71
BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, dikarenakan penelitian ini memfokuskan
pada peningkatan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak usia dini dengan menggunakan metode bermain peran atau role playing . Ebbutt
Wiriaatmadja, 2005:12 mengemukakan bahwa : Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan PTK dalam penelitian ini, antara lain: pertama, PTK merupakan suatu metode dan proses untuk
menjembatani antara teori dan praktek. Kedua, PTK dapat mengkaji permasalahan secara praktis, bersifat situasional dan kontekstual, serta bertujuan menentukan
tindakan yang tepat untuk memecahkan msalah yang dihadapi. Dengan PTK, penulis dapat memperbaiki proses pembelajaran dengan penerapan metode
bermain peran atau role playing untuk meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak.
Penelitian Tindakan Kelas PTK, merupakan suatu tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sudah ada agar proses pembelajaran
tersebut menjadi lebih bermakna dan mendapatkan hasil yang optimal. Tindakan
72 ini dilakukan melalui beberapa siklus, mulai dari perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan dan refleksi hingga mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. PTK dilakukan dengan menjalin kemitraan antara peneliti dan guru kelas untuk
melakukan kolaborasi dalam pembuatan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik anak dan situasi di kelas tersebut.
Karakteristik PTK menurut Cohen dan Manion Kunandar, 2008:56 antara lain sebagai berikut:
1. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. 2.
Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis.
3. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan
selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di
tempat kejadian atau pelaksanaan PTK.
4. Partisipatori karena penelitian danatau anggota tim peneliti sendiri
ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.
5. Self-Evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang dievalusasi
dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.
6. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data
yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan. 7.
Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah, meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan
ilmiah.
Berdasarkan uraian diatas, PTK memiliki karakteristik yang khusus, seperti masalah yang akan diteliti berasal dari lingkungan yang dekat dengan peneliti,
sesuai dengan situasi yang terjadi pada sebuah Taman Kanak-kanak. PTK bukan untuk meningkatkan kuantitas namun untuk meningkatkan kualitas. Untuk
memperoleh hasil yang optimal maka PTK dilakukan dengan beberapa siklus dan
73 dilakukan dengan cara berkolaborasi atau menjalin kemitraan dengan guru lain di
dalam kelas. Kunandar 2008:51 mengungkapkan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas
dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran” dengan beberapa alasan antara lain :
1. Merupakan pendekatan pemecahan maslah yang bukan sekedar trial and
error. 2.
Menggarap masalah-masalah factual yang dihadapi guru dalam pembelajaran.
3. Tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar.
4. Guru sebagai peneliti.
5. Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru.
6. Dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan.
7. Dilaksanakan dengan tujuan perbaikan.
8. Murah biayanya.
9. Desain lentur atau fleksibel.
10. Analisis data seketika dan tidak rumit.
11. Manfaat jelas dan langsung.
Dari pemaparan di atas dapat dikemukakan bahwa PTK memberikan banyak manfaat bagi guru dan anak didik, karena selain guru dapat memperbaiki proses
pembelajaran menjadi lebih efektif, juga memberikan dampak yang positif terhadap pemahaman anak didik terhadap suatu materi yang disampaikan guru.
Selain itu, guru dapat melakukan PTK tanpa harus meninggalkan kelas dan anak didiknya dan hasil PTK dapat terlihat langsung. Oleh karena itu pelaksanaan PTK
tidak hanya harus di sekolah lain, tetapi dapat dilaksanakan di sekolah dan kelas sendiri.
74 Menurut Niff Arikunto, 2008 :106, dasar utama dilaksanakannya PTK
adalah untuk perbaikan. Adapun arah dan sasaran PTK menurut Arikunto 2008: 107, diantaranya :
1. Memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan
hasil pembelajaran. 2.
Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas peneliti, para tenaga
pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah- masalah pembelajaran.
4. Meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Lebih lanjut, PTK memiliki tujuan yang dapat meningkatkan mutu pendidik dan meningkatkan proses pembelajaran, sehingga permasalahan pembelajaran
dapat diatasi dengan melakukan kolaborasi antara pendidik dan tenaga kependidikan, hingga mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Teknik pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk keperluan pengumpulan data tentang proses dan hasil
yang ingin dicapai dalam penelitan ini, digunakan beberapa teknik antara lain : wawancara kepada guru untuk memperoleh data mengenai bagaimana proses
pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak, studi dokumentasi dan membuat catatan lapangan. Data yang
diperoleh, dianalisi dengan cara deskriptif kualitatif melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan.
B.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Taman Kanak-kanak TK Al-
Kautsar Bandarlampung pada bulan April hingga awal Mei 2011. Yang menjadi
75 subjek dalam penelitian adalah anak-anak kelas B TK Al-Kautsar berjumlah 10
orang, yang secara umum memiliki masalah keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak yang masih kurang. Alasan lain karena kepala sekolah TK yang
ingin saling tukar ilmu tentang penanganan masalah dan bagaimana memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan penelitian tindakan kelas.
C. Rancangan Penelitian