Sistem informasi pemilihan kepala daerah tingkat I Provinsi Jawa Barat : laporan kerja praktek

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Dewasa ini perkembangan dunia usaha baik perusahaan dagang ,industri, maupun jasa semakin meningkat. Perkembangan dunia usaha tersebut mengakibatkan aktivitas perusahaan semakin kompleks, demikian pula permasalahan yang ada dalam perusahaan. Dalam pengelolaan suatu perusahaan di harapkan adanya kepengurusan yang baik agar kelangsungan hidup perusahaan dapat di pertahankan dan tujuan usaha dapat di capai secara efektif dan efisien.

Di jurusan Manajemen Informatika terdapat mata kuliah Kerja Praktek (KP) yang harus dilakukan / dilaksanakan oleh mahasiswa. Kerja praktek yang dilakukan oleh penulis mempunyai tujuan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan nilai dari mata kuliah Kerja Praktek pada semester tujuh. Selain itu, penulis juga ingin meningkatkan wawasan yang lebih luas dan mendapatkan pengalaman di dunia kerja.

Kerja Praktek juga bermanfaat bagi UNIKOM dan perusahaan dimana penulis melaksanakan kerja praktek, manfaat tersebut yaitu terciptanya kemitraan yang baik antara UNIKOM dengan perusahaan dan adanya masukan yang bermanfaat


(2)

yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan yang sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan kerja praktek.

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai KPU JABAR kantor cabang instansi pemerintah bergerak di bidang pemilihan umum atau biasa disebut sebagai pemilu yang terletak di jl.Garut no.11 Bandung 40559.KPU JABAR bertugas mengelola hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh masyarakat sekitar daerah pemilihan umum atau pemilu tersebut sesuai dengan jabatan yang di inginkan oleh para calon legislatife atau biasa disebut dengan caleg.Salah satunya adalah Plkada,yaitu Pemilihan Kepala Daerah secara langsung.Pilkada merupakan penjabaran ketentuan dalan Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen keempat yang menyatakan bahwa gubernur,bupati dan walikota,masing-masing adalah sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,kabupaten dan kota dipilih secara demokratis.Cara demokratis itu diterjemahkan dengan pemberian ruang gerak kepada rakyat pemilih untuk menjadi penentu kandidat yang bakal memimpin daerahnya,dan kepala daerah harus dipilih langsung. Dari latarbelakang yang telah kami tuliskan di atas, maka kami tertarik untuk mengambil topik untuk pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “SISTEM INFORMASI PEMILIHAN KEPALA DAERAH TINGKAT I PROVINSI JAWA BARAT ” .


(3)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Didalam setiap Perusahaan kita tidak akan terlepas dari permasalahan-permasalahan maupun hambatan-hambatan dalam mendapatkan Informasi. Masalah ataupun hambatan yang ada dalam Pengolahan Data akan menghambat pekerjaan. Adapun ruang lingkup dari permasalahan yang ada pada KPU JABAR Bandung dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Proses rekapitulasi hasil perhitungan suara diseluruh tempat pemungutan suara disetiap kecamatan dan proses penyampaian berita acara serta sertifikat hasil perhitungan suara ke KPU Kabupaten/Kota akan membutuhkan waktu yang lama dan sangat merepotkan.

2. Memungkinkan terjadinya kecurangan-kecurangan terhadap hasil pemungutan suara.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara proses rekapitulasi hasil perhitungan suara diseluruh tempat pemungutan suara disetiap kecamatan dan proses penyampaian berita acara serta sertifikat hasil perhitungan suara ke KPU


(4)

Kabupaten/Kota agar pelaksanaannya bias berjalan lebih efektif dan efisien.

2. Bagaimana cara menanggulangi memungkinkan terjadinya kecurangan-kecurangan terhadap hasil pemungutan suara.

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Maksud dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

a. Menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh serta membandingkan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dengan ilmu yang didapat dilingkungan pekerjaan.

b. Untuk Penulis sendiri bertujuan sebagai salah satu syarat,guna menyelesaikan salah satu mata kuliah yang harus dijalankan.

c. Membentuk sikap bertanggung jawab serta berfikir yang bijaksana dalam menghadapi masalah serta cara pemecahannya.

d. Melatih mahasiswa - mahasiswi untuk disiplin dalam melakukan semua kegiatan khususnya dalam melakukan pekerjaan.

e. Sebagai motivasi dan pelatihan bagi mahasiswa - mahasiswi untuk dapat mengetahui dan dapat terus meningkatkan sumber daya manusianya agar nantinya tidak kalah dalam menghadapi persaingan.


(5)

f. Serta sebagai sarana untuk membiasakan mahasiswa - mahasiswi dengan lingkungan kerjanya.

Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan :

a. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang diterapkan pada KPU JABAR Bandung.

b. Untuk mengetahui secara rinci, penyebab proses kecurangan-kecurangan dalam hasil pmungutan suara.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembuatan laporan berdasarkan dengan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan yaitu:

1. Sistem informasi ini hanya menangani pemilihan Kepala Daerah Tingkat I.

2. KPU JABAR bandung menggunakan sistem informasi yang telah digunakan karyawan sebelumnya.

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Lokasi Penelitian dilakukan pada KPU JABAR yang beralamat di jl.Garut no.11 Bandung 40559 Indonesia. Waktu yang dibutuhkan dalam


(6)

melakukan Praktek Kerja Lapangan mulai dari Prsiapan hingga Penyusunan, dan Pelaporan hasil Praktek Kerja Lapangan adalah dari Bulan Juli sampai Agustus 2011. Dibawah ini adalah gambaran kegiatan Praktek Kerja Lapangan.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

No Aktivitas

Tahun 2011

Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Tahap Persiapan X X

2. Pengumpulan Data X X X X

3. Penulisan Laporan X X X X X X

4. Evaluasi X X X X


(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” (Jogiyanto. HM, 1989 : 2)

2.1.1. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1.Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.


(8)

2.Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3.Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4.Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.


(9)

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6.Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7.Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak


(10)

mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

http://blog.re.or.id/konsep-dasar-sistem-elemen-sistem.htm / 05 September 2011

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas system (soundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). (Jogiyanto, 2004;684)

1. Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. (Jogiyanto, 2004;684)


(11)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu system dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. (Jogiyanto, 2004;685)

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu system adalah apapun diluar batas dari system yang mempengaruhi operasi sitem. Lingkungan luar system dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan system tersebut. (Jogiyanto, 2004;685)

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. (Jogiyanto, 2004;685.

5. Masukan Sistem

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. (Jogiyanto, 2004;685)


(12)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklarisifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain. (Jogiyanto, 2004;685)

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan uang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. (Jogiyanto, 2004;686)

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi system tidak aka nada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan system dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. (Jogiyanto, 2004;686)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut :


(13)

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dan tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya.

b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human – machinesystem atau ada yang menyebut dengan man– machinesystem. Sistem informasi akuntanasi merupakan contoh man machinesystem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu.


(14)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi di antara bagian- bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program– program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka.

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya . sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed sistem. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka sustu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa,


(15)

sehingga secara relative tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis, terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja. (Jogiyanto,2004;684)

2.2 Pengertian Informasi

Informasi dapat di definisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam sutu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti lagi bagi penerimanya. (Jogiyanto, 2004;687)

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat di definisikan sebagai suatu sistem didalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengembalian keputusan yang cerdik. (Jogiyanto, 2004;692)


(16)

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini adalah menggunakan metode penelitian Deskriptif yaitu melakukan penelitian dengan mencari dan mengemukakan data berdasarkan data perusahaan yang sebenarnya, kemudian melakukan analisis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Selain itu juga,menggunakan metode Deduktif yang sesuai dengan kebutuhan, yaitu menyelesaikan semua proses sesuai dengan alur yang digunakan sebelum akhirnya dapat membuat kesimpulan atas sistem yang ada.

2.4.1 Alat Bantu Analisis

1. Flow Map

Diagram alir dokumen (Flowmap) merupakan diagram yang memberikan gambaran luar keseluruhan operasi tanpa penguraian semua langkah input spesifik, pengolahan dan output yang akan dilaksanakan. Hal yang penting adalah untuk menampilkan gambaran total tanpa khawatir akan tiap detail yang kecil. Setiap alur dokumen memasukkan dari beberapa program yang terpisah.

2. Diagram Konteks

Diagram kontek adalah suatu alat atau metode penggambaran suatu Sistem Informasi secara global, baik Sistem Informasi yang berbasis komputer atau tidak berbasis komputer. Diagram konteks terdiri dari sebuah


(17)

simbol proses yang mewakili keseluruhan proses dalam sistem dan minimal sebuah external entity (entitas luar) yang merupakan sumber atau tujuan data dari sistem tersebut dan aliran data yang menggambarkan aliran suatu masukan ataupun keluaran dari sistem tersebut.

3. Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design). DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Untuk mewakili arus data dalam suatu sistem digunakan notasi atau simbol sehingga membantu dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD :

a. External Entity (kesatuan luar) atau Boundary (Batas Sistem) Setiap system mempunyai batas sistem (Boundary) yang memisahkan suatu system lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input-input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang,


(18)

organisasi atau system lainnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

b. Data Flow (arus data)

Arus data menunjukan arus data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data di DFD diberi simbol suatu panah.

c. Process (proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil dari suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses data dianjurkan dengan simbol lingkaran.

d. Data Store (simpanan data)

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer. Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis Horizontal parallel.


(19)

Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Di tengah masyarakat, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

2.5.1 Asas pemilu

Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.


(20)

Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.

2.6 Pilkada

Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah:

 Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi  Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten  Walikota dan wakil walikota untuk kota


(21)

Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah) belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama "pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah". Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.

2.6.1 Penyelenggaraan Pilkada

Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.

Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).


(22)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, peserta Pilkada juga dapat diusulkan oleh partai politik lokal.

2.7 Politik

Politik adalah proses pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional


(23)

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

 politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

 politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

 politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat

 politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik,legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

2.7.1 Teori Politik

Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem

politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan,legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.


(24)

Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara

negara di

dunia: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme , feminisme,fundamentalisme,keagamaan, globalisme, imperialisme, kapital isme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi,mona rki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb.

2.7.2 Lembaga Politik

Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.

Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-nya)


(25)

melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.

Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merobah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.

Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.


(26)

Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah:

 Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin

 Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat

 Ikut serta dalam pesta politik

 Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas  Berhak untuk menjadi pimpinan politik

 Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku

2.7.4 Partai Politik

Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok


(27)

ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Partai politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik.

Dalam rangka memahami Partai Politik sebagai salah satu komponen Infra Struktur Politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai Partai Politik, yakni :

1. Carl J. Friedrich: Partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin Partainya, dan berdasarkan penguasan ini memberikan kepada anggota Partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil.

2. R.H. Soltou: Partai Politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai satukesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih, bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.


(28)

3. Sigmund Neumann: Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham.

4. Miriam Budiardjo: Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. 2.8 Kampanye

Kampanye adalah sebuah tindakan doktet bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistim politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan. Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk mengubah kebijakan di dalam suatu institusi.


(29)

(30)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1.Tinjauan Umum Perusahaan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi adalah salah satu lembaga pemerintah yang berkedudukan di provinsi. Dalam melaksanakan tugasnya, KPU Provinsi dibantu oleh lembaga keskretariatan KPU. Sekretariat KPU Provinsi mempunyai tugas melayani pelaksanaan tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan pemilu di Provinsi. Dan lembaga kesekretariatan ini secara operasional akan bertanggung jawab sepenuhnya kepada KPU Provinsi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudkan diatas, sekretariat KPU Provinsi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program dan anggaran pemilu di Provinsi.

b. Pemberian pelayanan teknis pelaksanaan penyelenggaraan pemilu di Provinsi.

c. Pemberian pelayanan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, anggaran, dan perlengkapan.

d. Perumusan dan penyusunan bantuan serta penyelesaian masalah dan sengketa hukum.


(31)

e. Pemberian dan pelayanan informasi pemilu, partisipasi masyarakat dan penyelenggaran hubungan masyarakat bagi keperluan pemilu di Provinsi.

f. Pengelolaan data pemilu di Provinsi.

g. Pengelolaan logistik dan distribusi barang atau jasa keperluan pemilu.

h. Pelaksanaan kerjasama antar lembaga.

i. Penyusunan laporan penyelengaraan kegiatan dan pertanggung jawaban Kpu Provinsi.

3.1.1 Visi Misi Perusahaan

Visi dan misi merupakan dua hal yang menentukan arah bagi setiap lembaga atau bahkan individu dan didalamnya terdapat cita-cita.

Visi yang ditentukan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang ingin diwujudkan Komisi Pemilihan Umum dimasa depan. Sedangkan misi yang ditetapkan berperan strategis yang diinginkan Komisi Pemilihan Umum untuk mencapai visi tersebut.

A. VISI

Komisi Pemilihan Umum menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non partisan, tidak memihak, berdasarkan asas-asas


(32)

pemilihan umum demokratis dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya dipercaya masyarakat.

B. MISI

a. Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Daerah dan Pejabat Publik lainnya yang ditentukan Undang-undang.

b. Meningkatkan pemaham hak dan kewajiban politik rakyat Indonesia yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

c. Melayani dan memperlakukan setiap peserta pemilihan umum secara adil dan satara.

d. Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap penyelenggaraan pemilihan umum.

Sebagai penerapan dari misi yang telah ditentukan, KPU menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yaitu :

a. Tujuan :

1. Rakyat memiliki kesadaran yang tinggi tenteng pemilihan umum yang demokratis


(33)

3. Peserta pemilihsn umum, calon Presiden dsn Wakil Presiden, calon anggota Legislatif, dan pejabat-pejabat lain yang ditentukan undang-undang harus diperlakukan adil.

b. Sasaran :

1. Penduduk berhak memilih, dan semua pilihan terdaftar dapat menggunakan hak pilihnya.

2. Pemberian suara dilakukan oleh pemilih terdaftar tanpa perantara, tanpa paksaan dan diketahui oleh orang lain.

3.2.Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi dalam sebuah lembaga atau instansi sangat diperlukan keberadaannya. Karena struktur organisasi ini dapat dijadikan pedoman dalam pembagian tugas oleh setiap bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing agar lebih mengarah pada pelaksanaan pedoman kerja yang telah disusun sebelumnya. Kalau pembagian tugas tidak jelas dan kacau, maka akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan yang telah direncanakan.

KPU Provinsi Jawa Barat mempunyai struktur organisasi garis dan staf, maksudnya adalah pada setiap tingkat atau level organisasi dikepalai


(34)

oleh seorang atasan yang membawahi beberapa orang karyawan. Jadi seorang karyawan hanya bertanggung jawab pada seorang atasan.

Adapun struktur organisasi KPU Provinsi Jawa Barat ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 622 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertariat Jendral Komisi Pemilihan Umum,Sekertariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Sekertariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.


(35)

Mengingat banyaknya uraian jabatan wewenang dan tanggung jawab dari semua organisasi yang ada di KPU JABAR Kantor Cabang jl.Garut no.11 Bandung maka kami hanya menguraikan bagian bagian yang berhubungan dengan Kerja Praktek yang dilakukan yaitu pada struktur Organisasi KPU JABAR Kantor Cabang jl.Garut no.11 Bandung.

3.3.Deskripsi Kerja

Mengingat banyaknya uraian jabatan wewenang dan tanggung jawab dari semua organisasi yang ada di KPU JABAR Kantor Cabang jl.Garut no.11 Bandung maka kami hanya menguraikan bagian bagian yang berhubungan dengan Kerja Praktek yang dilakukan.

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi terdiri dari : 1) Staf Pelaksana Bagian Program Data, Organisasi dan SDM 2) Staf Pelaksana Bagian Keuangan, Umum dan Logistik

3) Staf Pelaksana Bagian Hukum, Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat

(1) Staf Pelaksana pada SubBagian Program dan Data mempunyai Tugas :


(36)

b. mengumpulkan dan menyiapkan bahan-bahan penyusunan kebutuhan saran dan prasarana pemilu

c. mengumpulkan dan menyiapkan bahan-bahan penyusunan kerjasama dengan pemerintah lain yang terkait

d. mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan kerjasama dengan lembaga non pemerintah

e. mengumpulkan dan menyiapkan bahan petunjuk teknis pelaksanaan pemilu f. mengumpulkan dan menyiapkan bahan-bahan data pemutakhiran penduduk

dan daftar pemilih

g. mengumpulkan dan menghimpun dalam penyusunan laporan hasil pemilu khusus DPT

h. mengumpulkan dan mengolah bahan pengembangan dan penggunaan teknologi informasi

i. melaksanakan pengoperasian pengembangan aplikasi pengolahan dan penyajian data dan informasi pemilu

j. mengumpulkan dan menyiapkan bahan hasil monitoring penyelenggaraan pemilu

k. mengumpulkan dan menyiapkan bahan hasil supervisi penyelenggara pemilu l. mengumpulkan dan menyiapkan bahan evaluasi penyelenggaraan pemilu m. mengumpulkan dan menyiapkan bahan dokumentasi penyelenggaraan pemilu n. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan serta


(37)

o. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Program dan Data

p. mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemuktahiran data kependudukan dan data pemilih

q. menjalankan tugas lain yang diperintah oleh pemimpin

(1A) Staf Pelaksana pada Subbagian Organisasi dan SDM mempunyai Tugas: a. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan kebutuhan sumber daya

manusia

b. menyiapkan bahan usulan rencana mutasi pegawai

c. mengumpulkan dan menyiapkan bahan untuk usulan kesejahteraan pegawai d. menyusun dan menyiapkan bahan untuk usulan kesejahteraan pegawai. e. menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan

f. menyiapkan bahan-bahan untuk penyusunan DUK

g. menghimpun peraturan perundangan-undangan, kebijakan serta pedoman dan petunjuk teknis tentang kepegawaian

h. melaksanakan penghimpunan DP3

i. melaksanakan penyiapan draft formasi pegawai

j. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan usulan pemberhentian PNS pada secretariat KPU provinsi dan secretariat KPU Kabupaten/Kota


(38)

k. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan usulan kenaikan gaji berkala bagi PNS Sekretariat KPU provinsi dan secretariat KPU Kabupaten/kota

l. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan usulan kenaikan pangkat bagi PNS secretariat KPU provinsi dan secretariat KPU Kabupaten/kota m. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan usulan pegawai yang pension secretariat KPU provinsi dan secretariat KPU Kabupaten/kota

n. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan usulan CPNS menjadi PNS secretariat KPU provinsi dan secretariat KPU Kabupaten/Kota

o. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan usulan

penempatan/pemindahan PNS secretariat provinsi dan secretariat kabupaten p. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Organisasi dan SDM q. menjalankan tugas lain yang diperintahkan oleh pemimpin

(2) Staf pelaksanaan pada Subbagian Keuangan mempunyai Tugas:

a. menyiapkan bahan untuk monitor dan evaluasi pelaksanaan teknis kegiatan pengelolaan keuangan (KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota)

b. menghimpun peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

c. mengumpulkan bahan dan melaksanakan verifikasi laporan keuangan

d. menyiapkan bahan untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan teknis kegiatan supervisi anggaran


(39)

e. menyusun dan menyiapkan bahan-bahan untuk keperluan realisasi anggaran (SAI dan LPJ)

f. menghimpun data realisasi anggaran beserta Administrasi Data Komputer (ADK) untuk dikompilasi dan dilakukan rekonsiliasi dengan kanwil ditjen perbendaharaan

g. membuat daftar gaji

h. melaksanakan pembayaran gaji

i. membantu menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian keuangan j. membuat dan menyusun laporan SAI dan Rekonsiliasi KPU Kabupaten/Kota k. mengoperasikan aplikasi keuangan

l. menjalankan tugas lain yang diperintahkan pimpinan

(2A) Staf pelaksanaan pada Subbagian Umum dan Logistik mempunyai Tugas: a. melaksanakan urusan surat menyurat

b. melakukan urusan kearsipan dan ekspedisi di linkungan secretariat KPU provinsi

c. melaksanakan penomoran,pengetikan dan pengagendaan naskah dinas d. melakukan urusan perlengkapan di linkungan

e. mencatat himpunan naskah dianas yang keluar f. membantu menyusun dan menyimpan arsip aktif

g. mengdokumentasi kan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum dan Logistik


(40)

h. mengumpulkan dan menyiapkan bahan alokasi barang kebutuhan pemilu serta membuat laporan

i. menyiapkan bahan alokasi kebutuhan sarana pemilu

j. menghimpun dan mempelajari peraturan perundangan, kebijakan serta pedoman dan petunjuk teknis tentang pengelolaan logistic pemilu

k. melaksanakan inventaris barang

l. melaksanakan operasional aplikasi SIMAK BMN

m. menjalankan tugas lain yang diperintahkan oleh pimpinan

(3) Staf pelaksana pada Subbagian Hukum mempunyai Tugas:

a. mengumpulkan bahan untuk materi penyuluhan peraturan perundangan tentang pemilu

b. mengumpulkan bahan untuk advokasi dan konsultasi hokum penyelenggara pemilu

c. mengolah bahan advokasi dan konsultasi hokum penyelenggaraan pemilu d. mengumpulkan bahan untuk pembelaan advokasi dan sengketa hokum

penyelenggaraan pemilu

e. mengumpulkan bahan-bahan untuk verifikasi factual peserta pemilu f. membantu pelaksanakan verifikasi factual peserta pemilu

g. menyiapkan bahan evaluasi terhadap kegiatan verifikasi factual peserta pemilu


(41)

h. menyusun bahan laporan kegiatan verifikasi factual peserta pemilu

i. mengumpulkan bahan-bahan informasi administrasi keuangan, pelaporan dan audit dana kampanye peserta pemilu

j. menghimpun dan mempelajari peraturan perundangan

k. menginventaris dan mengkaji permasalahan dalam pelaksanaan pemilu l. menyusun draf keputusan KPU Provinsi yang bersifat penetapan dalam setiap

tahapan pemilu

m. menyusun berita acara rapat pleno KPU Provinsi

n. menyusun anggaran pembiayaan untuk advokasi dan konsultasi hokum o. menjalankan tugas lain yang diperintahkan oleh pemimpin

(3A) Staf pelaksana Subbagian Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat mempunyai Tugas:

a. mengumpulkan dan mengidentifikasi bahan dan informasi pembagian daerah pemilihan dan alokasi kursi untuk pemilu anggota DPRD Provinsi

b. menyusun draf pembagian daerah pemilihan dan alokasi daerah untuk pemilu anggota DPRD Provinsi

c. mengumpulkan dan mengidentifikasi bahan dan informasi tentang pemungutan,perhitungan suara dan penetapan hasil pemilu

d. menyusun draf pedoman dan petunjuk teknis pemungutan, perhitungan suara dan penetapan hasil pemilu


(42)

e. menyiapkan bahan penggantian antar waktu DPRD Provinsi

f. menyiapkan semua berkas kelengkapan penggantian antar waktu anggota DPR Provinsi mengumpulkan bahan melengkapi kekurangan persyaratan g. mengumpulkan dan mengidentifikasi bahan pemberitaan dan penerbitan

informasi pemilu

h. menyusun draf pemberitaan dan penerbitan informasi pemilu

i. mengumpulkan dan mengidentifikasi bahan dan informasi pelaksanaan kampanye

j. menyusun draf tata cara pelaksanaan sosialisasi dan kampanye

k. mengumpulkan dan mengidentifikasi bahan dan informasi pedoman teknis bina partisipasi masyarakat,pelaksanaan pendidikan pemilu

l. menghimpun dan mempelajari peraturan perundangan, kebijakan serta pedoman dan petunjuk teknis tentang pengelolahan keuangan pemilu

m. menyusun dan mengelola rencana pedoman teknis pelaksanaan pemilu kepala daerah/Wakil Kepala Daerah

n. memfasilitasi pemantauan kegiatan pelaksanaan pemilu o. menjalankan tugas lain yang diperintahkan oleh pemimpin


(43)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1.Analisis Sistem Yang Berjalan

Kegiatan analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata kedalam bagian-bagian atau komponen komputer dengan tujuan mengidentifikasi serta mengevaluasi masalah yang muncul. Sehingga mengarah kepada suatu solusi untuk perbaikan maupun pengembangan ke arah yang lebih baik serta sesuai dengan kebutuhan perkembangan teknologi.

4.1.1.Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan deskripsi mengenai dokumen-dokumen yang mengalir dalam sistem yang sedang berjalan. Tujuan dari analisis dokumen adalah mengetahui dan memahami dokumen-dokumen apa saja yang terlibat dan mengalir dalam suatu sistem yang sedang berjalan. Dokumen yang digunakan pada Sistem Informasi Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I adalah sebagai berikut :

a. Nama Dokumen : Kartu Pilihan

Fungsi : Berisi nama dan calon nama Gubernur yang akan dipilih oleh penduduk.

Atribut : No urut calon,Nama pasangan calon,Gambar pasangan calon.


(44)

b. Nama Dokumen : Kartu Hasil Pilihan

Fungsi : Berisi nama dan gambar calon gubernur yang telah dipilih oleh penduduk.

Atribut : No urut calon,Nama pasangan calon,gambar pasangan calon.

c. Nama Dokumen : Sertifikat Hasil Perhitungan di TPS

Fungsi : Sebagai laporan hasil perhitungan suara di TPS dan akan diserahkan ke PPS.

Atribut : No TPS,tanggal,hari,jumlah pemilih,perolehan tiap calon,jumlah suara sah,jumlah suara tidak sah,jumlah suara tidak terpakai,nama panitia.

d. Nama Dokumen : Rekap tkt PPS

Fungsi : Menggabungkan semua data hasil perhitungan suara dari TPS.dan sebagai laporan hasil perhitungan suara di semua TPS (perolehan suara tingkat desa) dan akan diserahkan ke PPK.


(45)

Atribut : No urut,tgl/hari,no TPS,desa,jumlah TPS,jumlah

pemilih,perolehan tiap calon,jumlah suara sah,jumlah suara tidak sah,jumlah suara tidak terpakai,panitia.

e. Nama Dokumen : Rekap tkt PPK

Fungsi : Mengabungkan semua data hasil perhitungan suara dari PPS (perolehan suara dari tingkat desa).Dan sebagai laporan hasil perhitungan suara di semua PPS (perolehan suara tingkat kecamatan) dan akan diserahkan ke KPUD kabupaten/kota. Atribut : No urut,tgl/hari,PPS(desa),kecamatan,jumlah TPS,jumlah pemilih,perolehan tiap calon,jumlah suara sah,jumlah suara tidak sah,jumlah suara tidak terpakai,nama panitia.

f. Nama Dokumen : Rekap tkt KPUD kabupaten/kota

Fungsi : Menggabungkan semua data hasil perhitungan suara dari PPK (perolehan suara dari tingkat kecamatan).dan sebagai laporan hasil perhitungan suara di semua PPK (perolehan suara tingkat kabupaten/kota) dan akan diserahkan ke KPUD provinsi.


(46)

Atribut : No urut,tgl/hari,PPK (kecamatan),kabupaten,jumlah TPS,jumlah pemilih,perolehan tiap calon,jumlah suara sah,jumlah suara tidak sah,jumlah suara tidak terpakai,nama panitia.

g. Nama Dokumen : Rekap tkt Provinsi

Fungsi : Menggabungkan semua data hasil perhitungan suara dari KPUD kabupaten/kota (perolehan suara tingkat kabupaten). Dan sebagai laporan hasil perhitungan suara di semua KPUD kaupaten/kota (perolehan suara tingkat provinsi) dan

dipublikasikan kepada mayarakat.

Atribut : No urut,tgl/hari,KPUD kabupaten/kota,provinsi,jumlah TPS,jumlah pemilih,perolehan tiap calon,jumlah suara sah,jumlah suara tidak sah,jumlah suara tidak terpakai,nama panitia.

4.1.2.Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Analisis Prosedur yang sedang berjalan merupakan suatu analisis yang memberikan gambaran mengenai sistem yang berjalan di suatu perusahaan atau instansi. Analisis prosedur memberikan gambaran tentang sistem dari prosedur-prosedur yang saat ini sedang


(47)

berjalan pada pemilihan kepala daerah tingkat I (PILKADA) secara fungsional yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh aliran data yang terdiri dari Flow Map

,Diagram Konteks dan DFD ( Data Flow Diagram).

Berikut ini adalah Prosedur Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I (PILKADA)

1. Masyarakat menerima kartu pilihan dari KPPS kemudian melakukan pencoblosan atau pemilihan calon dan kartu hasil pilihan diserahkan kepada KPPS.

2. KPPS menerima kartu hasil pilihan dari masyarakat yang telah melakukan

pemilihan calon kemudian menhitung jumlah suara,buat sertifikat dihasil TPS dan sertifikat hasil perhitungan di TPS diserahkan kepada PPS.

3. PPS menerima sertifikat hasil perhitungan dari KPPS kemudian membuat tkt rekap PPS dan rekap tkt PPS tersebut diserahkan kepada PPK.

4. PPK menerima rekap tkt dari PPS kemudian membuat rekap tkt untuk PPK dan rekap tkt dari PPK disimpan untuk dijadikan arsip dan rekap tkt PPK yang satu lagi di serahkan kepada KPUD kab/kota.

5. KPUD kab/kota menerima tkt dari PPK kemudian membuat rekap tkt untuk KPUD kab/kota dan rekap tkt tersebut dijadikan arsip untuk KPUD/kab/kota dan rekap tkt yang satunya lagi diserahkan kepada KPUD PROVINSI.

6. KPUD PROVINSI menerima rekap tkt dari KPUD kab/kota kemudian membuat rekap tiket untuk KPUD PROVINSI dan rekap tkt tersebut dijadikan arsip untuk


(48)

KPUD PROVINSI dan rekap tkt yang satunya lagi di publikasikan kepada masyarakat.

4.1.2.1. Flow Map

Flowmap adalah diagaram yang menunjukkan aliran data berupa formulir ataupun keterangan berupa dokumentasi yang mengalir atau beredar didalam suatu sistem. Flowmap dibuat untuk menggambarkan aliran – aliran dokumen yang mengalir dalam sebuah sistem, sehingga dalam perancangan sistem yang baru ,kita harus mempelajari flowmap dulu, agar kita mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah perancangan sistem baru. Adapun proses pemilihan kepala daerah pada hari H dan aliran dokumennya yang berjalan adalah sebagai berikut :


(49)

Gambar 4.1 Flowmap Alur Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Yang Sedang Berjalan

MASYARAKAT KPPS PPS PPK KPUD

KAB/KOTA

KPUD PROVINSI

Kartu Pilihan Kartu Pilihan

Pilih Calon Kartu Hasil Pilihan Kartu Hasil Pilihan Mengh itung Jml Suara Buat Sertifi kat di Hasil TPS Sertifikat Hasil Perhitungan di TPS Sertifikat Hasil Perhitungan Buat Rekap tkt PPS Rekap tkt PPS Rekap tkt PPS Buat Rekap tkt PPK Rekap tkt PPK Arsip Rekap tkt PPK Buat Rekap tkt kab/kota Rekap tkt kab/kota Arsip Rekap tkt kab/kota Buat Rekap tkt Provinsi Rekap tkt Provinsi Arsip Rekap tkt Provinsi


(50)

4.1.2.2. Diagram Kontek

Diagram konteks adalah model atau gafik yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan sistem. Untuk dapat menggambarkan diagram konteks, terlebih dahulu data dideskripsikan sehingga data apa saja yang akan di butuhkan oleh sistem dan dari mana sumber data, serta informasi apa saja yang akan dihasilkan aleh sistem tersebut dan kemana informasi tersebut akan diberikan.

Berdasarkan flowmap diatas maka dapat digambarkan diagram konteks seperti berikut ini :

Gambar 4.2 Diagram Konteks Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Yang Sedang Berjalan

4.1.2.3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan

suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan


(51)

DFD yang digambarkan merupakan suatu alur yang menjelaskan Sistem Informasi Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I dari proses-proses yang saling berkaitan.

Gambar 4.3 Diagram Flow Diagram Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Yang Sedang Berjalan


(52)

4.1.3. Evaluasi Sistem yang berjalan

Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat akan memperbaiki sistem informasi pemilihan kepala daerah tingkat I (Gubernur dan Wakil Gubernur).sistem informasi ini perlu diperbaiki karena adanya permasalahan-permasalahan yang perlu diatasi.berdasarkan hasil penelitian penulis,permasalahan-permasalahan yang terjadi diantaranya :

a. Proses aliran rekapitulasi data hasil pemilihan dari PPS ke PPK dan KPU kabupaten/kota memerlukan waktu yang lama.

b. Masyarakat meragukan kemurnian hasil pemilihan.

c. Masyarakat yang ingin mengetahui hasil pemilihan harus menunggu lama.

4.1.3.1. Penyebab Masalah

Permasalahan-permasalahan tersebut diatas tidak akan terjadi dengan sendirinya,akan tetapi ada yang menyebabkannya.penulis mengidentifikasi penyebab dari permasalahan tersebut dan penjabarannya sebagi berikut :

a. Proses aliran rekapitulasi data hasil pemilihan dari PPS ke PPK dan KPU kabupaten/kota memerlukan waktu yang lama.penyebab dari masalah tersebut adalah sebagai berikut :


(53)

1) Setiap panitia pemungutan suara (PPS) harus melakukan rekapitulasi data hasil pemilihan dan PPS harus menunggu penyerahan hasil perhitungan dari setiap tempat pemungutan suara (TPS).

2) Panitia pemilihan kecamatan (PPK) juga membutuhkan waktu yang lama untuk mengirimkan hasil rekapitulasi data di tingkat kecamatan ke KPU kabupaten/kota,karena proses penyerahan data dari tiap PPS tidak serentak.

3) Dan masalah tersebut diatas juga terjadi di KPU kabupaten/kota yang harus menunggu beberapa hari hasil rekapitulasi data dari tiap PPK.

b. Kemurnian data hasil pilkada di PPK dan KPU kabupaten/kota sangat diragukan,karena banyak ditemukan ketidakcocokan data di PPS dengan kedua tempat tersebut. Hal ini disebabkan karena ketidak profesionalisme dan ketidakjujuran panitia penyelenggara pilkada ini.

c. Masyarakat yang ingin mengetahui hasil pilkada harus menunggu dalam waktu yang lama.karena proses aliran data membutuhkan waktu yang lama.


(54)

4.1.3.2. Pemecahan Masalah

Dari situasi dan kondisi proses pemilihan kepala daerah dan kemungkinan penyebab permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa alternative pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Untuk lebih efektif dan mempercepat aliran rekapitulasi data hasil pemilihan sebaiknya pihak yang berwenang menambah lebih banyak pegawai.karena dengan adanya tambahan pegawai maka perhitungan hasil pemilihan akan cepat terselesaikan dan aliran rekapitulasi data hasil pemilihan pun akan lebih cepat terkirim.

2. Untuk memberantas dan menghilangkan kecurangan dalam perhitungan suara maka sebaiknya pihak dari KPU memberikan sanksi yang seberat-beratnya bagi pihak yang telah melakukan kecurangan dalam perhitungan suara tanpa pandang bulu.

3. Kemudian supaya masyarakat tidak terlalu lama mengetahui hasil dari pilkada maka sebaiknya KPU menerbitkan hasil perhitungan suara tersebut melalui media cetak atau elektronik.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari kegiatan kerja praktek yang selama ini penulis lakukan di KPU Jawa Barat Bandung ,maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Proses Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I (PILKADA) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam SOP ( Standart Operating Procedure) akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan. Namun masalah-masalah tersebut dapat diminimalisi yaitu dengan ditingkatkannya hubungan yang harmonis, adanya kesamaan persepsi terhadap proses perhitungan suara, rasa tanggungjawab, dan perhatian terhadap kepentingan kerja unit lain diantara semua unit kerja yang terkait untuk mendukung terciptanya efektifitas pilkada .

2. proses aliran rekapitulasi data hasil pemilihan memerlukan waktu yang cukup lama dan kemurnian hasil pemungutan suara sering diragukan karena dicurigai adanya unsur kecurangan dari perhitungan suara


(56)

5.2. Saran

Pada kesempatan ini penulis ingin memberi sedikit saran yang sekiranya dapat lebih membangun sistem yang telah ada, berikut saran-saran yang ingin penulis sampaikan :

1. KPU Jabar harus lebih meningkatkan informasi mengenai tata cara pemilihan kepala daerah kepada masyarakat baik itu melalui media cetak maupun media elektronik lainnya.

2. KPU jabar sebaiknya menambah staf karyawan untuk membantu mempercepat perhitungan dan rekapitulasi data hasil pemilihan.


(57)

Sistem Informasi Pemilihan Kepala Daerah

Tingkat I Provinsi Jawa Barat

Laporan Kerja praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan Sistem Informasi

Oleh:

Evan Cardian NIM 10508154 Endi Kurniadi NIM 10508161 Andriadho Aulya NIM 10508147

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FALKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(58)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SIMBOL ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah ...3

1.2.2 Rumusan Masalah ...3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 4

1.4 Batasan Masalah ... 5

1.5 Lokasi dan Waktu kerja Praktek ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penegertian Sistem ...7

2.1.1 Elemen Sistem ...7


(59)

2.1.3 Klasifikasi Sistem ...12

2.2 Pengertian Informasi ...14

2.3 Pengertian Sistem Informasi ...14

2.4 Metode Pendekatan Sistem …...………...14

2.4.1 Alat Bantu Analisis ………...15

2.5 Pemilu ...17

2.5.1 AsasPemilu ...18

2.6 Pilkada ...19

2.6.1 Penyelenggaraan Pilkada ...20

2.6.2 Peserta Pilkada ... 20

2.7 Politik ...21

2.7.1 Teori Politik ...22

2.7.2 Lembaga Politik ...22

2.7.3 Perilaku Politik ...24

2.7.4 Partai Politik ...25

2.8 Kampanye ...26

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Tijauan Umum Perusahaan ...28

3.1.1 Visi Misi Perusahaan ...29

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...31

3.3 Deskripsi Kerja ...33

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Yang berjalan ...41


(60)

4.1.1 Analisis Dokumen ...41

4.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ...44

4.1.2.1 Flow Map ...45

4.1.2.2 Diagram Konteks………...48

4.1.2.3 Data Flow Diagram………...48

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan ………...50

4.1.3.1 Penyebab Masalah...50

4.1.3.2 Pemecahan Masalah...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(61)

ix

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto, Analisis dan Desain, Yogyakarta, Andi offset, 1999

Budiarjo, Miriam, "Dasar-Dasar Ilmu Politik", Jakarta: PT. Gramedia, 1989, hal.159.

http://blog.re.or.id/konsep-dasar-sistem-elemen-sistem.htm / 05 September 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan-umum-di-Indonesia / 09 September 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/


(62)

(63)

SURAT KETERANGAN

PENYERAHAN HAK EKSKLUSI F

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 21 Oktober 2011 KPU Jabar.

Staf KPU

Penulis,

EVAN CARDIAN ANDRIADHO AULYA ENDI KURNIADI NIM. 10508154 NIM. 10508147 NIM. 10508161


(64)

(1)

2.1.3 Klasifikasi Sistem ...12

2.2 Pengertian Informasi ...14

2.3 Pengertian Sistem Informasi ...14

2.4 Metode Pendekatan Sistem …...………...14

2.4.1 Alat Bantu Analisis ………...15

2.5 Pemilu ...17

2.5.1 AsasPemilu ...18

2.6 Pilkada ...19

2.6.1 Penyelenggaraan Pilkada ...20

2.6.2 Peserta Pilkada ... 20

2.7 Politik ...21

2.7.1 Teori Politik ...22

2.7.2 Lembaga Politik ...22

2.7.3 Perilaku Politik ...24

2.7.4 Partai Politik ...25

2.8 Kampanye ...26

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Tijauan Umum Perusahaan ...28

3.1.1 Visi Misi Perusahaan ...29

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...31

3.3 Deskripsi Kerja ...33

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Yang berjalan ...41


(2)

4.1.1 Analisis Dokumen ...41

4.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ...44

4.1.2.1 Flow Map ...45

4.1.2.2 Diagram Konteks………...48

4.1.2.3 Data Flow Diagram………...48

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan ………...50

4.1.3.1 Penyebab Masalah...50

4.1.3.2 Pemecahan Masalah...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

ix

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto, Analisis dan Desain, Yogyakarta, Andi offset, 1999

Budiarjo, Miriam, "Dasar-Dasar Ilmu Politik", Jakarta: PT. Gramedia, 1989, hal.159.

http://blog.re.or.id/konsep-dasar-sistem-elemen-sistem.htm / 05 September 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan-umum-di-Indonesia / 09 September 2011

http ://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan-umum-kepala-daerah-dan-wakil-kepala-daerah/09 September 2011


(4)

(5)

SURAT KETERANGAN

PENYERAHAN HAK EKSKLUSI F

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, 21 Oktober 2011

KPU Jabar. Staf KPU

Penulis,

EVAN CARDIAN ANDRIADHO AULYA ENDI KURNIADI NIM. 10508154 NIM. 10508147 NIM. 10508161


(6)