Persepsi Sosial Landasan Teori

30 berbaur, dan ketika harus berurusan dengan kaum birokrat diharapkan mampu mengimbangi dengan kemampuan intelektual dan pendidikan yang telah diterimanya selama ini. Oleh sebab itu. Mahasiswa berperan strategis dalam kehidupan berbangsa yaitu sebagai penerus cita-cita bangsa.

4. Persepsi Sosial

Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu Walgito, 2003:45. Proses terjadinya persepsi diawali dengan penerimaan stimulus oleh indera yang kemudian diteruskan ke dalam otak untuk diberi arti sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan diraba. Davidoff dalam Walgito,2003:46, Sebagai aktivitas yang intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam mempersepsi stimulus. Jadi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman yang tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, maka kemungkinan hasil persepsi individu satu dengan individu lain tidak sama. Objek persepsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang berwujud benda-benda disebut sebagai persepsi benda things perception atau juga disebut non-social perception, sedangkan bila objek persepsi berwujud manatau orang disebut persepsi sosial atau social perception Heider dalam Walgito, 2003:47. 31 Persepsi sosial merupakan suatu proses individu untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi individu lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri individu yang dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai individu yang dipersepsi Taguiri dalam Lindzey dan Aronson dalam Walgito, 2003:48. Taguiri dan Petrullo dalam Walgito, 2003:48, beberapa hal yang dapat ikut berperan dan dapat berpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu 1 keadaan stimulus, dalam hal ini berwujud manyang akan dipersepsi, 2 situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus, 3 keadaan orang yang mempersepsi. Walaupun stimulus person-nya sama, tetapi kalau situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person berbeda, akan berbeda hasil persepsinya. Pikiran, perasaan, kerangka acuan, pengalaman-pengalaman, atau dengan kata lain keadaan pribadi orang yang mempersepsi akan berpengaruh dalam seseorang mempersepsi orang lain. Hal tersebut disebabkan karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated. Bila orang yang dipersepsi atas dasar pengalaman merupakan seseorang yang menyenangkan bagi yang mempersepsi, akan lain hasil persepsinya bila orang yang dipersepsi itu memberikan pengalaman yang sebaliknya. Demikian pula dengan aspek-aspek lain yang terdapat dalam diri orang yang mempersepsi. 32 Demikian pula situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person juaga akan ikut berperan dalam hal mempersepsi seseorang. Bila situasi sosial yang melatarbelakangi berbeda, hal tersebut akan dapat membawa perbedaan hasil persepsi seseorang. Orang yang biasa bersikap keras, tetapi karena situasi sosialnya tidak memungkinkan untuk menunjukkan kekerasaannya, hal tersebut akan mempengaruhi dalam seseorang berperan sebagai stimulus person. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi orang yang mempersepsinya. Karena itu situasi sosial yang melatarbelakangi stimulus person mempunyai peran yang penting dalam persepsi, khususnya persepsi sosial.

C. Kerangka Berpikir

Faktor-faktor yang melatar belakangi mahasiswi merokok Stimulus Internal Stimulus Eksternal Drive dorongan untuk merokok Respon perilaku merokok Perilaku menyimpang mahasiswi UNNES Kebiasaan merokok mahasiswi UNNES