13 mendemonstrasikan dan menerapkan pengetahuan. 4 rumuskan kriteria dan
tingkat kinerja untuk mengevaluasi kinerja peserta didik. Salah satu cara untuk mengases kinerja peserta didik adalah mengembangkan kriteria yang dapat
digunakan untuk menilai dan mendiskripsikan tingkat kinerja Rifa’i Anni,
2011. Penilaian ini memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik, memperbaiki prestasi, meningkatkan standar akademik dan meningkatkan
pengembangan kurikulum yang lebih terpadu.
2.2.2 Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
Mulyasa 2013 mengungkapkan bahwa implementasi Kurikulum 2013 yang sarat dengan karakter dan kompetensi, hendaknya disertai dengan penilaian
secara utuh, terus menerus, dan berkesinambungan agar dapat mengungkap berbagai aspek yang diperlukan dalam mengambil suatu keputusan. Penilaian
autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
dalam pengaturan yang lebih autentik Kemendikbud, 2013b. Menurut Soedijarto 2004 evaluasi pendidikan yang berupa evaluasi hasil belajar yang dilakukan
pada akhir jenjang satuan pendidikan seperti UAN Ujian Akhir Nasional tidak dapat diharapkan dapat berdampak terhadap efektifitas tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Hasil penelitian Benyamin Bloom tingkah laku belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh perkiraan peserta didik tentang apa yang akan
diujikan. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar,
kegiatan peserta didik belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru
dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja Kemendikbud, 2013b. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
14 perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka
berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Menurut Marzano sebagaimana dikemukakan oleh Pantiwati 2013
asesmen autentik dapat memberikan suatu sarana yang efektif dalam mengukur kemampuan yang sulit atau yang tidak dapat dilakukan paper and
penciltest. Kemampuan yang dapat diukur, seperti kemampuan untuk berkomunikasi, memecahkan masalah, dan menggunakan keahlian untuk
berpikir kritis. Menurut pendapat tersebut, maka asesmen autentik membantu peserta didik melakukan metakognitif yaitu mengarahkan bagaimana cara
peserta didik belajar. Hal ini tidak dapat dilakukan bila menggunakan paper and pencil test. Ibrahim menyatakan paper and pencil test dengan gradasi
jawaban benar atau salah tidak dapat mengevaluasi kinerja. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang
sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya. Guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus
dilakukan.
2.2.3 Jenis-jenis Penilaian Autentik