Universitas Kristen Maranatha
7
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan perancangan museum kota Bogor terdapat sistematika penulisan yang terdiri atas 5 bab.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang permasalahan perlunya membuat Museum Perkembangan Kota Bogor,
identifikasi masalah berisikan poin-poin permasalahan berdasarkan latar belakang yang ada, rumusan masalah berisikan poin-poin tentang permasalahan yang
sekirannya ditemukan dalam merancang museum, ide gagasan perancangan, tujuan perancangan, manfaat perancangan dan batasan masalah.
Bab II merupakan studi literatur yang berisi tentang Kota Bogor, seputar kota bogor, Kota Bogor masa kolonial, Bangunan Bangunan Peninggalan Belanda,
kehidupan Masyarakat kota Bogor Seputar museum, Ergonomi Museum, Studi Banding museum Geologi Bandung dan penjelasan tentang Kujang.
Bab III berisi tentang analisa data perancangan di dalamnya ada deskripsi objek secara mikro dan makro, makna, fungsi tujuan perancangan, tinjauan karya,
tinjauan antropometri dan ergonomi, tinjauan user, aktivitas manusia, program kebutuahan ruang, perancangan, hubungan antar ruang, keyword yang berisi
konsep dan tema. Bab IV berisi tentang perancangan interior Museum Perkembangan Kota
Bogor yang membahas konsep dan desain, selain itu membahas penerapan konsep Kujang dalam elemen
– elemen desain pada ruangan museum. Bab V berisi simpulan dan saran yang diperentukan bagi pembaca yang
kiranya akan merancang proyek yang serupa.
Universitas Kristen Maranatha
94
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pada perancangan ini, perancang menarik kesimpulan bagaimana membuat museum yang mengadung nilai sejarah dalam hal ini perkembangan kota tetapi
tetap memberikan kesan yang modern dan tidak konvensional. Dengan pilihan loop sirculation
yang disesuaikan dengan ke unggulan bangunan berbentuk lingkaran. Selain itu konsep Kujang yang digunakan pada museum Perkembangan Kota
Bogor Masa Kolonial Belanda ini dapat mengekspresikan identitas kota sekaligus conten museum yang ditampilkan.
Penerapan Konsep Kujang yang merupakan sebuah senjata berupa benda dapat diterapakan sebagai elemen desain secara langsung seperti pada bagian void
Universitas Kristen Maranatha
95 museum yang menggunakan bentuk kujang utuh sebagai monument, selain itu
pengaplikasian kujang dengan cara stilasi yaitu menyederhanakan bentuk dari kujang yang ditampilkan pada museum seperti pada entrence, meja tiket dan rak
souvenir , selain itu, penggunaan elemen kujang dari karakteristik kujang yang
diartikan menjadi dua bagian yaitu feminim dan maskulin yang di interpretasikan menjadi bentukan organis melengkung dan garis tegas serta bentuk geometris.
Penerapan desain ini dimaksud untuk membuat pengunjung menerima identitas kota Bogor melalui Kujang yang menjadi identitas kota.
5.2 Saran