Setelah 2 minggu berikutnya cawan petri berisi media in vitro kemudian di letakkan didalam cawan lain yang lebih besar. Antara cawan berisi media dengan
cawan yang lebih besar di letakkan kertas hisap. Kedalam cawan besar di isikan air sehingga kertas hisap selalu terendam air. Cawan besar ditutup dan di letakkan
dalam suhu kamar. Setelah 2 hari nematoda infektif juvenil yang terkumpul pada air di cawan
besar dapat dipanen. Pemanenan dapat dilakukan setiap dua hari sekali dengan tetap menambahkan air dalam cawan besar.
Metode Penelitian Keefektifan Nematoda terhadap rayap
1. Lethal Concentration
50
LC
50
Media pengujian yang digunakan adalah 30 gram pasir steril dalam botol gelas berdiameter 45 mm dan tinggi 115 mm Gay et al., 1955 dan Lund, 1958.
Selanjutnya suspensi nematoda sebanyak 6 ml dituangkan kedalam botol uji dengan perlakuan kerapatan 100 IJml, 200 IJml, 300 IJml, 400 IJml, 500 IJml,
dan 600 IJml. Rayap tanah C. curvignathus yang digunakan pada setiap pengujian
berjumlah 22 ekor yang terdiri dari 20 ekor pekerja dan 2 ekor prajurit. Sebagai sumber makanan rayap, kedalam botol pengujian dimasukkan sepotong kayu
pinus dengan ukuran 1 x 1 x 2 cm
3
. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan pengamatan terhadap
jumlah rayap yang mati dilakukan 48 jam setelah inokulasi. Selama pengujian botol uji diletakkan dalam ruang gelap dan dijaga dari gangguan binatang
pengganggu semut. Perlakuan kontrol tanpa suspensi nematoda juga disiapkan dengan jumlah ulangan yang sama.
Persentase mortalitas rayap dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan diuji lanjut dengan perbandingan nilai tengah menggunakan
Uji Tukey. Analisis LC
50
nematoda terhadap rayap dilakukan dengan menggunakan Analisis Probit.
2. Lethal Time
50
LT
50
Media pengujian yang digunakan adalah 30 gram pasir steril yang telah dibasahi dengan 6 ml suspensi nematoda yang mengandung 600 IJml nematoda.
Botol gelas yang digunakan berdiameter 45 mm dan tinggi 115 mm Gay et al. 1955 dan Lund 1958.
Rayap tanah C. curvignathus yang digunakan pada setiap pengujian sejumlah 22 ekor yang terdiri dari 20 ekor pekerja dan 2 ekor prajurit. Sebagai
sumber makanan rayap, kedalam botol pengujian dimasukkan sepotong kayu pinus dengan ukuran 1 x 1 x 2 cm
3
. Kemudian botol uji disimpan dalam ruang gelap.
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah rayap yang mati akibat nematoda pada waktu 12 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam. Masing-masing perlakuan
dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Persentase mortalitas rayap dianalisis dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dan diuji lanjut dengan perbandingan nilai tengah menggunakan Uji Tukey. Analisis LT
50
nematoda terhadap rayap dilakukan dengan menggunakan Analisis Probit.
Uji Efikasi Nematoda Terhadap Rayap Tanah C. curvignathus Dalam
Termitarium
Pengujian dilakukan di dalam termitarium yang terbuat dari gelas kaca berukuran diameter 25 cm dan tinggi 30 cm berisi media pasir dan diletakkan
pada ruang kultur rayap 28 ± 1° C. Termitarium diletakkan di atas nampan yang di atasnya telah diberi ganjal
berupa kayu melintang kemudian di dalam nampan tersebut diberi air. Bagian bawah termitarium diberi lubang dengan diameter ±1 cm dan dimasukkan sumbu
kompor sebagai penghubung antara air yang ada didalam nampan dengan media pasir diatasnya, sehingga kelembaban media selalu terjaga.
Media berupa campuran pasir steril sebanyak 1000 gram, aquadest steril 200 ml dan potongan kayu Pinus sp. sebanyak 100 gram. Pasir dan potongan kayu
Pinus sp . sebelum digunakan harus dalam kondisi steril. Pada setiap termitarium
dituangkan suspensi nematoda dengan kerapatan 600 IJml sebanyak 100 ml yang merupakan kosentrasi terbaik dari Uji LC
50
. Untuk kontrol termitarium hanya dituangkan air tanpa mengandung nematoda.
Dalam satu unit termitarium, dimasukkan sebanyak 2000 ekor rayap tanah
90 kasta pekerja dan 10 kasta prajurit Gambar 7.
Gambar 7. Termitarium yang digunakan pada Uji Potensi Nematoda Lama waktu kontak rayap dengan nematoda adalah 48 jam dua hari.
Pada hari kedua dilakukan pembongkaran dan dilakukan perhitungan persentase mortalitas rayap. Besarnya persentase mortalitas rayap dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut: 100
N N
- N
Mortalitas
1 2
1
× =
dimana: N
1
= Jumlah rayap awal N
2
= Jumlah rayap yang hidup pada saat pembongkaran botol ujitermitarium
Uji lapang terhadap sarang rayap
Pengujian lapang dilakukan di Hutan Percobaan Yanlappa Jasinga Bogor. Pemilihan sarang dilakukan secara acak. Sebelum aplikasi dilakukan, terlebih
dahulu permukaan sarang rayap dibasahi dengan air agar lebih lembab. Pada sarang rayap yang berada di dalam tanah dilakukan penggalian dengan
kedalaman ± 1 m sampai mencapai pusat sarang.
Selanjutnya dilakukan penuangan suspensi nematoda dengan kerapatan 600 IJml sebanyak 500 ml. Setelah perlakuan, lubang tersebut segera ditutup dengan
tanah. Aplikasi ini dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-09.00 untuk menghindari tingginya temperatur pada tanah. Untuk kontrol sarang disemprot dengan air yang
tidak mengandung nematoda. Percobaan diulang sebanyak tiga kali. Dua puluh satu hari setelah perlakuan tersebut sarang perlakuan dan
dibongkar dan dihitung kelimpahan populasinya, kemudian nilai rata-rata setiap perlakuan dibandingkan dengan kontrol.
Besarnya persentase mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
100 N
N -
N Mortalitas
1 2
1
× =
dimana: N
1
= Jumlah rayap awal N
2
= Jumlah rayap yang hidup pada saat pembongkaran sarang
Pendugaan Populasi Koloni
Pendugaan populasi koloni dengan cara menghitung terlebih dahulu berat satu ekor rayap. Dari suatu koloni rayap diambil 10 ekor rayap secara acak. 10
ekor rayap tersebut di timbang dan di hitung rata-ratanya. Perlakuan ini di ulang sebanyak 10 kali sehingga di dapatkan berat 1 ekor rayap Su, 1997
Untuk menghitung polulasi dari suatu sarang ditimbang berat seluruh rayap yang berada di dalam sarang. Berat koloni rayap dari satu sarang dikalikan dengan
berat satu ekor rayap. Perlakuan ini di ulang sebanyak tiga kali sehingga didapatkan rata-rata populasi koloni.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keefektifan Nematoda Terhadap Rayap Tanah C. curvignathus
1. Lethal Concentration LC