58
3.9. Teknik Keabsahan Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui
keabsahan data kredibilitas kepercayaan penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 2007:330.
Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Moleong, 2007:29.
Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Reformasi pengadaan barangjasa penting untuk dilakukan karena selama ini beberapa isu dan kasus kolusi korupsi dan nepotisme KKN ditengarai berasal
dari proses pengadaan barangjasa. Perbaikan sistem pengadaan barangjasa penting dilakukan karena sangat terkait dengan penyerapan anggaran, pelaksanaan
pembangunan, serta kinerja pemerintah. Untuk tujuan itulah, perpres nomor 70 tahun 2012 sebagai revisi atas perpres nomor 54 tahun 2010 tentang pedoman
pengadaan barangjasa pemerintah. Perpres ini tegas mewajibkan seluruh intansikementerian dan daerah diseluruh Indonesia untuk menerapkan pengadaan
barangjasa secara elektronikonine e-procurement meninggalkan metode konvensional atau manual.
Penerapan pengadaan barangjasa pemerintah secara elektronik e-procurement di ULP Universitas Lampung selaras dengan beberapa pilar utama dari good
governance dalam pengadaan barangjasa, t ujuan dan manfaat diterapkannya e-
procurement telah menunjukkan adanya keberhasilan walaupun belum maksimal, dimana diperoleh efisiensi dan efektifitas pada sejumlah indikator. Dari aspek
waktu, proses pengadaan dengan sistem e-procurement terbukti lebih cepat karena hanya memerlukan waktu 14-18 hari kerja. Sedangkan sistem konvensional