organisasi sektor publik dapat dikategorikan sebagai proses bukan hanya proses ekonomi Mardiasmo, 2002. Dalam penelitian ini anggaran publik
merupakan rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
2.2 Pengertian Keuangan Daerah
Menurut pasal 1 ayat 5 PP. No 58 tahun 2005, pengertian keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelengaraan
pemerintah daerah yang bisa dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Pengertian APBD dalam konteks UU keuangan negara pasal 1ayat 8 adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah
yang disetujui oleh dewan perwakilan rakyat daerah.
2.3 Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
Pengetahuan dewan tentang anggaran adalah kemampuan dewan dalam hal menyusun anggaran RAPBDAPBD, deteksi serta identifikasi
terhadap pemborosan atau kegagalan dan kebocoran Werimon dkk,2007. Pengetahuan tentang anggaran berperan besar dalam membantu dewan dalam
menyususn strategi dan taktis kepemimpinan ke depan serta turut membantu dalam proses evaluasi kepemimpinan, hal tersebut didasarkan pada tiap
penyusunan anggaran yang tidak terlepas dari visi-misi-program, Muhammad,2011.
2.4 Pengawasan dewan terhadap keuangan daerah
Pengawasan mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif yaitu masyarakat dan DPRD untuk turut mengawasi kinerja
pemerintahan. Pengawasan keuangan daerah dapat diartikan sebagai segala bentuk tindakan untuk menjamin pengelolaan keuangan daerah berjalan sesuai
dengan tujuan, rencana, dan aturan-aturan yang telah digariskan. Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah perencanaan telah disusun dapat berjalan
secara efektif, efisien, dan ekonomis Sopanah dan Mardiasmo, 2003.Alamsyah 1997 dalam Rosseptalia 2006 menyatakan bahwa tujuan
adanya pengawasan APBD adalah untuk menjaga agar anggaran yang disusun
benar-benar dijalankan, menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, dan menjaga agar hasil pelaksanaan APBD
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
2.5 Komitmen Organisasi
Robbins 2001 memandang komitmen sebagai salah satu sikap kerja karena merupakan refleksi dari perasaan seseorang terhadap organisasi
ditempat individu tersebut bekerja. Lebih lanjut ia mendefinisikan komitmen organisasi sebagai salah suatu orientasi individu terhadap organisasi yang
mencakup loyalitas, identifikasi, dan keterlibatan. Pada konteks pengawasan dewan terhadap keuangan daerah APBD, dewan yang memiliki komitmen
organisasi yang tinggi akan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran menjadi relatif lebih tepat dan baik.
Sebaliknya, individu yang mempunyai komitmen organisasi yang rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan
cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadinya.
2.6 Transparansi Kebijakan Publik
Menurut Yulinda dan lilik 2010, transparansi kebijakan publik merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil-hasilnya. Asumsi yang dapat dirumuskan,semakin transparan kebijakan publik,yang dalam hal ini adalah APBD maka pengawasan yang dilakukan
oleh dewan akan semakin meningkat karena masyarakat juga terlibat dalam mengawasi kebijakan publik tersebut.Transparansi dibangun atas dasar arus
informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan
informasi yang tersedia harus memadai agar dapat di mengerti dan di pantau.