berbagai pedoman dan metode” Sudarmin, 1999:79. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerapian hasil ketikan dapat dinilai dari:
kejelasan hasil ketikan, marjin, dan format. Ada bermacam-macam pekerjaan untuk bidang mengetik dan masing-masing pekerjaan mempunyai pedoman
sendiri-sendiri, sehingga perlu diperhatikan bidang pekerjaan yang dinilai.
2.4 Kerangka Berpikir
Pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal, informal, dan non formal. Proses pendidikan formal di dapat dari sekolah, dilaksanakan mulai
jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi. Sekolah menengah kejuruan merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang memiliki tugas khusus yaitu menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang
ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang serta program keahlian yang diminati.
Tamatan SMK yang siap memasuki dunia kerja, harus merupakan manusia yang produktif. Menurut Adner dalam Muliati, 2007:8 bahwa “manusia
produktif adalah yang memiliki keterampilan untuk suatu tingkat tertentu dan siap dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan ekonomi dan teknologi yang terus
berkembang”. CarnevaluPorro dalam Muliati, 2007:8 berpendapat “orang yang berpendidikan baik dan terampil berpeluang untuk tampil beda, bahkan
dalam keadaan krisis ekonomi sekalipun mereka dapat tetap eksis serta terhindar dari kemiskinan dan pengangguran”.
Sesuai kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2004 dalam Tjandra, 2008:1 untuk Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Keahlian
Administrasi Perkantoran ada 18 kompetensi yang harus dikuasai siswa. Salah satunya adalah mengetik kecepatan. Sejak tahun ajaran 20102011 terdapat
spektrum baru dari dinas pendidikan bahwa mengetik dimasukkan dalam mata pelajaran produktif dengan kompetensi kejuruan mengelola peralatan kantor.
Siswa sekolah menengah kejuruan diharapkan dapat menerapkan praktik mengetik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun di dunia kerja bila
nanti telah bekerja. Menurut Mulyasa 2003:20, “Kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki
oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya”. Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan
pembelajaran. Proses pembelajaran diawali dari guru yang melakukan tugas pembelajaran dengan mengorganisasikan siswa, mengolah pesan, dan evaluasi
belajar. Siswa yang mengalami proses belajar memiliki motivasi belajar dan beremansipasi sepanjang hayat. Siswa tersebut memiliki kemampuan pra-belajar;
kemampuan tersebut berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan adanya tindak pembelajaran atau motivasi intrinsiknya, siswa
melakukan kegiatan belajar. Selama kegiatan belajar tersebut siswa mengembangkan atau meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor
menjadi lebih baik, dengan adanya evaluasi belajar dari guru, maka siswa digolongkan telah mencapai suatu hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari
semakin bermutunya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Indikator kemampuan siswa dalam mengetik adalah kecepatan mengetik
mencapai 150 epm, ketepatan 95, dan kerapian. Pada dasarnya pelajaran mengetik yang diberikan di SMK lebih mengutamakan pada keterampilan,
sehingga dibutuhkan latihan-latihan yang dilaksanakan sesuai petunjuk yang telah diberikan untuk mendapat hasil yang baik.
Menurut Sularso 1984:4 dengan sistem 10 jari buta, maka dapat dikatakan, bahwa cara yang selama ini dipakai, yaitu mengetik dengan dua jari merupakan
cara yang kurang menguntungkan. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa jika kita mampu mengetik pekerjaan-pekerjaan secara efisien, berarti tercipta efisiensi
kerja. Jadi pekerjaan mengetik yang baik akan membantu pekerjaan yang lain dalam penyelesaian yang cepat dan dengan mutu yang baik pula. Berdasarkan
pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Adaptasi: Winkel, 1991, Joyee: Well, 1980, dalam Mudjiono 1994:161 1
Guru
2 Siswa
3 Kemampuan
pra-belajar Pembelajaran
Motivasi belajar dan emansipasi sepanjang hayat
4 Kegiatan
belajar 5
Hasil belajar
Pengorganisa- sian siswa
Pengolahan pesan
Evaluasi belajar
6 Dampak
pengajaran
7 Dampak
pengiring
Kemampuan mengetik dengan sistem 10 jari
1. Kecepatan
2. Ketepatan 3.Kerapian
Djanewar, 1995:28
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian