Sarifah Aliah, 2013 STUDI KASUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN BERBICARA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Usia TK merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
esensial dan berpengaruh bagi perkembangan dan pertumbuhan di masa selanjutnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang termasuk
anak TK akan mengalami berbagai hambatan dan kesulitan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dan memerlukan upaya dan bantuan
dari orang lain. 2.
Walaupun kemampuan berbicara secara lisan sering dianggap sebagai sebuah hal yang pasti dimiliki oleh seorang anak, pada kenyataannya tetap
dibutuhkan sebuah stimulus yang terencana agar kemampuan lisan anak berkembang dengan baik. Stimulus yang dapat diberikan kepada anak
antara lain dengan cara membacakan cerita atau dongeng, bermain peran, sampai kepada pemberian pelatihan wicara untuk anak.
3. Kasus hambatan berbicara yang terjadi pada beberapa anak TK Assalaam
khususnya di kelas A1, merupakan kasus yang sering terjadi dan teralami pada anak-anak sebelumnya. Hal ini terjadi atas beberapa faktor,
diantaranya adalah: 1 Kesulitan dalam pemahaman, 2 Keterlambatan berbicara, 3 Kerancuan bicara.
4. Penulis mengangkat satu saja kasus anak secara sepesifik yang mengalami
hambatan berbicara yang ada di TK Assalaam khususnya di kelas A1. Satu orang anak ini berinisial AL merupakan kasus yang unik terjadi dan belum
teralami pada anak-anak yang mempunyai kasus sejenis sebelumnya.
Sarifah Aliah, 2013 STUDI KASUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN BERBICARA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
5. Ayah AL lahir dan besar di Kota Bandung, dengan latar pendidikan yang
cukup dari keluarga yang sederhana, membawa ayahnya AL mampu mengenyam bangku kuliah di sebuah perguruan tinggi pariwisata swasta
yang cukup terkenal di kota Bandung. 6.
Ibunda AL yang asli orang Solo dengan keanggunan sebagai gadis jowo nan ayu, dan sudah tentu dengan karakter yang sangat anggun dan tutur
kata yang juga sangat santun. Gadis-gadis kota Solo memang dikenal sebagai gadis yang berperangai lembut dengan tutur kata yang halus,
sering diidentikan sebagai mahluk yang lemah. Padahal dibalik itu terdapat sosok dan jiwa yang sangat kuat dan tangguh
7. AL lahir di kota batik pelangi ini karena setahun sebelum AL lahir, ibunya
AL dipindahtugaskan ke kota Pekalongan. Alhasil AL mendapatkan identitas pada akte kelahirannya sebagai anak Pekalongan. AL merupakan
bayi yang dilahirkan secara normal dan dengan proses yang biasa layaknya bayi-bayi yang lahir dari Rahim sang bunda. Semasa dalam kandungan AL
tidak mengalami peristiwa yang ganjil dan butuh perhatian khusus. Hingga lahir ke dunia yang fana ini, AL merupakan sosok bayi yang lucu dan
menggemaskan. Tumbuh sebagai anak bayi yang normal dan terlahir sebagai anak yang didambakan.
8. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibunya dan pengamatan yang
dilakukan, bahwa selama dalam masa kandungan, bahwa janin tidak ada keluhan dengan masa kehamilan selama 9 sembilan bulan dan lahir
secara normal. Begitupun ketika itu ibu AL tidak mengkonsumsi obat- obatan yang dapat menyebabkan kelainan janin, termasuk tidak pernah
sakit parah selama kehamilan. 9.
Tumbuh kembang AL berjalan normal seperti anak-anak seusianya, tidak tampak ada gejala-gejala yang mengkhawatirkan. Pada saat memasuki usia
2,5 tahun mulai terlihat adanya keterlambatan berbicara dan kesulitan berbicara, dimana AL tampak belum bisa berbicara dengan lafal dan
maksud yang jelas. Ketika memasuki usia sekolah dan mulai masuk
Sarifah Aliah, 2013 STUDI KASUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN BERBICARA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Kelompok Bermain KB, perkembangan AL yang tidak seperti anak-anak seusianya mulai terlihat membutuhkan penanganan yang lebih baik lagi.
Lalu sang guru KB menyarankan orangtua AL untuk mengobservasi AL melalui terapis wicara.
10. Faktor utama penyebab pada kasus terhambatnya berbicara AL ini
ternyata dikarenakan oleh pola berbicara kakaknya yang terindikasi sindroma Disarti, menjadikan AL mengidap sindroma Dislalia. Yakni
tingkat sebuah sindrom dikarenakan pola asuh AL yang lebih banyak bermain di rumah dan hanya berinteraksi dengan orang-orang terdekat.
Akibatnya AL kesulitan dalam pengucapan suku kata dan kata yang dianggap sederhana seusianya.
11. Saat ini AL mendapatkan penanganan yang lebih intensif dan terarah yang
diberikan dalam seminggu sekali, dengan tambahan jadwal praktek latihan 3 tiga hari dalam seminggu yang diberikan disela-sela waktu kegiatan
belajar di dalam kelas. 12.
Kasus AL ini disadari bahwa anak ini sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan akan mengalami berbagai hambatan dan
kesulitan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dan memerlukan upaya dan bantuan dari orang lain. Berbagai hambatan dan
kesulitan yang tidak terselesaikan secara tepat dapat menimbulkan berbagai hambatan dan masalah pada tahap selanjutnya.
13. guru kelas AL semasa di Kelompok Bermain menaruh curiga, dan
mengambil sebuah observasi sederhana bersama terapis wicara. Alhasil ternyata memang AL mengidap sebuah sindroma dislalia atas pengaruh
lingkungan selama berada di rumah. 14.
Observasi guru kelasnya berlanjut ke rumah, setelah sebelumnhya diadakan wawancara dengan pemanggilan orangtuanya ke sekolah.
Akhirnya guru diberikan kesempatan melakukan kunjungan ke rumah AL, dan ternyata kecurigaan guru kelas dan terapi wicara terbukti.AL
terpengaruh oleh kakaknya Al yang mengalami sindroma disarti.
Sarifah Aliah, 2013 STUDI KASUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN BERBICARA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
15. Guru menyarankan orangtua AL untuk diberikan sebuah terapi atas
sindroma yang diidap oleh AL, kedua orangtuanya setuju. Dan terapinya berlanjut hingga AL meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi yakni
taman kanak-kanak. 16.
AL melanjutkan ke sekolah satu rumpun yakni TK Assalaam Bandung dari Kelompok Bermain Assalaam Bandung. Hal ini memudahkan
koordinasi guru kelas Kelompok Bermain dengan guru kelas AL di TK Assalaam. Begitupun dengan terapis wicaranya. Kini AL diberikan
penangan khusus oleh guru kelas nya yang juga telah menerima pelatihan khusus oleh terapis wicaranya.
17. Sang terapis wicara juga menyarankan orangtua AL untuk melibatkan
kakak AL untuk ikut serta diberikan terapi wicara. Alasannya supaya terjadi kesinambungan dan penanganan yang sempurna terhadap AL dari
berbagai sisi. Kegiatan bersama guru kelasnya AL tersebut selalu dilakukan dengan berbagai metode agar kegiatan menjadi menarik bagi
anak sehingga ia bersedia untuk ikut terlibat langsung. 18.
Menurut terapis wicara AL orang-orang di sekitar anak dapat melakukan berbagai upaya dalam menangani hambatan berbicara pada anak agar anak
dapat berkembang dengan optimal. Pengaruh lingkungan belajar anak di sekolah, seorang guru dapat membuat kegiatan pembelajaran yang melatih
kemampuan berbicara. 19.
Ragam upaya lainnya dilakukan pula dalam bentuk permainan telepon gelas aqua. Teknik ini menarik anak karena anak diberikan kebebasan
dalam mengucapkan kata-kata yang sulit dengan berteriak. Walaupun seringkali terkesan seperti main-main biasa, namun keberanian anak untuk
mengucapkan kata-kata sulit tersebut terbangun dengan tanpa paksaan. 20.
Media yang digunakan hanya membutuhkan dua buah gelas plastik bekas minuman mineral yang diujung tengahnya diberi lubang untuk
dimasukkan benang kasur dengan panjang tidak lebih dari dua meter. Permainan ini akan lebih menyenangkan bila dilakukan di tempat yang
Sarifah Aliah, 2013 STUDI KASUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN BERBICARA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terbuka, seperti halaman sekolah, lapangan atau aula.Bentuk upaya lainnya yang dilakukan oleh guru di TK Assalaam, dengan menggunakan
mediabenda langsung sesuai dengan kata yang akan dilatihkan, seperti pada kata “Pir”, maka guru akan mendekatkan buah pir ini tepat disamping
bibir guru. Hal ini bertujuan anak fokus dengan pandangan mata tepat kepada gerakan bibir guru yang sedang memberikan contoh pengucapan
kata-kata yang sulit tersebut. Upaya ini cukup menarik karena seringkali pada akhirnya anak menginginkan bendamedia tersebut.
B. Rekomendasi