Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Pada pembelajaran biologi materi pencemaran lingkungan siswa hanya mengetahui konsep saja. Proses pembelajaran demikian mengakibatkan siswa
kurang memahami hubungan antara konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari yang berakibat pada hasil belajar yang tidak memuaskan dan
keterampilan proses sains yang masih rendah. Hasil observasi dan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran biologi yang mengajar di SMA
Diponegoro Kisaran Kabupaten Asahan, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah yang dibuktikan dari perolehan nilai KKM yang masih dibawah
kriteria sedangkan nilai KKM mencapai 70. Diperoleh informasi bahwa guru biologi dalam proses pembelajaran selama ini menggunakan metode yang
bervariasi yakni metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Selama proses pembelajaran berlangsung guru sudah mengkaitkan konsep-konsep yang
dipelajari dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan berhasil diungkapkan, akan tetapi solusi terhadap permasalahan tersebut belum tampak
jelas. Hal ini demikian mengakibatkan siswa kurang mengembangkan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi
dilingkungan. Permasalahan lainnya yang ditemukan adalah rendahnya sikap ilmiah siswa yang ditunjukkan dengan kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap
materi pelajaran, hanya sebagian kecil siswa yang megajukan pertanyaan pada proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan penemuan
terbimbing. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang mengacu pada filosofis konstruktivisme. Model ini cukup menantang dan
dianggap sebagai suatu alat yang efektif yang membelajarkan siswa secara aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi
diarahkan dapat belajar lebih mandiri. Sedangkan pembelajaran penemuan terbimbing juga efektif dimana pembelajaran berpusat pada siswa dan guru. Para
siswa disajikan sebuah tantangan yang spesifik, seperti data eksperimen untuk diartikan, sebuah studi kasus untuk dianalisis, atau mencari pemecahan dari
permasalahan dunia nyata. Siswa berusaha mengatasi tantangan–tantangan ini
secara cepat dengan mengenali masalah tersebut terlebih dahulu, pemahaman konsep, dimana guru memberikan petunjuk atau membantu siswa dalam belajar
dengan cara mereka sendiri. Disamping itu siswa mampu mentransfer apa yang telah mereka pelajari dalam sebuah ruangan kelas dan menyiapkannya untuk
pekerjaan mereka nantinya Ikedolapo dan Adetunji, 2009.
Sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan DebBurman 2002, bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan keterampilan proses ilmiah dan membantu dalam pembelajaran biologi. Selanjutnya Railback 2002 mengatakan pembelajaran berbasis proyek
dapat memotivasi anak untuk lebih belajar mandiri dan membiarkan anak untuk memilih topik yang menarik dan relevan dengan kehidupan nyata.
Menurut Oleyede 2004, alasan lain rendahnya kemampuan siswa dalam belajar adalah kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam mengajar.
Crawfort 2001, mengungkapkan bahwa pembelajaran dapat ditingkatkan secara signifikan jika tujuan utama guru adalah mengembangkan sebuah pemahaman
logis secara mendalam dari konsep-konsep dasar di dalam kurikulum.
Metode pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada filosofis konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil
belajar konstruksi kognitif melalui aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri dan bermakna melalui pengalaman yang nyata. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang komplek berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan
problem yang sangat menantang dan menurut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri.
Penemuan terbimbing telah direkomendasikan untuk membelajarkan isi kurikulum. Metode pembelajaran ini merupakan kegiatan yang berpusat pada
siswa. Pengajar memulai pembelajaran dengan mempresentasikan sebuah tantangan yang spesifik, seperti data eksperimen untuk diartikan, sebuah studi
kasus untuk dianalisis, atau mencari pemecahan dari permasalahan dunia nyata. Siswa berusaha mengatasi tantangan–tantangan ini secara cepat dengan mengenali
masalah tersebut terlebih dahulu, pemahaman konsep, dimana guru memberikan petunjuk atau membantu siswa dalam belajar dengan cara mereka sendiri.
Disamping itu siswa mampu mentransfer apa yang telah mereka pelajari dalam sebuah ruangan kelas dan menyiapkannya untuk pekerjaan mereka nantinya
Ikedolapo dan Adetunji, 2009.