Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Peningkatan Pendidikan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

(1)

LAMPIRAN

DAFTAR WAWANCARA a. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia : ..… tahun

3. Pendidikan : SD/SLTP/SLTA(sederajat)/Diploma/Sarjana

4. Menerima Bantuan PKH Sejak : 20…..

b. daftar pertanyaan

1. Bagaimana gambaran Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?

2. Apakah hasil yang dicapai dari program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya, terutama di bidang pendidikan ?

3. Apakah Anda sebagai masyarakat sudah memahami dengan jelas prosedur dalam mendapatkan bantuan itu?

4. Apakah hasil yang telah dicapai program ini, sudah dapat menjawab permasalahan kemiskinan yang ada di Kecamatan Bebesen ?

5. Apakah manfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada keluarga sangat miskin melalui program ini sudah terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat?

6. Apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebeumnya?

7. Apakah program ini telah memberikan keuntungan kepada keluarga sangat miskin (target group)?

8. Apakah kelompok sasaran memperoleh bantuan seperti yang sudah didesain dalam program?

9. Apakah program ini mempengaruhi perilaku masyarakat?

10.Sejauh ini, apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini? 11.Fasilitas apasaja yang di peroleh peserta penerima PKH di Bidang


(2)

12.Apakah PKH berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Kecamatan Bebesen ?

13.Sejauh mana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM?

14.Apa saja program-program pemberdayaan kelompok peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?


(3)

PEDOMAN WAWANCARA

A Komunikasi

1. Siapakah implementator yang terlibat dalam pelaksanaan PKH di kecamatan Bebesen?

2. Apakah sasaran dari pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen ?

3. Bagaimana proses sosialisasi PKH yang terjadi di Kecamatan Bebesen? 4. Apakah komunikasi anatar pelaksana dan peserta penerima bantuan PKH

sudah efektif ?

5. Apakah Program Keluarga Harapan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Bebesen sudah mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan sejak awal? 6. Apa saja program-program pemberdayaan kelompok peserta PKH di

Kecamatan Bebesen ?

7. Sejauh mana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM?

8. Apasaja kendala pelaksanaan PKH diKecamatan Bebesen ?

B. sumberdaya

9. Bagaimana prosedur perekrutan pelaksana PKH di Kecamatan bebesen ? 10.Apasaja kualifikasi pelaksana PKH di Kecamatan Bebesen?

11.Berapa dana yang di alokasikan pada PKH di Kecamatan Bebesen ? 12.Apakah alokasi dana tersebut sudah mencukupi terlaksananya PKH di

kecamatan Bebesen ? C. Disposisi

15.Apakah pelaksanaan PKH sudah sesuai dengan prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan ?

16.Bagaimana intensitas pelaksana melakukan proses sharing dengan peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?


(4)

17.Adakah Standard Operting Prosedures (SOP) pelaksanaan PKH di kecamatan Bebesen ?

18.Bagaimana koordinasi antara UPPKH Pusat dan Daerah terkhusus di kabupaten Aceh tengah ?

19.Bagaimana koordinasi antara UPPKH daerah kabupaten Aceh Tengah dengan UPPKH kecamatan?

20.Bagaimana koordinasi antara UPPKH kecamatan dengan pendamping PKH?


(5)

Hasil wawancara dengan ketua UPPKH kecamatan (Dra. Zuraini, MM)

A. Komunikasi

1. Bagaimana gambaran umum PKH di kecamatan bebesen ?

 PKH merupakan program bantuan bersyarat yang di gagas oleh kementerian sosial. Untuk di kabupaten aceh tengah kurang lebih peserta PKH berjumlah 3500 keluarga. Tujuan PKH ini adalah untuk memutuskan matarantai kemiskinan antar generasi . bantuan PKH ini hanya untuk dua komponen, yaitu untuk biaya pendidikan anak misalnya beli baju sekolah, beli buku-buku yang tidak diberikan sekolah, dan segala kebutuhan yang menunjang pendidikan anak. Kemudian kesehatan misalnya untuk pemeriksaan gizi anak dan kesehatan ibu hamil serta balita.

2. Siapalkah implementator yang terlibatdalam pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen?

 Yang terlibat dalam pelaksanaan PKH ini adalah dinas pendidikan yaitu UPTD di setiap kecamatan serta dengan kepala sekolah dan juga guru-guru, Kemeterian agama karena kan ada beberapa sekolah yang diurus olej kKantor Departemen Agama (Kandepag) seperti MIN, MTSn, dan MAN kemudian ada dinas kesehatan, dan yang utama adalah dinas sosial karena PKH ini merupakan program kementerian sosial. tidk lupa juga peran Kantor POS, karena seluruh informasi surat menyuran dan pecairan bantuan ini ya melaui ksntor POS.

3. Bagaimana proses sosialisasi PKH dikecamatan bebesen ?

 Sebelum PKH ini diberikan, sebelumnya kita sudah mendapatkan data dari kementerian sosial melalui BPS, misalnya di kecamatan Bebesen tidak semua desa dapat bantuan karenakan ada sebagian desa yang tidak ada RTSM nya begitu. Nah, sebelum bantuan itu diberikan pendamping memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai PKH ini, tujuannya apa, sasarannya apa, manfaatnya apa, sampai apabila ada pelanggaran apa sanksiny serta apa kewajiban dari sipenerima bantuan, kewajibanyakan setiap


(6)

menerima bantuan bagaimana peserta ini harus bisa mempertanggungjawabkan apa saja yang sudah dibelanjakan dengan uang bantuan itu.

4. Apakah sasaran dari pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen?

 Sasaran utama PKH adalah rumah tangga sangat miskit (RTSM) atrinya kategori masyarakat miskin yang paling, agar mampu meningkatkan pendidikan dan kesehatannya. Standar dan sasaran PKH itu sendiri sudah ditetapkan oleh pusat. Proses PKH ini diawali dengan pemilihan dan penetapan peserta PKH. Dimana datanya itu langsung dari pusat melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Peserta yang telah terdata kemudian cek kelapangan untuk melihat keadaan peserta yang sebenar-benarnya. Hal ini bertujuan agar bantuan ini tepat sasaran. Meskipun yang terjadi dilapangan masih ada penerima yang seharus tidak berhak tetapi mendapatkan bantuan ini. Karena ya data PKH ini kita terima dari pusat langsung melalu BPS jadi kita tidak terlibat langsung. Setelah mendapatkan data fix baru kita ke tahap selanjutnya yaitu pertemuan awal. Pertemuan awal ini melibatkan beberapa pihak termasuk aparat desa. Pertemuan ini bertujuan untuk menberikan informasi sedetail mungkin mengenai PKH ini kepada masyarakat penerima bantuan. Tahap selanjutnya pencairan bantuan tahap pertama setelah itu verifikasi komitmen. Setelah verifikasi komitmen pendamping PKH akan memantau secara kontinu apakah peserta memenuhi keajibannya sebagai penerima bantuan. Apabila melanggar maka peserta tersebut bisa saja dibatalkan menjadi penerima bantuan dengan beberapa pertimbangan yang telah ditetapkan.

5. Apakah komunikasi antara pelaksana dengan peserta PKH sudah efektif ?  Ibu rasa sudah efektif, karena kami punya jadwal pertemuan tidak

hanya pendamping dengan peserta, kami juga dari UPPKH per kabupaten kami usahakan ada sosialisasi dengan penerima PKH. Nah, untuk pendamping sendiri sudah di jadwalkan pertemuan kelompok rutin setiap bulan sekali. Pertemuan ini dimanfaatkan sebagai wadah diskusi apabila peserta ada yang ingin ditanyakan. Tugas pendamping ini kan wakil dari dinas sosial yang ada dikecamatan untuk memfasilitasi peserta dengan instansi terkait seperti misalnya PT. Pos karena pencairan bantuan PKH ini melalui PT.Pos


(7)

6. Apakah ibu sebagai ketua UPPKH di kabupaten sudah memahami dengan jelas mengenai PKH ini ?

 Tentunya saya memahami dengan jelas mengenai program ini karena kita melaksanakan PKH ini berdasarkan perturan yang telah dibuat oleh pemeritah pusat dan juga kami sebagai pelaksana di Daerah diberikan panduan umum mengenai PKH, panduan operasional kelembagaan PKH, pedoman pengaduan, pedoman pembayaran bantuan. Tidak hanya berupa buku para pelaksana PKH ini juga sebelum nya ada dibeerikan pelatihan, namanya Bimbingan Teknis (BIMTEK).

7. Apakah ada perubahan dari sebelum Program ini dilaksanakan dengan sesudah dilaksanakan ?

 Saya sangat mandukung PKH ini, karena dari tujuan awalnya yaitu meningkstkan pendidikan dan kesehatan anak sudah terbukti di Kabupaten Aceh Tengah banyak prestasi anak penerima bantuan yang meningkat. Kita juga sudah melakukan survei langsung bagi anak penerima bantuan PKH ini bahwa prestasinya meningkat dari sebelum menerima bantuan, oleh sebab itu program ini bertahan sampai sekarang. Dari segi kesehatan juga meningkat, karena tidak adalagi alasan ibu-ibu tidak memeriksakan anaknya lagi ke puskesmas meskipun ada bantuan BPJS dan bantuan kesehatan lain yang gratis, tetapi ada kendala lain yang menghambat ibu-ibu memeriksa anaknya seperti tidak ada ongkos, rumahnya jauh, dan lain sebagainya.

8. Apakah PKH di kecamatan bebesen sudah mencapai tujuan yang diinginkan sejak awal ?

 Sebenarnya sudah ya, tetapi setiap program apapun pada tahap pelaksanaanya pasti ada kendala yang dihadapi, sehingga untukmencapai tujuan yang diinginkan perlu pengoptimalan lagi baik dari sisi pelaksana maupun dana bantuan.

9. Apasaja program pembeerdayaan kelompok peserta PKH di kecamatan bebesen ?

 Untuk kecamatan bebesen belum ada ya, tetapi ada beberapa kecamatan yang sudah ada program pemberdayaan ekonominya, hal ini disebabkan oleh terbatasnya anggaran dana untuk PKH ini.program emberdayaan ini bertujuan supaya ada keterampilan dari ibu-ibu ini agar mampu menunjang ekonomi keluarga. Ada


(8)

bantuan ekonomi produktif beruopa mesin untuk pengupas ubi dalam produksi keripik.

10.Sejauhmana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM ?

 Sebenarnya tujuan pemberdayaan ini sangat bagus. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu pengurngan masyarakat miskin. Namun karena keterbatasan anggaran sehingga tidak semua kecamatan dapat melakukan program pemberdayaan ini seperti di kecamatan bebesen ini.

11.Apa saja kendala pelaksanaan PKH dikecamatan bebesen ?

 Kendalanya banyak. pertama, untuk program ini kan pemerintah menetapkan 5% dana sharing untuk menunjang pelaksanaan PKH ini, kebetulan dari tahun pertama pelaksanaannyadari tahun 2013-2015 tidaksesuai dan sharingyang diberikan hanya sedikit. Dana sharing ini kan banya digunakan untuk operasional lain untuk PKH, untuk menambah BBM pendamping, rapat-rapat dan pertemuan. Karena biaya operasional yang besar yang belum dapat terealisasi inilsh menjadikan program ini sedikit terhambat dalam pelaksanaannya.

 Kedua, banyak penerima bantuan ini sebenarnya ekonominya sudah meningkat dan seharusnya sudah dikeluarkan sesuai dengan peraturannya. Tetapi kenyataannya masih banyak yang sudah meingkat perekonomiannya tapi tetap menerima bantuan.

 Ketiga, ada beberapa desa yang terisolir serta lokasinya jauh sehingga menyulitkan akses pendamping untuk meninaju langsung para pesertaPKH ini

B. sumberdaya

12.bagaimana prosedur perekrutan pelaksana PKH di kabupaten aceh gengah  proses prekrutannya sama seperti CPNS. Pertama kami dihubungi oleh kementerian sosial bahwa ada ProgramPKH masuk ke kabupaten acegh tengah dam membutuhkan sekian pendamping (jumlahnya ditentukan kementerian sosial) setelah itu kami


(9)

umumkan ke setiap kecamatan yang dibutuhkan. Nah, proses selanjutnya itu langsung ditangani oleh orang kementerian sosial langsung.

13.Berapa dana yang di alokasikan pada PKH di Kecamatan Bebesen ?

 pemerintah menetapkan 5% dana sharing untuk menunjang pelaksanaan PKH in

14.Apakah alokasi dana tersebut sudah mencukupi terlaksananya PKH di kecamatan Bebesen ?

 dari tahun pertama pelaksanaannyadari tahun 2013-2015 tidaksesuai dan sharingyang diberikan hanya sedikit. Dana sharing ini kan banya digunakan untuk operasional lain untuk PKH, untuk menambah BBM pendamping, rapat-rapat dan pertemuan. Karena biaya operasional yang besar yang belum dapat terealisasi inilsh menjadikan program ini sedikit terhambat dalam pelaksanaannya. C. Disposisi

15.Apakah pelaksanaan PKH sudah sesuai dengan prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan ?

 Pelaksanaan PKH ini sudah sesuai dengan kebijakan yang tlah ditetapkan pemerintah.

16.Bagaimana intensitas pelaksana melakukan proses sharing dengan peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?

 Kalau untuk sharing menurut saya intensitasnya cukup tinggi ya, namun di kebupaten aceh tengah ini ada beberapa kecamatan seperti kecamatan linge dikarenakan lokasi yang jauh dan pendampingnya juga perempuan. Jadi permasalahan geografis juga mempengsruhi pelaksanaan PKH ini. biasanya di kecamatan Bebesen itu rutin mereka melakukan sharing kelompok setiap bulan. Namun, karena kekosongan pendamping dari awal januari 2016 ini mereka tidak rutin melakukan sharing meskipun pada saat ini untuk kecamatan bebesen itu ditangani oleh koordinator pendamping.


(10)

17.Adakah Standard Operting Prosedures (SOP) pelaksanaan PKH di kecamatan Bebesen ?

 Ada, setiap program itu ada petunjuk pelaksanaannya agar kita melaksanakan program itu tidak melenceng dari peraturan yang ditetapkan.

18.Bagaimana koordinasi antara UPPKH Pusat dan Daerah terkhusus di kabupaten Aceh tengah ?

 Kalau koordinasi denganpusat biasanya kita melalui email, pemberitahuan pertemuan juga melalu email. Biasanya kami kalau pertemun dengan pusat itu di provinsi yaitu di banda aceh. Kemudian ada juga dari jakarta langsung setiap satu tahun sekali kunjungan ke kabupaten dalamrangka silaturahmi dan sosialisasi PKH pusat, kemudian ada RAKOr (rapat koordinasi )

19.Bagaimana koordinasi antara UPPKH daerah kabupaten Aceh Tengah dengan UPPKH kecamatan?

 Koordinasi UPPKH kabupaten aceh tengah dengan kecamatan ini sudah lumayan baik, kami juga rutin mengadakan pertemuan kepada seluruh pendamping di kabupaten aceh tengah dalam bentuk arisan. Hal ini bertujuan agar komunikasi kami sebagai pelaksana PKH tetap terjalin dengan baik. Namun seperti yang sudah saya katakan tadi ada beberapa kecamatan yang lokasinya jauh sehingga koordinasinya masihkurang dan perlu peningkatan lagi.

20.Apakah program ini sudah menjawab masalah kemiskinan di aceh tengah ?

 Belum, karena pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya dari PKH saja, harus ada berbagai macam program dari dinas-dinas lain, misalnya dari dinas kesehatan, pertanian, pendidikan harus turut membantu dan harus ada kerjasama lintas sektoral


(11)

 Kebanyakan orang memang bergantung sama bantuan, namum PKH ini sendiri di rancang hanya untuk pendidikan dan kesehatan anak. Jadi untuk makan sehari-hari mereka harus mencari sumber pendapatan lain. Dengan adanya PKH ini setidaknya merubah prilaku masyarakat meskipun hanya sedikit.

22.Apa saja strategi pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen?

 Strategi pelaksanaan pada umumnya kami gunakan seperti yang ada pada pedoman PKH yaitu pendataan ulang atau resertifikasoi dan pemberdayaan kelompok. Sejauh ini pelaksanaan sama seperti yang ada di pedoman umum PKH. Namun masih ada kendala-kendala teknis yang dialami. Harapannya kedepan lebih baik lagi agar tujuan PKH tercapai.


(12)

Hasil wawancara dengan koordinator pendamping PKH kabupaten Aceh tengah Bpk. Warsono, S.pd

1. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan PKH di KecamatanBebesen Kabupaten Aceh Tengah?

 PKH merupakan program bantuan bersyarat yang digalakan oleh kementerian sosial. bantuan ini bertujuan untuk memutus matarantai kemiskinan yang ada di indonesia. PKH sendiri dilaksanakan di aceh tengah sejak tahun 2013 hingga saat ini, bahkan 2016ini ada tambahan bantuan penerima untuk dua kategori yaitu untuk lansia dan penderita disabilitas.

2. Siapakah implementator yang terlibat dalam pelaksanaan PKH dika bupaten Aceh Tengah ?

 Seluruh elemen baik pemerintah pusat maupun provinsi sampai ke desa semua terlibat dalam pelaksanaan PKH ini. Karena koordinasinya antara pemerintah pusat dan daerah sampai kecamatan termasuk dengan fasilitato pendidikan dan fasilitator kesehatan

3. Apakah sasaran dari pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen?

 Sasaran utama PKH adalah masyarakat miskin agar mampu meningkatkan pendidikan dan kesehatannya. Standar dan sasaran PKH itu sendiri sudah ditetapkan oleh pusat, jadi kita pelaksana di daerah hanya tinggal menjalankan program ini sebagaimana mestinya. Proses PKH ini diawali dengan pemilihan dan penetapan peserta PKH. Dimana datanya itu langsng dari pusat melalui Badan Pusat Statistik (BPS) jadi kami tidak ada hak untuk menambah atau mengurangi penerima PKH apabila memang mereka berhak mendapatkan bantuan PKH ini. Setelah pemilihan peserta baru lah kami mengecek ke lapangan apakah benar data tersebut benar adanya. Setelah mendapatkan data fix baru kita ke tahap selanjutnya yaitu pertemuan awal. Pertemuan awal ini bertujuan untuk menberikan informasi sedetail mungkin mengenai PKH ini kepada masyarakat penerima bantuan. Tahap selanjutnya pencairan bantuan tahap pertama setelah itu verifikasi komitmen. Setelah verifikasi komitmen kami selaku pendamping melihat apakah pserta memenuhi keajibannya sebagai penerima bantuan , apabila melanggar maka peserta tersebut bisa saja dibatalkan menjadi


(13)

penerima bantuan dengan beberapa pertimbangan yang telah ditetapkan.

4. Bagaimana proses sosialisasi PKH yang terjadi di Kecamatan Bebesen?  Proses sosialisasi PKH ini berjenjang mulai pusat ke kabupaten

kemudian dari kabupaten ke kecamatan ke Desa baru ke sasaran penerima PKH ini. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk menyampaikan informasi mengenai manfaat PKH itu sendiri. Sosialisasi ini dilakukan melalui pertemuan secara berkelompok. 5. Apakah komunikasi anatar pelaksana dan peserta penerima bantuan PKH

sudah efektif ?

 Sudah efektif karena kita selalu mengadakan pertemuan kelompok yang rutin diadakan per tiap bulannya.

6. Apakah bapak sebagai koordinator pendamping sudah memahami dengan jelas mengenai PKH ?

 Kami melakasanakan program ini sesuai panduan dan TUPOKSI yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Kami juga diberikan beberapa buku panduan umum baik mengenai PKH secara umum, kelembagaannya, proses pencairan bantuannya dan panduan-panduan lain baik tertulis maupun melalui Bimbingan Teknis

(BimTek).”

7. Apakah dampak dari pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen ?

 Sejak 2013 hingaa saat ini dampak dari pelaksanaan PKH ini sudah terlihat. Hal inidapat dilihat dari segi pendidikan misalnya, anak penerima bantuan ini aktif dalam kehadiran disekolah kemudian di bidang kesehatannya mereka rutin melakukan pengecekan ke posyandu


(14)

8. Apakah Program Keluarga Harapan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Bebesen sudah mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan sejak awal?

 Saya rasa sudah, namum belum maksimal. Hal ini juga dikarenakan banyak kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaannya. Karena pada dasarnya pelaksanaan program-program bntuan sosial ini banyak sekali kendalanya. Seperti data masyarakat miskin yang tidak valid, sulitnya menjangkau beberapa lokasi penerima bantuan, danlain sebagainya.

9. Apa saja program-program pemberdayaan kelompok peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?

 Kalau untuk kabupaten Aceh Tengah ada satu program pemberdayaan masyarakat miskin yaitu bantuan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang diberikan kepada penerima manfaat. Namun di Kabupaten Aceh Tengah baru dua kecamatan yang sudah menjalankan KUBE ini yaitu kecamatan pegasing dan kecamatan Jagung. Untuk Bebesen sendiri belum ada program pemberdayaan yang dilakukan.

10.Sejauh mana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM?

 Pengaruhnya sangat besar, karena dengan adanya program pemerdayaanini masyarakat dituntut untuk kreatif dan membuat suatu kegiatan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri.

11.Apasaja kendala pelaksanaan PKH diKecamatan Bebesen ?

 Meskipun PKH ini sudah berjalan baik di kecamatan Bebesen namun tentunya ada kendala-kendala yang dihadapi. Terbatasnya anggaran untuk program ini merupakan kendala utama dalam pencapaian tujuan secara maksimal. Semua program akan berjalan dengna baik jika anggaran cukup. Tidak hanya masalah dana, kendala lainnya yang kami alamai adalah masih banyak


(15)

masyarakat miskin yang belum mendapatkan bantuan. Hal ini dikarenakan data Penerima PKH itu murni dari pemerintah pusat, jadi kami sebagai pelaksana di daerah hanya mengecek kembali data yang diberikan oleh pusat. Jadi kalau ada yang tidak terdata kami tidak tahu.

B. sumberdaya

12.Bagaimana prosedur perekrutan pelaksana PKH di Kecamatan bebesen ?  Perekrutan untuk program ini khsusnya pendampig diseleksi

melalui panitia seleksi yang ada dipusat. Jadi kami dari UPPKH daerah tidak terlibat dalam proses perekrutan pelaksana kami hanya membantu menyebarkn informasi bahwa ada lowongan sebagai pendamping PKH, hanya sebatas itu.

13.Apasaja kualifikasi pelaksana PKH di Kecamatan Bebesen?

 Kualifikasi pendamping juga ditentukan oleh pusat, karena kami sebagai pendamping juga sudah ada panduan tugas poko dan fungsi (TUPOKSI) sendiri. Jadi setiap yang lulus seleksi pendampig hrus mampu menjalankan TUPOKSI nya sebagai pendamping PKH.

14.Berapa dana yang di alokasikan pada PKH di Kecamatan Bebesen ?  Dana yang dialokasikan untuk PKH ini sebanyak 5% dari dana

sharing. Jadi setiap kecamatan itu berbeda-beda tergantung berapa banyaknya penerima yang ada di kecamatan tersebut.

15.Apakah alokasi dana tersebut sudah mencukupi terlaksananya PKH di kecamatan Bebesen ?

 Kalau menurut saya masih kurang, karena keputusan pemerintah untuk pelaksanaan PKH ini sebanyak 5% dari dana sharing, namum pada pelaksanaannya tidak seperti itu.


(16)

16.Apakah pelaksanaan PKH sudah sesuai dengan prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan ?

 Kalau pelaksanaan sejauh ini sidah sesuai dengan kebijakan yang telahditetpkan. Tetapi tidak kita tutupi bahwak terkadang terjadi keterlambatan atau kesalahan yang tidak kita minta tetapi muncul sehingga menghambat pelaksanaan PKH itu sendiri.

17.Bagaimana intensitas pelaksana melakukan proses sharing dengan peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?

 Kalau intensitas pertemuan itu sudah ditetapkan bahwa jadwal pertemuan kelompok rutin dilakukan satu kali dalam sebulan. Jadi setiap pendamping sudah membuat suatujadwal pertemuan setiap kelompok setiap desa yang ada KSM

D. Struktur Birokrasi

18.Adakah Standard Operting Prosedures (SOP) pelaksanaan PKH di kecamatan Bebesen ?

 Tentunya ada, karena kami melakasanakan program ini sesuai panduan dan TUPOKSI yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

19.Bagaimana koordinasi antara UPPKH Pusat dan Daerah terkhusus di kabupaten Aceh tengah ?

 Koordinasi antara pusat dan daerah sejauh ini baik, karena setiap ada informasi terbaru mengenai PKH selalu dibeeritahukan ke UPPKH daerah melalui E-mail. Tidak hanya itu tetapi kita juga melakukan Rapat Koordinasi (RAKOR)

20.Bagaimana koordinasi antara UPPKH daerah kabupaten Aceh Tengah dengan UPPKH kecamatan?

 Koordinasi antara daerah dengan kecamatan juga sangat baik, oleh sebabitu pelaksanaan PKH dapat berjalan dengan baik.

21.Apakah program ini sudah mampu meningkatkan pendidikan di Kecamatan Bebesen ?


(17)

 Kalau meningkatkan secara maksimal pastinya belum, tetapi sudah mendekati sempurna. Karena apabila seorang anak rajin datang sekolah maka otomatis minat belajarnya juga akan meningkat, berbeda dengan siswa yang jarang sekolah. Karena pada dasarnya banyak faktor yang dapat meningkatkan pendidikan seseorang termasuk dirinya sendiri.

DAFTAR WAWANCARA a. Identitas Informan

1. Nama : Yani (Ketua Kolompok Desa Blang Kolak 1) 2. Usia : 49 tahun

3. Pendidikan : STM

4. Menerima Bantuan PKH Sejak : 2014

b. daftar pertanyaan

1. Bagaimana gambaran Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?


(18)

 Program keluarga harapan merupakan program bantuan bersyarat unuk membantu kami para peserta PKH untuk menyekolahkan anak dan juga untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan balita. Sejauh ini pelaksanaak program di kecamatan bebesen khusunya desa blng kolak 1 ini sudah terlaksana dengan baik. Meskipun setiap program penanggulan kemiskinan idakmudah dalam pelaksanaanya. Di desa belang kolak 1 misalnya, masih banyak masyarakat yng seharusnya menerima bantuan tetapi tidak dapat. Untuk desa belang kolak 1 ini saja hanya 6 RTSM yang mendapat bantuan PKH ini. Kemudian untuk pemberdayaan RTSM sendiri belum ada. Padahal menurut saya apabila pemberdayaan ini di manfaatkan sebaik-baiknya akan sangat mmbantu RTSM untuk kemandirian ekonomi keluarga. Saya sebagai ketua kelompok jugk tidak bisa berbuat banyak untuk program pemberdayaan ini apabila pendamping dan pelaksana PKH yang terlibat tidak turut serta membantu.

2. Apakah hasil yang dicapai dari program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya, terutama di bidang pendidikan ?

 Saya rasa sudah ya, karena program ini dirancang agar anak hadir 85% kesekolah sehingga apabila anak tersebut rajin kesekolah maka otomatis prestasinya disekolah bisa meningkat juga. Namun tujuan PKH ini tidak hanya pada peningkatan kesehatan dan pendidikan saja melainkan ada program pemberdayaannya juga. Hal ini lah yang belum di capai pada kecamatan bebesen khususnya di desa belang kolak 1 ini.

3. Apakah Anda sebagai masyarakat sudah memahami dengan jelas prosedur dalam mendapatkan bantuan itu?

 Kalau untuk prosedur detail saya kurang paham, karena pendamping juga ga menjelaskan dengan detail tentang prosedur


(19)

program PKH ini, saya hanya mengikuti pendamping saja. Biasanya sebelumpencairan bantuan seluruh ketua kelompok yang ada di kecamatan Bebesen akan mengadakan rapat bersama pendamping untuk membahas teknis pencairan dan hal-hal penting mengenai perkembsngan program PKH ini. Setelah itu baru saya kumpulkan anggota lain di hari berikutnya untuk menyampaikan hasil rapat dengan pendamping tersebut. Setelah pencairan biasanya juga ada ngumpul lagi yaitu pertemuan rutin yang di dampingi oleh pendamping juga. Pertemuan ni bertujuan untuk rekapitukasi perkembangan data peserta PKH setiap bulanya.

4. Apakah hasil yang telah dicapai program ini, sudah dapat menjawab permasalahan kemiskinan yang ada di Kecamatan Bebesen ?

 Saya rasa belum, meskipun agak terbantulah dengan adanya program ini. Karena memang masalah kemiskinan inimerupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Perlu adanya kerjasama dengan seluruh pihak terkait untuk mengatasinya. Dan program ini hanya salahsatunya saja.

5. Apakah manfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada keluarga sangat miskin melalui program ini sudah terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat?

 Belum, karenan masih banyak masyarakat miskin yang seharusnya dibantu juga tetapi tidak dapat, sepert di lorong rumah saya hanya saya yang dapat bantuan PKH ini.

6. Apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya?

 Ya mungkin sudah ya, karena kalau tidak sesuai kebijakan pasti palaksanaanya akan kacau balau. Dan juga akan menyebabkan masalah lain dikemudian hari.


(20)

7. Apakah program ini telah memberikan keuntungan kepada keluarga sangat miskin (target group)?

 Sangat memberikan keuntungan. Dengan adanya bantuan PKH ini kebutuhan sekolah anak saya seperti baju sekolahh, sepatu, buku tulis bisa terpenuhi, karena sekolah kan butuh perlengkapan juga, jadi saya sangt terbantu dengan adanya program ini. Kemungkinan besar pertengahan tahun ini merupakan tahun terakhir saya menerima bantuan ini. Karena alhamdulillah perekonomian kelurga saya sudah meningkat dan anak saya juga sudah selesai kuliah tahun ini, jadi yang sekolah tinggal dua lagi.

8. Apakah kelompok sasaran memperoleh bantuan seperti yang sudah didesain dalam program?

 Sudah, namun sering terjadi apabila ada pengurangan bantuan mungkin karena komitmen peserta tidak dipenuhi tetapi tidak dijelaskan secara detail dengan kami peneerima PKH ini, sehingga menyebabkan kami sedikit bingung.

9. Apakah program ini mempengaruhi perilaku masyarakat?

 Tentu saja ada. Dengan adanya program ini saya terdorong untuk keluar dari rantai kemiskinan ini. Bahwa anak-anak sayaharus sekolah setinggi-tingginya.

10.Sejauh ini, apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini?  Saya rasa belum banyak pencapaian program ini, hanya pendidikan

dan kesehatan anak sedikit terbantu. Tapi untuk mengatasi kemiskinan saya rasa belum maksimal.


(21)

11.Fasilitas apasaja yang di peroleh peserta penerima PKH di Bidang pendidikan ?

 Bantuan ini berupa uang tunai, jadi kita yang mengatur sendiri kebutuhan anak di bidang pendidikan itu apa, misalnya bajusekolah, tas, sepatu, dll. Tidak ada fasilitas khusus yang diberikan baik dari pihak sekolah maupun di bidang kesehatan.

12.Apakah PKH berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Kecamatan Bebesen ?

 PKH sangat berpengaruh dalam peningkatan pendidikan anak, meskipun tidak banyak alhamdulillah anak saya selalu berada di kelas unggul dan masuk peringakat 10 besar. Semenjak menjadi peserta PKH anak saya tidak pernah izin sekolah kecuali sakit. Kalau anak sudah rajin sekolah otomatis dengan sendirinya prestasinya pun pasti bisa meningkat. Karena pendamping juga memantau perkembangan prestasi anak setiap bulan.

13.Sejauh mana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM?

 Kalau di kecamatan bebesen khususnya belangkolak 1 belum ada program pemberdayaan peserta PKH sehingga tidak ada pengaruhnya sama sekali dalam kemandirian kami sebagai penerima bantuan. Harapannya semoga ada program pemberdayaan ini agar setelah kami tidak menerima bantuan ini kami sidah bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan


(22)

14.Apa saja program-program pemberdayaan kelompok peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?

 Tidak ada program pemberdayaan di desa blang kolak 1 ini, pertemuan kelompok hanya kami manfaatkan sebagai wadah diskusi tentang perkembangan PKH ini saja.

DAFTAR WAWANCARA a. Identitas Informan

1. Nama : Julaiha 2. Usia : 44 tahun 3. Pendidikan : SLTP

4. Menerima Bantuan PKH Sejak : 2014

b. daftar pertanyaan

15.Bagaimana gambaran Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?

 Program keluarga harapan merupakan program bantuan bersyarat dengan tujuan membantu kami para peserta PKH untuk menyekolahkan anak dan juga untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan balita. Sehingga anak-anak kami tidak putus sekolah dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup.

16.Apakah hasil yang dicapai dari program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya, terutama di bidang pendidikan ?

 Saya rasa sudah ya, karena tujuan program ini adalah meningkatkan pendidikan dan kesehatan anak. Setidaknya dengan adanya program ini anak saya mau sekolah dengan rajin dan tidak pernah bolos sekolah kecuali sakit.


(23)

17.Apakah Anda sebagai masyarakat sudah memahami dengan jelas prosedur dalam mendapatkan bantuan itu?

 Kalau untuk prosedur detail saya kurang paham, karena pendamping juga ga menjelaskan dengan detail tentang prosedur program PKH ini, saya hanya mengikuti istruksi dari ketua dan pendamping saja. Kalau kata ketua pencairan ya saya ke kantor pos, kalau kata ketua perkumpulan kelompok saya datang. Cuma prosedur seperti itu yang saya tau. Bahkan saya pernah menerima bantuan tidak sesuai dengan seharusnya tapi saya tidak tau apa penyebabnya, apakah karena anak saya tidak masuk sekolah atau bagaimana saya kurang tau.

18.Apakah hasil yang telah dicapai program ini, sudah dapat menjawab permasalahan kemiskinan yang ada di Kecamatan Bebesen ?

 Saya rasa belum, meskipun agak terbantulah dengan adanya program ini, setidaknya beban kami yang tergolong miskin ini sedikit berkurang.

19.Apakah manfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada keluarga sangat miskin melalui program ini sudah terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat?

 Belum, karenan masih banyak masyarakat miskin yang seharusnya dibantu juga tetapi tidak dapat,

20.Apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya?

 Ya mungkin sudah ya, karena kalau tidak sesuai kebijakan pasti di tangkap.


(24)

21.Apakah program ini telah memberikan keuntungan kepada keluarga sangat miskin (target group)?

 Sangat memberikan keuntungan. Dengan adanya bantuan PKH ini kebutuhan sekolah anak saya seperti baju sekolahh, sepatu, buku tulis bisa terpenuhi, karena sekolah kan butuh perlengkapan juga, jadi saya sangat terbantu dengan adanya program ini. Apalagi anak saya sekolah di sekolah swasta, karena anak saya dikeluarkan secara sepihak dari sekolah lamanya karena saya tidak mampu membayar uang les nya meskipun sekolahnya negeri. Ditambah lagi suami saya tidak ada kerjaan. Jadi saya sangat bersyukur pemerintah mengadakan program PKH ini.

22.Apakah kelompok sasaran memperoleh bantuan seperti yang sudah didesain dalam program?

 Sudah, namun sering terjadi apabila ada pengurangan bantuan mungkin karena komitmen peserta tidak dipenuhi tetapi tidak dijelaskan secara detail dengan kami peneerima PKH ini, sehingga menyebabkan kami sedikit bingung.

23.Apakah program ini mempengaruhi perilaku masyarakat?

 Ada sedikit perubahan prilaku. Dengan adanya program ini saya terdorong utuk menyekolahkan anak saya sebaik-baiknya dan saya juga berusaha keluar dari rantai kemiskinan ini. Meskipun agak sulit bagi saya keluar dari rantai kemiskinan karena suami saya tidak kerja, jadi saya tulang punggung keluarga. Tapi saya akan berusaha memutuskan rantai kemiskinan ini dengan anak-anak saya, agar mereka tidak merasakan apa yang saya rasakan.


(25)

24.Sejauh ini, apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini?  Saya rasa belum banyak pencapaian program ini, hanya pendidikan

dan kesehatan anak sedikit terbantu. Tapi untuk mengurangi ingkat kemiskinan belum maksimal.

25.Fasilitas apasaja yang di peroleh peserta penerima PKH di Bidang pendidikan ?

 Bantuan ini berupa uang tunai, jadi kita yang mengatur sendiri kebutuhan anak di bidang pendidikan itu apa, misalnya baju sekolah, tas, sepatu, dll.

26.Apakah PKH berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Kecamatan Bebesen ?

 Berpengaruh, meskipun tidak semuanya. Seperti anak saya yang tidak pernah bolos sekolah kecuali sakit dan nilainya tidak pernah di bawah 7,5.

27.Sejauh mana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM?

 Kalau di kecamatan bebesen khususnya belangkolak 1 belum ada program pemberdayaan peserta PKH jadi ya ga ada pengaruhnya sama sekali.

28.Apa saja program-program pemberdayaan kelompok peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?

 Tidak ada program pemberdayaan di desa blang kolak 1 ini, pertemuan kelompok hanya kami manfaatkan sebagai wadah diskusi tentang perkembangan PKH ini saja.


(26)

DAFTAR WAWANCARA a. Identitas Informan

1. Nama : Nursiah 2. Usia : 46 tahun 3. Pendidikan : SLTP

4. Menerima Bantuan PKH Sejak : 2014

b. daftar pertanyaan

29.Bagaimana gambaran Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?


(27)

 Program keluarga harapan merupakan program bantuan bersyarat unuk membantu kami para peserta PKH untuk menyekolahkan anak dan juga untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan balita.

30.Apakah hasil yang dicapai dari program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya, terutama di bidang pendidikan ?

 Saya rasa sudah ya, karena di segi pendidikan kaya anak saya sebelum dapat bantuan ini dia sekolahnya biasa-biasa aja, tapi setelah mendapat bantuan ini abangnya dari rangking 18 naik ke rengking 3, adeknya pun rengking dapatlah 5. Saya rasa begitu juga dengan kesehatan ya, kebetulan saya tidak mendapat bantuan untuk kesehatan ya, tapi yang saya lihat mereka-mereka yang dapat bantuan di bidang kesehatan lebih rajin memeriksa kesehatannya ibu hamil dan balitanya ke posyandu.

31.Apakah Anda sebagai masyarakat sudah memahami dengan jelas prosedur dalam mendapatkan bantuan itu?

 Kalau untuk prosedur detail saya kurang paham, karena pendamping juga ga menjelaskan dengan detail tentang prosedur program PKH ini, saya hanya mengikuti istruksi dari ketua dan pendamping saja. Kalau kata ketua pencairan ya saya ke kantor pos, kalau kata ketua perkumpulan kelompok saya datang. Cuma prosedur seperti itu yang saya tau.

32.Apakah hasil yang telah dicapai program ini, sudah dapat menjawab permasalahan kemiskinan yang ada di Kecamatan Bebesen ?

 Saya rasa belum, meskipun agak terbantulah dengan adanya program ini.


(28)

33.Apakah manfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada keluarga sangat miskin melalui program ini sudah terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat?

 Belum, karenan masih banyak masyarakat miskin yang seharusnya dibantu juga tetapi tidak dapat, sepert di lorong rumah saya hanya saya yang dapat bantuan PKH ini.

34.Apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya?

 Ya mungkin sudah ya, karena kalau tidak sesuai kebijakan pasti di tangkap.

35.Apakah program ini telah memberikan keuntungan kepada keluarga sangat miskin (target group)?

 Sangat memberikan keuntungan. Dengan adanya bantuan PKH ini kebutuhan sekolah anak saya seperti baju sekolahh, sepatu, buku tulis bisa terpenuhi, karena sekolah kan butuh perlengkapan juga, jadi saya sangt terbantu dengan adanya program ini.

36.Apakah kelompok sasaran memperoleh bantuan seperti yang sudah didesain dalam program?

 Sudah, namun sering terjadi apabila ada pengurangan bantuan mungkin karena komitmen peserta tidak dipenuhi tetapi tidak dijelaskan secara detail dengan kami peneerima PKH ini, sehingga menyebabkan kami sedikit bingung.


(29)

 Ada sedikit perubahan prilaku. Dengan adanyaprogram ini saya terdorong utuk menyekolahkan anak saya sebaik-baiknya dan saya juga berusaha keluar dari rantai kemiskinan ini.

38.Sejauh ini, apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini?  Saya rasa belum banyak pencapaian program ini, hanya pendidikan

dan kesehatan anak sedikit terbantu. Tapi untuk mengatasi kemiskinan saya rasa belum maksimal.

39.Fasilitas apasaja yang di peroleh peserta penerima PKH di Bidang pendidikan ?

 Bantuan ini berupa uang tunai, jadi kita yang mengatur sendiri kebutuhan anak di bidang pendidikan itu apa, misalnya bajusekolah, tas, sepatu, dll.

40.Apakah PKH berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Kecamatan Bebesen ?

 Program ini juga dapat meningkatkan pendidikan, karena program ini sangat mempengarui prestasi anak saya, Seperti anak saya yang memperoleh peringkat 3 dari peeringkat 18. Setelh menerima bantuan ini saya selalu menekankan kepada anak saya agar sekolah sebaik-baiknya agar kelak bisa menjadi orang yang sukses dan tidak merasakan apa yang saya rasakan.

41.Sejauh mana pengaruh kelompok pemberdayaan peserta PKH dalam kemandirian RTSM?

 Kalau di kecamatan bebesen khususnya belangkolak 1 belum ada program pemberdayaan peserta PKH jadi ya ga ada pengaruhnya sama sekali.

42.Apa saja program-program pemberdayaan kelompok peserta PKH di Kecamatan Bebesen ?


(30)

 Tidak ada program pemberdayaan di desa blang kolak 1 ini, pertemuan kelompok hanya kami manfaatkan sebagai wadah diskusi tentang perkembangan PKH ini saja.


(31)

DATA RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) PESERTA PKH KECAMATAN BEBESEN

2016

NO NAMA PENGURUS KELURAHAN SD SMP SMA BUMIL BALITA ART Tidak Sekolah

1 HALIA TANSARIL 0 1 0 0 0 0 0

2 DESI ARSITA BLANG KOLAK II 1 0 0 0 1 0 0

3

RENI ASMARA YENTI

KERAMAT

MUPAKAT 1 1 0 0 2 0 0

4 KASMINI KEMILI 0 1 1 0 0 0 0

5 RABUMAH KEMILI 2 1 0 0 0 0 0

6 ASMAWATI BEBESEN 1 1 1 0 1 0 0

7 HALIMAH EMPUS TALU 1 0 1 0 0 0 0

8 YULISMADANI GELE LAH 2 0 1 0 0 0 0

9 EVI DARMAWATI BLANG GELE 0 1 0 0 0 0 0

10 SATINAH BLANG GELE 1 0 1 0 0 0 0

11 RINA DAMAYANTI KALA KEMILI 2 0 1 0 1 0 0

12 SUPINI BLANG GELE 1 0 0 0 1 0 0

13 ASMARA DEWI DALING 0 0 0 0 2 0 0

14 JULAIHA BLANG KOLAK I 1 1 0 0 1 0 0

15 PURWANI UMANG 1 0 1 0 0 0 0

16 SALAMIAH BEBESEN 1 1 0 0 0 0 0

17 JUHRA BEBESEN 0 1 0 0 0 0 0

18 ADAINI LEMAH BURBANA 1 0 0 0 0 0 0


(32)

20 MARWANI TANSARIL 1 2 0 0 0 0 0

21 JULAIHA PANDERE SARIL 1 0 0 1 0 0 0

22 SAKDIAH BEBESEN 1 1 0 0 0 0 0

23 SRI MURNI KEMILI 1 0 0 0 1 0 0

24 ARMILA LEMAH BURBANA 2 1 1 0 1 0 0

25 PARIDAH UMANG 0 0 1 0 1 0 0

26 MARIANA/NONA RIA UMANG 2 0 1 0 0 0 0

27 YAHANI KEMILI 1 1 1 0 2 0 0

28 SAIDAH BLANG GELE 1 0 0 0 0 0 0

29 SITI ASMA MAH BENGI 0 0 0 0 1 0 0

30

PATIMAH

ATU GAJAH REJE

GURU 1 1 0 0 1 0 0

31 JURAIDAH MONGAL 1 1 0 0 1 0 0

32 RUBINI PANDERE SARIL 2 0 0 0 0 0 0

33 ELPIANA GELE LAH 0 0 1 0 2 0 0

34 RAJUNAH BUR BIAH 2 0 1 0 0 0 0

35 SUSILAWATI ULU NUIH 1 1 0 0 1 0 0

36 SASTRA WATI KEMILI 2 0 1 0 0 0 0

37 NURCAYA LEMAH BURBANA 1 0 0 0 0 0 0

38 RAHMAH AINI LEMAH BURBANA 0 0 0 0 1 0 0

39 SITI JULIDAR MONGAL 1 0 0 0 0 0 0

40 ERLIANA KEMILI 2 0 2 0 0 0 0

41

ERNA WATI

ATU GAJAH REJE

GURU 2 1 0 0 0 0 0

42 ERYANI UMANG 0 1 0 0 1 0 0


(33)

44 ASMURNI DALING 1 0 0 0 0 0 0

45 RISKANA BEBESEN 1 1 1 0 1 0 0

46 RAMLAH BEBESEN 1 1 0 0 0 0 0

47 SUPIANI KEBET 0 1 0 0 0 0 0

48 SARITA EMPUS TALU 0 0 0 0 1 0 0

49 SUSPIDAINI BEBESEN 1 0 0 0 0 0 0

50 SUSILA WATI TANSARIL 1 0 0 0 0 0 0

51 SALMIAH KEMILI 0 0 2 0 0 0 0

52 SUMRAH PANDERE SARIL 0 1 0 0 0 0 0

53

ELI MARLINA

ATU GAJAH REJE

GURU 1 0 0 0 0 0 0

54 SABARIAH UMANG 1 0 0 0 1 0 0

55 MISIEM BLANG GELE 1 1 0 0 0 0 0

56 MAWAR JAYA TANSARIL 2 0 0 1 0 0 0

57 MARLIAH BAHGIE 1 0 1 0 0 0 0

58 RUSDA UMANG 0 0 0 0 2 0 0

59 YULIA ULVA UMANG 1 0 0 0 1 0 0

60 MARIANI UMANG 1 0 2 0 1 0 0

61 KARTINI BLANG GELE 2 1 0 0 1 0 0

62 JUNIAR TANSARIL 0 1 1 0 0 0 0

63 HASANAH TENSAREN 2 0 1 0 1 0 0

64 DARMAINI EMPUS TALU 1 0 0 0 1 0 0

65 SARINAH BLANG GELE 0 0 0 1 1 0 0

66 SULASTRI BLANG KOLAK II 2 0 0 0 1 0 0


(34)

68 YUSRINA BEBESEN 0 0 0 1 1 0 0

69 SURMIATI ATU TULU 1 0 0 0 1 0 0

70 SRI BEKTI BEBESEN 1 1 1 0 0 0 0

71 ANISAH GELE LAH 1 1 0 0 0 0 0

72 MEGAWATI MONGAL 2 0 1 0 0 0 0

73 KAIDA EMPUS TALU 1 1 0 0 1 0 0

74

SURYANI

ATU GAJAH REJE

GURU 0 0 0 0 1 0 0

75 SUPIANTI SIMPANG EMPAT 2 0 1 0 1 0 0

76 SULASTRI UMANG 2 0 0 0 1 0 0

77 BAINAH BAHGIE 1 0 0 0 1 0 0

78 SUMARNI TANSARIL 1 0 0 0 0 0 0

79 MAISARAH BLANG KOLAK I 1 0 0 0 0 0 0

80 AINUN MARDIAH

MELALA BEBESEN 2 0 0 0 0 0 0

81 MASNA WATI TANSARIL 2 0 0 0 1 0 0

82 RAHMANI BEBESEN 1 0 0 0 1 0 0

83 SUMARNI BLANG GELE 3 0 0 0 0 0 0

84

HUDENAH

ATU GAJAH REJE

GURU 1 1 1 0 1 0 0

85

RUSMINI

ATU GAJAH REJE

GURU 0 0 1 0 0 0 0

86 SITI RAHMAH TANSARIL 1 0 0 0 0 0 0

87 DEWI TANSARIL 1 1 0 0 1 0 0

88 TURISAH ULU NUIH 0 1 0 0 1 0 0


(35)

90 NURHASANAH KEMILI 1 0 0 0 0 0 0

91 MASNIAR BUR BIAH 3 1 2 0 1 0 0

92 MAYANG MURNI ATU TULU 0 1 0 0 1 0 0

93 RASMITA ULU NUIH 1 1 0 0 0 0 0

94 MARUNA EMPUS TALU 2 0 0 0 1 0 0

95 MEGA WATI BLANG GELE 0 1 0 0 0 0 0

96 AMNA SARI BAHGIE 2 0 0 0 1 0 0

97 ISNAINI UMANG 1 0 1 0 0 0 0

98 PAINIK BLANG GELE 2 0 0 0 0 0 0

100 JUFRIANI BLANG KOLAK I 0 0 0 0 2 0 0

101 SUKARNI KEMILI 2 0 0 0 2 0 0

102 AISYAH CALO BLANG GELE 2 0 1 0 0 0 0

103 KARTINI KEMILI 2 0 0 0 0 0 0

104 SALMIAH BEBESEN 1 0 1 0 1 0 0

105 SALAWATI MONGAL 1 1 2 0 1 0 0

106 HENDIAH TANSARIL 1 1 1 1 0 0 0

107

HAMIDAWATI

SADONG JUTU

MUDI 0 0 0 1 1 0 0

108 HALALUN KEMILI 1 1 0 0 1 0 0

109 IRMAWATI UMANG 1 1 0 0 0 0 0

110 SITI AYSAH UMANG 1 1 0 0 0 0 0

111 FARIDA BEBESEN 2 0 0 0 0 0 0

112 JULAIHA BUR BIAH 2 0 0 0 0 0 0

113 YUSDA WARNI BEBESEN 0 1 1 0 1 0 0


(36)

115 HELSARAH TANSARIL 1 0 1 0 0 0 0 116

KARNAINI

SADONG JUTU

MUDI 2 0 0 0 1 0 0

117 ZURAINI LELABU 2 0 0 0 1 0 0

118 NUR RAHMAH KALA KEMILI 2 0 0 0 1 0 0

119 MASYANI MONGAL 1 0 1 0 1 0 0

120 MARIANI LEMAH BURBANA 1 0 1 0 1 0 0

121 AMINAH TANSARIL 1 1 0 0 0 0 0

122 ALMAINI BLANG GELE 1 1 1 0 0 0 0

123 NURSIAH BLANG KOLAK II 1 0 1 0 1 0 0

124 ERLINA TANSARIL 1 0 0 0 1 0 0

125 HASANAH TENSAREN 1 1 0 0 0 0 0

126 MAISARAH MONGAL 1 1 0 0 0 0 0

127

SITI AMINAH

ATU GAJAH REJE

GURU 0 0 0 0 2 0 0

128 IRNILA EMPUS TALU 1 1 0 0 0 0 0

129 MARYANI BUR BIAH 2 1 0 0 0 0 0

130 JERIAH BEBESEN 1 0 0 0 0 0 0

131 UCI RAMAYANTI KEMILI 0 0 0 1 1 0 0

132 MAHLASARI MONGAL 0 2 0 0 1 0 0

133 MURNI MONGAL 2 0 0 0 2 0 0

134 IDA WATI BEBESEN 1 0 0 0 0 0 0

135 CUT LIDAWATI TENSAREN 1 0 0 0 0 0 0

136 ELIDA LEMAH BURBANA 1 1 0 0 1 0 0

137 NURMANI UMANG 1 0 0 0 1 0 0


(37)

139 ANI SUWARNI LEMAH BURBANA 0 1 0 0 1 0 0

140 SANIAH KALA KEMILI 2 1 0 0 0 0 0

141 ISWAHYUTI BAHGIE 0 0 0 0 1 0 0

142

LASIEM

SADONG JUTU

MUDI 1 0 1 0 0 0 0

143

LINDA WATI

ATU GAJAH REJE

GURU 1 1 0 0 1 0 0

144 ARMILA / AISYAH MAH BENGI 2 0 0 0 2 0 0

145

IDAWATI

KERAMAT

MUPAKAT 1 1 1 0 1 0 0

146

SUHEMI

KERAMAT

MUPAKAT 3 1 0 0 0 0 0

147 SASILAWATI BUR BIAH 2 0 0 0 1 0 0

148 EVA BUR BIAH 0 1 1 0 1 0 0

149 AMNI HASAN KEMILI 2 0 0 0 0 0 0

150 SURYANI BAHGIE 1 1 0 0 0 0 0

151 SRI ASTUTI SIMPANG EMPAT 1 0 0 0 1 0 0

152 MAISYARAH KEMILI 0 1 1 0 0 0 0

153 NADIA LAILA UMANG 1 0 0 0 1 0 0

154 SURYANI BLANG KOLAK II 3 1 1 0 0 0 0

155 SUPIANI EMPUS TALU 5 0 0 0 1 0 0

156 MASINEM ULU NUIH 0 1 0 0 0 0 0

157 RUMAINI SIMPANG EMPAT 0 1 1 1 1 0 0

158 ULIS NAWATI KEBET 1 1 0 0 1 0 0

159 MAHYANA KALA KEMILI 1 0 0 0 1 0 0


(38)

MUDI

161 HASANAH LEMAH BURBANA 1 1 0 0 1 0 0

162 ASNAWATI KEMILI 0 1 0 0 0 0 0

163 ZERIAH SIMPANG EMPAT 1 0 0 0 0 0 0

164 SARDANI KEMILI 1 0 0 0 1 0 0

165 RUSDIANA BAHGIE 2 0 1 0 0 0 0

166 RADIAH GELE LAH 0 1 0 0 1 0 0

167 FITRIANI ULU NUIH 0 1 1 0 1 0 0

168 RAHMAYATI PANDERE SARIL 1 1 1 0 0 0 0

169 FARTINI UMANG 1 0 1 0 1 0 0

170 SUSILAWATI LEMAH BURBANA 1 0 0 0 1 0 0

171 MISYANI BLANG KOLAK I 0 1 0 0 0 0 0

172 KAUSAR TENSAREN 1 1 0 0 1 0 0

173 RAHMAH UMANG 1 0 0 1 0 0 0

174 MURNIATI GELE LAH 1 0 1 0 0 0 0

175 MARLIAH ATU TULU 1 0 1 0 1 0 0

176 SALMIAH LELABU 1 1 1 0 0 0 0

177 HASRINA NUNANG ANTARA 0 0 0 0 1 0 0

178 ILAWATI UMANG 1 1 0 0 0 0 0

179 MASDIANA EMPUS TALU 2 0 0 0 0 0 0

180 IDAWANI TENSAREN 2 0 0 0 1 0 0

181 RAHMAWATI UMANG 0 0 0 0 1 0 0

182 DAHNIAR BUR BIAH 1 1 0 0 1 0 0

183

NURAINI

KERAMAT


(39)

184 SYAFRIANI LEMAH BURBANA 1 0 1 0 0 0 0

185 SURYANI ATU TULU 0 2 0 0 1 0 0

186 ANI RAHMAWATI BUR BIAH 0 1 0 0 1 0 0

187 LELAWANI PANDERE SARIL 0 0 0 0 1 0 0

188 RAWDAH BLANG KOLAK I 3 0 0 0 1 0 0

189 SUMARNI DALING 1 0 1 0 0 0 0

190 RUHAILA TANSARIL 1 0 0 0 0 0 0

191 HADIJAH SIMPANG EMPAT 0 2 0 0 1 0 0

192 MAHLANI LELABU 1 0 0 1 1 0 0

193 SURYATI DALING 1 1 1 0 0 0 0

194 YUSMAINI CALO BLANG GELE 3 0 1 0 0 0 0

195 MARLAN SANI BUR BIAH 1 1 1 0 0 0 0

196 AISYAH BLANG KOLAK I 0 1 0 0 0 0 0

197 JURAIDAH ULU NUIH 0 0 0 0 1 0 0

198 DARIAH LEMAH BURBANA 1 0 0 0 2 0 0

199 SAKDIAH EMPUS TALU 0 1 1 0 0 0 0

200 DAWIYAH MAH BENGI 1 0 0 0 0 0 0

201

MASDAWATI

KERAMAT

MUPAKAT 2 1 1 0 1 0 0

202 AKMALANI TANSARIL 1 1 1 0 1 0 0

203 HADIJAH DALING 1 0 0 0 0 0 0

204 RUHDINI DALING 1 1 0 0 0 0 0

205 DAHRINA SIMPANG EMPAT 1 0 1 0 1 0 0

206 MARDIAH UMANG 1 1 1 0 0 0 0


(40)

208 SARINAH SYAM BLANG GELE 1 2 0 0 1 0 0

209 IDAWATI BAHGIE 1 0 0 0 0 0 0

210 MALASARI1 MAH BENGI 1 1 0 0 0 0 0

211 LISMAKARYAWATI PANDERE SARIL 1 0 1 0 0 0 0

213 RASIDAH DALING 1 0 1 0 0 0 0

214 RASIMAH UMANG 1 0 0 0 1 0 0

215 MAWARNI ULU NUIH 1 0 0 0 2 0 0

216 ENDANG SUSANTI KEMILI 1 1 0 0 0 0 0

217 MISNA WATI MONGAL 0 0 0 0 1 0 0

218 BADARIAH DALING 2 0 0 0 0 0 0

219 RAHMAWATI LELABU 2 0 1 0 1 0 0


(41)

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Bungin Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (Akualisasi Metodologis

Kearah Ragam Varian Kontemporer). Jakarta : PT Rajagrafindo.

Chambers, Robert. (1983). Rulal Development : Putting The Last First. Jakarta : Longman Scientific & Technical

Danin, Sudarman. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia Dinas Sosial Provinsi Aceh. (2014). Buku Pedoman Operasional Kelembagaan

PKH 2013. Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial. Aceh

Kementerian Sosial. (2007). Mari Kita Mengenal Program PKH. Departemen Sosial. Jakarta.

Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2011). Analisis Data Kemiskinan

Berdasarkan Data Pendataan Program Perlindungan Sosial(PPLS) 2011.

Kemensos, Jakarta.

Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2013). Buku Pedoman Umum PKH 2013. Direktorat Jenderal perlindungan dan Jaminan Sosial Departemen Sosial Republik Indonesia. Jakarta

Kementerian komunikasi dan Informasi. (2011). Program Penanggulangan

Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II. Direktorat Jenderal Informasi

dan Komunikasi Publik. Jakarta

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya

Nainggolan, Togiaratua, dkk. (2012). PKH Di Indonesia: DampakPada Rumah


(43)

Pulungan, H.S. (1994). Pengentasan Kemiskinan. Medan: PT. Pustaka Widyasarana

Sherraden, Michael. (2006). Aset Untuk Orang Miskin : Perspektif Baru Usaha

Pengentasan Kemiskinan. Jakarta : PT. Rajagrapindo Persada

Siagian, Matias. (2012). Kemiskinan dan Solusi. Medan: PT. Grasindo Monoratama

Singarimbun, Masri. (2008). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Soemitro, Sutyastie dkk. (2002). Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Subarsono, AG. (2005). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta

Suyanto, Bagong. (2005). Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press

Tangkilisan. (2003). Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset.

Togiaratua Nainggolan, dkk. (2012). PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI

INDONESIA : Dampak Pada Rumah Tangga Sangat Miskin di Tujuh Provinsi, Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan

Sosial (P3KS) Press

Wahab, Solichin A. (1997). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM Press.

Winarno, Budi. (2007). Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta: MedPress.


(44)

Sumber Undang-undang :

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang sistem jaminan sosial.

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan Poin Lampiran Ke 1tentang Penyempurnaan Pelasanaan PKH. Insrtuksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 Tetang Pencegahan Dan Pemberantasan

Korupsi Poin Lampiran Ke 46 Tentang Pelaksanaan Transparansi Penyuluhan Bantuan Langsung Tunai Bersyarat Bagi Keluarga Sangat Miskin Sebagai Peserta PKH.

Sumber internet :

Tri. (2013). Program Keluarga Harapan Siap Jangkau 3 Juta Keluarga.

http://poskotanews.com/2013/05/24/program-keluarga-harapan-siap-jangkau-3-juta-keluarga/ (Diakses 18 0ktober 2015, 15.05 WIB)

R-15/MUT.( 2014). Program Keluarga Harapan 2014 Targetkan 3,2 Juta Rumah

Tangga Miskin. http://www.beritasatu.com/lingkungan/185776-program-keluarga-harapan-2014-targetkan-32-juta-rumah-tangga-miskin.html

(Diakses 18 0ktober 2015, 15.25 WIB)

http://aceh.tribunnews.com/2015/02/18/aceh-raih-pkh-award (Diakses 18 0ktober 2015, 19.00 WIB)

PM Atjeh. (2015), Mensos Pantau Penerima Program Pemerintah.

http://www.beritaatjeh.net/2015/03/mensos-pantau-penerima-program.html?m=1

(diakses 9 november 2015, 10.00 WIB)

Hendrik. (2015), Lima Kecamatan di Aceh Selatan Belum Terima PKH

http://aceh.antaranews.com/m/berita/24395/lima-kecamatan-di-aceh-selatan-belum


(45)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umun Dinas Sosial, Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah

Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi terlketak di jalan Takengon-Bireun, Paya Tumpi Takengon, Aceh Tengah. Tahun 2005 dinas ini bernama Dinas Keluarga dan Kesejahteraan Sosiaal Kabupaten Aceh Tengah, sedangkan DinasTenaga Kerja dan Transmigrasi masih terpisah yaitu Dinas Tenaga Kerja.

Tahun 2008 berubah nama menjadi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsos Naker Trans) Kabupaten Aceh Tengah merupakan penghubung antar Dinas Sosial, dinas Tenaga Kerja dan Dinas Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah yang pmbsngunannya dimulai pada buln juli 2008.

Gambar 3.1

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah


(46)

3.2Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah, yaitu :

A. Visi

Terwujudnya pelayanan bagi penyandang masalahkesejahteraan sosial, ketenagakerjaan dan transmigrasi menujumasyarakat Aceh Tengah yang sejahtera.

B. Misi

1. Melaksanakan tugas kewenangan bidang sosial, tenga kerja dan transmigrasi

2. Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial perorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat dalam mengurangi kemiskinan 3. Mewujudkan integrasi sosial melalui peningkatan ketahanan sosial. 4. Mewujudkan investasi sosial oleh masyarakat, dunia usaha dan

pemerintah

5. Mewujudkan perbaikan harkat, martabat secara kualitas kehidupan PMKS yang sejahtera.

6. Mensosialisasikan Undang-undang ketenagakerjaan kepada pekerja dan pengusaha.

7. Menyelenggarakan pembekalan keterampilan dan perluasan kesempatan kerja.

8. Merencanakan kawasan pemukiman transmigrasi. 9. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan transmigrasi.


(47)

C. Panca prasetyakopri

Kami anggota korps pegawai Republik Indonesia adalah insan yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berjanji :

1. Setiadan taat kepada negara kesatuan dan pemerintah republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasan 1945.

2. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara.

3. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan.

4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta kesetiakawanan korps pegawai republik indonesia.

5. Menegakkan kejujuran, keadilan, dan disiplin serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme.

3.3Struktur Organisasi dan Wewenang Tugas

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tentnang Pembentukan susunan Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten Aceh Tengah. Adapun struktur organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari :

1. Kepala dinas 2. Sekretaris

3. Bidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial 4. Bidang bina partisipasi sosial masyarakat


(48)

5. Bidang tenaga kerja 6. Bidang transmigrasi 7. UPTD

8. Kelompok jabatan fungsional

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Dimas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah

Sumber : Dokumentasi Pribadi ( Diambil tanggal 30 Maret 2016)

Sesuai peraturan bupati Aceh Tengah Nomor 29 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Bupati nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas pokok dan fungsi pemangku jabatan struktural pada dinas-dinas daerah Kabupaten Aceh Tengah. Adapun tugas pokok dan fingsi pada Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kepala dinas sosial tenaga kerja dan Transmigrasi berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui SEKDA. Kepala dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi mempunyai tugas melakukan tugas umum


(49)

emerintah dibidang rehabilitasi pe;ayanan, bantuan sosial, partisipasi sosial masyarakat, tenaga kerja dan transmigrasi.

2. Sekretaris

Sekretaris adalah unsur pembantu kepala dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi dibidang pelayanan administrasi umum dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan.

Sekretaris dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas soisal tenaga kerja dan transmigrasi.

Sekretaris mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi umum, perlengkapan, peralatan, keuangan, kerumahtanggaan, perpustakaan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan serta pelayanan administrasi dilingkup dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi. Sekretaris ini terdiri dari :

a. Sub bagian umum dan kepegawaian b. Sub bagian perencanaan

c. Sub bagian keuangan

Masing-masing sub bagian, dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris sesuai dengan bidang dan tugasnya.

Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi surat menyurat,ketatausahaan, kearsipan, ekspedisi, pengandalan, rumah tangga, barang inventaris, aset, pengelolaan peralatan,


(50)

pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor dan perpustakaan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

Sub bagian perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data, penyusunan program, pelaksanaan dan pemantauan program kerja dinas.

Sub bagian keuangan mempunyai tugas mlaksanakan serta menangani masalah keuangan yang meliputu administrasi keuangan, verifikasi perbendaharaan, pembekuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.

3. Bidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial

Bidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial adalah unsur pelaksana teknis dibidang rehabilitas tuna sosial dan pelayanan bantuan sosial.

Bidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi.

Bidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi dibidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial.

Bidang rehabilitasi pelayanan dan bantuan sosial terdiri dari ; a. Seksi rehabilitasi tuna sosial


(51)

Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang beradadibawah danbertanggung jawab kepada kepala bidang rehabilitasi pelayanan dan banttuan sosial sesuai dengan bidang tugasnya.

Seksi rehabilitasi tuna sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial pada penyandang cacat, korban tindak kejahatan, bantuan rehabilitasi pelayanan sosial baik melalui masyarakat maupun organisasi masyarakat.

Seksi pelayanan bantuan sosial mempunyai tugas memberikan pelayanan bantuan dan pelayanan kepada korban bencana, fakir miskin, perumahan penduduk dan lingkungan serta jaminan kesejahteraan sosial.

4. Kepala Bidang Bina Partisipasi Sosial Masyarakat

Bidang bina partisipasi sosial masyarakat adalah unsur pelaksana teknis dibidang penyuluhan dan bimbingan sosial dan organisasi sosial.

Bidang bina partisipasi sosial masyarakat dipimpin oleh seorang kepala bidang yang beradadibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi.

Bidan bina partisipasi sosial masyarakat memunyai tugas melaksnakan sebagian tugas dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi di bidang bina partisipasi sosial masyarakat. Bidang bina partisipasi sosial masyarakat terdiri dari :

a. Seksi penyuluhab da bimbingan sosial b. Seksi organisasi sosial


(52)

Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang bina partisipasi sosial masyarakat sesuai dengan tugasnya.

Seksi penyuluhan dan bimbingan sosial mempunyai tugas melakukan peninjauan, pendataan dan memberikan bantuan materi dan moril sebagai upaya untuk pembinaan kesejahteraan sosial komunitas adat terpencil dan penyuluhan sosial serta tugas lainnya.

Seksi organisai sosial mempunyai tugas melakukan peninjauan, pendataa, dan memberikan bantuan sosial dan pembinaan organisasi masyarakat dan tugas lain.

5. Bidang tenaga kerja

Bidang tenaga kerja adalah unsur pelaksana teknis dibidang pemberdayaan tenga kerja dan pengembangan sumber daya manusia.

Bidang tenaga kerja dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi.

Bidang tenaga kerja mempunyai tugas menyelenggarakan, pembinanaan tenaga kerja mandiri, penempatan tega kerja dan perluasan kesempatan kerja, bekerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta dalam penyelenggaraan penempatan tega kerja serta perluasan pelaksanaan padat kerja. Sedangkan bidang tenagak kerja terdiri dari :

a. Seksi pemberdayaan tenaga kerja


(53)

Masing-masing seksi dipimpn oleh seorang kepalas seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang tenaga kerja sesuai dengan tugasnya.

Seksi pemberdayaan tenaga kerja mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan pembinaan ketenagakerjaan mandiri, penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja.

Seksi pengembangan sumber daya manusia mempunyai tugas melakukan pembinaan terhadap peningkatan produktifitas balailatihan kerja, kursus latihan kerja sebagai pengembangna produktifitas lembaga pemerintah. 6. Bidang trasnsmigrasi

Bidang transmigrasi adalah unsur pelaksana teknis dibidang pengembangan sumber daya kawasan transmigrasi dan penyiapan serta penempatan transmigrasi.

Bidang transmigrasi dipimpi oleh seorang kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi.

Bidang transmigrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan secara produksi, pengolahan hasil, pelayanan masyarakat transmigrasi, bina potensi, pemberdayaan kelembagaan dan kemitraan. Bidang transmigrasi terdiri dari :

a. Seksi pengembangan sumber daya kawasan transmigrasi b. Seksi penyiapan dan penempatan transmigrasi

Masing-masing dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertangung jawab kepada kepala bidang transmigrasi sesuai dengan tugasnya.


(54)

Seksi perencanaan program transmigrasi mempunyai tugas melakukan fasilitas distribusi bantuan pangan, pelayanan pendidikan, kesehatan, pembinaan generasi muda, spiritual/syariat islam dan seni budaya serta peningkatan kawasan dan transmigrasi.

Seksi penyiapan, penempatan transmigrasi mempunyai tugas melakukan inventarisasi areal pemukiman, identifikasi calon pemukiman, pengukuran dan pembukaan lahan, serta pelaksnaaan penempatan dan pemberian pembekalan.

7. Bidang unit pelaksanaan teknis dinas (UPTD)

Bagian unit pelaksana teknis dinas (UPTD) merupaka unsur pelaksana teknis operasianal yang beradadibawah dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi. Unit pelakasna teknis dinas (UPTD) terdiri dari 2 (dua) unit yaitu :

a. UPTD panti asuhan Budi Luhur b. UPTD LKB (Lokasi Bina Karya)

8. Kelompok jabatan fingsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga terampil dalam jabatan fungsional. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas teknis dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan.


(55)

3.4Unit kerja / bidang kerja PKL

Unit kerja ata bidang kerja PKL di bidang partisipasi sosialiasi masyarakat adalah unsur pelaksanaan teknis dibidang penyuluhan dan bimbingan sosial dan organisasi sosial yaitu salah satu bidang di kantor dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Aceh Tengah yang mempunyai tugas bidang partisipasi sosial asyarakat yang terdiri dari :

a. seksi penyuluhan dan bimbingan sosial b. seksi organisai sosial


(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengumpulan data dan penelitian tentang Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam peningkatan pendidikan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah maka pada bab ini peneliti akan menyajikan data-data yang diperoleh dari proses wawancara dan observasi sehingga dapat menjawab permasalahan utama yang ingin peneliti deskripsikan dan kemudian akan dianalaisis.

4.1Gambaran umum Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh Tengah

Kemiskinan merupakan kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan merupakan permasalahan yang bersifat multidimensional sehingga sering kali kurang terukur. Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan, dan gizi. Beban kemiskinan sangat dirasakan oleh kelompok-kelompok tertentu seperti perempuan dan anak-anak yang berakibat pada terancamnya masa depan mereka.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan permasalahan kemiskinan yang masih relatif tinggi. Kemiskinan di Indonesia tersebar diseluruh daerah termasuk provinsi Aceh. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh merilis jumlah penduduk miskin di provinsi Aceh kembali mengalami


(57)

peningkatan pada tahun 2015. Data tersebut menyebutkan jumlah penduduk miskin di Aceh pada bulan Maret 2015 mencapai 851 ribu orang atau 17,08 persen. (BPS Aceh. 2015)

Tabel 4.1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Aceh Menurut Daerah, Maret 2014-Maret 2015

Sumber : Badan Pusat Statistika Aceh, 2015

Peningkatan kemiskinan di Aceh merupakan bukti nyata bahwa penanggualangan kemiskinan di Indonesia khususnya di Aceh perlu dimaksimalkan. Beberapa program yang telah dirancang untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia salah satunya adalah program bantuan berbasis keluarga yaitu Program Heluarga Harapan (PKH). PKH adalah program penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dini dengan cara pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)


(58)

berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk jangka pendek, program ini diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran RTSM. Untuk jangka panjang, melalui persyaratan yang ditentukan diharapkan akan terjadi perubahan pola pikir dan perilaku yang mengarah pada perbaikan status kesehatan anak-anak dan ibu hamil, serta perbaikan tingkat pendidikan anak-anak RTSM, sehingga secara berangsur-angsur rantai kemiskinan dapat diputus.

PKH merupakan program bantuan bersyarat yang digagas oleh Kementerin Sosial. Program PKH telah dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tengah sejak tahun 2013 dengan peserta berjumlah 3.500 keluarga. Program PKH ini bertujuan untuk memutuskan matarantai kemiskinan antar generasi. Program PKH merupakan program penanggulangan kemiskinan yang diharapkan mampu meningkatkan pendidikan dan sumber daya manusia dikemudian hari. program keluarga harapan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan. Program ini juga turut membantu pencapaian tujuan MDGs yaitu pengurangan penduduk miskin ekstrim dan kelaparan, perolehan pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, serta pengurangan jumlah kematian ibu melahirkan. (Wawancara. Zuraini & Warsono. 6 April 2016)

Program keluarga harapan dirancang tidak hanya memberi bantuan kepada RTSM namun berupaya untuk merubah pola pikir masyarakat mengenai kemiskinan. Dengan konsep bantuan tunai bersyarat, program ini dapat dikatakan cukup efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Aceh tengah.


(59)

PKH di Indonesia Khususnya di Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan yang sangat unik. Program ini dikemas dengan persyaratan yang mendorong RTSM untuk bangkit dan keluar dari rantai kemiskinan. Seperti halnya dalam peningkatan pendidikan anak, program ini memberikan syarat bahwa seluruh anak penerima bantuan wajib hadir disekolah minimal 85 persen dari hari efektif sekolah setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung.persyaratan tersebut tentu saja mendorong minat anak untuk datang ke sekolah dan meningkatkan prestasi disekolah.

Hal ini juga dibuktikan dengan peningkatan prestasi anak disekolah setelah menerima bantuan PKH ini seperti yang dikatakan oleh anak ibu Julaiha dan ibu Yani bahwa program ini berpengaruh pada peningkatan pendidikan anak. Berdasarkan pemaparan beliau bahwa dengan adanya program bantuan bersyarat khususnya dibidang pendidikan, dimana setiap anak penerima bantuan PKH diwajibkan hadir disekolah sebanyak 85 persen dari hari efektif sekolah setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung. Hal ini tentu saja mendorong minat anak untuk datang kesekolah. Apabila minat sekolah anak sudah tumbuh, maka prestasi anak disekolah pun akan meningkat secara perlahan. Dalam hal peningkatan pendidikan pendamping selaku pelaksana PKH yang terjun langsung menangani peserta PKH dilapangan bertugas untuk memantau perkembangan presetasi anak setiap bulannya. (wawancara.Julaiha & Yani.10 April 2016)

Dari hasil wawancara peneliti tersebut diatas dapat kita lihat bahwa PKH salah satu program bantuan sosial yang berpengaruh pada peningkatan pendidikan anak. Dengan persyaratan wajib hadir disekolah 85 persen dari hari efektif


(60)

sekolah setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung sehingga membuat anak penerima bantuan ini semangat untuk pergi kesekolah. Jika minat sekolah sudah mulai tertanam didiri anak tersebut lambat laun minat belajarnya juga akan meningkat. Hal ini juga dipaparkan oleh Ketua UPPKH bahwa untuk kecamatn bebesen sudah ada peningkatan minat belajar anak dan prestasi disekoah berdasarkan hasil ujian kenaikan kelas yang telah didata oleh pendamping setiap tahunnya. Oleh sebab itu program ini mampu meningkatkan pendidikan anak-anak RTSM yang ada di Kecamatan Bebesen.

Setelah kurang lebih satu bulan peneliti melakukan penelitian, dan telah melakukan wawancara dengan beberapa informan maka diperoleh beberapa informasi akan faktor yang menjadi fokus dalam Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Peningkatan Pendidikan di desa Blang Kolak 1 Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah antara lain :

4.2Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Peningkatan Pendidikan Di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

Setiap kebijakan atau program dapan mencapai tujuan yang diinginkan apabila pelaksanaan atau implementasinya berjalan dengan baik. Implementasi adalah tahap yang menentukan suatu keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang diperhatikan dari isi kebijakan tersebut, serta konsekuensi atau dampak yang diberikan kepada masyarakat yang dipengaruhinya. Banyak faktor-faktor yang menghambat implementasi kebijakan termasuk faktor yang ada didalamnya, orang-orang atau pelaksana kebijakan yang saling berinteraksi dalam pelaksanaan suatu kebijakan tersebut. Kebijakan mungkin akan mengalami kegagalan


(61)

sekalipun suatu kebijakan tersebut diimplementasikan dengan sangat baik. Hal ini bisa terjadi karena kebijakan tersebut tidak tepat sasaran dan tidak bisa meminimalisir masalah yang kemungkinan akan muncul pada sasaran dari dibuatnya kebijakan tersebut. Bahkan jika suatu kebijakan yang telah dibuat dan dirancang dengan sedemikian rupa dapat mengalami kegagalan apabila suatu kebijakan tersebut tidak diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana suatu kebijakan.

Dalam konsep implementasi, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah memiliki peran sebagai tulang punggung dalam realisasi program keluarga harapan, sedangkan UPPKH Kabupaten Aceh Tengah berperan sebagai pelaksana dari PKH. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mensosialisasikan mengenai mekanisme pelaksanaan PKH, mekanisme pencairan bantuan dan menerima laporan realisasi pelaksanaan PKH serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas dan efesiensi dalam melaksanakan implementasi PKH. Namun dalam hal ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi tidak terlibat langsung dalam proses pencairan bantuan PKH, karena seluruh rangkaian pelaksanaan PKH langsung ditangani oleh tim UPPKH Kabupaten Aceh Tengah. 4.2.1 Mekanisme Pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten

Aceh Tengah

Tahapan pelaksanaan merupakan sebuah mekanisme untuk mengatur bagaiamana sebuah program ini dijalankan. Dimana ada petunjuk alur artinya mulai dari poses awalnya hingga tahap akhir selesai dilakukan. Begitu juga dengan proses implementasi PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Kerangka Teori ... 10

1.5.1 Landasan Teori ... 11

1.5.2 Kebijakan Publik ... 11

1.5.2.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 11

1.5.2.2 Mekaniasme Kebijakan Publik ... 13

1.5.3 Implementasi Kebijakan ... 15

1.5.3.1 Pengertian Implementasi ... 15

1.5.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi implemetasi kebijakan ... 17

1.5.4 Kemiskinan ... 26

1.5.5 Program Keluarga Harapan (PKH) ... 29

1.5.5.1 Pengertian Program Keluarga Harapan (PKH) ... 29

1.5.5.2 Tujuan Program Keluarga Harapan (PKH) ... 31

1.5.5.3 Pelaksanaan Program Keluarga Harapan ... 32

1.5.5.4 Ketentuan Peserta PKH ... 34

1.5.5.5 Kelembagaan PKH ... 38

1.5.5.6 Mekanisme pelakasnaan PKH ... 58

1.6. Definisi Konsep ... 62

1.7. Sistematiaka Penulisan ... 63


(2)

3.1 Gambaran Umum Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi ... 73

3.2 Visi dan Misi ... 74

3.3 Struktur Organisasi dan Wewenang Tugas... 75

3.4 Unit Kerja/Bidang Kerja PKL ... 83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 84

4.1 Gambaran Umum Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 84

4.2 Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Peningkatan Pendidikan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 89

4.2.1 Mekanisme Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 90

4.2.2 Komunikasi dan Koordinasi Pelaksana Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 100

4.2.3 Letak Geografis (Jarak) ... 107

4.2.4 Sumber Daya... 109

4.2.5 Disposisi Implementator Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 113

4.2.6 Struktur Birokrasi UPPKH di Kabupaten Aceh Tengah ... 115

4.3 Penerima Bantuan PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah Tidak Tepat Sasaran... 118

4.4 Kendala dalam Implementasi PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 120

4.4.1 Kurangnya Anggaran Dana untuk Pelaksanaan PKH di Kabupaten Aceh Tengah ... 120

4.4.2 Data Penerima Tidak Akurat ... 121

4.4.3 Letak Geografis Kecamatan Bebesen ... 122

4.5 Strategi Implementasi PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 122

4.5.1 Pendataan Ulang dan Evaluasi Status Sosial Peserta PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 122

4.5.2 Pemberdayaan Kelompok Penerima Bantuan PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ... 125

BAB V PENUTUP ... 127

5.1 Kesimpulan ... 127

5.2 Saran... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131


(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses Kebijakan Publik ... 13

Gambar 1.2 Model Implementasi Edward III ... 21

Gambar 1.3 Model Implementasi Kebijakan Van Meter-Van Horn ... 25

Gambar 1.4 Tim Pengendali (Pengarah) Pusat ... 40

Gambar 1.5 Tim Pengendali (Pelaksana) Pusat ... 41

Gambar 1.6 Tim Pengendali (Teknis) Pusat ... 42

Gambar 1.7 Struktur Organisasi Manajemen UPPKH Kab/Kota ... 53

Gambar 1.8 Struktur Organisasi Manajemen UPPKH Kab/Kota Lokasi Tahun 2007-2011 ... 55

Gambar 1.9 Struktur Organisasi Manajemen UPPKH Kab/Kota Lokasi Tahun 2012-2016 ... 56

Gambar 1.10 Strujtur Organisasi Manajemen UPPKH Kecamatan ... 57

Gambar 3.1 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah ... 75

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinsosnakertrans Kabupaten Aceh Tengah... 76

Gambar 4.1 Suasana Pencairan Bantuan PKH Tahap I Tahun 2016 ... 92

Gambar 4.2 Proses Pencairan Bantuan PKH Tahap I Tahun 2016 ... 93

Gambar 4.3 Absensi Setelah Peserta Menerima Bantuan PKH Tahap I Tahun 2016... 93

Gambar 4.4 Pertemuan Rutin Selutu Ketua Kelompok Penerima Bantuan PKH ... Kecamatan Bebesen ... 103

Gambar 4.5 Pertemuan Rutin Kelompok Penerima Bantuan PKH Desa Blang Klak 1 Kecamatan Bebesen ... 104

Gambar 4.6 Kantor Sekretariat UPPKH Kabupaten Aceh Tengah ... 112

Gambar 4.7 Suasana Kantor Sekretariat UPPKH Kabupaten Aceh Tengah (Foto Bersama Koordinato Pendampinh dan Operator PKH Kabupate Aceh Tengah ... 112

Gambar 4.8 Struktur Organisasi UPPKH Kabupaten Aceh Tengah ... 116


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kemiskinan Aceh 2013-2014... 2

Tabel 1.2 Jumlah Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Aceh Menurut Daerah (Maret 2014- Maret 2015) ... 4

Tabel 1.3 Tahap Analisis Kebijakan ... 13

Tabel 1.4 Aplikasi Konseptual Model Edward III Perspektif Implementasi Kebijakan ... 22

Tabel 1.5 Target Sasaran Penerima PKH Hingga Tahun 2018 ... 33

Tabel 1.6 Protokol Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PKH ... 35

Tabel 1.7 Skenario Jumlah Bantuan PKH (per RTSM/KSM/Tahun) ... 37

Tabel 4.1 Jumlah Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Aceh Menurut Daerah (Maret 2014- Maret 2015) ... 85

Tabel 4.1 Indeks dan Kmponen Bantuan PKH 2016 ... 94


(5)

DAFTAR SINGKATAN

FDS

= Family Development Session

KIA

= Kesehatan Ibu dan Anak

KSM

= Keluarga Sanagat Miskin

MDGs

= Millinium Development Goals

PKH

= Program Keluarga Harapan

RTSM

= Rumah Tangga Sangat Miskin

SDM

= Sumber Daya Manusia

SLT

= Subsidi Langsung Tunai

SOP

= Standard Operating Procedures

UPPKH

= Unit Pelaksana Program Keluarga harapan

P2K2 = Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2

Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3

Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 4

Undangan Seminar Proposal

Lampiran 5

Jadwal Seminar Proposal

Lampiran 6

Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

Lampiran 7

Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 8

Surat Izin Penelitian Dari Fakultas ke Dinas Sosial Tenaga Kerja

Dan Transmigrasi

Lampiran 9

Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian pada Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Lampiran 10 Laporan Bimbingan Skripsi

Lampiran 11 Pedoman Wawancara

Lampiran 12 hasil wawancara

Lampiran 13 Instruksi Presiden Nomoe 3 Tahun 2010 Tentang Program

Pembangunan yang Berkeadilan Poin Llampiran ke 1 Tentang

Penyempurnaan Pelaksanaan PKH

Lampiran 14 Standar Operational Procedure (SOP) Koordinasi Persiapan

Pertemuan Awal

Lampiran 15 Standar Operational Procedure (SOP) Fungsu Pendamping

Lampiran 16

Standard Operational Procedure (SOP) Pertemuan Kelompok

Lampiran 17 Standard Operational Procedure (SOP) Kegiatan Pendamping

Lampiran 18 Standard Operational Procedure (SOP) Administrasi

Koordinator Wilayah

Lampiran 19 Standard Operational Procedure (SOP) Pengendalian

Kegiatan Lapangan

Lampiran 20 Data RTSM Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

Lampiran 21 Laporan Pencairan Dana Bantuan PKH Tahap I Tahun 2016