Metode Regresi Uji Asumsi Klasik

4. Operating Leverage Untuk mengukur seberapa besar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap perubahan EBIT dapat digunakan tingkat leverage operasi Degree Of Operating Leverage, DOL. Secara matematis, Warsono, 2003 DOL dapat diformulasikan sebagai berikut : = Persentase Perubahan EBIT Persentase Perubahan Penjualan

5. Return on Investment

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan Syamsuddin, 2002. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva Sofyan, 2008. Return on Investment dihitung dengan rumus: = Laba Bersih Setelah Pajak

3.6 Metode Analisis

3.6.1 Metode Regresi

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat regresi berganda multiple regression. Untuk dapat mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan metode Panel Least Square PLS. Penelitian ini menggunakan metode tetap fixed effect yang mampu menunjukkan perbedaan konstanta antar obyek meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Hal tersebut diperlukan mengingat kondisi tiap obyek yang saling berbeda. Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini berdasarkan variabel dependen dan independen adalah: it 3it 3 2it 2 1it 1 it e X β X β X β α Y      Keterangan : Y it = Return saham X 1 = Struktur Modal X 2 = Economic Value Added EVA X 3 = Financial leverage X 4 = Operating leverage X 5 = Return on investment i = Jenis perusahaan t = Waktu

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar. Pengujian yang dilakukan antara lain :

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2007. Kriteria yang harus dipenuhi untuk memenuhi asumsi ini adalah jika signifikansi hitung p-value lebih besar dari nilai alpha 5, maka variabel residual dinyatakan berdistribusi normal. Gambar 3.1 berikut ini menunjukan hasil Uji Normalitas : Sumber : Data sekunder yang diperoleh dengan program Eviews 7 Gambar 3.1 Hasil Uji Normalitas Dapat dilihat pada Gambar 3.1 didapatkan nilai Prob Jarque-Bera sebesar 0,18 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan telah dipenuhi.

3.6.2.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi anatara kesalahan penganggu pada periode 1 dengan kesalahan pada periode 1-1 sebelumnya. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokolerasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Tabel 3.3 berikut ini akan menunjukan Hasil uji Autokorelasi : 2 4 6 8 10 12 -1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 Se rie s: R e sid u a ls Sa mp le 1 3 5 O b se rva tio n s 3 5 Me a n -1 .0 2 e -1 6 Me d ia n -0 .0 7 1 6 6 1 Ma ximu m 1 .0 5 3 5 0 4 Min im u m -0 .7 9 1 4 0 3 Std . D e v . 0 .4 8 4 8 8 9 Sk e wn e s s 0 .7 4 8 7 0 0 Ku rto sis 2 .7 1 2 3 9 8 Ja rq u e -Be ra 3 .3 9 0 5 1 3 Pro b a b ility 0 .1 8 3 5 5 2 Tabel 3.3 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.2680 Prob. F2,27 0.7669 ObsR-squared 0.6813 Prob. Chi-Square2 0.7113 Sumber : Data sekunder yang diperoleh dengan program Eviews 7 Dapat dilihat pada Tabel 3.3 , nilai Prob. F2,27 sebesar 0.766 dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung. Nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 5. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.

3.6.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Imam Ghozali, 2007. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat tolerance value atau dengan menggunakan Variance Inflation Factors VIF dari hasil analisis dengan menggunakan Eviews 7. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor VIF. Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila nilai VIF dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10. Santoso, 2002. Tabel 3.4 berikut ini akan menunjukan Hasil uji Multikolinieritas : Tabel 3.4 Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factors Date: 010517 Time: 20:28 Sample: 1 35 Included observations: 35 Coefficient Uncentered Centered Variable Variance VIF VIF LTDER_X1 2.2997 4.1589 1.7484 EVA_X2 7.6528 2.2145 1.4399 DFL_X3 0.0011 1.5000 1.1175 DOL_X4 0.0001 1.0475 1.0444 ROI_X5 1.0417 4.6954 1.4031 C 0.1071 13.6110 Sumber : Data sekunder yang diperoleh dengan program Eviews 7 Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada Tabel 3.4, kolom VIF. Nilai VIF untuk variabel LTDER, EVA, DFL, DOL dan ROI masing-masing 1.7484, 1.439, 1.117, 1.044 dan 1.403. Karena nilai VIF dari ketiga variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada ketiga variabel bebas tersebut.

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi pada saat residual dan nilai prediksi memiliki korelasi atau pola hubungan. Pola hubungan ini tidak hanya sebatas hubungan yang linier, tetapi dalam pola yang berbeda juga dimungkinkan. Oleh karena itu ada beberapa metode uji heteroskedastisitas yang dimiliki oleh EViews, seperti : Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey, Glejser, ARCH, White dan lain-lain. Tabel 3.5 berikut ini akan menunjukan Hasil uji Heteroskedastisitas : Tabel 3.5 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.7571 Prob. F5,29 0.5878 ObsR-squared 4.0414 Prob. Chi-Square5 0.5434 Scaled explained SS 2.3756 Prob. Chi-Square5 0.7951 Sumber : Data sekunder yang diperoleh dengan program Eviews 7 Dapat dilihat pada Tabel 4.4, nilai Prob. F hitung sebesar 0.587 lebih besar dari tingkat alpha 0,05 5. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.3 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 49 88

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 20

Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Logam yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013

0 9 1

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 4 96

PENGARUH RETURN ON ASSET, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014.

0 6 31

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 1 9

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Return On Equity, Earnings Per Share, Economic Value Added, Dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016

0 0 14