Keterkaitan Penelitian dengan Penyelesaian Disertasi dan Kontribusi dalam Target Luaran dan Kontribusinya terhadap Ilmu Pengetahuan.
11
Kualitas perkawinan berkaitan dengan baik buruknya perkawinan. Seorang peneliti semestinya tidak menggeneralisir ukuran baik buruknya perkawinan pada semua
masyarakat yang memiliki perbedaan norma-norma sosial budaya maupun agama. Jika masyarakat Barat sebagaimana dinyatakan oleh Knapp Lott 2010 menekankan
kepuasan individual pada perkawinannya sebagai konsep dan ukuran perkawinan yang berkualitas, maka belum tentu hal tersebut berlaku untuk orang Yogyakarta yang
memiliki norma sosial budaya yang berbeda. Hal ini diperkuat oleh kenyataan adanya perbedaan konsep dan ukuran kualitas perkawinan pada masyarakat Asia seperti China
dan India dengan masyarakat Barat Nuckolls Krishnayya, 2010; Zhang, Xu, Tsang, 2012.
Sebagaimana kerisauan para peneliti Barat yang menganggap konsep kualitas perkawinan masih cenderung membingungkan Glenn, 1990; Fincham Rogge, 2010;
Fowers Owenz, 2010, sesungguhnya kejelasan konseptual tentang kualitas perkawinan juga dibutuhkan dalam konteks Indonesia khususnya Yogyakarta. Selain itu
konseptualisasi kualitas perkawinan yang sesuai dengan konteks budaya lokal juga sejalan dengan pernyataan Kim, Yang Hwang 2006 tentang adanya kebutuhan dari
seluruh dunia akan indigenisasi dan psikologi yang valid secara sosial maupun budaya. Arti penting penelitian ini adalah menyediakan landasan konseptual tentang
kualitas perkawinan yang sesuai untuk orang Yogyakarta. Jika selama ini kualitas perkawinan masih didefinisikan secara beragam oleh para ahli, maka hasil penelitian ini
diharapkan mampu menemukan konsep, dimensi, indikator, serta pengukuran kualitas perkawinan yang sesuai dengan konteks lokal orang Yogyakarta.