Konsep Tentang Kebijakan Publik

12 Pandangan lainnya dari kebijakan publik, melihat kebijakan publik sebagai keputusan yang mempunyai tujuan dan maksud tertentu, berupa serangkaian instruksi dan pembuatan keputusan kepada pelaksana kebijakan yang menjelaskan tujuan dan cara mencapai tujuan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Soebakti dalam Wibowo 1994:190 bahwa kebijakan negara merupakan bagian keputusan politik yang berupa program perilaku untuk mencapai tujuan masyarakat negara. Kesimpulan dari pandangan ini adalah: pertama, kebijakan publik sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan kedua kebijakan publik sebagai keputusan pemerintah yang mempunyai tujuan tertentu. Dari beberapa pandangan tentang kebijakan negara tersebut, dengan mengikuti paham bahwa kebijakan negara itu adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh rakyat, maka M. Irfan Islamy 2004:20 menguraikan beberapa elemen penting dalam kebijakan publik, yaitu : 1. Bahwa kebijakan publik itu dalam bentuk perdananya berupa penetapan tindakan-tindakan pemerintah; 2. Bahwa kebijakan publik itu tidak cukup hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan dalam bentuk yang nyata; 3. Bahwa kebijakan publik, baik untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu itu mempunyai dan dilandasi maksud dan tujuan tertentu; 4. Bahwa kebijakan publik itu harus senantiasa ditujukan bagi kepentingan seluruh anggota masyarakat. 13 Definisi tersebut memberikan gambaran pemahaman mengenai kebijakan publik, yaitu tindakan, tujuan dan berkaitan dengan urusan publik. Menurut James Anderson dalam Abidin 2002:65, kebijakan publik secara konsisten menunjukkan ciri tertentu yang dilakukan oleh pemerintah. Meskipun demikian, juga terdapat cirri-ciri lain dari kebijakan publik yaitu ditujukan untuk publik, mengikat masyarakat, serta tidak bebas nilai kepentingan. Tidak bebas nilai ini terjadi sejak proses perumusan kebijakan disusun sampai dengan kebijakan tersebut diimplementasikan, bahkan sampai dengan evaluasi kebijakan. Oleh karena itu, dalam kebijakan publik selanjutnya juga dikenal dengan adanya dinamika perubahan kebijakan.

2.2. Tahapan Kebijakan Publik

Para pengambil keputusan dalam mengambil sebuah kebijakan yang akan digunakan terlebih dahulu melakukan sebuah analisis kebijakan yang hendak dibuat. Dalam tahapan kebijakan, dikenal langkah-langkah yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengenalan, perumusan dan perincian masalah 2. Penetapan kriteria evaluasi 3. Identifikasi kemungkinan dan alternatif 4. Evaluasi alternatif 5. Penjabaran pemilihan alternatif 6. Pengawasan dan evaluasi rencanahasil kebijakan. 14 Gambar 1. Proses Dasar Kebijakan Sumber: Patton Sawicki, 1986

2.3 Konsep Tentang Implementasi Kebijakan

Menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier 1983:61 mendefinisikan Implementasi kebijakan sebagai pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Agustino, 2006:45 mendefinisikan implementasi kebijakan, sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau Pengenalan, Perumusan Penetapan Kriteria Evaluasi I dentifikasi Alternatif Rencana Kebijakan Evaluasi Alternatif Rencana Kebijakan Penjabaran dan Pemilihan Alternatif Kebijakan Pengawasan dan Evaluasi Hasil Rencana 15 swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Dalam sejarah perkembangan studi implementasi kebijakan, dijelaskan tentang adanya dua pendekatan guna memahami implementasi kebijakan, yakni: pendekatan top-down dan bottom-up. Pendekatan top-down, implementasi kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat dan keputusannya pun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top-down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik kebijakan yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administratur atau birokrat pada level bawahnya. Tahjan 2008:24 menjelaskan bahwa secara estimologis implementasi dapat dimaksudkan sebagai suatu aktivitas yang bertalian dengan penyelesaian suatu pekerjaan dengan penggunaan sarana alat untuk memperoleh hasil. Sehingga bila dirangkaikan dengan kebijakan publik, maka kata implementasi kebijakan publik dapat diartikan sebagai aktivitas penyelesaian atau pelaksanaan suatu kebijakan publik yang telah ditetapkandisetujui dengan penggunaan sarana alat untuk mencapai tujuan kebijakan. Dengan demikian maka implementasi kebijakan publik seringkali dikaitkan dengan proses administrative di mana ditemukan banyak tujuan dari proses dan aktivitas organisasional dalam proses dan pendekatan yang dilakukannya: Edward III 1980:1 berpendapat : “the study of public policy implementation is crucial for the study of public administration and public policy. Policy implementation as we have seen, is 16 the stage of policy making between the establishment of a policy such as the passage of a legislative act. The issuing of an executive order, the handing down of judicial decision, or the promulgation of regulatory rule-and the consequences of the policy of the people whom it affects”. Bahwa proses implementasi kebijakan tidak lepas dari berbagai variabel dan faktor yang mempengaruhinya. Menurutnya ada empat variabel penting yang harus diperhatikan dan berpengaruh terhadap kegagalan dan keberhasilan implementasi kebijakan publik. Keempat variabel tersebut adalah 1 komunikasi communication, 2 sumber daya pelaksana resources, 3 disposisi birokrasi disposition dan 4 struktur birokrasi bureaucratic structure. Bardach, Steiss Daneke Patton Sawicki: 1987 bahwa proses implementasi, merupakan seperangkat permainan dimana banyak aktor melakukan manuver tertentu untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Biasanya digunakan metode permainan game sebagai upaya memperoleh lebih sumber daya kebijakan, seperti mekanisme monitoring, renegosiasi sasaran yang telah di rumuskan setelah program berjalan dan atau dengan jalan menambah berbagai elemen baru dari program yang telah ada selama ini. Sebaiknya keseluruhan proses implementasi kebijakan dapat dievaluasi dengan cara mengukur atau membandingkan antara hasil akhir dari program-program tersebut dengan tujuan- tujuan kebijakan. Pressman dan Wildavsky 1984:21 yang digelari sebagai pencetus konsep Implementasi Kebijakan Publik, menyatakan bahwa : “implementation, to us, means just what Webster and Roger say it does; to carry out, accomplish fulfill, produce, comlete. But what is it being implemented? A policy, naturaly. There must be some thing out their prior to implementation; otherwise there would be nothing to move toward in the process of implementation. A verb like “implement” must havean object like “policy”. But policies normally contain but goals and the mean for