Fokus Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
Nisa Wangsita, 2015 INTIMACY WANITA KORBAN KEKERASAN DALAM BERPACARAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tersebut, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumter et al 2013 bahwa masa dewasa awal memiliki tingkat intimacy yang lebih tinggi
daripada masa remaja. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Montgomery 2005 juga menjelaskan bahwa pada dewasa awal wanita
memiliki intimacy yang lebih besar daripada laki-laki meskipun wanita tersebut tidak mengalami cinta pada pandangan pertama dan tidak memiliki
kepercayaan terhadap pasangannya. Meskipun intimacy memiliki peran yang penting dalam sebuah hubungan
namun kekerasan dalam berpacaran sering terjadi pada jenis intimacy yang modern.
Santore 2008 dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa intimacy yang modern memberikan peluang yang lebih besar untuk melakukan
perubahan gaya dalam menjalin sebuah hubungan sesuai dengan tradisi sosial yang terdahulu secara umum.
Kekerasan yang terjadi dalam hubungan berpacaran pada masa dewasa awal dapat menyebabkan perubahan intimacy pasangan dalam hubungan.
Rubin et al 2012 dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa intimacy dapat berubah dari waktu ke waktu dan intimacy dapat terus berkembang pada
sebuah hubungan yang memiliki gairah. Berdasarkan data yang telah dipaparkan, kasus kekerasan dalam
berpacaran banyak terjadi di Indonesia. Sebagian besar korban dari kasus kekerasan dalam berpacaran adalah wanita. Sebagai korban kekerasan, wanita
memilih untuk tetap membangun intimacy dengan pasangannya dalam hubungan berpacaran meskipun hubungan tersebut diwarnai tindak
kekerasan. Selain itu, wanita juga memiliki cara yang berbeda dalam membangun intimacy dengan pasangannya. Hal tersebut, menjadi hal yang
menarik perhatian peneliti. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai intimacy wanita korban kekerasan dalam
berpacaran.