Sasaran Pengobatan Massal Jenis Obat

30 menurunkan kepadatan rata-rata mikrofilaria. Pengobatan secara bertahap harus dapat dilaksanakan 5 – 7 tahun agar reinfeksi tidak terjadi Depkes RI, 2008; Pello, 2004.

2.1.2.2 Sasaran Pengobatan Massal

Sasaran pengobatan massal dilaksanakan serentak terhadap semua penduduk yang tinggal di daerah endemis filariasis, tetapi pengobatan sementara ditunda bagi anak berusia kurang dari 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kasus kronis filariasis sedang dalam serangan akut, dan anak berusia kurang dari 5 tahun dengan marasmus atau kwasiorkor Depkes RI, 2008.

2.1.2.3 Jenis Obat

Jenis obat yang diberikan dalam pengobatan massal filariasis yaitu DEC, albendazol, dan obat reaksi pengobatan. 1 Diethyl Carbamazine Citrate DEC DEC merupakan obat pilihan untuk penanganan infeksi karena W. bancrofti, B. malayi, dan B. timori karena tingginya tingkat efikasi terapeutiknya dan rendahnya toksisitas serius. Semua spesies mikrofilaria dapat diberantas dengan cepat, parasit dewasa lebih lambat diberantas, seringkali memerlukan beberapa hari Betram, 2004: 266. Obat ini mempunyai pengaruh yang cepat terhadap mikrofilaria, dalam beberapa jam mikrofilaria di peredaran darah mati. Cara kerja DEC adalah melumpuhkan otot mikrofilaria, sehingga tidak dapat bertahan di tempat hidupnya dan mengubah komposisi dinding mikrofilaria menjadi lebih mudah dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh. DEC juga dapat menyebabkan matinya sebagian 31 cacing dewasa, dan cacing dewasa yang masih hidup dapat dihambat perkembangbiakannya selama 9 – 12 bulan Depkes RI, 2008. Setelah diminum, DEC dengan cepat diserap oleh saluran cerna dan mencapai kadar maksimal dalam plasma darah setelah 4 jam, dan akan dikeluarkan seluruhnya dari tubuh bersama air kencing dalam waktu 48 jam. Efek samping dari DEC ialah demam, menggigil, artralgia, sakit kepala, mual, hingga muntah. Efek samping DEC bisa berupa reaksi umum maupun lokal. Reaksi umum berupa pusing, demam, nyeri otot, muntah-muntah, dan kemerahan pada kulit. Ini disebabkan oleh reaksi obat itu sendiri. Reaksi lokal berupa pruritus, limfangitis, dan limfadenitis karena reaksi alergi yang disebabkan oleh destruksi mikrofilaria maupun cacing dewasa yang telah mati. Keberhasilan pengobatan ini sangat tergantung dari jumlah parasit yang beredar di dalam darah, serta sering menimbulkan gejala hipersensitivitas akibat antigen yang dilepaskan dari debris sel-sel parasit yang sudah mati. Selain DEC, ivermectin juga memiliki efek samping yang serupa dengan gejala ini Depkes RI, 2008; James Chin, 2006: 236. 2 Albendazole Albendazole dikenal sebagai obat yang digunakan dalam pengobatan cacing usus cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk, dan cacing tambang. Albendazole juga dapat meningkatkan efek DEC dalam mematikan cacing filaria dewasa dan mikrofilaria tanpa menambah reaksi yang tidak dikehendaki. Albendazole diberikan pada saat perut kosong untuk penanganan parasit-parasit intraluminal. Namun, untuk penanganan terhadap parasit-parasit jaringan, obat ini 32 harus diberikan bersama makanan-makanan berlemak. Saat digunakan selama 1 – 3 hari, albendazole hampir sepenuhnya bebas dari efek-efek yang tidak diinginkan yang berarti Depkes RI, 2008; Bertram, 2004: 262. 3 Ivermectin Ivermectin terbukti sangat efektif dalam menurunkan mikrofilaria pada filariasis bancrofti di sejumlah negara. Obat ini membunuh 96 mikrofilaria dan menurunkan produksi mikrofilaria sebesar 82. Obat ini merupakan antibiotik semisintetik golongan makroloid yang berfungsi sebagai agen mikrofilarisidal potensial. Dosis tunggal 200 – 400 µgkg dapat menurunkan mikrofilaria dalam darah tepi untuk waktu 6 – 24 bulan. Dengan dosis tunggal 200 atau 400 µgkg dapat langsung membunuh mikrofilaria dan menurunkan produksi mikrofilaria. Obat ini belum digunakan di Indonesia Depkes RI, 2008. 4 Obat Reaksi Pengobatan Untuk mengurangi efek samping dari reaksi pengobatan DEC dan albendazole digunakan parasetamol, CTM, antasida doen, salep antibiotika, antibiotika oral, vitamin B6, kortikosteroid injeksi, adrenalin injeksi, infus set, dan cairan infus ringer laktat Depkes RI, 2008.

2.1.2.4 Dosis dan Cara Pemberian Obat