40
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
:19. Untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pilihan jawaban mulai dari 1 sampai dengan 10. Dengan ketentuan Bila jawaban ke kiri maka motivasinya cenderung rendah, bila jawaban ke
kanan maka motivasinya cendrung tinggi.
D. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran dari instrumen tersebut. Sebelum dilakukan validitas butir soal dilihat dulu validitas isi yaitu
memeriksa isi instrumen dengan meminta pendapat para ahli, dalam hal ini adalah Dosen pembimbing, setelah itu validitas muka diperiksa dan dinilai
oleh guru Matematika yang berpengalaman di sekolah tersebut. Adapun kriterianya sebagai berikut :
1. Validitas Instrumen
Motivasi Rendah Motivasi tinggi
41
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Validitas tes keseluruhan dapat dilihat dari koefisien validitas soal yang diberikan. Untuk menghitung koefisien validitas tes digunakan rumus korelasi
product momentmemakai angka kasar Pearson Suherman, 2003 : 121, yaitu :
Keterangan : r
xy
: koefisien korelasi antara variabel X dan Y N
: banyak peserta tes X
: skor tiap butir soal Y
: skor total Selanjutnya dilakukan penginterpretasian nilai koefisien r
xy
yang diperoleh. Berikut interpretasi koefisien korelasi menurut Guilford Suherman,
2003 :112 : Tabel 3.2
Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
Validitas sangat tinggi Validitas tinggi
Validitas sedang Validitas rendah
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
42
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Validitas sangat rendah Tidak valid
Hasil uji validitas alat tes dapat dilihat dalam tabel 3.4. Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas tes Item soal
Corrected item-total correlations
Kesimpulan 1
0,521 Valid
2 0,565
Valid 3
0,431 Valid
4 0,198
Tidak Valid 5
0,402 Valid
6 0,014
Tidak Valid 7
0,344 Valid
8 0,293
Tidak Valid
Sumber data diolah dengan SPSS
Berdasarkan data tabel tersebut di atas diketahui bahwa koefisiensi korelasi item total dikoreksi corrected item-total correlation tidak semua item
soal memiliki kriteria validitas. Dari 8 butir soal terdapat 5 item memberikan nilai positif
≥ 0.25, hal tersebut menunjukan 5 item soal valid dan terdapat 3 item soal yang tidak valid. Dengan demikian maka peneliti hanya mengambil
jumlah item soal yang valid. 2.
Reliabilitas Bentuk soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes tipe
uraian. Oleh karena itu, untuk mencari koefisien reliabilitas digunakan
rumus Alpha Suherman, 2003 :154.
43
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
∑
Keterangan : r
11
: koefisien korelreliabilitas alat evaluasi n
: banyak butir soal ∑
: jumlah varians skor setiap soal : varians skor total
Selanjutnya dilakukan penginterpretasian nilai koefisien r
11
yang diperoleh. Berikut interpretasi koefisien korelasi menurut Guilford Suherman,
2003 :112 :
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi
Interpretasi
Sangat rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat tinggi
44
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh siswa yang
sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada kesempatan yang berbeda. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS
versi 17 for windows diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.914 .914
50
Sumber data diolah dengan SPSS
berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,914 0.70, maka dapat
disimpulkan bahwa alat test tersebut memiliki reliabilitas internal yang memadai untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Hasil tes
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.816 .816
30
Sumber data diolah dengan SPSS
45
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel uji reliabilitas di atas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha
yang diperoleh sebesar 0,816 0.70, maka dapat disimpulkan bahwa alat test tersebut memiliki reliabilitas internal yang memadai untuk mengukur
hasil belajar siswa. 3.
Daya Pembeda Daya pembeda menunjukkan sejauh mana stiap butir soal
dapatmembedakan siswa yang mampu menguasai materi pembelajaran dengan siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran. Untuk menghitung
daya pembeda tiap butir soal uraian digunakan rumus sebagai berikut Suherman, 2003 :160,
̅̅̅ ̅̅̅̅
Keterangan : DP
: Daya Pembeda ̅̅̅
: rata-rata skor kelompok atas ̅̅̅̅
: rata-rata skor kelompok atas : skor maksimum ideal
Selanjutnya dilakukan penginterpretasian daya pembeda. Berikut interpretasi daya pembeda :
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
46
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sangat baik Baik
Cukup Jelek
Sangat Jelek
Soal tes tertulis setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas selanjutnya dilakukan uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran dengan
maksud untuk mengukur tingkat kualitas soal tes. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto, 2007:211. Untuk klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Batasan Kategori
0,00 D ≤ 0,20 0,20 D ≤ 0,40
0,40 D ≤ 0,70 0,70 D ≤ 1,00
Jelek Cukup
Baik Baik sekali
1. Indeks Kesukaran
47
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Indeks kesukaran adalah derajat kesukaran butiran soal. Untuk menghitung indeks kesukaran tiap butir soal digunakan rumus sebagai
berikut : ̅
Keterangan : IK
: indeks Kesukaran ̅
: rata-rata skor total : skor maksimum ideal
Klasifikasi interpretasi indeks kesukaran menggunakan kriteria seperti berikut:
Tabel 3.9 Interpretasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
Soal terlalu sukar Soal sukar
Soal sedang Soal mudah
Soal terlalu mudah
Sedangkan analisis tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sukar sebuah soal yang dibuat sebagai alat tes yang baik
adalah yang mempunyai tingkat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar ataupun tidak terlalu mudah. Klasifikasi indeks kesukaran soal sebagai berikut :
48
Irmawan, 2014 Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel. 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Batasan Kategori
0,00 ≤ P 0,30 0,30 ≤ P 0,70
0,70 ≤ P 1,00 Sukar
Sedang Mudah
Daya pembeda soal serta tingkat kesukaran soal dilakukan dengan bantuan Anatest kemudian dianalisis. Berikut di paparkan hasil pengujian
daya pembeda dan tingkat kesukaran soal alat tes dengan menggunakan bantuan Anatest.
Tabel 3.11 Hasil Uji Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
No soal Tingkat
Kesukaran Kategori
Daya Pembeda 1
57,16 Sedang
55,56 2
45,70 Sedang
33,33 3
42,86 Sedang
44,44 4
77,14 Mudah
44,44 5
68,76 Sedang
77,78 6
37,14 Sedang
44,44 7
62,85 Sedang
88,89 8
65,69 Sedang
44,44 Sumber data: diolah menggunakan Anatest
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data