1
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kehidupan manusia begitu kompleks. Kompleksitas tersebut membuat berbagai ekspresi yang manusia munculkan beragam. Manusia bisa berekspresi
puas, kagum, keluh, atau yang lainnya. Dalam pragmatik, berbagai ekspresi manusia yang sifatnya evaluasi itu disebut dengan tindak tutur ekspresif
Gunarwan, 2007. Salah satu tindak tutur ekspresif adalah mengeluh Gunarwan, 2007.
Tindak tutur mengeluh adalah tindak tutur ekspresif yang mengungkapkan ketidakpuasan terhadap apa yang didapat atau dialami. Tindak tutur ini tidak
hanya bisa diekspresikan melalui lisan, tetapi bisa juga melalui tulisan. Salah satu media yang kerap digunakan sebagai media keluhan tulisan adalah surat pembaca.
Umumnya, surat pembaca ini adalah kolom di media-media masa, baik cetak luring maupun daring.
Surat-surat pembaca di media massa ini pun berhasil menjadi sarana yang maksimal dalam mengungkapkan keluhan. Hal itu bisa dilihat dari beberapa kasus
surat pembaca yang pada akhirnya menjadi perhatian publik. Misalnya, Khoe Seng Seng yang dalam surat pembacanya mengungkapkan keluhan kepada PT
Duta Pertiwi di Kompas dan Suara Pembaruan. Selanjutnya, Prita Mulya Sari yang dalam surat pembacanya mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pelayanan
rumah sakit Omni Internasional di Detik.com. Pada perkembangannya, ternyata tidak hanya media-media massa saja yang
mempunyai kolom surat pembaca. Salah satu media jejaring sosial yang terkemuka di Indonesia, yaitu kaskus, mempunyai juga kolom surat pembaca.
Dalam surat pembaca kaskus ini, para pengguna kaskus dapat mengungkapkan berbagai keluhan atau ketidakpuasan terhadap keadaan atau layanan yang mereka
terima dari produk atau lembaga tertentu. Teknis pembuatan surat pembaca di kaskus pada dasarnya sama dengan kolom-kolom surat pembaca di media massa.
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dalam kaskus, calon pembuat surat pembaca harus terdaftar dahulu sebagai pengguna kaskus. Setelah itu, calon pembuat surat baru bisa menulis surat
pembaca. Yang menarik dari kolom pembaca kaskus ini adalah medianya. Media surat
pembaca kaskus ini bersifat semiformal. Meskipun bernama surat pembaca, sifat surat pembaca di kaskus tidak seformal surat pembaca di media massa. Para
kontributor surat pembaca di kaskus lebih bebas dan apa adanya dalam menulis surat pembaca karena tidak terikat “keformalan” seperti di media massa. Hal
tersebut bisa terlihat dari adanya penggunaan berbagai teknik grafis tersentu seperti penggunaan huruf besar, tanda baca yang berlebihan, dan warna huruf.
Sebagai contoh, di bawah ini adalah salah satu strategi grafis yang digunakan kontributor dalam mengeluh.
sekeda info, kode buking ku yg hangus itu M7CDYC, dan kode paymentnya 6216777538353....
bERHARAp org2 merpati tdk membuat bingung pelanggannya hingga akhirnya kami mengalami kerugian krn ketidakjelasan solusi dari merpati.
Surat Pembaca 9
Contoh di atas memperlihatkan bahwa kontributor melakukan strategi grafis pada harapan yang ia munculkan dalam surat pembaca. Ia melakukan variasi
huruf besar dan kecil pada kata “berharap”. Bila ditelusuri dari keseluruhan isi surat, kontributor hanya mel
akukan teknik tersebut pada kata “berharap”. Tentu saja kekhususan yang diberikan kontributor pada kata berharap dilakukan dalam
upaya memberikan efek wacana tertentu. Berbagai permainan grafis tersebut bisa terjadi karena dalam surat pembaca
kaskus tidak ada editor bahasa. Ketiadaan editor bahasa tersebut membuat kontributor surat pembaca di kaskus bisa lebih ekspresif dalam mengungkapkan
keluhan. Hal tersebut berbeda dengan media massa yang mempunyai editor bahasa sehingga berbagai ekspresi mengeluh tidak terlalu ekspresif, tidak leluasa,
dan kurang apa adanya karena akan melewati dulu corong editor bahasa sebelum dimuat.
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari penjelasan di atas, penelitian ini sangat penting karena akan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian tindak tutur mengeluh sendiri pernah dilakukan peneliti-peneliti lain. Dalam konteks tindak tutur mengeluh lisan, Nuraeni 2008 melakukan penelitian
tentang tindak tutur mengeluh di film Bad Boys II. Dalam penelitiannya, ia membandingkan bagaimana tindak tutur mengeluh pada subtitle film Bad Boys II
di Trans Tv dan VCD yang dijual di masyarakat. Dalam konteks tindak tutur mengeluh tulisan, Pujirahayu 2006 melakukan penelitian tindak tutur mengeluh
di kolom “Piye Ya?” di koran Suara Merdeka. Dari hasil penelitiannya, disimpulkan bahwa para penutur dalam kolom tersebut lebih banyak mengeluh
dengan mengungkapkan ketidakpuasan dan ketidaksetujuan mereka akan tindakan mitra tutur.
Selanjutnya, Adila 2012 melakukan penelitian di kolom rubrik “Aspirasi”,
“Kriiing Solopos”, dan “Rakyat Bicara” di koran Radar Solo, Solopos dan Joglosemar
. Dari hasil penelitiannya, ditemukan bahwa penutur di kolom-kolom tersebut menggunakan delapan strategi tindak tutur mengeluh ketika
mengungkapkan keluhannya. Sementara itu, dalam konteks surat pembaca sendiri, Muniroh 2011 melakukan penelitian di surat pembaca Kompas.com. Ia
menganalisis surat-surat pembaca tersebut dengan teori genre dan tindak tutur. Dari hasil analisisnya, sekuen yang wajib muncul dalam tuturan mengeluh adalah
tahap pembuka dan isi keluhan. Sementara itu, dilihat dari strateginya, strategi tindak tutur mengeluh direalisasikan dalam lima tahap.
Dari beberapa penelitian tersebut, penelitian pada surat pembaca di media jejaring sosial belum ada. Dengan demikian, penelitian tindak tutur mengeluh
pada surat pembaca di kaskus ini sangat perlu dilakukan untuk mengungkap berbagai aspek tindak tutur mengeluh dalam tipe surat pembaca yang berbeda.
B. Identifikasi Masalah Penelitian