Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Oki Arya Sakti, 2015 HUBUNGAN IQ INTELLIGENCE QUOTIENT DENGAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN BOLA BASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Langkah pertama yaitu menguji normalitas data dari setiap data untuk mengetahui apakah data tersebut berdristibusi normal atau tidaknya suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan uji statistika non parametrik yang biasa dikenal dengan uji Lilliefors, untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1.1 Melakukan pengamatan dari semua nilai yang akan digunakan sebagai bilangan baku Z dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ̅ 1.2 Kemudian menghitung peluang dari masing-masing nilai Z Fzi tersebut dengan ketentuan jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan nilai Fzi nya adalah 0,5 luas dari daerah distribusi Z dalam tabel. 1.3 Menentukan proporsi masing-masing nilai Z Szi dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel. 1.4 Lalu menghitung selisih antara F zi dengan S zi dan menentukan harga mutlak. 1.5 Lalu mengmbil harga mutlak dari yang paling besar diantara semua sampel, dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan α= 0,05 dan lihat pada daftar tabelnya. 2. Mencari gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai hubungan antara intelligence quotient dengan pemahaman peraturan pada cabang olahraga bola basket dengan menggunaka rumus sebagai berikut: ∑ ∑ Keterangan: P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicari ∑ = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban ∑ = Jumlah skor 3. Menghitung rata-rata nilai dari setiap variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ̅ ∑ Keterangan: ̅ = rata-rata yang dicari ∑ = jumlah dari x 1 = skor mentah = jumlah sampel 4. Mencari simpangan baku dari settiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut: √ ∑ ̅ Keterangan: Oki Arya Sakti, 2015 HUBUNGAN IQ INTELLIGENCE QUOTIENT DENGAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN BOLA BASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S = Simpangan baku = Skor mentah ̅ = Rata-rata skor mentah = Jumlah sampel 5. Langkah selanjunya yaiu menghitung koefisien untuk mencari hubungan dari kdua variabel yang enggunakan rumus Product Moment yaitu: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ } ∑ ∑ Keterangan: = Koefisien yang dicari ∑ = Jumlah perkalian skor X dan Y ∑ = Jumlah skor X 2 ∑ = Jumlah skor Y 2 = Jumlah sampel 6. Setelah menghitung koefisien selanjutnya menghitung atau mencari signifikan koefisien tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus sebagai berikut: √ √ Keterangan: t = t-hitung yang dicari r = koefisien yang dicari i = Jumlah sampel Pengujian statistika pada uji-t bertujuan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi dari setiap variabel. 7. Mengitung detereminasi atau dukungan yang menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: D = Determinasi r = Koefisien 100 = Konstanta tetap

K. Tes IQ Intelligence Quotient

Kata tes berasal dari bahasa latin “Testum” yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi kata tes bermula Oki Arya Sakti, 2015 HUBUNGAN IQ INTELLIGENCE QUOTIENT DENGAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN BOLA BASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun1890, dan sejak itu, makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan mengukur aspek- aspek tertentu daripada kepribadian. Sedangkan IQ atau inteligensi menurut David Wechsler adalah kemampuan bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Jadi tes IQ adalah untuk mengkur tingkat inteligensi seseorang untuk berfikir secara rasional, mengendalikan diri dengan efektif dan menghadapi lingkungan secara efektif. Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia, yang mempengaruhi kemampuan seseorang di berbagai bidang. Spearman membuat suatu rumusan yang dinamai “General Ability” yang berperan dalam menyimpan dan mengikat kembali suatu informasi, menyusun kosep-konsep, menangkap adanya hubungan-hubungan dan membuat kesimpulan, mengolah bahan-bahan dan menyusun suatu kombinasi baru dari bahan-bahan tersebut. Menurut Vernon 1973 dalam web http:digilib.ump.ac.idfilesdisk121jhptump-ump-gdl- nuraenisps-1031-1-fulltek-u.pdf ada tiga arti mengenai inteligensi, yaitu : 1. Inteligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang tuanya melalui gene yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya. 2. Istilah inteligensi mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran dan pemahaman, serta efisien dalam aktifitas mental. 3. Inteligensi adalah umur mental atau IQ atau skor dari suatu tes inteligensi. Sampai saat ini sudah banyak tes inteligensi yang disusun para ahli baik tes inteligensi untuk anak-anak maupun dewasa. Tes inteligensi yang disajikan secara individual maupun secara kelompok, tes verbal dan performansi, dan tes inteligensi untuk orang cacat khusus, misalnya, tuna rungu dan tuna netra. Ada beberapa bentuk tes inteligensi yaitu : 1. Tes inteligensi untuk anak-anak Tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1 dan 2 atau TIKI dasar. 2. Tes inteligensi untuk remaja atau dewasa TIKI menengah, TIKI tinggi, WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3 3. Tes inteligensi untuk tuna rungu SON