interaksi  antara  siswa  yang  berbeda  agama  saja  melainkan  juga  faktor  yang mempengaruhi mereka untuk saling berinteraksi.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya,  sebab  dalam  penelitian  ini  lebih  memfokuskan  pada  bentuk-
bentuk  interaksi  sosial  serta  faktor  yang  mempengaruhi  proses  interaksi antara  siswa  muslim  yang minoritas  dan  siswa  non  muslim  yang  mayoritas.
Di  samping  itu  penelitian  ini  juga  mengungkap  hambatan-hambatan  yang dialami  oleh  siswa  muslim  yang  minoritas  dalam  berinteraksi  dengan  siswa
non  muslim  mayoritas  di  sekolah  berbasis  agama  tertentu  serta  upaya mengatasinya.
C. Landasan Teori
Penelitian  ini  bermaksud  mengungkapkan,  mendeskripsikan,  dan menganalisis  tentang interaksi  sosial antara  siswa  muslim  dengan  siswa  non
muslim  di  SMA  Katolik  Yos  Soedarso  Pati.  Teori  yang  digunakan  untuk menganalisis  fenomena  dalam  penelitian  ini  yaitu pendekatan  teori  aksi dari
Talcott Parsons. Menurut  Parsons, tindakan  sosial  merupakan  proses  di mana  aktor
terlibat  dalam  proses  pengambilan  keputusan-keputusan  subyektif  tentang sarana  atau  cara  untuk  mencapai  tujuan-tujuan  tertentu  yang  ingin  dicapai.
Talcott  Parsons  menjelaskan  bahwa  tindakan  sosial  mempunyai  komponen seperti  aktor,  sarana  atau  alat  dan  tujuan  dalam  Ritzer,  2003:46.  Dalam
mengahadapi situasi yang bersifat sebagai faktor pengambat tujuannya, aktor
mempunyai  sesuatu  dalam  dirinya  yaitu  kemauan  untuk  bebas.  Tindakan individu  merupakan  tindakan  sosial  yang  rasional.  Hal  tersebut  disebabkan
karena setiap tindakan yang dilakukan oleh individu merupakan upaya untuk mencapai  tujuan  atas  sasaran  yang  diinginkan  melalui  sarana-sarana  yang
dirasa tepat. Proses  interaksi  sosial tidak akan  terjadi apabila tidak  diikuti oleh
tindakan  atau  aksi  yang  ditunjukkan  oleh  individu.  Dalam  teori  aksi  yang dicetuskan  oleh  Parsons,  individu  melakukan  suatu  tindakan  berdasarkan
pengalaman,  persepsi,  pemahaman  dan  penafsiran  atas  stimulus  atau  situasi tertentu. Tindakan yang dilakukan oleh individu juga dipengaruhi oleh sistem
sosial,  budaya  serta  kepribadian  dari  masing-masing  individu  dalam  Ritzer, 2003:48.  Beberapa  asumsi  fundamental  dari  teori  Aksi  yang  merujuk  pada
karya Parsons adalah sebagai berikut: 1 Sebagai  subyek,  manusia  bertindak  atau  berperilaku  untuk  mencapai
tujuan-tujuan  tertentu.  Jadi  setiap  tindakan  manusia  bukan  tanpa tujuan.
2 Dalam  bertindak,  manusia  juga  menggunakan  cara,  teknik,  prosedur, metode  serta  perangkat  yang  diperkirakan  cocok  untuk  mencapai
tujuan tertentu dalam Ritzer, 2003:46. Parsons juga  menyusun skema  unit-unit dasar tindakan sosial dengan
karakteristik sebagai berikut: 1 Adanya individu selaku aktor.
2 Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu.
3 Aktor  mempunyai  alternatif  cara,  alat  serta  teknik  unik  mencapai tujuannya.
4 Aktor berhadapan  dengan sejumlah  kondisi situasional yang dapat membatasi  tindakannya  dalam  mencapai  tujuan  dalam  Ritzer,
2003:48. Terkait dengan  penelitian  ini,  dengan  menggunakan teori  tersebut
nantinya  dapat  menganalis  dan  mengungkapkan  bagaimana  interaksi  sosial antara siswa muslim dengan siswa non muslim di SMA Katolik Yos Soedarso
Pati.  Dalam  melaksanakan  kegiatan  yang  ada  di  sekolah  SMA  Katolik  Yos Soedarso  Pati,  para  siswa  muslim  tentu  akan  berinteraksi  dengan  siswa  non
muslim.  Ketika  proses  interaksi  tersebut  berlangsung,  siswa  muslim  dan siswa  non  muslim  berperan  sebagai  aktor.  Interaksi  yang  dilakukan  oleh
siswa  muslim  dengan  siswa  non  muslim  maupun  sebaliknya  dalam  setiap kegiatan yang ada di sekolah tidak terlepas dari adanya tujuan-tujuan tertentu
yang  ingin  mereka  capai.  Untuk  mencapai  tujuan  tersebut,  siswa  muslim maupun  siswa  non  muslim  mempunyai  cara-cara  tersendiri,  salah  satunya
dengan melakukan interaksi.
D. Kerangka Berfikir Bagan No. 1