Perancangan Restoran Bandung Tempo Dulu pada Masa Kolonial Belanda (1920-1942).

(1)

ABSTRAK

Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota terpoluter di Indonesia. Kota Bandung berhasil menarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati ragam wisata belanja dan kuliner. Keberadaan gedung tua, factory outlet, restoran, wisata alam, dan akses yang mudah menjadikan Bandung sebagai tempat yang ideal untuk liburan. Dengan banyaknya tempat wisata dan café-café baru dan wisata kuliner yang unik dan menarik di Kota Bandung maka semakin banyak orang datang ke Bandung untuk berlibur dan menikmati suasana Bandung.

Selain itu wisata kota tua Bandung juga termasuk salah satu daya tarik yang menarik minat pengunjung. Yang menjadi daya tarik di Kota tua Bandung adalah restoran yang sudah ada sejak masa Kolonial Belanda, dan masih bertahan sampai sekarang, walaupun sudah mengalami banyak perubahan dari segi tadisi gaya makan Bandung tempo dulu, arsitektur dan Interior dari restoran tersebut.

Sayangnya bangunan-bangunan pada kota tua bandung banyak yang tridak dimanfaatkan dengan baik dan ditinggalkan begitu saja. Karena banyaknya bangunan kolonial yang kosong begitu saja, maka dari itu dibuatlah Restoran Bandung tempo Dulu yang memanfaatkan bangunan tua dan mengembalikan lagi masa-masa kolonial Belanda yang dulu pernah berjaya di Bandung dengan Tema dan Konsep Interior yang sesuai dan menarik perhatian wisatawan untuk datang dan menikmati suasana sekaligus makana khas tempo dulu yang pernah terkenal pada masanya.


(2)

ABSTRACT

Bandung is now one of the most popular cities in Indonesia as it manages to draw a substantial number of domestic and international tourists to enjoy the variety of shopping and culinary tourism. The existence of quaint buildings, factory outlets, restaurants, nature, and easy access allows the city to be an ideal place for holidays. More and more tourists visit the city owing to its tourism sites and cafes to visit and enjoy. The visit to old buildings in Bandung is one of the attractions that garner attentions, one of which is restaurants already existing since the era of Dutch settlements. Though some changes have been made to those buildings, the architecture and interior is still strong in its classics.

Pity is the reality that those sites are lacking in proper management and care and tend to be abandoned. The buildings are left vacant and thus Bandung Restaurant with Back Then Concept needs to be revitalized by making use of the old buildings left stranded by the Dutch with interior themes and concepts that suits for tourists planning to visit as well as having culinary tourism there.


(3)

DAFTAR ISI

DAFTA ISI

DAFTAR TABLEL DAFTAR GAMBAR

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Ide Gagasan ... 2

1.3Rumusan Masalah ... 3

1.4Tujuan Perancangan ... 3

1.5Manfaat Prancangan ... 3

1.6Ruang Lingkup Peranccangan... 4

1.7Sistematika Penulisan ... 4

BAB II Restoran Bandung Tempo Dulu ... 6

2.1Deskripsi Retoran ... 6

2.2Standar Umum Dapur Restoran ... 22

2.3Restoran Bandung Tempo Dulu ... 27

2.4Jenis Makanan ... 30

2.5Bangunan Koloonial dan Art Deco di BAndung ... 31

BAB III Tinjauan Umum ... 36

3.1Deskripsi Site ... 36

3.2Deskripsi Fungsi ... 42

3.3Analisa Site dan Gedung ... 49

3.4Identifikasi User ... 54

3.5Konsep Perancangan ... 55

3.6Studi Banding ... 57

3.7Programing ... 60


(4)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 73

4.1Site Plan ... 73

4.2Penjabaran Desain ... 73

4.3Penerapan Desain ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1Kesimpulan ... 81

5.2Saran ... 81

Daftar Pustaka ... 82


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Site ... 49 Tabel 3.2 Analisa Gedung ... 52 Tabel 3.3 Tabel Kebutuhan Ruang ... 62


(6)

DAFTAR GAMBAR

BAB II Restoran Bandung Tepo Dulu

Gambar 2.1 Space requirements for server and dinner ... 20

Gambar 2.2 Functional layout for restaurant ... 21

Gambar 2.3 Minimal seating layout and alcoves arragement ... 22

Gambar 2.4 vegetable preparation and meat preparation... 23

Gambar 2.5 basic solution-dishwashing area ... 23

Gambar 2.6 Organisasi Dapur ... 25

Gambar 2.7 Organisasi Dapur ... 25

Gambar 2.8 Penyajian Rijsttafel ... 28

Gambar 2.9Penyajian Rijsttafel ... 28

Gambar 2.10 Hotel Preanger ... 33

Gambar 2.11 Hotel Savoy Homann ... 34

Gambar 2.12 Villa Isola ... 35

BAB III Deskripsi Proyek Gambar 3.1 Denah Site ... 36

Gambar 3.2 Denah Site ... 37

Gambar 3.3 Fasad Bangunan ... 38

Gambar 3.4 Denah Lt.1 ... 38

Gambar 3.5 Denah Lt.2 ... 39

Gambar 3.6 Hotel Grand Preanger Sebrang Bank Pacific ... 39

Gambar 3.7 Hotel Savoy Homman Jl Asia Afrika ... 40

Gambar 3.8 Toko de Vier sekarang Menjadi Bank OCBC NISP jalan Asia Afrika ... 40


(7)

Gambar 3.10 Gedung Gas Negara Jalan Braga ... 41

Gambar 3.11 Braga Permai Jalan Braga ... 42

Gambar 3.12 Sumber Hidangan Jalan Braga ... 42

Gambar 3.13 Struktur Organisasi ... 44

Gambar 3.14 Foto Tempo Dulu ... 55

Gambar 3.15 Restoran ... 56

Gambar 3.16 TataTelak meja ... 56

Gambar 3.17 Maison Bogerijen ... 57

Gambar 3.18 Braga Permai ... 58

Gambar 3.19 PT.Rasa and Bakery ... 59

Gambar 3.20 Flow activity Lt1 ... 61

Gambar 3.21 Flow activity Lt2 ... 61

Gambar 3.22 Bubble Diagram Lt 1 ... 64

Gambar 3.23 Bubble Diagram Lt 2 ... 65

Gambar 3.24 Zoning Lt 1 ... 65

Gambar 3.25 Zoning Lt 2 ... 66

Gambar 3.26 Blocking Lt 1 ... 66

Gambar 3.27 BlockingLt 2 ... 67

Gambar 3.28Rijsttafel ... 67

Gambar 3.29Pola Art Deco ... 68

Gambar 3.30Warna Art Deco ... 68

Gambar 3.31Kaca Patri ... 69

Gambar 3.32Kayu ... 69

Gambar 3.33Kuningan ... 69

Gambar3.34 Marmer ... 69

Gambar 3.35 Tekstur Kayu ... 70


(8)

Gambar 3.37Lampu Gantung ... 71

Gambar 3.38 LAmpu Gantung ... 71

Gambar 3.39 Lampu Dinding ... 72

BAB IV Konsep Perancangan Gambar4.1Site Plan... 73

Gambar4.2 Denah General Lt1 ... 74

Gambar4.3 Denah General Lt2 ... 75

Gambar4.4 Potongan General A-A` ... 75

Gambar4.5 Potongan General B-B` ... 76

Gambar4.6 Demah Khusus Lobby dan Dining Area ... 77

Gambar4.7 Denah Pola Lantai Lobby dan Dining Area ... 77

Gambar4.8Potongan Lobby dan Dining Area ... 78

Gambar4.9 Perspektif Entrance ... 78

Gambar4.10Perspektif Lobby ... 78

Gambar4.11Perspektif Area Makan Lantai1... 79

Gambar4.12 Denah Khusus Lt2 ... 79

Gambar4.13Denah Pola Lantai Lt2... 80

Gambar4.14 Potongan Lantai 2... 80


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota Bandung berhasil menarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati ragam wisata belanja dan kuliner. Keberadaan gedung tua, factory outlet, restoran, wisata alam, dan akses yang mudah menjadikan Bandung sebagai tempat yang ideal untuk liburan.

Warga Bandung dan wisatawan yang datang ke Bandung tertarik terhadap restoran baru yang memiliki interior serta tata ruang yang menarik, dikarenakan ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda di setiap restoran. Bukan hanya makanannya saja tetapi dari interior ruang yang juga berperan sangat penting sehingga suasana yang ditampilkan akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Kuliner di Bandung ada berbagai macam, salah satunya restoran yang menyajikan kuliner khas Bandung tempo dulu. Seperti, Braga Permai, Sumber Hidangan, Rasa Bakery & Café , Kopi Purnama, dan Kopi Aroma.

Braga Permai misalnya, yang dikenal sejak zaman Belanda dengan nama Bogerijen merupakan restoran khusus yang menyajikan makanan khas Belanda pada masanya, memiliki penyajian, pelayanan dan Interior yang eksklusif. Braga Permai memiliki pelayanan dan suasana yang cukup bagus dan nyaman. Interiornya memiliki ciri khas Bandung tempo dulu pada masa Colonial Belanda, disesuaikan dengan suasana jalanan Braga yang


(10)

lingkungannya dihiasi dengan bangunan-bangunan Heritage khas jaman kolonial Belanda dan memiliki karakter khas Bandung tempo dulu.

Ada juga Sumber Hidangan, terletak di jalan Braga yang suasananya masih kental dengan suasana Bandung tempo dulu khususnya masa kolonial Belanda, dari jenis makanan yang dijual sampai dengan Interiornya masih kental menggambarkan suasana tempo dulu.

Rasa Bakery & Café menempati lokasi di Jl. Tamblong No.15 Bandung (daerah kota tua). Suasana tempo dulu dengan bangunan bercat putih bergaya arsitektur Eropa (art deco) menjadi ciri khas tempat ini. Beberapa bagian dari bangunan masih menggambarkan suasana tempo dulu meskipun bangunan sudah dipugar, misalnya bentuk jendela yang besar, gorden, tirai yang menghiasi jendela maupun kanopi yang biasa terdapat pada bangunan-bangunan lama.

Ada juga beberapa bangunan yang sudah ada sejak era Kolonial, seperti Gedung Merdeka, Hotel Savoy Homan, Hotel Preanger dan beberapa gedung heritage lainnya di Asia Afrika, Bank Indonesia, Bank Jabar, Gedung bekas Kantor Polda Jabar, di Jalan Braga, kebudian beberapa gedung, museum Mandala Wangsit dan lainnya yang semua dibangun pada era Kolonial Belanda. Hal di atas menimbulkan ide untuk memfasilitasi kebutuhan restoran di Bandung dengan suasana Bandung tempo dulu (era Kolonial Belanda).

1.2Ide Gagasan

Restoran ini akan menampilkan suasana Bandung tempo dulu karena masih belum banyak restoran yang menyediakan fasilitas tersebut dan dapat membuat pengunjung merasa di bawa kembali ke masa Bandung tempo dulu, oleh karena itu penulis memanfaatkan fasilitas bangunan heritage di kota Bandung agar memberikan suasana yang sesuai, dan di


(11)

optimasi dengan berbagai menu khas Bandung tempo dulu khususnya pada masa Kolonial Belanda.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka ditemukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan desain yang bisa menampilkan suasana Bandung Tempo Dulu khususnya masa Kolonial belanda?

2. Hal apa yang dapat menunjang suasana “Bandung Tempo Dulu” sehingga pengunjung yang datang dapat langsung merasakan berada di masa tersebut ?

1.4Tujuan Perancangan

1. Menerapkan desain yang dapat menampilkan suasana dan juga ciri khas Bandung Tempo Dulu

2. Memberikan fasilitas, pelayanan, dan menerapkan desain yang membuat masyarakat yang datang dapat langsung merasakan suara “Bandung Tempo Dulu”

1.5Manfaat Perancangan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

 Bagi Mahasiswa, menambah wawasan dalam memproses desain itnterior khususnya pada Restoran Bandung Tepo Dulu

 Bagi Masyarakat, sebagai bahan masukan agar dunia interior dan kontribusinay dapat lebih dikenal secara luas oleh masyarakat umum


(12)

 Bagi penulis, desain ini diharapkan mampu memberikan/menambahkan refrensi baru yang berkembang melengkapi referensi yang sudah ada sehubung dengan kasus yang di angkat, mengenai Restoran Bandung Tempo Dulu.

1.6Ruang Lingkup Penrencanaan

Mengacu kepada pembagian atau pengaturan kegiatan restoran, seperti

 Area lobby dan receptionist, merupakan tempat konfirmasi dimana pengunjung akan duduk

 Area makan dan Bar, merupakan area umum yang bagi pengunjung umum

 Area VIP, yang merupakan ruang eksklusif bagi konsumen yang ingin berkumpul. Ruang VIP juga memiliki kelebihan atau nilai tambah, yaitu memiliki privasi yang lebih disbanding ruang lainnya, suasana desain yang lebih maksimal, fasilitas yang lebih lengkap dan pelayanan yang lebih makasimal.

 Area Masuk menuju Area service, area barang-barang yang akan dilewati baranr-barang logistic kebutuhan Restoran

 Area Dapur, Area Service merupakan area privat yang hanya didatangi oleh pegawai atau orang yang berkepentingan

 Area Kantor, yang merupakan area yang sifatnya melakukan kegiatan administrasi

1.7Sistematika Penulisan


(13)

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan atau menjabarkan tentang latar belakang masalah, idee gagasan, identifikasi masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan

BAB II RESTORAN BANDUNG TEMPO DULU, Bab ini menjelaskan/menjabarkan tentang deskripsi umum restoran, standar dapur pada restoran,tinjauan umum gallery, cirikhas dari restoran Bandung tempo dulu, khususnya era colonial Belanda yang menyajikan masakan pada masanya.

BAB III DESKRIPSI PROYEK, Bab ini menjabarkan tentang deskripsi merancang Interior pada “Restoran Bandung Tempo Dulu”, site analysis dan building analysis

BAB IV, Bab ini menjelaskan tentang aplikasi konsep pada perancangan desain dan penjabaran desain

BAB V, Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari perancangan sebuah bangunan yang sudah di desain penulis dan saran bagi pihak-pihak yang akan membuat perancangan mengenai Restoran.


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penerapan suasana yang di inginkan pada restoran Bandung tempo dulu ini berdasarkan gaya pada masa Bandung tempo dulu ketika Belanda masuk ke Indonesia dan mulai mempengaruhi gaya Arsitektur, Interior sampai Budaya makan Rijsttafel. Bentuk di dominasi bentuk berulang sertapenggunaan material marmer dan kayu yang menjadi dominan pada Restoran ini.

Kelebihan utama dari restoran ini adalah membangkitkan lagi suasana Bandung Tempo Dulu yang sudah hampir hilang dimakan zaman. Dan menampilkan gaya hidup di Bandung ketika Belanda memasuki Bandung.

5.2 Saran

Bagi Masyarakat :

Semoga laporan perancangan Restoran Bandung tempo dulu ini menjadi tolak ukur dalam mendesain sebuah fasilitas serupa yang menitik beratkan pada suasana Tempo Dulu dan menggunakan gaya Art Deco yang menjadi ciri khas pada masa itu.

Bagi pembaca :

Semoga perancangan ini bisa menjadi acuan dan membantu para pembaca dalam mendesain fasilitas yang serupa.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodjojo, Linda C. 2008. Sajian Populer Tiga Zaman Ala Belanda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Indonesia

Ernst Neufert, Peter Neufert, Bousmaha, Nicholas Williman. Architects’ data. Penerbit: Blackwell Science, 2000

Hutagalung, Ridwan dan Nugraha Taufanny. 2008. Braga Jantung Paris Van Java. Jakarta: Ka Bandung

Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga DI Bandung Raya.Bandung: PT Granesia Lawson, Fried. 1973. Restaurant Planning and Design . Wallop. Architectural Press Ltd, Hampshire

Rahman, Fadly. 2011. Rijsttafel - Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Indonesia


(1)

lingkungannya dihiasi dengan bangunan-bangunan Heritage khas jaman kolonial Belanda dan memiliki karakter khas Bandung tempo dulu.

Ada juga Sumber Hidangan, terletak di jalan Braga yang suasananya masih kental dengan suasana Bandung tempo dulu khususnya masa kolonial Belanda, dari jenis makanan yang dijual sampai dengan Interiornya masih kental menggambarkan suasana tempo dulu.

Rasa Bakery & Café menempati lokasi di Jl. Tamblong No.15 Bandung (daerah kota tua). Suasana tempo dulu dengan bangunan bercat putih bergaya arsitektur Eropa (art deco) menjadi ciri khas tempat ini. Beberapa bagian dari bangunan masih menggambarkan suasana tempo dulu meskipun bangunan sudah dipugar, misalnya bentuk jendela yang besar, gorden, tirai yang menghiasi jendela maupun kanopi yang biasa terdapat pada bangunan-bangunan lama.

Ada juga beberapa bangunan yang sudah ada sejak era Kolonial, seperti Gedung Merdeka, Hotel Savoy Homan, Hotel Preanger dan beberapa gedung heritage lainnya di Asia Afrika, Bank Indonesia, Bank Jabar, Gedung bekas Kantor Polda Jabar, di Jalan Braga, kebudian beberapa gedung, museum Mandala Wangsit dan lainnya yang semua dibangun pada era Kolonial Belanda. Hal di atas menimbulkan ide untuk memfasilitasi kebutuhan restoran di Bandung dengan suasana Bandung tempo dulu (era Kolonial Belanda).

1.2Ide Gagasan

Restoran ini akan menampilkan suasana Bandung tempo dulu karena masih belum banyak restoran yang menyediakan fasilitas tersebut dan dapat membuat pengunjung merasa di bawa kembali ke masa Bandung tempo dulu, oleh karena itu penulis memanfaatkan fasilitas bangunan heritage di kota Bandung agar memberikan suasana yang sesuai, dan di


(2)

optimasi dengan berbagai menu khas Bandung tempo dulu khususnya pada masa Kolonial Belanda.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka ditemukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan desain yang bisa menampilkan suasana Bandung Tempo Dulu khususnya masa Kolonial belanda?

2. Hal apa yang dapat menunjang suasana “Bandung Tempo Dulu” sehingga pengunjung yang datang dapat langsung merasakan berada di masa tersebut ?

1.4Tujuan Perancangan

1. Menerapkan desain yang dapat menampilkan suasana dan juga ciri khas Bandung Tempo Dulu

2. Memberikan fasilitas, pelayanan, dan menerapkan desain yang membuat masyarakat yang datang dapat langsung merasakan suara “Bandung Tempo Dulu”

1.5Manfaat Perancangan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

 Bagi Mahasiswa, menambah wawasan dalam memproses desain itnterior khususnya pada Restoran Bandung Tepo Dulu

 Bagi Masyarakat, sebagai bahan masukan agar dunia interior dan kontribusinay dapat lebih dikenal secara luas oleh masyarakat umum


(3)

 Bagi penulis, desain ini diharapkan mampu memberikan/menambahkan refrensi baru yang berkembang melengkapi referensi yang sudah ada sehubung dengan kasus yang di angkat, mengenai Restoran Bandung Tempo Dulu.

1.6Ruang Lingkup Penrencanaan

Mengacu kepada pembagian atau pengaturan kegiatan restoran, seperti

 Area lobby dan receptionist, merupakan tempat konfirmasi dimana pengunjung akan duduk

 Area makan dan Bar, merupakan area umum yang bagi pengunjung umum

 Area VIP, yang merupakan ruang eksklusif bagi konsumen yang ingin berkumpul. Ruang VIP juga memiliki kelebihan atau nilai tambah, yaitu memiliki privasi yang lebih disbanding ruang lainnya, suasana desain yang lebih maksimal, fasilitas yang lebih lengkap dan pelayanan yang lebih makasimal.

 Area Masuk menuju Area service, area barang-barang yang akan dilewati baranr-barang logistic kebutuhan Restoran

 Area Dapur, Area Service merupakan area privat yang hanya didatangi oleh pegawai atau orang yang berkepentingan

 Area Kantor, yang merupakan area yang sifatnya melakukan kegiatan administrasi 1.7Sistematika Penulisan


(4)

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini menjelaskan atau menjabarkan tentang latar belakang masalah, idee gagasan, identifikasi masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan

BAB II RESTORAN BANDUNG TEMPO DULU, Bab ini menjelaskan/menjabarkan tentang deskripsi umum restoran, standar dapur pada restoran,tinjauan umum gallery, cirikhas dari restoran Bandung tempo dulu, khususnya era colonial Belanda yang menyajikan masakan pada masanya.

BAB III DESKRIPSI PROYEK, Bab ini menjabarkan tentang deskripsi merancang Interior pada “Restoran Bandung Tempo Dulu”, site analysis dan building analysis

BAB IV, Bab ini menjelaskan tentang aplikasi konsep pada perancangan desain dan penjabaran desain

BAB V, Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari perancangan sebuah bangunan yang sudah di desain penulis dan saran bagi pihak-pihak yang akan membuat perancangan mengenai Restoran.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penerapan suasana yang di inginkan pada restoran Bandung tempo dulu ini berdasarkan gaya pada masa Bandung tempo dulu ketika Belanda masuk ke Indonesia dan mulai mempengaruhi gaya Arsitektur, Interior sampai Budaya makan Rijsttafel. Bentuk di dominasi bentuk berulang sertapenggunaan material marmer dan kayu yang menjadi dominan pada Restoran ini.

Kelebihan utama dari restoran ini adalah membangkitkan lagi suasana Bandung Tempo Dulu yang sudah hampir hilang dimakan zaman. Dan menampilkan gaya hidup di Bandung ketika Belanda memasuki Bandung.

5.2 Saran

Bagi Masyarakat :

Semoga laporan perancangan Restoran Bandung tempo dulu ini menjadi tolak ukur dalam mendesain sebuah fasilitas serupa yang menitik beratkan pada suasana Tempo Dulu dan menggunakan gaya Art Deco yang menjadi ciri khas pada masa itu.

Bagi pembaca :

Semoga perancangan ini bisa menjadi acuan dan membantu para pembaca dalam mendesain fasilitas yang serupa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodjojo, Linda C. 2008. Sajian Populer Tiga Zaman Ala Belanda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Indonesia

Ernst Neufert, Peter Neufert, Bousmaha, Nicholas Williman. Architects’ data. Penerbit: Blackwell Science, 2000

Hutagalung, Ridwan dan Nugraha Taufanny. 2008. Braga Jantung Paris Van Java. Jakarta: Ka Bandung

Kunto, Haryoto. 1986. Semerbak Bunga DI Bandung Raya.Bandung: PT Granesia

Lawson, Fried. 1973. Restaurant Planning and Design . Wallop. Architectural Press Ltd, Hampshire

Rahman, Fadly. 2011. Rijsttafel - Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Indonesia