xxiii
2.2 Polisakarida
Polisakarida adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa
di antara polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel
Campbell et al., 2002. 2.2.1 Polisakarida Simpanan
Pati, suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan adalah suatu polimer yang secara keseluruhan terdiri atas monomer-monomer glukosa. Sebagian
besar monomer-monomer ini dihubungkan dengan ikatan 1-4 karbon nomor 1 dengan karbon nomor 4, seperti unit glukosa dalam maltosa pada Gambar 2.1.
Sudut ikatan ini membuat polimer tersebut berbentuk heliks. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam struktur yang disebut
plastid, termasuk kloroplas. Dengan cara mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Karena glukosa merupakan bahan bakar seluler
yang utama, pati merupakan energi cadangan Campbell et al., 2002. Salah satu tumbuhan yang kaya karbohidrat, yaitu singkong.
2.2.2 Polisakarida Struktural
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, polisakarida yang disebut selulosa Campbell et al., 2002. Selulosa
C
6
H
10
O
5 n
merupakan salah satu polisakarida yang keberadaannya melimpah 9
xxiv
di alam dan merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel tumbuhan dan alga bersama dengan lignin dan polisakarida yang lain. Selulosa dapat
dibagi atas tiga jenis, yaitu: 1.
α-Selulosa Alpha Cellulose adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5 atau larutan basa kuat dengan derajat
polimerisasi DP 600 –15000. α–selulosa dipakai sebagai penduga dan atau
tingkat kemurnian selulosa. Selulosa dengan derajat kemurnian α 9β
memenuhi syarat untuk bahan baku utama pembuatan propelan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan
baku pada industri kertas dan industri kain serat rayon. Semakin tinggi kadar α-selulosa, maka semakin baik mutu bahannya. Rumus struktur alfa
selulosa sebagai berikut:
Gambar β.1 Struktur α-Selulosa Sumber: Sridianti, 2014
2. -Selulosa Betha Cellulose adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5 atau basa kuat dengan derajat polimerisasi DP 15
– 90, dapat mengendap bila dinetralkan.
xxv
Gambar 2.2 Struktur -Selulosa Sumber: Sridianti, 2014
3. -Selulosa Gamma Cellulose adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5 atau basa kuat dengan derajat polimerisasi DP
kurang dari 15, kandungan utamanya adalah hemiselulosa.
2.3 Zat Warna