Kegiatan PKH Pemberdayaan Masyarakat
Berikut ini pernyataan penelitian sebelumnya prihal implementasi BLT, BLSM serta PSKS. Pernyataan pertama: disampaikan oleh Igbal 2008: 139 dalam
penelitiannya di Kabupaten Kudus yang menyatakan bahwa : Kendala pelaksanaan program BLT meliputi sikap pelaksana program
yang kurang baik, dengan indikasi adanya pemotongan bantuan oleh oknum pemerintah desa, permasalahan penerima BLT yang tidak tepat
karena kriteria kemiskinan yang ditetapkan sulit diaplikasikan dimasyarakat, terjadi konflik ditengah masyarakat akibat tidak menerima
program tersebut, serta pelaksana program seperti tim koordinasi tidak berjalan dengan optimal.
Penelitian kedua; diungkapkan oleh Nurmiza 2014: 20 dalam penelitiannya di Kecamatan Tanjung Pinang Barat yang menyatakan bahwa:
Masalah utama dalam pelaksanaan program BLSM berkaitan dengan basis data yang digunakan sebagai calon penerima merupakan data tahun 2011,
masih ditemukannya masyarakat yang mampu namun mendapatkan BLSM, kurangnya koordinasi pelaksana program, serta terjadinya gejolak ditengah
masyarakat akibat penerima BLSM yang tidak sesuai dengan sasaran program.
Penelitian ketiga oleh Asmawati 2014: 109 dalam penelitiannya di Yogyakarta
menyatakan bahwa : Walaupun pelaksanaan program BLSM telah sesuai dengan sasaran yang
dituju, namun pelaksanaan program masih menimbulkan beberapa catatan diantaranya adalah jumlah bantuan Rp.150.000,- perbulan selama empat bulan
tersebut dirasa belum memenuhi kebutuhan rumah tangga miskin, penerima BLSM belum merata, masih terdapat rumah tangga miskin yang belum
menerima program BLSM, serta program tersebut tidak memecahkan akar masalah kemiskinan itu sendiri.
Kementrian Sosial RI dalam panduan Solusi Masalah Kepesertaan dan
Pemutahiran Data Penerima KPS tahun 2013, menyatakan bahwa : Pelaksanaan program BLSM yang didistribusikan pada Juni 2013 tersebut
menjadi sorotan masyarakat. Banyak opini yang berkembang ditengah masyarakat prihal pelaksanaan program BLSM diantaranya adalah persoalan
penerima BLSM adalah masyarakat yang kaya, sedangkan yang lebih berhak justru tidak mendapatkan manfaat, serta terjadi pemotongan bantuan oleh
oknum yang tidak bertangungjawab.