Manusia berinteraksi dengan Cara adalah perbuatan yang bersifat

Proses terbentuknya Hukum Adat SOSIOLOGIS

1. Manusia berinteraksi dengan

oranglingkungannya untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Timbul pengalaman baikburuk yang melahirkan system nilai. 3. Orang lalu dapat menilai baikburuknya sesuatu yang kemudian melahirkan pola berpikir untuk berinteraksi selanjutnya. 4. Dari pola berpikir timbul suatu sikap. Yang akan menjadi perilaku. Bila perilaku tersebut dianggap baik, maka akan dilakukan berulang ulang dan menghasilkan KEBIASAAN. Kebiasan terbagi menjadi kebiasaan pribadi dan umum. 5. Kebiasaan yang berulang-ulang diabstraksikan dalam bentuk norma. Norma terbagi menjadi norma pribadi kesusilaan dan agama dan antar pribadi kesopanan dan hukum Manusia Interaksi Pengalaman Pola Berpikir Sikap Perilaku Kebiasaan Norma Pribadi Antar Pribadi Kesusilaan Agama Kesopanan Hukum Proses terbentuknya Hukum Adat YURIDIS

1. Cara adalah perbuatan yang bersifat

individual, kekuatan mengikatnya tergantung oleh org yang melaksanakannya dan sanksinya lemah karena di tentukan oleh pribadi yang berbuat. 2. Bila diikuti oleh banyak orang maka akan berubah menjadi kebiasaan yang kekuatan mengikatnya bertamba menjadi agak kuat karena sanksinya ditentukan pula oleh org lain. 3. Bila integritas kebiasaannya semakin kuat dalam masyarakat maka dinamakan sbg tata kelakuan yang kekuatan sanksinya menjadi kuat. 4. Bila tata kelakuan dipertahankan dari satu generasi ke generasi selanjutnya maka dinamakan dengan adat istiadat yang sanksinya kuat sekali. Cara Kebiasaan Tata Kelakuan Adat Istiadat Hukum Adat Adat Istiadat Terbentuknya Hukum Adat secara yuridis menurut Hazairin 1. Pada mulainya norma dimulai dengan norma kesusilaan yang bersifat jaiz yg merupakan kesusilaan perorangan. Penentuan sanksinya dilakukan oleh diri sendiri orang yg berbuat. 2. Timbul suatu penilaian terhadap suatu perbuatan. Bila perbuatan itu baik, maka orang akan banyak menganjurkan untuk dilakukan Sunnah, bila tidak, maka makruh. Sanksinya ditentukan masyarakat karena perbuatan tersebut sudah meningkat dari kesusilaan perorangan menjadi kesusilaan kemasyarakatan. Karena masih berupa anjuran, maka sanksinya tidak memaksa. 3. Pandangan Masyarakat bisa berubah thp perbuatan tadi. Bila perbuatan itu baik dan menguntungkan, maka perbuatan tsb berubah menjadi suatu keharusan dimana semua orang harus melakukan hal yang sama thp persoalan yang serupa wajib dan bila tidak, maka haram. 4. Apabila perbuatan tsb sudah merupakan suatu keharusanlarangan maka bukan kesusilaan lagi namanya, namun itulah yg dinamakan sbg hukum. Ciri dan Sifat Hukum Adat • Hukum yang Tidak tertulis • Hukum yang tidak statis

1. Hukum yang tidak tertulis: Hukum timbul dalam