Perancangan Buku Pop Up Rahwana Sinta Karya Teater Cassanova

(1)

40

DAFTAR PUSTAKA

Erlangga for kids (2004) Kreasi pop up :Erlangga for kids: Jakarta Pranoto, Naning (2010) Creative Writing : Kanisius Yogyakarta Sumardja, Jakob (2001) Seni Pertunjukan Indonesia :STSI Bandung steer, Doglas (2010) Pop up junior – Dinosaurus :Erlangga for kids: Jakarta

Wood, J.A (2010) Pop up junior – Hantu Lucu :Erlangga for kids: Jakarta

Yudiaryani (1999) Panggung Teater Dunia : Gundhosuli: Yogyakarta

Yudiaryani (1997) Gagasan-gagasan Teater Garda Depan : Taman Budaya Yogyakarta


(2)

33 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1. Proses Perencangan Buku Pop up

Proses pembuatan buku pop up ini dimulai dari pengembangan ide cerita atau sinopsis yang kemudian di pecah beberapa babak agar sesuai pembabakan dalam sebuah pementasan teater dengan membuat storyline yang mencakup isi dan dialog sebagai struktur adegan, setelah itu barulah gambar perbabak.

Selanjutnya sketsa diberi outline menggunakan pensil sebagai sketsa awal untuk selanjutnya di scen dan melakukan pewarnaan digital melalui program editing sebagai tahap layout, setting ukuran, serta pemberian body teks.


(3)

34

Setelah semua tahapan selesai dikerjakan, maka langkah selanjutnya adalah file tersebut disave dengan format cmyk jpg untuk melakukan cetak dengan printer yang menggunakan media Art paper 150 gr untuk halaman dalam, sedangkan untuk halaman luar atau cover dibuat hard cover. Hasil cetak akan dipotong sesuai bentuk penokohan atau benda sebagai tahap selanjutnya untuk melakukan lipatan agar menjadi sebuah buku cerita pop up.

4.2. Media Utama 4.2.1. Cover

Pada bagian cover penulis membuat sebuah simbol hati yang berbentuk abstrak keseluruhan untuk menampilkan visualisasi dari intisari sebuah cerita dengan penambahan judul buku “Rahwana Sinta”.

Sedangkan untuk teknis cover depan menggunakan jilid hard cover agar buku dapat terlindungi dari lipatan-lipatan yang dapat merusak buku.


(4)

35

Rahwana Sinta

Gb 4.12. cover.

4.2.2. Isi Buku

Untuk isi buku dibagi menjadi 7 babak dan satu buah cerita perbabaknya.

Rajah Rahwana

Akulah Sang Maharaja Alengkadirja Dengan kesaktian dan

ajian Pancasona, kutaklukan banyak dewa, kutaklukan banyak negeri,

kutebarkan hasrat kekuasaan atas semesta. Kugemparkan jagat raya dan aku puas dengan lakon


(5)

36 4.3. Media Promosi

4.3.1. Poster

Teknis Produksi poster secara digital printing diatas kertas ukuran 42 x 59.4 cm dengan jenis kertas Art paper 150 rg

Gb 4.14. Poster

4.3.2. Spanduk

Teknis pembuatan spanduk ini adalah menggunakan material plexy fynil dengan ukuran 150 x 50 cm (1 : 2)


(6)

37

Gb 4.15. Spanduk

4.3.3. X-Banner

Teknis pembuatan spanduk ini adalah menggunakan material plexy fynil dengan ukuran 60 x 160 cm.


(7)

38 4.2.4. Gantungan Kunci

Teknis pembuatan Gantungan Kunci ini adalah

menggunakan material acrilic dengan ukuran 3.8 x 4.5 cm.

Gb 4.17. Gantungan kunci

4.2.5. Flag Chain

Teknis pembuatan Flag Chain ini adalah menggunakan material art paper dengan ukuran 14.5 x 17 cm.


(8)

39 4.2.6. Gimmic

Pembuatan gimmic dibagi menjadi 3 diantaranya : T-shrt ukuran all size dengan berbahan combat 2, Paperbag dibuat menggunakan bahan art paper dengan ukuran 17.5 x 31 cm, mug menggunakan teknis sablon pada gelas kramik.


(9)

19

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1. Strategi Perancangan

Untuk memperkenalkan Teater Cassanova kepada target dengan harapan dapat diterima di masyarakat dan melakukan strategi perancangan promosi dengan mengemas Buku dari salah satu naskahnya yang judul “Rahwana Sinta”, serta menggabungkan beberapa unsur yang dapat membantu untuk memperkuat pandangan target audiens yaitu dengan menggabungkan fotografi dan vidiografi dokumentasi pementasan Teater Cassanova yang berjudul Rahwana Sinta

3.1.1. Strategi komunikasi

Strategi komunikasi melalui naskah yang berjudul Rahwana Sinta yang dipromosikan pada media utama Buku dan media pendukung lainnya.

3.1.2. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi lewat pesan yang disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal yaitu dengan tercapainya komunikasi yang efektif diantaranya :


(10)

20

1. Teater Cassanova dapat dikenal oleh masyarakat luas melalui sebuah buku.

2. Meningkatkan promosi Teater Cassanova melalu salah satu karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.

3.2. Tema Perancangan

Tema perancangan promosi ini yang dikemas dalam sebuah media yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Dengan pengolahan visual pada media promosi yang baik diharapkan masyarakat mengenal sekaligus tertarik pada Teater Cassanova ini.

3.3. Materi Pesan

Dalam perancangannya Materi pesan yang disampaikan dalam promosi Teater Cassanova yang berfungsi untuk menarik perhatian target yang dituju dengan penggunakan pesan bersifat persuasif, yaitu dengan pesan yang mengandung ajakan terhadap audien agar tertarik dengan Teater Cassanova. Materi pesan itu sendiri disampaikan agar target audien menyadari bahwa ada cerita cinta dibalik peperangan yang dilakukan Rahwana dan menampilkan sebuah cerita berbentuk buku.

3.4. Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam perancangan promosi Teater Cassanova dengan menampilkan media promosi utama yaitu buku dan media


(11)

21

pendukung lainnya yang akan menarik target sasarannya secara kreatif agar target audien berminat dan ingin tahu lebih jauh lagi mengenai Teater Cassanova melalui karyanya yang berjudul Rahwana Sinta. Strategi kreatif dalam media buku ini dibuat penggambaran dengan pementasan Teater Cassanova.

a. Sinopsis

Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab atas penculikan Dewi Sinta. Namun sang penulis naskahmampu mencitrakan sang angkara Rahwana yang dikenal sebagai tokoh antagonis menjadi protagonist.

Dibalik kebrutalan Rahwana, ada sisi yang bijaksana sebagai seorang laki laki, buktinya selama di-istan dia tidak menodai Sinta, salahkan sang raksasa yang buruk rupa seperti dia merasakan keindahan cinta?

Pertanyaan diatas sebenarnya menantang Dewa, karena kelahiranya disebabkan ulah Batara Guru dan Dewi Uma yang menggoda Wisrawa dan Dewi Sukesi untuk menguasai sastra jendra.

Jagat dewata takut jika Wisrawa dan Sukesi dapat menguasai sastra jendra yang berisi rahasia alam semesta. Jika sastra jendra dapat dikuasai, maka manusia akan melebihi Dewa.

Naskah Rahwana Sinta ini mencoba mengangkat sisi baik pada Rahwana yang memiliki cinta yang tulus kepada Sinta yang


(12)

22

membuat Rahwana sadar bahwa dia sebenarnya baru saja mengakhiri sebuah peperangan yang maha dahsyat, yaitu hawa nafsu.

Atas kemurkaan para Dewa terhadapnya membuat dia gagal untuk memiliki Sinta, karena Rahwana mendapatkan kutukan atas kemarahan para Dewa

b. Storyline

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis, storyline ini terdiri dari deskripsi dan dialog. Berikut merupakan storyline dari cerita :

Dalam pengembangan sinopsis, kemudian dibagi kedalam 7 Babakyaitu:

i. Babak 1 : Rajah

ii. Babak 2 : Sastra Jendra iii. Babak 3 : Kisah Kelahiranku iv. Babak 4 : Sang Angkara

v. Babak 5: Hutan Dandaka vi. Babak 6: Sinta oh Sinta


(13)

23

c. Study Tokoh

TOKOH KARAKTER PROPERTI

Rahwana - Beringas - Garang - Gagah - Angkuh - Jubah

- Sepatu boots

Sinta - Ayu - Pendiam - Halus - Kostum Tradisional - Mahkota Wisrawa - Pendiam - Tua - Sakti - Arogan - Licik - Kostum Teradisional - Mahkota Dewi Sukesi - Pendiam - Sakti - Licik - Kostum Teradisional - Mahkota Batara Guru

- Sakti - Berkuasa - Pemimpin - Suci

- Jubah Putih - mahkota


(14)

24

c. Study Babak

BABAK TOKOH KARAKTER

Rajah Rahwana

- Ekspresi angkuh & arogan

- Gagah - Penguasa

Sastra Jendra

- Wisrawa - Dewi Sukesi

- Diam

- Sedang bertapa - Berhadapan

Kelahiran Rahwana

- Batara Guru - Dewi Uma

- Terbang - Menatap

Wisrawa & Dewi Sukesi

- Kesal

Akulah Sang Angkara Rahwana

- Ekspresi angkuh & arogan

- Gagah - Genguasa - Garang

Sinta oh Sinta Sinta

- Diam - Memejamkan mata - Memainkan Jemarinya mengisyaratkan


(15)

25

menolak Rahwana - Duduk

Hutan Dandaka - Rahwana

- Sinta

- Memainkan jemarinya

dengan tarian yang serempak - Sinta duduk - Rahwana berdiri

dibelakang sinta

3.4.1. Pendekatan Kreatif

Buku ini bisa dikatakan berhasil apabila cerita dan visual yang ditampilkan menarik perhatian, sedangkan pesan yang ingin disampaikan dalam Buku ini adalah untuk lebih menunjukan eksistensi Teater Cassanova itu sendiri dengan naskah yang berceritakan kisah Rahwana Sinta, namun dikemas dengan visualisasi masa sekarang.


(16)

26 3.4.2. Rasionalisasi Visual

Perancangan visualisasi media promosi ini disesuaikan dengan penggabungan antara Teater dan komunikasi visual yang tentunya sesuai dengan alur cerita yang diangkat.

3.5. Konsep Visual

3.5.1. Format Desain

Format desain buku ini adalah dengan ukuran 19,5 x 19,5 cm, pemilihan format ini untuk lebih memudahkan sipembaca dalam memegang atau membawa buku dimana saja.

3.5.2. Ilustrasi

Untuk bagian outline digunakan teknik manual, sedangkan untuk pewarnaan dan finishing digunakan teknik digital.

3.5.3. Studi Karakter

Sebelum pembuatan karakter, penulis melakukan studi karakter terlebih dahulu dan tentunya dengan konsep yang ada pada kelompok Teater Cassanova. Dari hasil studi, kemudian dilakukan proses pembuatan karakter mulai dari poto yang kemudian menjadi sebuah ilustrasi. Berikut ini adalah proses studi karakter pada buku cerita pop up Rahwana Sinta.


(17)

27 a. Rahwana

Gb 3.4. Studi Karakter Rahwana

b. Begawan Wisrawa & Dewi Sukesi

Gb 3.5. Studi Karakter Rahwana Wisrawa & Dewi Sukesi.

c. Batara Guru & Dewi Uma

Gb 3.6. Studi Karakter Rahwana Batara Guru & Dewi Uma


(18)

28 d. Sinta

Gb 3.7. Studi Karakter Sinta

e. Batu

Gb 3.8. Studi Karakter Batu f. Panggung


(19)

29 3.5.4. Studi Warna

Pewarnaan ilustrasi dilakukan dengan cara digital brus, agar warna proses pewarnaan menjadi mudah.

Gb 3.10. Studi Warna.

3.5.5. Studi Tipografi

Tipografi yang digunakan pada pembuatan buku cerita pop up ini menggunakan BLACKADDER ITC :

1234567890

A B C D E F G H I J K L M N O

P Q R S T U V W X Y Z

abcdefghijklmnopqrstu

., ’ ; ” : ! @ # $ % &?/<>


(20)

30 3.6. Strategi Media

Media utama dalam pengemasan promosi Teater cassanova yaitu melalui Buku, ini dilakukan karena media ini memiliki karakter yang tepat untuk target yang dituju yaitu anak muda pada pementasan Rahwana Sinta. Dengan demikian pengenalan Teater Cassanova dapat dengan mudah dikenal kepada masyarakat kususnya anak muda yang sekarang kebanyakan lebih menyukai cerita-cerita percintaan.

Untuk menyampaikan pesan kepada target sasaran dan untuk mencapai tujuan seperti yang ditentukan diatas serta mempertimbangkan strategi komunikasi yang dibuat, maka dipilih media komunikasi yang dapat dilihat dan didengar oleh sasaran. Selain media utama buku juga ada beberapa media pendukung lainya yang dapat memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu karyanya yang berjudul Rahwana Sinta, seperti poster, x-banner, iklan dunia maya, stiker, iklan majalah, gimmick. Karena media tersebut sering digunakan dalam informasi :

- Poster

Media tersebut dapat mempengaruhi khalayak dengan informasi yang cukup padat. Sehingga khalayak tertarik dengan informasi yang diberikan contohnya seperti acara live performance. Poster tersebut ditempel di papan informasi.


(21)

31

- Spanduk

Spanduk merupakan media luar ruang yang dapat

menginformasikan khalayak lebih luas. Seperti event promo tour yang lakukan pihak sponsor.

- Banner

Sebagai media informasi yang ruang lingkupnya sesuai dengan tempatnya. Dengan berisikan informasi, live performance atau hadiah.

- Gantungan Kunci

Media ini cukup menarik perhatian karena untuk cinedra mata tanpa mengalihkan informasi promosi buku pop up ini.

Media ini dikemas berbentuk love, karena sesuai dengan konsep Rahwana Sinta.

- Flag chain

Flagh Chain ini mampu membantu menginformasi bahwa ditempat tersebut ada sebuah acara, launching, live performance dan sebagainya

- Stiker, T-shrt, Mug dan Paperbag


(22)

32 3.6.1. Pertimbangan Dasar

Dalam pertimbangan dasar media promosi untuk mencapai target sasaran secara efektif maka dilakukan tahap-tahap penyebaran medianya dari media utama hingga media pendukung lainnya mengikuti dari tempat penyebaran.


(23)

5

BAB II

PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA

PERSENTASI

2.1. Teater Cassanova

Gb 2.1. Nyanyian Universitas Orang – Orang Mati (musikal) (sumber : dokumen pribadi)

Berawal kecintaan terhadap dunia teater, sekelompok mahasiswa STSI mencoba membentuk sebuah kelompok teater yang berisikan aktor - aktor muda didalamnya. Teater Cassanova menciptakan terobosan - terobosan dalam dunia teater. Salah satu keistimewaan teater ini dalalah pada tema, pengemasan dan karakteristik dalam panggung. Mereka memanfaatkan setiap ruang yang jarang dieksplorasi oleh


(24)

6

kelompok lain. Untuk sebuah kelompok terater, Teater Cassanova cukup diperhitungkan untuk teater di Bandung, mereka memeliki estetika tersendiri dalam mementaskan karyanya dengan mengemas sebuah pertunjukan, sehingga memunculkan sebuah pertujukan itu terlihat berbeda dengan gaya teater garda depan.

Teater garda depan adalah sebuah perkembangan dalam dunia teater yang selalu mengeksplor dari berbagai aspek sehingga terlihat abstrak, akan tetapi abstrak yang diambil telah menjadi kreatif karena memunculkan beberapa macam visual-visual yang tidak monoton. Perkembangan ini tidak terlepas dari adanya lembaga-lembaga yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi teater itu sendiri dengan tujuan memperluas wawasan bagi perkembangan terater serta referensi bagi para pekerja teater lainya, khususnya pelajar dan masyarakat pecinta teater (Yudiaryani 1997, h.42). Seperti dalam pementasan naskah “Hutan Hujan Malam Pelarian”, Teater Cassanova coba menciptakan panggung yang sejajar dengan penonton, sehingga penonton itu sendiri dijadikan sebagai aktor.


(25)

7

Gb 2.2. Hutan Hujan Malam Pelarian (sumber : dokumen pribadi)

Gb 2.3. Hutan Hujan Malam Pelarian (sumber : dokumen pribadi)


(26)

8

Teater Cassanova berkeinginan memperkenalkan karya mereka lebih jauh dan ingin membuktikan eksistensi pada pada masyarakat bahwa Teater Cassanova mempunya potensi yang baik dan sebenarnya mampu bersaing dengan kelompok teater yang lainnya, dengan beberapa karakteristik pementasan dan terobosan terobosan yang baru dalam dunia teater. Terobosan yang terus akan dieksplorasi sehingga akan menghasilkan sebuah karya yang maksimal, diantaranya dari judul pementasan, dialog ataupun eksplorasi ruang pementasan yang sebagian besar tidak digunakan oleh kelompok teater teater yang ada. Sedangkan dalam konsep cerita Rahwana Sinta yang dimainkan Teater Cassanova adalah kisah percintaan yang terjadi pada Rahwana dan Sinta. Dengan menggabungkan beberapa untuk seni, diantaranya :

a. Musikal

Musik pengisi dalam pementasan Teater Cassanova mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan kelompok teater yang lainnya dan Dalam pementasan itu sendiri, pengiring (musik) biasanya memainkan musik secara langsung. Dengan campuran unsur rock dan pop, musik membawa alur yang lebih dramatisir, karena musik rock dan pop lebih memberi penekanan penekanan yang lebih dalam, diantaranya melalui bermain tempo dan kata kata yang lebih mendobrak gerak tubuh


(27)

9 b. Tari

Pergerakan dalam penguasaan panggung atau tempat pementasan lebih didominan oleh unsur unsur gerak tubuh dari ekplorasi tarian tarian tradisional dan tari modern, agar membangun suasana dramatisir dari pergerakan aktor.

c. Kostum

Dalam konsep kostum dalam pementasan, Teater Cassanova berkolaborasi dengan mahasiswa/i seni kriya untuk menciptakan konsep pakaian dalam sebuah pementasan.

Ada beberapa masalah dalam tubuh Teater Cassanova, membuat promosi dan publikasi kepada masyarakat sangat lemah. Sehinggga diperlukan beberapa cara dalam memperbaiki sistem sistem yang ada, dari manajemen ataupun sistem promosi. Karena sistem yang telah dipaparkan diatas sangat berpengaruh dengan perkembangan Teater Cassanova itu sendiri. Mereka memerlukan sebuah media pendukung yang efektif untuk berpromosi terhadap masyarakat luas, khususnya bagi penikmat seni pertunjukan peran lokal atau tanah air dengan konsep cerita Rahwana Sinta yang dimainkan Teater Cassanova adalah kisah percintaan yang terjadi pada Rahwana dan Sinta. Dengan menggabungkan beberapa unsur dalam seni.


(28)

10 2.2. Teater Romantik

Gagasan Teater Romantik muncul pertamakali ketika peristiwa revolusi Prancis, karena para pelaku seni pada saat itu merasa bosan dan jenuh dengan naskah-naskah cerita politik atau cerita ideologi manusia yang selalu dipentaskan berulang-ulang.

Gagasan ini terus berkembang ke beberapa belahan dunia, untuk di Indonesia sendiri sangat jarang sebuah kelompok teater mementaskan cerita Romantik, karena naskah pementasan Teater Romantik mempunyai struktur yang sangat rumit dan longgar dengan karakter-karakter yang selalu berubah-ubuh pada setiap menitnya. Konsep Teater Romantik sering mendapat keritik, karena dianggap hanya menghamburkan pantasi dan mimpi, sehingga memunculkan sebuah pemikiran bahwa konsep Teater Romantik adalah cerita khusus orang-orang borjuis dan pemalas.

2.2.1. Bentuk Panggung Teater Romantik

Bentuk panggung Teater Romantik cendrung menggunakan konsep colourfull, gambar-gambar yang indah ditampilkan melalui berbagai cara yang cepat, serta didukung oleh persoalan bahasa naskah yang romantis dan puitis. Sehingga mampu membuat penonton terkagum oleh teknik-teknik pementasan yang keluar dari batas konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya (tradisional).


(29)

11 2.3. Aktor

Aktor adalah seseorang yang terisolasi dalam suatu ruang dan waktu, sehingga dia memunculkan karakter atau penokohan sesuai dengan ruang dan waktu yang diceritakan. Ketika sang aktor berakting tampa melahirkan rasa, maka yang dilakukan aktor tersebut adalah kebohongan, kepura-puraan, gerak yang di buat-buat dan bila hal ini terjadi maka penonton sebagai salah satu elemen penting dalam peristiwa teater tidak akan mendapatkan pencerahan atau nilai yang ingin di tawarkan dari peristiwa teater tersebut.

Uraian singkat diatas adalah pengantar dengan sikap keaktoran dalam segmen perteateran, dimana dipahami bahwa di dalamnya akan senantiasa hadir kejadian-kejadian yang menyangkut keberadaan

sutradara dan aktor sebagai pelaku.

Terdapat dua jenis keaktoran yang diperankan oleh seorang actor yang tidak terlepas dari kehendak sutradara, keduanya adalah peran protagonist dan peran antagonis. Disini, manusia sebagai aktor akan cenderung memilih peran yang protagonis untuk memerankan segala yang baik ketimbang memilih peran yang antagonis yang cenderung untuk bersikap jahat atau buruk dalam pemeranannya. Namun demikian, perlu dipahami bahwa memilih peran diatas panggung teater tentu didasarkan kepada kesepakatan antara penilaian sutradara dan aktornya, dan berbeda dengan peran-peran yang akan diemban oleh seorang aktor dalam kehidupan yang sebenarnya. Sebuah peran akan


(30)

12

menjadi hak mutlak sutradara kepada kehidupan terhadap para aktornya. Aktor tidak harus diperankan dalam sebuah pementasan nyata seperti Film ataupun teater, aktor juga dapat berbentuk sebuah tulisan dari cerita yang telah disusun menjadi sebuah buku cerita ataupun novel, pada dasarnya semua aktor harus yang berperan sesuai dengan cerita yang dikisahkan oleh sutradara, sehingga menghasilkan sebuah dimensi dramatisir pada setiap babaknya.

2.4. Buku Cerita

Buku cerita adalah penuturan suatu kejadian yang telah terjadi didalam sebuah ruang dan waktu, sehingga kita dapat mengetahui dimana, bagaimana dan apa yang dialami oleh tokoh yang diceritakan dari awal sampai akhir. Pelaku cerita tersebut dapat diperankan oleh benda, binatang ataupun manusia. Saat ini variasi buku bermacam-macam sesuai dengan model, ukuran, jenis dan kegunaan. Diantaranya :

2.4.1. Komik

Komik adalah buku cerita yang menggabungkan seni menggambar sehingga menghasilkan sebuah cerita dan dilengkapi dengan text yang bergaya balon kata.


(31)

13 2.4.2. Novel

Novel adalah sebuah karya prosa yang tersusun dengan kata kata yang indah baik itu fiktif ataupun kisah nyata yang kemudian dibukukan sehingga menghasilkan sebuah alur cerita yang dramatisir. Novel biasanya tidak hanya menggunakan kata-kata yang indah saja, karena novel kebanyakan menggunakan gaya bahasa puitis untuk lebih membangun sebuah cerita agar sipembaca dapat menciptakan ataupun merasakan penokohan karakter dalam sebuah certa tersebut.

2.4.3. Nomik

Nomik adalah Novel yang disertai gambar ataupun ilustrasi dibagian-bagian tertentu sebagai penegasan dalam sebuah kejadian dalam suatu cerita.

2.4.4. Novelet

Novlet adalah Buku cerita yang tidak terlalu banyak kata kata seperti Novel, namun tidak terlalu sedikit seperti Cerpen.

2.4.5. Pop Up

Pop up adalah buku cerita bergambar tiga dimensi yang menggunakan teknik memotong dan melipat sehingga menghasilkan sebuah gambar yang dapat bergerak ataupun mempunyai ruang dengan tarikan pada setiap lipatanya.


(32)

14

Pop up diciptakan pada tahun 1890 oleh dua orang penulis cerita bergambar anak-anak pada era Victoria, yang kemudian dipatenkan pada tahun 1899 dengan beberapa temuan-temuan teknik melipat yang semakin berkembang.

Pop up seringkali dikaitkan dengan Ernest Nister atau Louis Giraud sebagai penemunya, sampai akhirnya pada tahun 1920 Louis Giraud bekerja pada Departemen Buku Daily Express dan memproduksi buku pop up anak-anak pada setiap tahun-nya. Kelebihan Pop up dalam sebuah buku cerita adalah mampu membuat dimensi pada visual setiap adegan, sehingga dapat lebih menarik minat sipembaca dengan adanya kejutan-kejutan pada bentuk visual yang dihadirkan.

2.5. Promosi di Dunia Seni Peran

Strategi promosi didalam dunia seni peran dikemas dengan kreatif, karena dipersiapkan untuk menghadapi persaingan yang ada dipasar dan menarik minat pasar. Salah satunya yaitu membuat sebuah buku crita pop up yang bisa menjawab kebutuhan untuk meraih konsumen. Dengan dibarengi ilmu yang kreatif dapat membuat Buku yang lebih bebas untuk bisa menarik perhatian audien.


(33)

15 2.6. Analisa Penelitian

Untuk menyelesaikan permasalahan promosi ini maka digunakan sistem analisis SWOT, yang nantinya akan diteliti inti permasalahan yang muncul kemudian dicari solusi pemecahan masalahnya

Strength

- Kekuatan naskah menjadi karakteristik

-Pengemasan pertunjukan yang menggabungkan unsur tari, kostum & musik

- Selalu ada unsur komedi pada setiap pementasan

- Cerita yang dipentaskan selalu dikemas dengan live music & meminimalisir dialog

Weaknes

- Dalam berpromosi banyak memiliki beberapa kendala

- Dialog terkadang terlalu sulit untuk dicerna

- Sulitnya media pertunjukan

Opportunity

- Pesan cerita bermuatan positif

- Naskah dibuat senyata mungkin dari kasus sosial atau cerita rakyat dari sisi yang tidak pernah

Melakukan strategi promosi yang menarik dan efektif agar Teater Cassanova dapat dikenal dimata masyarakat

Melakukan pendekatan terhadap target yang dituju dengan menunjukan kekarakteristikan Teater Cassanova


(34)

16

diungkap

- Ada karakteristik dalam setiap pertunjukan

promosi yang menarik dan efektif agar Teater Cassanova dapat dikenal dimata masyarakat

Treath

- Tumbuhnya kelompok teater yang lain akan jadi pesaing

- Tidak dibarengi strategi promosi dengan baik yang membuat Teater

Cassanova tidak berkembang

melakukan pengemasan sebagai media utama, sehingga Teater Cassanova ada nila tersendiri dimata masyarakat

diperlukan beberapa cara dalam memperbaiki sistem sistem yang ada, dari manajemen ataupun sistem promosi. Karena sistem yang telah dipaparkan diatas sangat berpengaruh dengan perkembangan Teater Cassanova itu sendiri


(35)

17 2.7. Target Audien

Target audien bertujuan untuk membagi dasar-dasar pemasara yang kemudian dibagi kedalam segmentasi pasar menjadi beberapa bagian, yaitu :

2.7.1. Segmentasi Geografik

Membagi pasar menjadi beberapa bagian secara geografik. Dalam hal ini khususnya kepada pecinta pertunjukan seni peran lokal (Bandung) dan pecinta pertunjukan seni peran pada umumnya.

2.7.2. Segmentasi Demografik

Dengan mebedakan pasar untuk menjadi kelompok berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan lain sebagainya. Dalam hal ini yaitu anak muda dalam usia 17 - 26 tahun yaitu mulai dari jenjang SMA sampai Perguruan tinggi yang berkecimpung didunia seni peran.

2.7.3. Segmentasi Psikografik.

Dengan membagi kelompok yang berbeda dengan berdasarkan karakteristik gaya hidup atau kepribadian. Dalam hal ini yaitu kalangan masyarakat menengah keatas yang berkecimpung didunia seni peran.


(36)

18

Target audien ditujukan agar perancangan Buku cerita ini dapat tersampaikan dengan baik kepada target audien.

2.8. Kesimpulan analisis data

Setelah menganalisa data dan meninjau analisis SWOT, maka didapat kesimpulan yang mengacu kedalam proses perancangan yaitu diperlukan sarana promosi yang menarik dan efektif.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat buku yang dikemas menarik yang disesuaikan konsep dan target audien. Karena untuk meyakinkan target audien diperlukan media yang dapat dilihat secara langsung.

Adanya pemilihan media yang tepat untuk mendukung pemasaran disesuaikan dengan target audien. Media yang dirasa tepat untuk lini atas adalah Buku yang didalamnya menggabungkan antara sebuah cerita dan ilustrasi yang bergaya Pop up, sedangkan untuk media pendukung adalah dengan pembuatan poster, print ad, gimmicks, merchandise. Kemudian pemilihan media pada internet melalui Facebook.


(37)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting atau seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik muka, musik, tari dan lain-lain. Teater terjadi ketika satu orang atau lebih terisolasi dalam suatu ruang dan waktu sehingga menghadirkan diri mereka sebagai orang lain. Keterlibatan seorang penulis dan seorang sutradara adalah mutlak dalam teater, sedangkan peranan penting dalam pementasan teater adalah seorang sutradara yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater itu sendiri (Yudiaryani, 2007, h.1 & 2)

Ada beberapa kelompok teater yang tersebar disetiap kota di Indonesia, seperti dari Jakarta diantaranya : Teater Bel dan Teater Koma. Seperti halnya di Kota Bandung sendiri terdapat beberapa kelompok teater, diantaranya Ccl, Teater Payung Hitam dan diantaranya Teater Cassanova.

Salah satu kelompok teater yang terhitung baru di Bandung adalah Teatter Cassanova. Kelompok ini berdiri pada tanggal 14 Februari


(38)

2

2003, keistimewaan teater ini adalah pada tema, pengemasan dan karakteristik dalam panggung. Karakteristik tersebut dijadikan sebagai slogan dalam setiap karya pementasan-nya, yaitu : “Penjelajahan Seni Tanpa Batas“. Untuk Mewujudkan karya yang maksimal.

Seperti dalam salah satu karya yang mengangkat cerita pewayangan, Teater Cassanova mengemas sebuah cerita percintaan “Rahwana Sinta”, dengan berani menghadirkan gugatan seorang Rahwana terhadap kenyataan getir dan keharusan hidup yang dilakoninya. Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab atas penculik dewi Sinta. Namun penulis naskah yaitu Ocky Sandilemon dan Hermawan Aksan mampu mencitrakan sang angkara Rahwana yang dikenal sebagai tokoh antagonis menjadi protagonis. Cerita ini dikemas dengan cerita cinta dan tanpa peperangan seperti cerita pewayangan biasanya. Namun jarangnya pementasana, menyebabkan Teater Cassanowa hanya dikenal dilingkaran komunitas-komunitas teater di Bandung atau orang-orang yang sering berkecimpung di dinia seni saja, kondisi ini menyebabkan sedikit ruang bagi mereka untuk mengkreasikan dan diapresiasikan karya naskah naskah mereka dalam panggung, maka diperlukan media yang efektif untuk memperkenalkan Teater Cassanova melalui karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.


(39)

3 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat di-identifikasikan masalah sebagai berikut :

• Teater Cassanova sudah lama berdiri, namun belum banyak dikenal oleh masyarakat pecinta seni peran.

• Kurang efektifitas media promosi karya Teater Cassanova

• Banyaknya kelompok teater yang berkembang dikota Bandung dan sekitarnya

1.3. Fokus Masalah

Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka fokus permasalahan ini adalah bagaimana membuat perancangan media yang efektif untuk memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.

1.4. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dari sebuah promosi Teater Cassanova tersebut adalah

1. Agar masyarakat pecinta seni peran mengenal Teater Cassanova melalui karya naskah-naskah mereka.

2. Membuat sebuah Buku cerita pop up yang cukup relevan dan efektif untuk menunjukan identitas visual.


(40)

4

3. Buku cerita pop up ini dibuat sebagai media presentasi untuk mempromosikan Teater Cassanova, sebagai kelompok teater yang mempunyai potensi dengan pasar anak muda pada masa kini.


(41)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan ijin-Nya laporan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA SINTA KARYA TEATER CASSANOVA” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan kelapangan yang diberikan Allah SWT, semuanya dapat dilalui dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Bandung, agustus 2011


(42)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA SINTA

KARYA TEATER CASSANOVA

DK38315 Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Asep Heryanto 51906155

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting atau seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik muka, musik, tari dan lain-lain. Teater terjadi ketika satu orang atau lebih terisolasi dalam suatu ruang dan waktu sehingga menghadirkan diri mereka sebagai orang lain. Keterlibatan seorang penulis dan seorang sutradara adalah mutlak dalam teater, sedangkan peranan penting dalam pementasan teater adalah seorang sutradara yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater itu sendiri (Yudiaryani, 2007, h.1 & 2)

Ada beberapa kelompok teater yang tersebar disetiap kota di Indonesia, seperti dari Jakarta diantaranya : Teater Bel dan Teater Koma. Seperti halnya di Kota Bandung sendiri terdapat beberapa kelompok teater, diantaranya Ccl, Teater Payung Hitam dan diantaranya Teater Cassanova.

Salah satu kelompok teater yang terhitung baru di Bandung adalah Teatter Cassanova. Kelompok ini berdiri pada tanggal 14 Februari


(2)

2

2003, keistimewaan teater ini adalah pada tema, pengemasan dan karakteristik dalam panggung. Karakteristik tersebut dijadikan sebagai slogan dalam setiap karya pementasan-nya, yaitu : “Penjelajahan Seni Tanpa Batas“. Untuk Mewujudkan karya yang maksimal.

Seperti dalam salah satu karya yang mengangkat cerita pewayangan, Teater Cassanova mengemas sebuah cerita percintaan “Rahwana Sinta”, dengan berani menghadirkan gugatan seorang Rahwana terhadap kenyataan getir dan keharusan hidup yang dilakoninya. Rahwana didalam cerita Ramayana dituding bertanggung jawab atas penculik dewi Sinta. Namun penulis naskah yaitu Ocky Sandilemon dan Hermawan Aksan mampu mencitrakan sang angkara Rahwana yang dikenal sebagai tokoh antagonis menjadi protagonis. Cerita ini dikemas dengan cerita cinta dan tanpa peperangan seperti cerita pewayangan biasanya. Namun jarangnya pementasana, menyebabkan Teater Cassanowa hanya dikenal dilingkaran komunitas-komunitas teater di Bandung atau orang-orang yang sering berkecimpung di dinia seni saja, kondisi ini menyebabkan sedikit ruang bagi mereka untuk mengkreasikan dan diapresiasikan karya naskah naskah mereka dalam panggung, maka diperlukan media yang efektif untuk memperkenalkan Teater Cassanova melalui karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.


(3)

3 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat di-identifikasikan masalah sebagai berikut :

• Teater Cassanova sudah lama berdiri, namun belum banyak dikenal oleh masyarakat pecinta seni peran.

• Kurang efektifitas media promosi karya Teater Cassanova

• Banyaknya kelompok teater yang berkembang dikota Bandung dan sekitarnya

1.3. Fokus Masalah

Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka fokus permasalahan ini adalah bagaimana membuat perancangan media yang efektif untuk memperkenalkan Teater Cassanova melalui salah satu karyanya yang berjudul Rahwana Sinta.

1.4. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dari sebuah promosi Teater Cassanova tersebut adalah

1. Agar masyarakat pecinta seni peran mengenal Teater Cassanova melalui karya naskah-naskah mereka.

2. Membuat sebuah Buku cerita pop up yang cukup relevan dan efektif untuk menunjukan identitas visual.


(4)

4

3. Buku cerita pop up ini dibuat sebagai media presentasi untuk mempromosikan Teater Cassanova, sebagai kelompok teater yang mempunyai potensi dengan pasar anak muda pada masa kini.


(5)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan ijin-Nya laporan Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA SINTA KARYA TEATER CASSANOVA” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan kelapangan yang diberikan Allah SWT, semuanya dapat dilalui dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Bandung, agustus 2011


(6)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU POP UP RAHWANA SINTA

KARYA TEATER CASSANOVA

DK38315 Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Asep Heryanto 51906155

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG