya.
Namun kenyataan yang terjadi di lingkungan sekeliling kita masih banyak guru yang salah dalam melakukan proses belajar mengajar. Guru salah dalam memilih pendekatan, model, dan strategi pembelajaran walaupaun sudah menerapkan kurikulum 2013 disekolahnya. Guru masih mengajar menggunakan model pembelajaran konvensional yang mengakibatkan banyak siswa yang kurang berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar, mereka banyak bermain-main sendiri tanpa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran.
(18)
5
Permasalahan ini timbul karena guru kurang mampu mengolah kelas dengan baik, guru hanya melakukan kegiatan pembelajaran dengan ceramah yang menyebabkan siswa terpaku pada menghapal materi sehingga hanya menyentuh kemampauan pemecahan masalah siswa tingkat rendah. Sedangkan dalam proses pembelajaran PPKn memerlukan keterlibatan siswa secara aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis agar proses pembelajaran tersebut dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan sebuah kebiasaan berpikir yang seharusnya ditanamkan sejak usia dini. Kemampuan pemecahan masalah dapat membantu seseorang memahami bagaimana ia memandang dirinya sendiri, bagaimana ia memandang dunia, dan bagaimana ia berhubungan dengan orang lain, membantu meneliti prilaku diri sendiri, dan menilai diri sendiri. Kemampuan pemecehan masalah memungkinkan seseorang menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa ia telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas. Sedangkan orang yang tidak mempunyai kemampuan pemecahan masalah, ia tidak dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang harus dipikirkan, apa yang harus dipercaya, dan bagaimana harus bertindak. Karena gagal berpikir mandiri, maka ia akan meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima kesimpulan orang lain dengan pasif.
Permasalahan yang sama juga terjadi dilapangan saat peneliti melakukan observasi tahap awal di SDN 163080 Kota Tebingtinggi tepatnya di kelas IV ternyata guru kelas tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru kurang mengerti untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Permasalahan yang lain adalah banyak siswa yang kurang berminat
(19)
6
dalam belajar, mereka bermain-main sendiri, bermalas-malasan tanpa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran sehingga hasil dalam belajar yang diinginkan masih jauh dari yang diharapkan dan siswa tidak mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang ada pada pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal tentang nilai rata rata pada pelajaran PPKn Siswa Kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi masih banyak siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PPKn, merupakan masalah yang perlu segera dipecahkan. Rata rata nilai mata pelajaran PPKn pada ulangan harian yang diperoleh peserta adalah 60. Padahal nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70, hanya 20 orang siswa atau 32 % yang berhasil mencapai KKM, sedangkan yang 43 orang siswa atau 68 % belum memenuhi KKM, berarti kegiatan pembelajaran ini belum berhasil atau masih kurangnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PPKn yang menyebabkan nilai PPKn di bawah nilai KKM.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 163080 Kota Tebing Tinggi dapat diketahui nilai hasil belajar PPKn selama 3 tahun ini, yaitu :
Tabel 1.1 Hasil Rata-rata Nilai PPKn Tahun
Akademik
Kelas IV-X Kelas IV-Y
Semester I Semester II Semester I Semester II
2012/2013 56 60 57 59
2013/2014 57 60 58 60
2014/2015 56 58 56 60
Berdasarkan dari dokumen data nilai di atas yang didapat peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar PPKn siswa di kelas tersebut merupakan nilai yang didapat pada saat ujian semester siswa.
(20)
7
Menurut penilaian penulis dari data yang didapat pada awal observasi bahwa hasil belajar siswa rendah dilihat dari nilai kognitif yang didapat masih dibawah KKM. Selain dari hasil belajar yang sudah dibahas di atas dilakukan juga observasi di sekolah, dimana kondisi aktivitas para siswa juga rendah. Hal ini terlihat jelas saat guru menjelaskan pelajaran siswa ada yang tidak disiplin di dalam kelas, kurang sadarnya siswa terhadap kerjasama. Hal ini juga dikarenakan tidak adanya inovasi dalam proses pembelajaran, guru hanya menjelaskan materi pelajaran tanpa ada memperhatikan keadaaan siswa, tiada adanya kegiatan yang meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada saat proses belajar mengajar hingga selesainya materi pelajaran yang diterangkan.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang selanjutnya disebut dengan PPKn merupakan salah satu pelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Salah satu tujuan PPKn yaitu membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik (Soemantri dalam Ruminiati 2008:1-25). Sedangkan tujuan PPKn di Pendidikan Dasar adalah membentuk warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya.
Memang harus diakui proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilakukan sekarang di sekolah-sekolah khususnya pendidikan dasar belum berlangsung seperti yang diharap. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoritis, hafalan, serta ceramah sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton, membosankan dan siswa kurang memahami apa tujuan dari yang disampai oleh guru. Hal ini mengakibatkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum dapat diterima pada diri siswa sebagai suatu yang rasional, kognitif, emosional
(21)
8
dan afektif. Akhirnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dicintai siswa.
Dari penjelasan di atas salah satu cara agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari serta dapat meningkatkan kemampuan pemcahan masalah siswa dan keterlibatan siswa dalam belajar sangatlah perlu dikembangkan dan dibina kemampuan profesional untuk mengelola program dan proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu guru dituntut juga harus mengetahui dan bisa mengelola pembelajaran, diantaranya dalam hal menggunakan media atau model-model pembelajaran yang tetap di kelas.
Melihat kondisi di atas perlunya melakukan upaya peningkatan hasil belajar PPKn yang lebih baik dan kemampuan pemecahan masalah siswa peneliti mencoba salah satu model pembelajaran dalan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajarn Problem Based Learning (PBL). Dengan model
Problem Based Learning ini siswa diharapkan dapat saling belajar, bekerjasama,
dan saling berkomunikasi secara lisan sehingga mampu memecahkan suatu masalah dan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar. Menurut Khairat (2013:39) menunjukkan bahwa implementasi PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa di kelas.
Dalam pembelajaran PPKn hendaknya lebih memberikan kebebasan dalam berfikir dan mengarah kepada kemandirian siswa. Karena melalui mata pelajaran PPKn, siswa diharapkan menjadi warga negara yang baik dan dapat diandalkan uang dapat mengkaji sistem kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia serta patuh terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Oleh karena itu,
(22)
9
siswa dilatih untuk bisa berperan aktif dalam pelajaran agar suatu saat mereka terjun ke masyarakat, mereka dapat mengemukakan pendapat mereka dan memberikan ide-ide yang bermanfaat bagi banyak orang.
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang disajikan dalam bentuk masalah akan memberikan suatu dorongan bagi siswa untuk mempelajarinya lebih dalam. Dengan dihadapkan dalam suatu masalah PPKn, siswa akan berusaha menemukan penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah. Dimana pembelajaran PPKn di SD, juga bertujuan untuk melatih siswa memecahkan masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari baik di linkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Menurut Schmidt dalam Rusman (2012:231), teori konstruktivisme sangat berkaitan dengan pembelajaran berbasis masalah yang memiliki ciri antara lain pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar. Dari pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran berbasis masalah sangat penting dalam pembelajaran PPKn, mengingat masih banyaknya siswa yang merasa kesulitan dalam mengkostruksikan dan mengaplikasikan ide-ide dalam pemecahan masalah dalam PPKn. Margetson dalam Rusman (2012:230) mengemukakan bahwa kurikulum pembelajaran berbasis masalah membantu siswa untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
Singkatnya penulis dapat menyimpulkan penyebab rendahnya hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 163080 pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah: (1) Siswa kurang berminat dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran
(23)
10
PPKn, (2) Siswa kurang berani bertanya mengenai materi yang belum di kuasai, (3) Penjelasan yang di sampaikan oleh guru bersifat hapalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa, (4) kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah (5) kurang maksimal menggunakan media (6) Interaksi guru dan siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran (7) rendahnya hasil belajar PPKn siswa
Dari uraian di atas dan realita yang terjadi di SD Negeri 163080 Kota Tebing tinggi, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar PPKn dan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi.
Model pembelajaran ini diharapkan akan menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampauan pemecahan masalah siswa di kelas baik itu kerja sama dengan temannya maupun bertanggung jawab secara mandiri di kelas.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang berminat dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran PPKn.
2. Siswa kurang berani bertanya mengenai materi yang belum dikuasai.
3. Penjelasan yang diberikan oleh guru bersifat hapalan dan kurang melibatkan aktivitas siswa.
(24)
11
4. Kemampauan pemecahan masalah siswa masih rendah. 5. Kurang maksimal menggunakan media.
6. Interaksi guru dan siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran. 7. Rendahnya hasil belajar PPKn siswa
1.3 Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model
problem based learning terhadap hasil belajar dan kemampuan pemecahan
masalah PPKn pada siswa kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi. 1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based
Learning (PBL) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan model pengajaran langsung (direct instruction)?
2. Apakah kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction)?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengaruh hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa
(25)
12
2. Untuk mengetahui Pengaruh kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kemamapuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction)
1.6Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran dan kaitannya dengan aktivitas siswa serta sebagai kerangka acuan metode penelitian tentang pemebelajaran sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemgalaman yang luar biasa bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian di SD Negeri 163080. b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
kemamapuan pemecahan masalah oleh siswa serta mutu sekolah
c. Bagi peneliti adalah mendapat pengalaman melakukan analisis kebutuhan mengembangkan instrument, pendekatan pembelajaran, dan melakukan seleksi materi dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn di sekolah berbasis masalah yang berorientasi pada pengembangan kecakapan siswa.
d. Bagi sekolah, sebagai pemberi informasi bagi guru khususnya guru PPKn di sekolah maupun mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar dan kemamapuan pemecahan masalah siswa .
(26)
90
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada model pengajaran langsung (direct instruction). Hal tersebut berdasarkan perolehan rata-rata hasil belajar siswa dan juga hasil uji-t. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model PBL memperoleh nilai 17,12 sedangkan yang diajar menggunakan model pengajaran langsung memperoleh nilai 13,43. Hasil perhitungan uji-t juga menunjukkan bahwa H0 ditolak karena nilai thitung (=3,808) lebih tinggi dari ttabel (=2,00).
2. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada model pengajaran
langsung (direct instruction). Hal tersebut berdasarkan perolehan rata-rata kemampuan pemecahan masalah dan juga hasil uji-t. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model PBL memperoleh nilai 62,58 sedangkan yang diajar menggunakan model pengajaran langsung memperoleh nilai 50,97. Hasil perhitungan uji-t juga menunjukkan bahwa H0 ditolak karena nilai thitung (=6,092) lebih tinggi dari ttabel (=2,00).
90
(27)
91
5.2Implikasi
Beberapa hal yang diharapkan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran PPKn melalui model Problem Based Learning yaitu:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn dengan menggunakan model Problem Based Learning memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah PPKn. Sehingga model Problem Based Learning lebih baik digunakan dalam pembelajaran PPKn khususnya pada materi soal cerita yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru, dalam proses pembelajaran PPKn terutama pada materi soal cerita yang berhubungan dengan pemecahan masalah sehari-hari agar memberikan kesempatan kepada siswa sehingga siswa dapat menuangkan ide-ide yang dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam bentuk belajar agar pembelajaran lebih bermakna.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain : 1. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar PPPKn siswa menjadi berani beragumentasi, lebih percaya diri dan kreatif.
(28)
92
2. Penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan indentifikasi terhadap karakteristik siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses berfikir siswa belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, guru harus memberikan perhatian penuh kepada peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pelaksanaan pembelajaran merupakan pelajaran yang tak lepas dari berbagai hal yang ada di sekitar lingkungan dan makhluk hidup, maka disarankan bagi guru mata pelajaran lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan mengunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang menggugah keaktifan peserta didik dalam memahami pelajaran PPPKn sehingga PPPKn dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
4. Disarankan bagi sekolah untuk para guru dalam meningkatkan profesional guru dalam menunjang efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.
5. Disarankan bagi peserta didik agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dapat menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar. Peserta didik diharapkan lebih perhatian, semangat dan
(29)
93
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak ada takut untuk bertanya kepada guru maupun teman jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, dapat bekerjasama dengan teman maupun kelompok, berani mengungkapkan ide ataupun pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PPKn peserta didik juga meningkat.
6. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran dengan menggunakan variabel yang berbeda dan sampel yang lebih luas lagi.
(30)
94
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.
Arends, R. 2008. Learning To Teach. Terjemahan Soetjio. Belajar Untuk
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Candra. 2014. Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Relasi Dan Fungsi Melalui Penerapan Pbl Pada Siswa Kelas VIII A Smp Harapan Mulia Tahun Pelajaran 2013/2014.
Universitas Mahasaraswati.
Darsono,. Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas
Dimyanti, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hudoyo, H. 1997. Pemecahan Masalah dalam pengajaran Matematika. Jakarta: Depdibud Dikti P2LPTK
Ichsan, M., Fauzi, KMS. M.A., Matondang, Z. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Belief Siswa Antara Siswa yang diberi PMR dengan PBM. Jurnal Tematik, Vol. 6, No. 3, Desember 2016. Hal. 157-165.
Istarani,. Pulungan, I. 2015. Ensiklopedi Pendidikan Jilid I. Medan: Media Persada.
Kisworo, A. 2000. Pembelajaran Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Geometri di kelas I SMU Petra 5 Surabaya. Tesis. Surabaya: PPS Universitas Negeri Surabaya.
Krulik.S dan Robert E.Reys. 1980. Problem Solving in School Matematics. Virginia. NCTM
(31)
95
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press
Kurniasih, I., Sani, B. 2015. Ragam Pengembangan Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena
Ngalimun. 2014. Strategi Dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nur. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Dengan Metode Eksperimen Disertai Teknik Roundhouse Diagram Dan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri. ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. II, 2014 (hal 75-85)
Pasaribu, P. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Press Purwanto, N. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rini, I. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Motivasi
Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gadingan Kecamatan Wates.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rizqi, F. 2013. Keefektifan Problem Based Learning terhadap Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Dagan pada Materi Globalisasi. Universitas Negeri Semarang.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SD. Jakarta:Depdiknas.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ruspiani, 2000. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika.
Tesis. Bandung: PPS UPI.
Sabri, A. 2010. Strategi Belajar dan Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Perpustakaan CSIS.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Siregar, E. & Nara, H. 2014. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
(32)
96
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani
Indonesia: Stategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet III, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Tung, K.Y. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.Jakarta: Indeks Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara
Winataputra, U. 2008. Materi dan Pembelajaran PPKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Yamin, M. 2013. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Referensi.
Bilgin, I. 2009. The Effectsof Problem Based Learning Instruction On University Students Performance Of Conceptual And Quantitative Problems In Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education. 2009 5 (2). 153-164.
Surif, J. 2013. Implementation of Problem Based Learning in Higher
Education Institutions and Its Impact on Students’ Learning. The 4th International Research Symposium on Problem-Based Learning (IRSPBL) 2013.
(1)
5.2Implikasi
Beberapa hal yang diharapkan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran PPKn melalui model Problem Based Learning yaitu:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn dengan menggunakan model Problem Based Learning memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah PPKn. Sehingga model Problem Based Learning lebih baik digunakan dalam pembelajaran PPKn khususnya pada materi soal cerita yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru, dalam proses pembelajaran PPKn terutama pada materi soal cerita yang berhubungan dengan pemecahan masalah sehari-hari agar memberikan kesempatan kepada siswa sehingga siswa dapat menuangkan ide-ide yang dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam bentuk belajar agar pembelajaran lebih bermakna.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain : 1. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar PPPKn siswa menjadi berani beragumentasi, lebih percaya diri dan kreatif.
(2)
2. Penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan indentifikasi terhadap karakteristik siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses berfikir siswa belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, guru harus memberikan perhatian penuh kepada peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pelaksanaan pembelajaran merupakan pelajaran yang tak lepas dari berbagai hal yang ada di sekitar lingkungan dan makhluk hidup, maka disarankan bagi guru mata pelajaran lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan mengunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang menggugah keaktifan peserta didik dalam memahami pelajaran PPPKn sehingga PPPKn dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
4. Disarankan bagi sekolah untuk para guru dalam meningkatkan profesional guru dalam menunjang efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran.
5. Disarankan bagi peserta didik agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dapat menyiapkan perlengkapan dan sumber belajar. Peserta didik diharapkan lebih perhatian, semangat dan
(3)
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak ada takut untuk bertanya kepada guru maupun teman jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti, dapat bekerjasama dengan teman maupun kelompok, berani mengungkapkan ide ataupun pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PPKn peserta didik juga meningkat.
6. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran dengan menggunakan variabel yang berbeda dan sampel yang lebih luas lagi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.
Arends, R. 2008. Learning To Teach. Terjemahan Soetjio. Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Candra. 2014. Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Relasi Dan Fungsi Melalui Penerapan Pbl Pada Siswa Kelas VIII A Smp Harapan Mulia Tahun Pelajaran 2013/2014. Universitas Mahasaraswati.
Darsono,. Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas
Dimyanti, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hudoyo, H. 1997. Pemecahan Masalah dalam pengajaran Matematika. Jakarta: Depdibud Dikti P2LPTK
Ichsan, M., Fauzi, KMS. M.A., Matondang, Z. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Belief Siswa Antara Siswa yang diberi PMR dengan PBM. Jurnal Tematik, Vol. 6, No. 3, Desember 2016. Hal. 157-165.
Istarani,. Pulungan, I. 2015. Ensiklopedi Pendidikan Jilid I. Medan: Media Persada.
Kisworo, A. 2000. Pembelajaran Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Geometri di kelas I SMU Petra 5 Surabaya. Tesis. Surabaya: PPS Universitas Negeri Surabaya.
Krulik.S dan Robert E.Reys. 1980. Problem Solving in School Matematics. Virginia. NCTM
(5)
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press
Kurniasih, I., Sani, B. 2015. Ragam Pengembangan Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena
Ngalimun. 2014. Strategi Dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nur. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Dengan Metode Eksperimen Disertai Teknik Roundhouse Diagram Dan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri. ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. II, 2014 (hal 75-85)
Pasaribu, P. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Press Purwanto, N. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rini, I. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gadingan Kecamatan Wates. Universitas Negeri Yogyakarta.
Rizqi, F. 2013. Keefektifan Problem Based Learning terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Dagan pada Materi Globalisasi. Universitas Negeri Semarang.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD. Jakarta:Depdiknas.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ruspiani, 2000. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika.
Tesis. Bandung: PPS UPI.
Sabri, A. 2010. Strategi Belajar dan Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Perpustakaan CSIS.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Siregar, E. & Nara, H. 2014. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
(6)
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia: Stategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet III, Bandung: Remaja Rosdakarya
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Tung, K.Y. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.Jakarta: Indeks Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara
Winataputra, U. 2008. Materi dan Pembelajaran PPKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Yamin, M. 2013. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Referensi.
Bilgin, I. 2009. The Effectsof Problem Based Learning Instruction On University Students Performance Of Conceptual And Quantitative Problems In Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 2009 5 (2). 153-164.
Surif, J. 2013. Implementation of Problem Based Learning in Higher Education Institutions and Its Impact on Students’ Learning. The 4th International Research Symposium on Problem-Based Learning (IRSPBL) 2013.