Perbuatan kredit, tolong-menolong antara satu sama lain dan bertimbal-balik.

2. Perbuatan kredit, tolong-menolong antara satu sama lain dan bertimbal-balik.

perbuatan kredit dapat terjadi antara para warga persekutuan dengan orang luar, secara bersama-sam atau secara perseorangan. Salah satu perbuatan kredit yang khas Indonesia, ialah tolong menolong atau gotong-royong, yang dapat dibedakan dalam 3 macam bentuk : a. Tolong menolong timbal balik wederkerige hulpbetoonreciprocal aid, ialah perbuatan seseorang yang karena kesadarannya memberikan sesuatu kepada orang lain untuk membalas budi, karena ia merasa berhutang budi kepada orang lain. b. Tolong menolong bersama onderlinge hulpbetoonmutual cooperation, ialah perbuatan anggota masyarakat yang bersama-sama melakukan sesuatu untuk kepentingan bersama. Jadi dasarnya bukan untuk membalas budi atau ingin mendapatkan pembalasan budi di kemudian hari, melainkan semata-mata demi bakti dan pengabdian kepada masyarakat atau desanya. c. Tolong menolong khusus gespecialiseerd hulpbentoonspecialized assistance, ialah perbuatan kerjasama antara golongan masyarakat tertentu saja. 5 Apabila diteliti secara mendalam, maka dapat pula digolongkan dalam perbuatan-perbuatan yang motifnya juga tolong menolong: a. Transaksi maro, mertelu tanah, sebab pemilik tanah memberi bantuan dengan menyerahkan tanahnya untuk digarap kepada warga persekutuan lain yang sangat membutuhkan dan tidak mempunyai tanah, sedangkan dilihat dari sudut lain warga persekutuan yang menggarap tanahnya itu memberi bantuan kepada pemilik tanah yang ingin memungut hasil dari tanahnya tetapi tidak dapat mengerjakan sendiri. b. Memberi kesempatan memelihara ternaknya kepada warga persekutuan yang tidak memiliki ternak dengan perjanjian hasil penjualan atau kembang biak ternak akan di bagi. 5 H. A. M. Effendy. S. H.,Pokok-pokok Hukum Adat,cet.III,Semarang: Duta Grafika 1990,hlm.59-61. 5 c. Kerjasama yang dilakukan pada penangkapan ikan oleh pemilik perahu beserta alat-alat penangkapan ikan dengan para nelayan, di mana pemilik perahu juragan wajib menanggung ongkos perawatan perahu beserta alat- alat penangkap ikan tersebut, juga menanggung makannya para nelayan selama berlayar, sedangkan para nelayan bidak, bandega wajib menjalankan tugas penangkapan ikan serta perawatan perahu beserta alat- alatnya. Hasil tangkapan ikannya dibagi antara mereka, pemilik perahu menerima bagian yang terbanyak sedangkan para bidak menerima bagian sesuai dengan berat ringan tugas mereka dalam penangkapan ikan tersebut. 6

3. Perkumpulan-perkumpulan